It Has Appered

Warmest Smile

Musim gugur baru saja tiba, meninggalkan musim panas yang penuh dengan kenangan. Dan langit mulai menampakkan semburat berwarna kejinggaan, pertanda sang Raja Siang telah kembali ke peraduannya, dan siap digantikan oleh Dewi Malam yang telah siap bertengger di singgasananya.

Namun, keadaan tersebut tak dapat membuat seorang Byun Baekhyun mengalihkan perhatiannya sejenak dari laptop di depannya. Ia terlalu sibuk mengerjakan skripsinya, sudah 2 minggu ia mengerjakan skripsinya, dan setiap hari ia selalu berkutat dengan laptop berwarna putihnya itu. Dan juga Chanyeol telah melaksanakan coassnya selama satu bulan.

Baekhyun sejenak mengalihkan perhatiannya ke arah jam dinding. Baekhyun menggeliat pelan, meregangkan ototnya, lalu melihat ke arah jam dinding. Pukul 07.12 malam. Baekhyun langsung menyimpan data yang baru saja ia kerjakan, dan beranjak dari tempatnya sekarang menuju dapur.

Chanyeol biasanya pulang dari rumah sakit sekitar pukul 08.00, dan Baekhyun ingin jika Chanyeol pulang makanan telah tersaji di meja makan dan mereka bisa makan bersama. Hal yang sangat Baekhyun sukai, ketika sang kekasih makan malam bersamanya dengan menyantap hidangan yang ia buat sendiri.

Setelah menyelesaikan aktifitas memasaknya dan menata masakannya di meja makan, Baekhyun berjalan menuju ruang tengah. Bukan untuk kembali berkutat dengan skripsinya, melainkan untuk istirahat sejenak sambil menonton acara di telivisi. Berkali-kali Baekhyun mengganti channelnya, namun tak ada satupun channel yang mampu menarik perhatiannya. Pada akhirnya sebuah suara dari ponselnya mengalihkan perhatiannya dari televisi di depannya, dan berharap jika itu adalah pesan dari Chanyeol. Namun salah, bukan Chanyeol yang menghubunginya. Melainkan saudara sepupunya. Jung Daehyun.

‘Baek, akhir pekan nanti datanglah kerumahku. Eomma merindukan keponakan kesayangannya, ajak juga kekasihmu, kau belum mengenalkannya padaku sejak kepulanganku dari Italia bulan lalu.’ Baekhyun hanya tersenyum membaca pesan dari Daehyun, lalu ia membalas pesan tersebut dan berjanji akan datang besok bersama Chanyeol.

Karena merasa tak ada acara yang dapat menarik perhatiannya, Baekhyun memilih untuk kembali berkutat dengan laptopnya untuk melanjutkan mengerjakan skripsinya sembari menunggu Chanyeol pulang.

Pintu terbuka, dan Baekhyun langsung mengalihkan perhatiannya ke arah sumber suara. Menatap sosok yang muncul sembari menampilkan senyum manisnya, sedang Chanyeol hanya masuk ke dalam apartemennya dengan muka lesu, tanpa membalas senyuman yang Baekhyun berikan.

"Yeol, kau sudah makan malam? Kita makan bersama ya, aku hangat-"

"Aku sudah makan Baek, aku lelah, dan ingin tidur. Kau makanlah sendiri, jangan tidur terlalu larut, aku kekamar dulu. Jalja."Ucap Chanyeol, lalu mengecup pelan bibir Baekhyun. Dan mata Baekhyun hanya menatap kosong sosok Chanyeol yang sedang membuka kamar mereka.

Baekhyun tak bergeming. Mata Baekhyun mulai memanas, entah mengapa ia merasakan sesuatu yang membuat dadanya sesak. Hal yang ia takutlah terjadi sekarang, ia merasa diacuhkah oleh Chanyeol. Baekhyun sebulan ini merasa hubungannya dengan Chanyeol baik-baik saja, mungkin sesekali ia diperlakukan seperti ini oleh Chanyeol, tapi kali ini ia merasakan hal yang berbeda. Sejak 3 hari terakhir ia merasa Chanyeol sedikit berubah, terlalu sibuk dengan aktifitas coassnya dan mengacuhkannya.

Baekhyun mendesah pelan. Mengusap matanya yang mulai berair menggunakan punggung tangannya, dan berjalan menuju meja makan. Menikmati makanannya yang telah dingin sendirian, tanpa Chanyeol yang menemaninya.

