Chapter 2

Along Came You

Jessica terbangun oleh hembusan angin yang sangat kencang. Hembusan angin tersebut tidak hanya mengobrak-abrik rambutnya tapi juga membuat dirinya merasa dingin. Jessica bisa merasakan badannya menggigil dan bergemetar tapi tidak lama dia merasakan hangat menjalar keseluruh tubuhnya. Dia baru sadar ternyata malaikat itu lah yang memberikannya kehangatan dengan melingkupi sayapnya keseluruh tubuhnya yang ramping. Saat dia mencoba untuk melihat dimana dirinya sekarang, dia terkejut karena ternyata dia ada diatas langit – terbang dalam dekapan si malaikat.

Jessica melihat kebawah tapi bukannya takut, dia malah bertanya-tanya sebenarnya sekarang dia berada dimana karena dia tahu kalau ini sudah bukan di negaranya lagi. Suasananya pun berbeda dari tempat ia tinggal. Tidak lama kemudian, malaikat itu mendarat di sebuah atap gedung di tengah-tengah kota.

"Kita sudah sampai, Jessica." kata si malaikat.

Jessica melihat sekelilingnya dengan bingung. Dari atas gedung tersebut dia bisa melihat banyak gedung-gedung tinggi lainnya. Sepertinya ini pusat metropolitan kota. Begitu pikirnya. Banyak sekali mobil berjalan dibawah sana dan banyak juga billboard tepampang di sepanjang jalan raya dan gedung-gedung. Tulisan di billboard-billboard tersebut ditulis dengan Hangul dan dengan seketika Jessica tahu benar kira-kira dimana mereka sekarang.

"Ini... kita beneran di-"

"Ya, kita sekarang berada di Seoul, Korea." jawab si malaikat, "Hari ini tanggal 4 Juni 2015. Tepat 3 bulan sebelum ulang tahun Mark."

Jessica terdiam dan berkata pelan, lebih ke dirinya sendiri, "Berarti tepat 3 bulan sebelum Mark meninggal..."

Malaikat itu menoleh kearah Jessica, "Ya... itu juga."

Jessica terdiam dan sejuta pikiran melintasi pikirannya secara bersamaan. Semua terjadi dengan sangat tiba-tiba. Mark meninggal, malaikat datang menghampirinya dengan sebuah misi, dia kembali ke masa lalu, terbang, dan sekarang dia ada di tengah-tengah kota Seoul diatas gedung mengamati seluruh kota Seoul. Sungguh benar-benar gila! Apa ini nyata? Mungkin cuma mimpi. Ya ya mungkin cuma mimpi."

"Jessica, ini bukan mimpi. Kau sungguh-sungguh berada di masa lalu, di Seoul dengan sebuah misi yang harus engkau selesaikan."

Jessica tersentak seketika dengan suara si malaikat yang seolah-olah bisa membaca pikirannya. Ia sangat amat terkejut.

"Ya aku bisa membaca pikiranmu juga, Jessica. So there is nothing you could hide from me." jawab si malaikat lagi.

"Oke, oke. Aku mengerti jadi sekarang apa yang harusku lakukan?"

Malaikat itu menjulurkan tangannya lagi dan berkata, "Ayo kita ke tempat tinggalmu untuk sementara. Nanti sesampainya disana baru aku jelaskan dengan detail apa yang harus kau lakukan."

Dengan anggukan tanda dia mengerti, Jessica mengabil juluran tangan malaikat penjaga Mark dan dalam sekejap kembali terbang di dalam dekapan si malaikat. Ia bisa kembali merasakan sensasi angin di musim panas ini. Kali ini, bukannya pingsan, Jessica memutuskan untuk melihat pemandangan kota Seoul dari atas. Ia bisa lihat banyak orang ramai berjalan di bawah sana, gedung-gedung menjulang tinggi dan taman yang indah penuh dengan pohon-pohon hijau. Dia juga melewati apa yang tampaknya adalah Menara N Seoul dan Gyeongbokgung. Jessica sangat amat bahagia melihat ini semua karena selama ini dia selalu ingin pergi ke Korea untuk berlibur - dia tidak bisa berhenti tersenyum selama perjalanan terbangnya bersama si malaikat. Malaikat pun tahu betapa senangnya Jessica saat ini, jadi dia sengaja berputar keliling kota Seoul dulu sebelum mengantar Jessica ke tempat tinggal sementaranya.

Tidak lama kemudian, mereka mendarat di depan sebuah gedung yang tidak terlalu tinggi. Mungkin hanya ada sekitar 5 lantai tapi keliatannya sangat nyaman dari luar. Gedung ini terlihat lebih seperti rumah bertingkat dibanding apartemen. Udaranya segar dan kawasannya pun tidak di jalan besar - tidak terlalu rame - dan sepertinya enak untuk ditinggali. Di setiap kamar terlihat ada nya balkon dipenuhi dengan macam-macam tanaman. Ada juga garasi untuk orang-orang yang tinggal disana yang memiliki mobil dan ada juga beberapa sepeda yang terparkir di depan gedung tersebut. Dari luar, terlihat bahwa pintu masuknya otomatis. Rumah itu terlihat moderen tapi nyaman untuk ditinggali.

"Wahhh! Aku beneran akan tinggal disini untuk sementara? Bagus sekali rumahnya!"

Malaikat itu tersenyum kearah Jessica yang terlihat sangat antusias tersebut dan menjawab, "Iya, ini tempat tinggalmu untuk sementara ini," Malaikat itu mulai berjalan kearah pintu masuk, "Ayo! Cepat masuk."

Senyum di muka Jessica perlahan menghilang digantikan oleh kebingungan, "Eh, tapi... ini aku masuk aku bilang apa? Aku kan ga bisa bahasa Korea. Trus apa yang harus aku lakukan?"

Malaikat terdiam sejenak dan lalu menghampiri Jessica kembali. Dia mengejamkan matanya seperti berdoa dan perlahan memegang muka Jessica dengan kedua tangannya. Perlahan tapi pasti, Jessica jadi bisa mengerti Korea. Malaikat itu seperti memindahkan informasi tentang bahasa Korea kepada Jessica dari kontak kedua tangannya ke kepala Jessica itu. Jessica lagi-lagi dikejutkan oleh kemampuan si malaikat. Setelah beberapa menit, malaikat itu melepaskan tangannya dari kepalanya.

"Jadi... kamu bisa memindahkan informasi dan keahlian kepada sesorang juga ternyata?" kata Jessica dalam bahasa Korea yang lancar kepada si malaikat.

"Yah begitu lah. Sekarang bahasa bukan lagi masalah kan?" jawab si malaikat dalam bahasa Korea yang juga fasih.

"Hmm..." Jessica menjawab dengan pelan.

"So... what are you waiting for? Let's go in!"

Jessica mengangguk dan akhirnya mengikuti si malaikat masuk kedalam. Begitu dia masuk, Jessica disambut oleh seorang tante yang dia anggap adalah pemilik gedung tersebut. Perawakannya tua, mungkin sekitar 50 sampai 60 tahunan. Mukanya ramah dan terlihat sangat amat baik. Dia tersenyum dengan ramah kearah Jessica. Tante tersebut tampaknya tidak melihat adanya kehadiran lain selain Jessica jadi dia berasumsi bahwa malaikat itu tidak terlihat - hanya dia seorang yang bisa melihatnya.

"Annyeonghaseyo! Kamu pasti orang baru yang akan menepati kamar 302 yah?" Dia berkata sambil melihat buku daftar yang sedang ia bawa, "Jessica-ssi benar?"

"Ne, annyeonghaseyo. Jo neun Jessica imnida. Mannaseo bangapseumnida.*1 " Jessica berkata sambil membungkuk dengan sopan terhadap tante tersebut.

"Nama saya Shin Joo Eun. Senang berkenalan denganmu juga, Jessica-ssi." ia menjawab dengan ramah, "Ayo, mari. Kita keliling gedung ini sekalian saya jelaskan tentang bagaimana beberapa hal dilakukan disini. Setelah itu kamu bisa langsung istirahat. Kamu pasti lelah bukan?"

"Iya. Gomabseumnida, ajumma. *2 " Jessica tersenyum, menjawab dengan sopan.

Setelah itu, Jessica dan tante pemilik gedung itu berkeliling gedung - semacam tur gedung supaya Jessica tahu dimana dan apa saja fasilitas yang tersedia di rumah tersebut. Selama tur itu, Jessica merasa senang karena rumah itu ternyata lumayan komplit. Ada kamar mandi pribadi di dalam kamar, ada juga pembersih yang akan membersihkan kamar setiap 2 hari sekali dan banyak lagi keuntungan dan fasilitas lainnya tinggal disini. Di dalam rumah itu, ada taman kecil yang terdapat ayunan dan kolam ikan kecil yang indah pula. Setelah selesai tur keliling rumah, Jessica di antar ke kamarnya. 

