-1-

Questions

I, who stopped that day with this old story
I’m spending more time away than when I loved you
Beyond the Milky Way, in a distant, far away place
I, who cross our white memories
Since at least, even in dreams, it’s okay

Let’s meet again, one of these nights
Let’s meet again, one of these nights

 

Siyeon mengarahkan pandangannya kebawah, kearah lapangan dimana semua siswa seumurannya sedang berkerumun. Atau dibawahku, gumamnya. Siswa SMA tingkat akhir tidak mungkin menghabiskan waktu istirahatnya untuk bermain, mereka mungkin akan berpikir dua kali sebelum melakukan itu. Bagi siswa tahun terakhir, perpustakaan adalah rumah mereka. Dimana mereka akan belajar disana saat waktu istirahat demi masuk ke universitas terbaik. Tapi kali ini, Siyeon memilih untuk berada di kelas. Disini tidak ada siapapun, hal ini bagus untuknya. Ia bisa menjernihkan pikirannya walau hanya sebentar.

Siyeon kembali memasang earphonenya, ia melihat sekilas ke sudut handphonenya. Pukul 15.45, yang berarti dalam 15 menit istirahat akan usai, dan 3 jam dari sekarang Siyeon akan kembali dengan rutinitasnya di setiap malam yaitu bekerja part-timer di kedai ayam milik pamannya. Siyeon menganggap bahwa inilah yang dapat ia lakukan untuk membantu ibunya membiayai hidup dan kuliahnya nanti. Ia memang dibesarkan oleh sang ibu tanpa seorang ayah, ia merasa hidup itu sulit tapi hanya menangisi keadaan tanpa berbuat sesuatu akan lebih mempersulit semuanya, bukan? Karena itu, Kim Siyeon sangat berbeda.

 

In your gaze, just for a minute
Within brushed past fingertips, stay for a minute
In that short moment, everything
Stops for us, in that moment
I think I sparkled at that moment

BLAM.

Terdengar suara pintu kelas terbuka, Siyeon terkejut. Biasanya seseorang baru akan masuk kelas ketika bel berbunyi, Siyeon memalingkan wajahnya dan menutup matanya. Ia menyandarkan dirinya kesisi meja. Bagaimanapun juga ia tidak suka jika ada orang yang melihatnya dalam kondisi sedang kalut seperti ini.

TAP TAP TAP.  Orang itu semakin mendekat, ia menaruh sesuatu diatas meja Siyeon yang sedang "tertidur", lalu terdengar suara pintu kembali tertutup. Siyeon menghela nafasnya, ia membuka mata dan menatap ke benda itu. Sekotak susu dan cheesebread?! Siapa. Siapa yang memberi ini semua, gumamnya. Raut penyesalan terlihat diwajahnya. Seharusnya aku membuka mataku. Ia menarik post-it yang tertempel di kotak susu, ditulis dengan tinta biru. Siyeon membacanya, dan tersenyum.

" Jangan lupa bernafas, Siyeon-ah. - H"

 

Siyeon meringis. Ia tertawa kecil, ternyata ada juga seseorang yang mengerti apa yang dia sedang rasakan. Tapi siapa yang memberinya, ia berpikir merinci absen teman-teman dikelasnya. Hanbin? Hansol? Tidak mungkin salah satu dari mereka. Siyeon bahkan tidak yakin.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
Chapter 2: kyaa...nemu ff ini d saat aku lg gila-gilanya sama ikon and seventeen :D tebakan aku nih, si misterius pengirimnya ini Hanbin???ahahaha entahlah aku gak tahu...^^ btw d lanjut ya^^