"Gwaechana Baekhyun-ah! Gwaenchana, Chanyeol pasti sedang lelah." Ucap sambil menatap makanan di depannya dengan air mata yang telah mengalir dengan indah di pipi mulusnya.

000

 

Chanyeol menatap Baekhyun sejenak, mengalihkan pandangannya sejenak dari makanan yang sedang tersaji di depannya. Entah mengapa Chanyeol merasa ada yang berbeda dari Baekhyun, pandangannya terlihat kosong dan tak berselera menghabiskan sarapannya.

Dengan pelan Chanyeol menggenggam tangan kiri Baekhyun yang berada diatas meja, Baekhyun yang terkejut langsung menarik tangannya. Chanyeol mengernyit bingung, ini tak seperti biasanya.

"Kau kenapa Baek?" Chanyeol menatap manik bening Baekhyun, sedang Baekhyun sejak tadi terus saja berusaha menghindar dari tatapan Chanyeol.

"Baek, kau kenapa? Apa ada sesuatu yang terjadi?" Baekhyun menatap Chanyeol sambil tersenyum, senyum yang menurut Chanyeol dipaksakan.

"Tidak, tidak ada yang terjadi Yeol."

"Tapi, kau terlihat murung Baek? Apa aku membuat kesalahan? Jika iya-"

"Aku hanya kurang istirahat karena skripsiku Yeol, percayalah." Chanyeol mengangguk paham, seolah mengerti apa yang diutarakan oleh sang kekasih.

Diam-diam Chanyeol kembali melirik Baekhyun. Entah kenapa ia merasa Baekhyun sedikit berbeda sekarang, ia terlihat lebih sering murung dan berkutat dengan laptopnya. Bahkan selama dua minggu ini Chanyeol selalu tidur terlebih dahulu, dan Baekhyun akan menyusul Chanyeol tidur ketika sudah larut malam. Dan saat Chanyeol terbangun ia sudah tak mendapati lagi Baekhyun di sampingnya. Tak ada lagi aktifitas mengagumi wajah Baekhyun yang sering ia lakukan dulu.

Namun Chanyeol tetap berusaha berfikiran positif. Berusaha menyingkirkan pikiran-pikiran buruk jika Baekhyun mengabaikannya karena setumpuk kertas bernama skripsi tersebut, ia yakin jika Baekhyun hanya akan fokus sementara waktu untuk menyelesaikan skripsinya. Dan Chanyeol yakin jika Baekhyun akan kembali seperti semula saat Baekhyun lulus nanti. Pikiran Chanyeol seketika buyar ketika mendengar suara ponsel Baekhyun berdering, dan Chanyeol melihat Baekhyun yang sedang menerima telefon tersebut lewat ujung matanya.

"Ye, seonsaengnim. Saya akan segera berangkat." Baekhyun menutup panggilan tersebut dan mengambil setumpuk kertas di kursi samping tempatnya duduk dan memakai tasnya.

"Yeol, aku berangkat dulu. Han Seonsaengnim meminta bertemu denganku, habiskan sarapanmu!" Lalu sekilas Baekhyun mengecup singkat pipi Chanyeol dan meninggalkan Chanyeol yang masih menatap lurus punggung Baekhyun yang menghilang di balik pintu.

Chanyeol melepaskan genggamannya pada sendok ditangannya lalu meneguk habis segelas air putih di depannya. Tiba-tiba nafsu makannya hilang. Chanyeol langsung beranjak dari tempatnya duduk kini dan mengambil tasnya. Mengambil kunci mobilnya dan berjalan menuju basement.

Tadi sebelum berangkat sebenarnya, Chanyeol sempat menawarkan Baekhyun untuk berangkat bersamanya. Namun Baekhyun menolak dengan alasan tak ingin merepotkan Chanyeol, dan pada akhirnya Baekhyun berangkat ke kampusnya menggunakan bus. Ketika telah sampai di dalam mobilnya, Chanyeol melirik ke samping. Kosong. Biasanya Chanyeol dan Baekhyun selalu berangkat bersama ke kampus, dan tentu Chanyeol merasa ada yang berbeda dengan perubahan yang ia alami kini.

Lalu Chanyeol langsung menghidupkan mesin mobilnya, melajukan mobilnya menuju tempatnya coass. Samsung Medical Center. Dan dalam perjalan Chanyeol berharap, agar hubungannya dengan Baekhyun akan selalu baik-baik saja. Semoga.

000

 

Siang itu Chanyeol bersama dengan salah seorang dokter sedang melakukan pengecekan kepada beberapa pasien. Chanyeol mengikuti dokter tadi ke setiap kamar yang mereka masuki, sesekali melakukan hal-hal yang berhubungan dengan medis atas perintah dari dokter pembimbingnya tersebut. Hingga Chanyeol bersama dokter tadi memasuki sebuah kamar, sang dokter langsung mengecek keberadaan pasien tadi. Sedang Chanyeol masih memperhatikan kamar tersebut, sepi.Chanyeol menghentikan aktifitas memperhatika ruangan tersebut ketika dokter pembimbingnya memanggilnya.

Lalu Chanyeol menuliskan beberapa hal yang diucapkan oleh dokter pembimbingnya. Lalu pandangan Chanyeol beralih ke arah pasien yang sedang menatap keluar jendela dengan tatapan kosong.

Entah kenapa tiba-tiba Chanyeol merasa takjub dengan laki-laki yang terbaring lemah di depannya kini, kulitnya begitu putih bagaikan susu, kulitnya terlihat begitu mulus, dan wajahnya sangatlah manis. Chanyeol terus memperhatikan laki-laki tadi, jika diperhatikan, menurut Chanyeol laki-laki tersebut mungkin adalah seorang siswa SMA. Chanyeol terus menatap makhluk manis dan menggemaskan di depannya kini hingga ia tak sadar jika dokter pembimbingnya sedang memanggilnya.

"Ye, Lee Uisanim?" Chanyeol terkejut ketika tiba-tiba Dokter Lee menepuk pundaknya, dan kini makhluk manis tersebut mengalihkan pandangannya ke arah dua orang yang menggunakan jas putih tersebut.

"Aku minta kau cukup fokus pada pasien ini selama seminggu ini. Seperti yang kau ketahui, kakinya patah dan baru menjalankan operasinya kemarin. Dan juga pasien ini memiliki riwayat penyakit jantung lemah. Baiklah, aku kembali dahulu Chanyeol-ssi. Jika kau masih ingin disini temani saja pasien ini, kebetulan kedua orang tuanya sedang ada urusan di Hongkong." Dokter Lee menatap Chanyeol sambil tersenyum.

"Ne, kamsahamnida Lee Uisanim." Chanyeol membungkukkan badannya ketika Dokter Lee mulai keluar dari kamar pasien ini.

Chanyeol kembali mengalihkan pandangannya ke makhluk manis yang kini menatapnya dengan tatapan kosong. Chanyeol lalu tersenyum, lalu menarik kursi dan duduk di samping ranjang pasien tersebut.

"Nuguseyo?" Ucap pasien tersebut tanpa mengubah ekspresi wajahnya. Wajah yang terkesan datar tanpa ekspresi dan tatapan mata yang dingin, tapi mampu membuat mata Chanyeol tak henti-hentinya menatap mata tersebut.

"Perkenalkan, aku Park Chanyeol, mahasiswa kedokteran yang sedang coass disini. Aku diminta oleh Lee Uisanim untuk menemanimu." Chanyeol memberikan senyum terbaiknya, namun laki-laki yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit tersebut hanya menatapnya kosong -lagi-.

"Oh." Chanyeol tak habis pikir, menurutnya laki-laki di depannya ini benar-benar dingin seperti tatapannya, sangat berbeda dengan paras manis yang terukir indah di wajahnya.

"Aku Jeon Jungkook, aku akan memanggilmu 'Hyung' karena aku baru kelas 3 SMA. Kau bisa memanggilku Jungkook atau Jungie, jangan beri embel-embel ssi karena hal tersebut akan membuat suasana awkward bagiku." Ucap laki-laki bernama Jungkook tersebut ketika Chanyeol hendak menanyainya. Dan Chanyeol tersenyum hangat, sekarang ia melihat Jungkook tersenyum simpul kepadanya, dan hal tersebut semakin membuat matanya tak dapat terlepas dari wajah manis Jungkook tersebut.

"Geurae. Kau boleh memanggilku Hyung, dan kau tau? Wajahmu sangatlah manis Jungkook-ah." Sontak Jungkook langsung memalingkan wajahnya yang telah semerah kepiting rebus.

"Sepertinya kau bosan di dalam, bagaimana jika kita jalan-jalan keluar?" Jungkook mengangguk pelan. Lalu Chanyeol mengambil kursi roda yang berada di ujung ruangan ini, dan memapah Jungkook untuk duduk di kursi rodanya.

Lalu Chanyeol menuntun kursi roda tersebut keluar ruangan dengan senyum bahagia yang sulit diartikan dengan kata-kata. Yang jelas saat ini Chanyeol merasa bahwa Jungkook sedikit mengalihkan dunianya.

000

 

Sejak tadi siang setelah menemui Dosen Han, Baekhyun hanya menghabiskan waktunya di kafetaria yang berada di kampus. Tak ada hal yang ia lakukan, hanya duduk termenung dan menikmati makan siangnya.Bahkan ocehan Dosen Han yang memintanya untuk segera merevisi bab pertama skripsinya tak ia hiraukan saat ini. Pikirannya dipenuhi oleh satu nama. Park Chanyeol.

Sembari mengaduk-aduk minuman di depannya, Baekhyun menatap layar ponsel di tangannya berharap Chanyeol menghubunginya. Namun nihil, tak ada pesan dari Chanyeol sejak tadi pagi, dan menurut Baekhyun ini tak seperti biasanya. Baekhyun berdecak malas lalu mengemasi beberapa barangnya, dan berjalan meninggalkan kafetaria tersebut menuju perpustakaan untuk mencari beberapa referensi untuk skripsinya.

Di perjalanan menuju perpustakaan Baekhyun masih fokus dengan layar ponselnya, mengirimi Chanyeol beberapa pesan dan berharap jika Chanyeol akan membalas pesannya. Dan aktifitasnya tersebut seketika terhenti ketika ia merasakan tubuhnya menabrak sesuatu dan tubuhnya jatuh tersungkur.

"Gwaenchanayo?" Ucap orang yang ditabrak Baekhyun tadi sambil membantu Baekhyun berdiri.

"Gwaenchana, maaf aku tak sengaja menabrakmu." Ucap Baekhyun sambil membersikan celananya yang terkena debu, lalu menatap wajah orang yang ia tabrak.

"Wu Yifan imnida, aku mahasiswa pindahan dari China." Baekhyun mengangguk mengerti.

"Byun Baekhyun imnida, mahasiswa Jurusan Akuntansi semester akhir." Yifan langsung tersenyum cerah ke arah Baekhyun seolah mendapat suatu anugerah dari Tuhan.

"Benarkah? Jika begitu aku berada di fakultas yang sama denganmu, aku di Jurusan Manajemen dan aku mengulang dari semester 6."Baekhyun mengangguk tanda ia mengerti dengan apa yang diutarakan oleh Yifan.

"Pantas saja aku merasa jika baru pertama melihatmu. Yifan-ssi, aku permisi pergi dulu, ada hal yang harus kukerjakan."Baekhyun entah kenapa tiba-tiba merasa risih dengan tatapan Yifan, entah. Baekhyun akui tatapan Yifan cukup teduh, ditambah dengan wajah rupawannya.

"Baiklah, senang bertemu denganmu Baekhyun-ssi. Semoga kita bisa bertemu lagi." Baekhyun hanya terseny kikuk, lalu berjalan meninggalkan Yifan yang masih menatap punggung mungilnya.

Yifan tiba-tiba merasa salah satu bagian di hatinya bergetar dengan melihat wajah manis Baekhyun. Dan ketika ia melihat Baekhyun, ia merasa bahwa Baekhyun adalah orang yang menyenangkan, namun di saat yang bersamaan ia merasakan kerapuhan dari sorot mata Baekhyun. Dan entah kenapa Yifan ingin sekali selalu berada di samping laki-laki manis itu, untuk melindungi tubuh rapuhnya.

Seketika Yifan langsung menggelengkan kepalanya, entah kenapa tiba-tiba ia merasa seperti ini pada orang yang baru dikenalnya. Love at first sight? Yifan kembali menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum heran. Mungkin kepindahannya di Korea akan menjadi lebih menyenangkan, dan juga akan menjadi lebih menarik. Ya, karena laki-laki manis yang baru ia kenal barusan. Byun Baekhyun.

000

 

Jungkook mengecutkan bibirnya tatkala Chanyeol terus memaksanya untuk menghabiskan makanan yang disediakan oleh rumah sakit kepadanya. Dengan alasan rasanya hambar dan alasan yang dapat membuat Chanyeol tertawa gemas, dan pada akhirnya Jungkook harus rela pipinya memerah karena dicubit oleh Chanyeol.

Chanyeol mengambil segelas susu dan diberikan kepada Jungkook, lalu Jungkook mengambil susu tersebut dan meneguknya hingga habis. Chanyeol terkekeh geli melihat Jungkook yang baru saja menghabiskan segelas susunya.

"Kau benar-benarmenggemaskan Jungkook-ah, minum susu saja masih belepotan, benar-benar seperti anak kecil." Seketika Jungkook membeku ketika ia merasakan ujung bibirnya disapu oleh ibu jari Chanyeol. Dan saat itu juga Jungkook merasa jika pipinya telah memerah ditemani dengan jantung berpacu lebih cepat.

"Hyu- Hyung."Dan saat itu pula Chanyeol juga membeku dengan apa yang ia lakukan kepada Jungkook. Mata mereka berdua saling beradu, dan entah kenapa mereka merasakan jika darah mereka berdesir lebih cepat dari biasanya.

Seketika banyangan Baekhyun terlintas di pikiran Chanyeol. Pikirannya berkecamuk sekarang. Seminggu sudah ia mengenal Jungkook, dan selama itulah ia merasakan hal yang sama saat ia pertama kali bertemu dengan Baekhyun. Tapi apa daya, ia akui saat ini pesona Jungkook lebih menggelitik hatinya dari pada Baekhyun yang notabenya adalah kekasihnya.

Perlahan Chanyeol pindahkan tangannya dari ujung bibir Jungkook ke tengkung Jungkook, lalu ia tarik tengkuk tersebut dan mencium bibir plum tersebut. Jujur saja bayangan Baekhyun muncul di depannya saat ini, bayangan Baekhyun saat tersenyum hangat kepadanya, dan juga bayangan saat mereka bercumbu. Namun semua itu sirna seketika ketika ia merasakan Jungkook merespon ciuman yang ia berikan, dan saat ini pikirannya dipenuhi oleh Jungkook.

Hyung, aku tak tahu apa yang kurasakan kini, tapi sepertinya aku menyukaimu.” Ucap Jungkook pelan saat pagutan mereka terlepas. Dan saat itu pula Chanyeol kembali memagut bibir plum milik Jungkook, dan jujur saja Chanyeol merasa hatinya bahagia. Tapi seketika sisi hatinya yang lain berusaha menolak apa yang ia lakukan saat ini.

“Kurasa aku juga menyukaimu Jungkook-ah.” Ucap Chanyeol di sela-sela ciuman panas mereka. Chanyeol tak peduli sekarang, Jungkook terlanjur berhasil menempati salah satu singgasana di hatinya.

000

 

Kali ini sudah 3 bulan setelah Chanyeol menjalani coassnya. Dan selama itu pula hubungannya dengan Baekhyun mulai merenggang. Baekhyun terlalu sibuk dengan skripsinya, sehingga Chanyeol merasa perhatian Baekhyun padanya berkurang. Bahkan saat mereka bercinta pun Chanyeol ataupun Baekhyun tak merasakan adanya kelembutan cinta di setiap sentuhan yang mereka berikan, yang mereka rasakan hanyalah kehausan akan nafsu birahi.

Dan di saat yang bersamaan hubungan Chanyeol dan Jungkook semakin dekat. Mereka sering berjalan bersama di akhir pekan, dan Chanyeol merasa bahagia karena Jungkook yang ada disisinya. Jungkook memberikan perhatian yang kini Baekhyun jarang berikan kepadanya

 Chanyeol tahu ini semua salah, namun apa daya. Ia hanya mengikuti kata hatinya. Hatinya terlanjur mencintai Baekhyun dan Jungkook di saat yang bersamaan, dan saat ini yang ia rasakan Jungkooklah yang selalu ada untuknya. Dan karena hal tersebutlah ia memilih bersama Jungkook saat ini.

Dan juga hati kecil Chanyeol berharap, agar Baekhyun tak meninggalkannya. Agar ia selalu bersama Baekhyun. Namun sayang, suara hati kecil Chanyeol tak telalu terdengar. Karena yang terdengar hanyalah untaian kata-kata yang ia tujukan bagi Jungkook.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
parkHyunIn #1
Chapter 2: Chanyeollll gw cincang elo!!! Hah!? Matikk aja lo keneraka!!!!!
Ini, knp jd gini thor? Aku gk tega sm baeknya T___T

Aku nunngu klanjutan ficmu ini!
Oh ya msih bnyak typo diketikkannya, lebih baik dibaca ulang dlu sblm bnar2 dipublish ^^