Difference

Second Chance

Koridor sekolah yang sangat sunyi dan sepi hanya ada beberapa pasang mata yang terus-menerus melihat ke arahku. Memang bukan hal yang asing bagiku menjadi pusat perhatian sunbae maupun hoobae di sekolahku. Mungkin karena penampilanku yang mereka anggap culun atau apalah itu. Tapi yang aku herankan mengapa mereka terus mengganggu bahkan pernah mereka ingin mencelakakanku. 

Ah, lupakan saja mungkin mereka hanya tidak ingin aku berdekatan dengannya. Aku sebisa mungkin terus berjalan tanpa menghiraukan mereka yang menatapku dengan jijik. Petahananku pun runtuh setelah segerombolan siswi yang melempari telur dan tepung ke arahku.

"Hei anak pindahan! Kau sudah merasa cantik untuk mendekati Hanbin?" Bentak salah satu dari mereka

"Aku rasa kau sudah tidak butuh kaca mata kotak ini ya?" Ia mengambil dengan paksa

"Tolong kembalikan kaca mataku. Aku tidak bisa melihat." 

"Aku akan memberi sedikit pelajaran agar kau tak berani mendekati Hanbin!" Sambil menginjak kaca mata itu

"Ya! Kalian kenapa terus menggangguku? Aku tidak mendekati Hanbin!"

"Omong kosong! Kau pikir kami akan percaya?" Sambil menjambak rambutku

"Hentikan!"

"Hanbin? Kau.."

"Memangnya kenapa kalau dia dekat denganku?" Ucapnya datar

"Aku menyukainya."

"Apa? Aku tak salah dengar kan? Kau tidak melihat? Dia sama sekali tidak cantik!"

"Aku tidak peduli apapun yang kalian bicarakan. Sekali lagi kalian mengganggu nya aku tidak akan segan-segan untuk mengeluarkanmu dari sekolah!" Ia menarik tanganku keluar dari gerombolan siswi-siswi itu. 

Semenjak kejadian itu Hanbin semakin sering mengunjungi kelasku. Dan aku sebisa mungkin untuk menjauhinya karena aku benar-benar tidak ingin peristiwa itu berulang kembali. 

Tentang acaman nya waktu itu, dia benar akan melakukannya. Siapa yang tidak mengenal nya, Kim Hanbin putra dari pemilik sekolah. Tapi ia berbeda, ia sama sekali tidak ingin menunjukan sisi berkuasanya di sekolah. Itu yang membuat aku menyukainya. Terjerat oleh ketampanan nya, ya benar ia memang tampan. Singkat cerita dia banyak dikagumi siswi-siswi di sekolah tapi sepertinya ia sudah kebal dengan pujian-pujian yang setiap hari ia dengar bahkan ia terus menampakan sifat dinginnya itu. Aku benar-benar bisa bernafas lega sekarang karena mereka sudah tidak menggangguku lagi dan aku bisa bebas ke perpustakaan. Karena dulu setiap aku ingin ke perpustakaan mereka selalu mencegahku tidak hanya itu mereka sering mengunciku di dalam kamar mandi. Tapi nasib buruk tidak terus-menerus berdatangan. Karena aku mempunyai sahabat yang selalu ada saat aku membutuhkannya tapi ia berbeda denganku ia tidak culun bahkan ia sangat cantik dan.

Jam dinding sudah menunjukan pukul sembilan malam dan aku masih di sini, di perpustakaan ditemani setumpuk buku. Penjaga perpustakaanpun sudah memperingatkan bahwa sebentar lagi akan tutup. Tapi aku dengan keras kepala malah melanjutkan membaca tanpa menghiraukannya. Sampai tiba-tiba tanganku di tarik oleh seseorang untuk keluar dari perpustakaan ini. 

"Aku sepertinya mengenal orang ini." Gumamku dalam hati

Ia terus menarik tanganku keluar aku hanya bisa diam dan menuruti orang di depanku ini dan akhirnya ia membalikan badannya. Sepertinya dugaanku benar. 

"Apa yang kau lakukan malam-malam di perpus?"

"Harusnya aku yang bertanya kenapa kau masih di sekolah?"

"Aku sengaja belum pulang. Karena aku yakin kau akan pulang larut."

"Kau menghawatirkanku?" 

"Tidak."

"Tapi kenapa kau.." belum sempat aku meneruskan omonganku. Tanganku sudah kembali di tarik olehnya.

"Hei lepaskan!"

"Aku akan mengantarkanmu pulang."

"Tidak perlu aku bisa pulang sendiri."

Ia tidak mendengarkanku melainkan malah memacu mobil nya menjauhi sekolah. Semuanya terasa canggung tidak ada di antara kami yang ingin memulai percakapan. Ah biarkan saja aku tak mau ambil pusing dengan sikap dinginnya. 


Aku terbangun dengan pakaian yang sama persis kupakai kemarin. Tidak ada seorangpun di rumah ini aku memang tinggal sendiri kedua orang tuaku sangat sibuk dan jarang pulang ke korea. Appaku mempunyai cabang perusahaan di Jerman. Aku memang sempat di tawari untuk ikut pindah ke Jerman bersama eomma dan appa, tapi aku memilih jalanku sendiri untuk menetap di korea. Kedua orang tuaku memberikan semua fasilitas seperti mobil dan apartemen. Tapi semua itu tidak pernah aku pergunakan sedikitpun karena aku lebih suka hidup sederhana. 

Di hari libur seperti ini biasanya aku menulis novel, menjadi penulis memang cita-citaku dari dulu. Tapi kedua orang tuaku melarangnya dan menyuruhku untuk fokus belajar karena mau tidak mau aku yang akan meneruskan perusahaan appa nanti. Meskipun begitu aku tetap menulis karena itu adalah hobi yang tidak bisa kuhilangkan. Karena sebentar lagi libur musim dingin aku menyusul orang tuaku ke jerman. Sebenarnya ini bukan kemauanku tapi eomma memaksa aku untuk pergi. 

Tak terasa besok aku sudah harus meninggalkan korea. Tapi kali ini aku sudah tidak memakai kacamata sialan itu lagi. Aku berangkat dengan menggunakan celana jeans warna biru dan hoodie kebesaranku yang bewarna putih. Sederhana bukan? Berbeda dengan gadis lain yang seusiaku yang memilih untuk berdandan demi mendapatkan pujian. 

Aku sengaja membeli tiket pesawat business class. Karena aku benar-benar tidak ingin diganggu oleh penumpang lain dan bisa beristirahat dengan baik.

Aku terus berjalan sampai tiba-tiba orang asing menabrakku dan aku terjatuh bersama koperku. Orang itu sama sekali tidak membantuku bahkan ia tidak menoleh sama sekali ke arahku.

"Dasar gila!" Aku bergumam sendiri

Diluar dugaanku ternyata ia mendengarnya ia hanya menoleh dan melanjutkan jalannya. 

"Sombong sekali!" 

Oh iya sepertinya aku belum terlambat untuk memperkenalkan diri. Lebih baik terlambat kan dari pada tidak sama sekali?

Aku Lee Haeri, aku memang murid pindahan. Alasan mengapa aku pindah karena aku tidak nyaman dengan mereka yang terus menggangguku tapi pindah seperti bukan pilihan yang tepat karena sampai sekarang aku masih di bully. Aku bisa dikatakan kaya tapi aku memilih untuk tidak menunjukan itu semua karena aku tidak mau memiliki teman yang hanya ada di saat aku senang saja. Tapi semuanya akan berubah aku akan melepas kaca mataku dan berubah menjadi diriku yang lain. Menjadi Lee Haeri yang baru. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet