Chapter 1

Along Came You

Would you change the past if you could despite the consequences you'll face ahead?

 

~***~

 

September 4

Malam itu hujan lebat turun meliputi kota Seoul bertepatan dengan ulang tahun Mark Tuan dan pada saat yang bersamaan semua member GOT7 sedang dalam perjalanan pulang. Karena hujan lebat, jalanan pun licin dan alhasil mobil yang ditumpangi oleh GOT7 tergelincir dan menabrak perbatasan tol. Semua anggota GOT7 terluka tapi luka-luka yang Mark dapati lebih parah dari yang lain.

 

~***~

 

[BREAKING NEWS] GOT7’s Mark Tuan Passed Away

September 7

After the tragic car accident that happened 3 days ago, GOT7's Mark Tuanhad been in a coma for several days and underwent long hours of surgery. His condition was stable afterwards but slowly deteriorating. In the end, Mark unfortunately passed away.

 

~***~

 

“Ughh…”

Matahari perlahan menyinari kamar seorang perempuan yang sedang tertidur. Perempuan itu perlahan membuka matanya dan mencoba secepat mungkin menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk ke matanya. Dia lalu duduk perlahan dan mengusap matanya.

Raut mukanya yang tadinya hanya terlihat mengantuk sekarang berubah, seakan-akan dia mengingat sesuatu yang tidak ingin dia ingat. Ekspresinya berubah menjadi sendu dan tanpa ia sadari, perlahan air matanya pun terjatuh. Dia dengan sigap mengusap matanya tapi air matanya tidak kunjung berhenti juga.

“Jessica… Kamu ini kenapa sih? Kamu kenal dengan dia saja tidak kan? Kenapa harus menangis terus? You need to stop crying! I get that you’re sad but this can’t go on!

Setelah beberapa saat, ia pun berhenti menangis dan perlahan bangkit dari tempat tidur. Dia berjalan kearah lemari bajunya untuk mengambil baju rumah ganti.  Dengan mata sembab dia berjalan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih,

“Untung sekarang sedang libur, kalau tidak bayangkan saja aku setiap hari murung begini… sigh…”

Sesampainya di depan pintu kamar mandi, dia membuka pintu dengan asal dan masuk.

“AHHHHHH!!!!!”

Sesosok laki-laki berdiri di tengah-tengah kamar mandinya. Laki-laki itu memakai baju serba putih – kemeja dan celana panjang. Ia terlihat sangat rapih. Wajahnya rupawan dan badannya seolah memancarkan sinar kesekitarnya. Sayap putih menghiasi punggungnya. Dia tersenyum kearah Jessica dengan ramah.

Jessica terkejut bukan main sampai-sampai dia terjungkal kebelakang. Dia tahu dia akan terjatuh jadi dia menutup matanya dan bersiap-siap menghadapi rasa sakit yang akan menghantamnya sebentar lagi. Tapi… dia tidak merasakan apa pun. Saat Jessica membuka mata dia melihat laki-laki itu sedang menyangga badannya supaya tidak jatuh. Jessica secara reflex menjauh dari laki-laki itu.

“Si-siapa kamu?! K-kenapa kamu b-bisa ada disini?! Bagai–“

“Aku adalah malaikat yang datang dari Surga.”

“Hah?! Malaikat? Are you kidding me? Kamu pasti mencoba untuk mencuri kan?! Kamu pasti pencuri!”

“Jessica, aku benar-benar seorang malaikat. Liat lah sayapku ini.” Katanya sambil mengibaskan sayapnya pelan-pelan.

“K-kamu tahu na-namaku?!” jawab Jessica terkejut.

“Aku tahu semuanya tentangmu, Jessica. Aku adalah malaikat.”

“Aku tidak percaya, aku perlu bukti!”

“Kalau itu yang kau inginkan maka aku akan membuktikannya.”

Laki-laki itu pun tiba-tiba menghilang. Jessica yang terkejut langsung mencoba mencari dirinya di luar kamar mandi dan menemukannya berdiri di depan ranjangnya. Saat Jessica mencoba mendekat, laki-laki itu kembali menghilang.

Tiba-tiba ada ketukan di jendela kamarnya. Jessica mendekat kearah jendela dan melihat laki-laki itu kembali – melayang di udara dengan sayap yang dikepakan dengan mudahnya dan tersenyum.

“Apa sekarang kamu percaya padaku?”

“Kamu… benar-benar seorang malaikat…?”

“Iya, Jessica.” Dalam sekejap dia kembali lagi kedalam kamar dan berdiri di depan Jessica.

“Kamu mengetahui semuanya tentangku?”

“Bisa dibilang begitu. Nama: Jessica. Anak pertama dari dua bersaudara. Mempunyai adik laki-laki dan keluarga yang cukup harmonis. Menyukai warna biru, angka 9, es krim rasa cookies and cream. Menyukai anjing, membaca buku dan menggambar. Bisa bermain dua alat musik: biola dan piano. Bersekolah di Sunshine International School. Mempunyai sahabat bernama Monica, Marshal, Francis, Tiffany, Natasha, Nicholas, Yusuf dan masih banyak lagi. Lalu dia menyukai musik–”

“Oke, oke. Stop. Ak–”

“Musik K-Pop. Jessica, aku pun tahu soal idolamu Mark Tuan.”

Saat nama Mark disebut raut wajah Jessica yang sempat terkesima atas kemampuan malaikat ini berubah. Jessica hanya terdiam.

“Jessica, alasan kenapa aku menghampirimu sekarang adalah karena Mark Tuan.”

Jessica menjadi bingung dengan kalimat yang keluar dari mulut malaikat tersebut, “Maksud kamu apa, malaikat?”

“Sejujurnya aku bukan sekedar malaikat. Aku adalah malaikat penjaga bagi Mark.”

Mata Jessica pun melebar, “Malaikat penjaga nya Mark?”

“Iya, benar sekali. Mark tidak seharusnya meninggal, Jessica.”

“T-tidak seharusnya?” tanya Jessica tergagap.

Malaikat itu pun melihat Jessica dengan sendu dan melanjutkan perkataannya, “Jessica, selanjutnya yang akan aku katakan mungkin akan berat untuk kamu cerna tapi tolong pikirkan baik-baik dan apa pun yang kita bicarakan hari ini tidak boleh ada yang tahu. Apa kamu mengerti?”

Jessica mengangguk, “Aku mengerti…”

“Baiklah. Seperti yang sudah aku katakan. Mark tidak seharusnya meninggal. Tuhan pun tahu itu, Jessica. Maka dari itu Tuhan ingin memberi Mark kesempatan kedua.”

“Hah? Maksudnya Mark akan hidup kembali? Tapi kalau itu terjadi pasti semuanya akan heboh. Tidak mungkin kan orang yang sudah meninggal 3 hari bangkit lagi? Pasti akan menyeramkan bagi banyak orang… Apa kamu yakin itu satu-satunya cara?”

“Tidak, Jessica. Kita tidak akan mebangkitkannya tapi kita akan membalikan waktu.”

“APA?!”

“Iya… membalikan waktu. Kembali ke masa lalu bukanlah masalah bagi kami tapi kami membutuhkan orang yang bisa membantu menyelamatkan Mark. Seseorang yang tahu akan masa depan tanpa dirinya. Seseorang ini lah yang akan ikut ke masa lalu dan membantu Mark. Dan… kami memilihmu, Jessica.”

“Aku? Tapi mengapa aku? Bukankah banyak orang lain di luar sana yang lebih mampu?”

“Jessica, kamu special. You have something that other people don't and you have a connection with Mark. We know. This mission could only be done by you.” 

But I barely know Mark… sure I may be a fan but that’s just about it.

“Jessica, kamu harus percaya padaku. Kamu lah satu-satu nya orang yang tepat untuk mengubah takdir Mark. Would you change the past for him if you could? You would right?

Jessica termenung, “Aku ingin… tapi aku tak yakin, malaikat.”

“Yakin lah, Jessica. Kita sudah memilihmu. Apa kau tak percaya atas kehendak Tuhan?”

Jessica terdiam dan merenungi pembicaraan dirinya dengan malaikat ini. Setelah lama berpikir, akhirnya dia menatap malaikat itu di matanya dan mengangguk, “Baiklah kalau begitu. Aku bersedia membantu menyelamatkan Mark.”

Mendengar jawaban Jessica, malaikat pun tersenyum, “Terima kasih. Nah sekarang apa kamu siap kembali ke masa lalu Jessica?”

Jessica dengan raut wajah bingung dan khawatir menjawab, “Tunggu dulu malaikat! Bagaimana dengan keluarga, teman-teman dan kehidupanku disini? Kalau aku harus menyelamatkan Mark berarti aku harus berada di sampingnya kan? Bagaimana caranya ke Korea tanpa membuat semua orang khawatir dan tanpa memberitahu orang-orang misiku sebenarnya?”

“Tenang saja, Jessica. Kita sudah mengatur semuanya. Yang perlu kamu lakukan hanyalah ikuti semua instruksiku dan semua akan baik-baik saja. Kamu percaya kan padaku?”

Well, do I have any other choice?”, Jessica tertawa getir.

Sadly, no you don't. Jadi bisa berangkat sekarang?” Malaikat itu bertanya.

“Ya, kurasa kita bisa.”

Malaikat itu pun mendekat dan mengulurkan tangannya kepada Jessica. Jessica dengan sedikit ragu menaruh tangannya dalam genggaman si malaikat. Dengan cepat, malaikat itu menarik tangan Jessica dan mendekapnya dengan erat. Sayapnya membesar dan mengepak. Jessica yang tidak tahu harus bagaimana lagi menutup matanya. Jessica bisa merasakan sensasi dingin dan berputar; dia merasa mulai pusing dan kehilangan kesadaraan. Hal terakhir yang dia dengar sebelum dia pingsan adalah, “Tenang saja, semua akan baik-baik saja Jessica. Here we go.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet