Prolog

Warmest Smile

Matahari sudah meninggi, meninggalkan tets-tetes embun yang mulai menguap. Bias matahari sudah menyusup ke dalam kehidupan penduduk Seoul, sehingga mereka mulai meninggalkan rumah mereka untuk berangkat ke sekolah ataupun ke tempat kerja.

Namun berbeda dengan kedua sejoli yang masih nyaman dengan gravitasi yang diberikan oleh ranjang terhadap tubuh mereka. Dengan selimut yang masih menyelimuti tubuh polos mereka, dan juga dengan posisi yang terbilang cukup intim, dimana laki-laki yang terlihat lebih manly tersebut memeluk laki-laki yang terbilang -sangat- manis untuk ukuran seorang laki-laki. Bahkan bias matahari yang menyusup ke dalam ruangan mereka lewat jendela ruangan tersebut tak mampu mengusik kedua insan yang masih bergelut dengan dunia bawah sadarnya tersebut.

“Eunggh..” Erang si laki-laki manis sambil menggeliat pelan, setelah membuka matanya laki-laki tadi tersenyum dan pipinnya seketika bersemu merah setelah mengingat apa yang telah ia lakukan dengan laki-laki yang memeluknya kini. Lalu laki-laki manis tadi melepaskan pelukan yang memenjarakan tubuhnya dengan pelan, takut membangunkan sang empu, lalu memandangi wajah rupawan yang tersaji di depannya kini.

Dengan perlahan ia sentuh pelan kening laki-laki tersebut, menghapus peluh yang keluar dari kulit mulusnya. Jemarinya turun ke hidung bangir laki-laki tamban tersebut, lalu beralih mengusap pelan pipi mulus bak porselin tersebut. Namun, seketika aksinya terhenti ketika mendapati sang empu kini menatapnya seolah ia seorang pencuri yang sedang tertangkap basah melakukan pencurian.

“Kau sudah bangun Baek?” Laki-laki manis yang dipanggil Baek -Byun Baekhyun- tersebut hanya tersenyum menggangguk sambil mengerucutkan pipinya dan menghasilkan kekehan kecil dari sang lelaki tampan. Lalu si laki-laki tampan tersebut langsung meraih tengkuk sang kekasih -Baekhyun- dan mencium bibirnya sambil sesekali melumat  bibir mungil tersebut, setelah beberapa saat pagutan tersebut terlepas.

“Kau curang Yeol!” Seru Baekhyun kepada sang kekasih, Park Chanyeol. Dan Chanyeol hanya menaikkan salah alisnya, seolah menanggapi aksi protes sang kekasih dari sudut pandang yang berbeda dengan sudut pandang Baekhyun.

“Maksudmu curang bagaimana Baek?” Seketika tengkuk Baekhyun merinding ketika mendapati evil smirk yang tercetak dengan jelas di wajah sang kekasih. Ia tahu jelas apa yang dimaksud oleh Chanyeol saat ini.

Ani, aku- aku ke kamar dulu, aku ada kelas pagi ini!” Ucap Baekhyun gelapan ketika mendapati Chanyeol semakin menatapnya mesum. Namun belum sempat Baekhyun beranjak dari ranjangnya, sebuah tangan menggenggam lengannya dan langsung menatap tajam Chanyeol seolah berkata ‘Lepaskan tanganmu Tuan Mesum!’.

“Mau mandi bersama?” Seketika mata Baekhyun membulat, baru saja ia mengatai Chanyeol dengan sebutan Tuan Mesum kini Chanyeol telah menatapnya lapar. Poor Baekhyun.

Shi- Shireoyo!” Baekhyun langsung menghempaskan tangan Chanyeol yang menggengam lengannya erat dan berlari menuju kamr mandi di ujung kamar. Baekhyun tahu pasti apa yang terjadi jika ia mengijinkan sang kekasih untuk mandi bersamanya. ‘Dasar makhluk mesum!’ Caci Baekhyun dalam hati. Sedang di tempatnya, Chanyeol hanya terkekeh pelan menggapi reaksi kekasihnya tersebut.

“Ayolah Baek, aku masih ingin melanjutkan yang semalam!” Teriak Chanyeol dari dalam kamar.

“Silahkan jika kau ingin gigimu serimu kupatahkan Park Chanyeol!” Teriak Baekhyun dari dalam kamar mandi. Dan sekali lagi Chanyeol terkekeh, tak ada salahnya menggoda Baekhyun bukan?

000

 

                Siang itu Baekhyun baru saja menyelesaikan kelasnya, bersyukurlah kepada salah satu dosennya yang berhalangan untuk mengejar dikarenakan harus menghadiri suatu acara di Beijing sehingga ia dapat pulang dengan lebih cepat. Baekhyun yang masih berada di dalam kelasnya merogoh ponselnya, mengecek apakah ada pesan masuk dari kekasihnya. Namun nihil. Tak ada notifikasi apapun di ponselnya yang berasal dari Chanyeol yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran di National University of Seoul tersebut, Baekhyun sedikit menghela nafas. Baekhyun teringat jika besok kekasihnya tersebut memulai masa coassnya. Tak tanggung-tanggung, kekasihnya tersebut melaksanakan coassnya di rumah sakit berstandar internasional yang berada di Seoul, yaitu Samsung Medical Center.

                Baekhyun mengerti pasti Chanyeol saat ini sedang sibuk mempersiapkan coassnya, dan Baekhyun tak akan mengeluh akan hal tersebut. Langkah Baekhyun terhenti ketika mendapati seseorang yang memanggilnya dengan aksen Bahasa Koreanya yang berbeda dengan orang Korea pada umumnya. Xi Luhan, teman satu kelasnya.

                “Ada apa Tuan Xi?” Tanya Baekhyun ketika Luhan telah dudu dikursi yang berada di sampingnya. Luhan meletakkan sebuah buku tebal di depan depan Baekhyun.

                “Ini buku yang kau minta kemarin, Accounting and Auditing Research: A Practical Guide karya Thomas R. Weirch dan Alan Reinstein.” Baekhyun melihat ke arah buku di depannya lalu menatap Luhan.

                “Kau memang yang terbaik Lu, aku kesulitan mencari buku ini tapi kau bisa mendapatkannya. Aku yakin dengan buku ini aku bisa segera mengajukan proposal untuk skripsiku.” Luhan hanya tersenyum mendapati sang sahabat. Berbeda dengan Chanyeol, Baekhyun berada di Fakultas Ekonomi tepatnya pada Jurusan Akuntansi. Dan Baekhyun sedang dalam masa bimbang karena belum menemuka referensi yang cocok untuk judul skripsi yang akan ia ajukan kepada dosen pembimbingnya minggu ini.

                “Baek, kudengar besok Chanyeol mulai coass?” Baekhyun menggangguk pelan.

                “Dari mana kau tahu? Sepertinya aku belum pernah memberitahumu.” Luhan berdecak.

                “Kau lupa jika kekasihmu cukup dikenal oleh orang-orang, eoh? Setiap kabar mengenainya pasti tersebar dengan cepat, kau lupa dengan berita kencanmu dan Chanyeol?” Baekhyun mencibir tak jelas kepada Luhan.

Memang Chanyeol cukup dikenal diantara orang-orang di kampusnya, jangan bayangkan dia menjadi idola kampus seperti yang terjadi di drama-drama. Orang-orang hanya sekedar mengenalnya dikarenakan pribadinya yang baik dan juga ia sering terlibat dengan kegiatan amal yang diselenggarakan oleh kampusnya. Dan juga wajah rupawannya memang salah satu faktor ia cukup dikenal di kampusnya, dan juga biasanya mahasiswa kedokteran memang cukup dikenal oleh orang-orang di kampus.

Arraseo. Lu, sepertinya aku harus segera pulang. Kau tahu, proposalku harus segera diajukan minggu ini jika aku tak mau menunda kelulusanku! Gumawo untuk bukunya Lu.” Baekhyun langsung beranjak dari duduknya sambil membawa buku dihadapannya, meninggalkan Luhan yang mendesah malas karena perilaku sahabatnya tersebut.

000

 

Baekhyun masih berkutat dengan laptopnya di sofa ruang tengah tatkala Chanyeol pulang. Padahal sekarang sudah jam 10.14 malam, dan juga Baekhyun tak menyadari keberadaan Chanyeol yang telah duduk di sebelahnya.

“Istirahatlah Baek, jangan dipaksakan.” Ucap Chanyeol sambil memeluk pinggang ramping Baekhyun. Baekhyun yang terkejut sontak menoleh ke arah Chanyeol yang sedang tersenyum hangat kepadanya, senyum yang sangat Baekhyun suka.

“Bagaimana coass hari pertamamu, eum? Lancar?” Chanyeol mengangguk pelan tanpa melepas pelukannya di pinggang ramping Baekhyun, dan sesekali mencium aroma Bekhyun dari ceruk leher Baekhyun.

“Sudah makan malam?” Baekhyun mengalihkan pandangannya ke arah wajah Chanyeol yang telah berpindah dari ceruk leher Baekhyun. Baekhyun yang memang peka hendak beranjak dari duduknya untuk membuatkan makanan untuk Chanyeol, karena Baekhyun paham. Baekhyun paham jika kekasihnya ini belum makan malam.

“Tak usah Baek, kau istirahatlah.” Ucap Chanyeol sambil menarik tubuh Baekhyun untuk kembali duduk.

“Tapi kau-“

“Tak usah pikirkan aku, yang penting sekarang kau tidur Baek. Istirahatlah, jangan paksakan dirimu.” Baekhyun mendesah pelan.

“Dengarkan Yeol, aku ini kekasihmu, kelak aku akan mendampingimu di masa depan. Jadi bagaimana bisa aku mengacuhkanmu yang sedang kelelahan setelah hari pertama coassmu? Aku- aku tak tega melihatmu kelelahan Yeol.” Baekhyun terlihat sedikit murung, entah kenapa niat baiknya ditolak oleh Chanyeol membuat hatinya terasa sakit.

“Mengertilah Yeol.” Chanyeol kembali memeluk Baekhyun possesive, berharap dapat meredam amarah sang kekasih.

“Aku mengerti, aku mengerti dirimu Baek. Aku hanya tak ingin kau kelelahan, kau sendiri mulai sibuk dengan skripsimu. Sekarang lebih baik kita istirahat, ne?” Pada akhirnya Baekhyunlah yang mengalah, bagaimanapun ia selalu mati kutu setiap Chanyeol mulai menceramahinya dengan dalih Chanyeol tak ingin membuatnya kelelahan, tak ingin membuatnya tersakiti, ataupun hal-hal semacam itu yang ampuh membuat Baekhyun menutup mulut manisnya.

Baekhyun mengangguk lemah, dan langsung mematikan laptopnya setelah menyimpan data yang abru saja ia kerjakan barusan. Lalu menyusul Chanyeol ke kamar mereka dan mendapati Chanyeol telah tertidur dengan piyama di ranjang mereka.

Setelah Baekhyun keluar dari mandi ia menatap wajah Chanyeol rupawan sejenak. Entah kenapa dadanya membuncah hanya dengan menatap wajah yang hampir ia lihat setiap hati ini. Dan Baekhyun sadar, bahwa ia tak dapat hidup tanpa Chanyeol. Dan dengan melihat wajah Chanyeol tersebut ia juga sadar, bahwa Chanyeol terlihat sangat kelelahan bahkan di tidurnya yang terkesan damai.

Perlahan Baekhyun merendahkan wajahnya, hingga wajahnya tepat berada di depan wajah Chanyeol. Ia amati pelan setiap lekuk wajah kekasihnya tersebut dengan teliti, lalu Baekhyun tersenyum simpul dan mencium pelan dahi Chanyeol, tak terlalu lama karena ia takut membangunkan Chanyeol.

“Entah kenapa aku merasa sangat takut kehilanganmu Yeol, kumohon tetaplah bersamaku apapun yang terjadi.” Bisik Baekhyun pelan tepat di samping telinga kiri Chanyeol. Lalu Baekhyun langsung berbaring, menyusul Chanyeol ke alam mimpi. Berharap kegundahan hatinya yang tiba-tiba menyerangnya dapat hilang saat ia terbangun besok.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
parkHyunIn #1
Chapter 2: Chanyeollll gw cincang elo!!! Hah!? Matikk aja lo keneraka!!!!!
Ini, knp jd gini thor? Aku gk tega sm baeknya T___T

Aku nunngu klanjutan ficmu ini!
Oh ya msih bnyak typo diketikkannya, lebih baik dibaca ulang dlu sblm bnar2 dipublish ^^