"Semoga kamu betah ya tinggal disini bersama kami. Nanti kalau sempat, kenalanlah dengan penghuni yang lain ya." Kata tante itu sambil membukakan pintu kamar Jessica.

"Ah, iya. Nanti saya pasti sempatkan untuk kenalan dengan yang lain juga. Sekali lagi, terima kasih ya atas bantuannya, tante." Jessica membungkuk tanda hormat dan terima kasih.

Sehabis pintu tertutup, Jessica menghembuskan nafas dengan lega hanya untuk dikagetkan kembali oleh si malaikat yang tiba-tiba muncul entah darimana di dalam kamarnya. 

"AHH! Ya ampun! Jangan muncul tiba-tiba gitu kenapa?" Teriak Jessica.

"Hi lagi," jawabnya malah, "Jadi gimana? Suka kan tempatnya? Bagus?"

Jessica terbengong sementara dan akhirnya berkata, "Iya, bagus sekali."

Malaikat itu tersenyum lagi, "Baguslah kalau begitu, let's go back to work shall we?"

Si malaikat berjalan kearah lemari bajunya. Jessica mengikutinya dan tersadar bahwa dia belum benar-benar melihat kamarnya itu. Kamar yang akan di tinggalinya sudah penuh dengan furnitur dan perabotan. Desain kamar ini memiliki tema rumah pantai, dengan tembok berwarna beige dan lantai kayu. Ranjangnya di selimuti dengan seprei berwarna tuquoise aqua, biru muda dan putih. Di sebelah kanan ranjang ada pintu kaca yang mengarah kearah balkoni kamar. Dari kaca pintu, bisa terlihat pemandangan pohon-pohon dan tanaman hijau yang indah di luar. Di dekat pintu kaca tersebut, ada sofa kecil - kira-kira muat untuk dua sampai tiga orang dengan meja kopi yang elegan di depannya. Di sisi yang berlawanan dari ranjang, ada tv gantung yang menempel di tembok dan di bawahnya terletak rak buku dengan vas bunga di atasnya. Pintu tertutup yang Jessica tebak adalah pintu kamar mandi berada di ujung ruangan. Dia akan memastikan untuk mengecek nya setelah ini.

"Jessica. Ayo, kemari." Panggil malaikat. Dia sekarang ada di depan lemari bajunya yang terbuka dengan lebar.

Jessica menghampirinya dan menengok ke dalam lemari baju itu dan lagi-lagi kaget dibuatnya. Lemari baju yang seharusnya kosong sudah berisi dengan pakaian dan bukan sembarang baju tapi miliknya - pakaian-pakaian favoritnya.

"Ini... kok bisa?" Jessica dengan heran bertanya.

"Ya tentu saja bisa. Jadi disini pakaian favoritmu semua sudah ada jadi kamu tidak usah repot-repot mencari baju lagi. Kalau nanti perlu baju baru beritahu aku dan aku akan membantumu."

Jessica mengangguk sebagai respon.

Malaikat itu lalu menutup pintu lemari baju dan pindah untuk duduk di sofa yang ada di dekat pintu kaca, "Ayo kamu juga duduk."

Mendengar perkataan si malaikat, Jessica duduk di ranjang - berlawanan dengan sofa dimana si malaikat duduk.

"Oke, sekarang aku akan jelaskan secara detail peranmu selama di Korea. Siap?"

Sebagai respon, Jessica kembali hanya mengangguk.

"Selama di Korea, ceritanya kamu mengikuti yang namanya program pertukaran pelajar dalam durasi 6 bulan yang akan datang. Itulah yang diketahui semua orang yang kamu kenal tentang alasan mengapa sekarang kamu di Korea. Orang-orang ini termasuk keluargamu dan teman terdekatmu. Rumah ini sebenarnya adalah semacam dorm atau kos-kosan untuk universitas seni yang akan kamu ikuti jadi disini rata-rata yang tinggal adalah mahasiswa sepertimu. Kamu akan mempelajari jurusan yang sama dengan kamu ambil sekarang yaitu Interior Architecture. Masalah apakah kamu benar-benar terdaftar di universitas tersebut sudah diurus. Kamu tinggal datang, dengarkan pelajaran yang diberikan dan kerjakan tugas sebaik-baiknya. Nilai disini tidak akan mempengaruhi nilai kamu saat kembali pulang nanti jadi tenang saja, nilai yang kamu raih disini lebih seperti extra credit untuk nilai kamu. Lumayan kan untuk menambah ilmu?"

Jessica terdiam untuk sesaat, mencoba untuk mencerna sederet informasi yang baru saja ia terima, "Jadi... disini aku juga masih harus kuliah?"

"Ya karena tugas kuliahmu lah yang akan membantumu kenal dengan Mark." Jawab si malaikat.

"Oh? Begitu? Bagaimana bisa?" Tanya Jessica penasaran.

"Sedikit bocoran untukmu, nanti pada minggu pertama kamu masuk yaitu minggu depan, kamu akan mendapat tugas yang berbobot besar dan sangat penting. Project ini berdurasi 3 bulan karena memang lumayan susah dan butuh waktu yang lama untuk menyelesaikannya seorang diri. Tugas tersebut adalah riset mengenai structure bangunan apapun yang minimal memiliki 3 lantai. Kamu harus mencari tahu kegunaan gedung tersebut dan masing-masing ruangan yang ada, menganalisa desain interior gedung tersebut, lingkungan yang ada dan atmosfer yang tercipta dari pengaruh desain interior gedung itu, mewanwancarai orang-orang yang ada di gedung tentang apa yang mereka rasakan datang, bekerja atau tinggal di gedung tersebut dan banyak lagi dan masih banyak lagi. Nah tentu saja, supaya kamu bisa berkenalan dengan Mark kamu harus memilih-"

"Let me guess, gedung headquarter JYP Entertainment ya kan?" Potong Jessica.

"Tepat sekali! Kamu memang pintar dan peka yah."

Jessice terdiam lagi, seperti berpikir tapi setelah beberapa detik terdiam dia kembali bertanya, "Tapi bagaimana kalo gagal kenalan? Misalnya waktu nya ga pernah tepat atau ya ga ada kesempatan untuk kenalan gitu. Kan ga ada jaminan bahwa akan ketemu Mark."

"Tentu ada jaminannya dong! Aku jaminanmu. Aku akan memastikan kamu berhasil berkenalan dengan Mark tapi usaha untuk mengenal, berteman dan menjadi lebih dekat dengannya itu semua tergantung dirimu. Aku hanya bisa membantu dalam hal-hal kecil saja."

"Oh begitu. Baiklah, aku akan berusaha yang terbaik untuk berkenalan dan berteman dengan Mark... t-tapi bagaimana kalau waktu bertemu langsung dengannya aku tidak bisa berkata apa-apa? Aku kan fans nya Mark!" kata Jessica dengan panik tiba-tiba.

"Ya kalau itu kamu harus bisa mengendailikan diri. Fangirling nya waktu sudah selesai bertemu saja ya." Malaikat itu berdiri dari sofa yang di dudukinya. Ia seperti bersiap untuk pergi lagi.

"Tunggu-tunggu! Kamu mau kemana? Kalau tiba-tiba aku perlu bantuan bagaimana?"

Si malaikat hanya tersenyum tipis, "Tenang saja, Jessica. Aku akan selalu menjagamu kok seperti aku selalu menjaga Mark. Kalau kamu perlu bantuan aku pasti akan langsung datang membantumu, oke?"

Dengan itu, si malaikat mulai melebarkan sayapnya dan cahaya terang mulai menutupi sosok malaikat itu. Perlahan dia menghilang tetapi tiba-tiba dia menjulurkan tangannya dan di dalam genggaman tangannya terdapat secarik kertas.

"Oh ya ini! Aku hampir lupa untuk memberikannya kepadamu."

Jessica mengambilnya dari genggaman tangan si malaikat, "Apa ini?"

"A reminder for you." Setelah itu cahaya yang melingkupi malaikat menjadi sangat amat terang dan dalam sekejap malaikat dan cahaya itu menghilang begitu saja.

Perlahan, Jessica membuka kertas yang malaikat itu berikan padanya tadi.

 

Misi:

Selamatkan Mark Tuan dengan segala cara; apapun itu. Bahkan jika kamu harus mengorbankan orang lain atau dirimu sendiri.

 

 

~***~

 

 

A/N:

Hi! Dibawah ini ada beberapa translation dari beberapa kata yang aku pake di cerita diatas. Semoga membantu yah!:

*1 Iya, hallo. Saya adalah Jessica. Senang berkenalan dengan anda.

*2 Terima kasih, tante.

 

Maaf kalau ada typo yah! Nanti aku akan edit lagi. Terima kasih telah membaca!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet