Don't Flirt

Description

"Karena perempuan itu membuat Wonwoo rajin berdoa."
 

Foreword

Wonwoo sesekali menggerutu kesal saat melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan waktu sudah semakin larut. Keadaannya sudah tidak baik sekarang. Sudah kesekian kalinya ia dibuat seperti ini oleh perempuan itu. Dan untuk kesekian kalinya ia berdoa agar perempuan itu tidak direbut atau diambil atau mungkin diculik. Diculik sepertinya terlalu berlebihan. Tapi tidak ada kata mustahil yang akan terjadi pada perempuan itu menurutnya.

Seandainya tadi pagi Wonwoo melarang perempuan itu pergi. Wonwoo tahu perempuan itu gila, sebab itu Wonwoo mengkhawatirkannya. Barangkali perempuan itu sedang mabuk lalu tersasar ke rumah orang lain. Atau mungkin perempuan itu menabrak tiang lampu jalan karena berjalan dengan kemiringan yang hampir sama dengan menara Pisa, lebih parah lagi jika sama miringnya dengan Menara Miring Madrid yang mempunyai kemiringan 15 derajat jauh dengan menara Pisa yang hanya memiliki kemiringan 3 derajat. Selesai sudah semua di Rumah Sakit.

Tidak. Wonwoo sudah terlalu berlebihan.

Wonwoo kembali melirik ke arah jam dinding, hampir pukul tengah malam dan gadis itu belum juga pulang. Keringat sudah membasahi tubuhnya membuat lelaki itu tidak perlu repot-repot untuk mandi, kebetulan sekali ia belum mandi sejak sore.

Dasar jorok.

Sungguh, jika sampai tengah malam perempuan itu belum pulang. Wonwoo bersumpah akan memaki perempuan itu jika perempuan itu pulang dengan keadaan yang kacau. Tidak ada ampun jika perempuan itu pulang dengan lelaki lain. Wonwoo sudah gila sekarang.

Wonwoo memilih duduk di sofa lantas mengaitkan jari-jarinya seraya berdoa untuk perempuan itu.

“Kamu ngapain?” Dengan cepat doanya terkabul. Wonwoo menoleh ke arah pemilik suara itu. Senang. Melihat perempuan itu sudah pulang-sendiri- dengan keadaan yang rapi. Walaupun matanya sedikit sayu, “kamu mabuk?” tanyanya, meyakinkan bahwa mata sayu itu bukanlah akibat mabuk.

“Aku sudah tobat.” Sanggah perempuan itu lalu berjalan menghampiri Wonwoo yang sedang duduk di sofa dan menyadari ada bau tidak sedap saat ia memeluk tubuh suaminya itu,”belum mandi ya?”

Tidak menjawab, Wonwoo hanya terpejam memeluk erat istrinya. “Jangan genit lagi, Jeon Ori.”

Yang punya nama hanya tersenyum, “Tidak mau. Masih berminat memakiku?”

“Miri sedang tidur. Nanti terbangun.” Wonwoo tertawa, menyadari betapa bodohnya ia.

“Mana mungkin sudah punya suami dan anak masih genit?”

.

.

.

Fin.

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet