Coffee House

Unknown Feeling
Please Subscribe to read the full chapter

Seorang namja masih bergelut dengan selimutnya. Tidak ada suara yang membangunkannya seperti biasa, karena hari ini adalah hari minggu dan hal itu menjadi kesempatannya untuk ber’kencan’ dengan kamarnya. Lagipula dirinya baru saja terlelap jam 4 pagi akibat kebiasaannya setiap malam untuk pergi ke club bermain dengan para wanita penggoda itu.

Namun, cahaya matahari yang semakin meninggi mulai masuk kecelah-celah kamarnya, membuat lelaki itu mendesah kesal. Disaat seperti ini, kenapa matahari harus meninggi ? Baekhyun menarik selimutnya hingga benar-benar menutupi dirinya. Kali ini dering ponselnya membuatnya harus terbangun. Disibaknya kasar selimut itu dan mulai menaruh ponselnya ditelinga.

“Hem” Jawabnya malas. Matanya benar-benar masih tertutup sempurna.

“Ne” Setelah tidak lagi mendengar suara si penelpon, Baekhyun melempar ponselnya asal dan melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti.

***

Jiyeon mengambil buku yang sedari tadi dicarinya. Setelah itu, dia membayar buku tersebut.

“Hanya ini nona ?” Tanya sang kasir dengan nada sopan, agar tidak menyinggung si pelanggan.

“Ne” Jawabnya singkat.

“Jadi U$5.00” Setelah membayar, Jiyeon langsung keluar tanpa mengindahkan ucapan sang kasir.

Jiyeon terus berjalan dan langkahnya membawa ke sebuah kedai yang berada diujung jalan. Perutnya sudah lapar dan tenggorokannya pun haus. Jam menunjukkan sudah lewat dari makan siang.

“Selamat datang di Xiu Coffee House” Jiyeon terkejut dengan sapaan ramai para namja yang menggunakan pakaian hitam. Seperti biasa, Jiyeon tidak membalas sapaan mereka dan dia lebih memilih duduk didekat jendela yang cukup jauh dari tempat para pekerja itu yang mayoritas namja.

“Ingin pesan apa, nona ?” Tanya seorang pelayan menghampiri Jiyeon.

“Ice caramel Latte dan fried potato cheese”

“Baiklah. Pesanan bisa ditunggu” Senyum diberikan pelayan yang bernama Suho itu.

Jiyeon memainkan jemarinya bosan. Dia teringat dengan ucapan Hana saem. Jiyeon belum bisa meyakini untuk melanjutkan pendidikannya. Padahal ujian tinggal dua bulan lagi. Dia hanya takut tidak bisa membayar biaya kuliah yang menurutnya fantastis itu. Memang banyak beasiswa yang menawarkannya, tapi dia tidak tau harus mengambilnya atau tidak. Unitversitas yang ditawarkan kepadanya sangat jauh dan dia belum bisa meninggalkan ibunya yang masih terbaring lemah. Yang lebih menjadi pikiran Jiyeon adalah biaya rumah sakit yang semakin membengkak. Gaji menjadi tutor belum cukup untuk membayar semuanya ditambah kepentingan-kepentingan pribadinya. Tabungannya pun sudah mulai berkurang banyak. Semua itu benar-benar membuatnya sakit kepala.

“Ini pesanannya. Selamat menikmati” Suara pelayan tadi, membuat Jiyeon tersadar dari lamunannya.

Jiyeon melihat keseluruhan kedai yang dia kunjungi. Cukup ramai untuk ukuran kedai yang tidak terlalu besar dan posisinya yang berada diujung jalan. Jiyeon memperhatikan para pekerja yang tengah sibuk melayani pengunjung yang terus berdatangan. Jiyeon mengerutkan keningnya. Tempat seramai ini hanya memeiliki empat pegawai ? Sebuah ide muncul diotak cerdasnya.

***

Jiyeon menghampiri salah satu namja yang tengah membersihkan tangannya. Merasa ada yang memperhatikannya, namja itupun menghentikan kegiatannya.

“Eo, apa ada yang bisa kubantu ?” Tanya namja berpipi sedikit chubby itu. Jiyeon menarik napas dalam, menghilangkan kegugupannya.

“Em..itu…aku ingin bertemu dengan pemilik kedai ini” Tanya Jiyeon. Namja didepannya tersenyum.

“Kau sedang berbicara dengannya” Jiyeon menatap namja itu sebentar.

“Kau pemiliknya ?” Tanya Jiyeon. Namja itu mengangguk. Seperti bisa membaca pikiran Jiyeon, dia pun menyuruh Jiyeon untuk mengikutinya.

“Silahkan duduk” Jiyeon duduk dikursi yang berhadapan langsung dengan namja bernama Xiumin itu.

Jiyeon masih diam, belum berbicara. Xiumin cukup tau dengan sikap wanita didepannya. Ya seperti biasa, jika ada wanita yang mencarinya, mereka pasti ingin bekerja disini. Xiumin sudah terbiasa akan hal itu. Siapa yang tidak ingin bekerja diantara para pria tampan ?

“Nona, sepertinya kau ingin membicarakan sesuatu yang penting ?” Tanya Xiumin pura-pura tidak mengerti maksud wanita ini.

“Em…apa kedai mu sedang membutuhkan pegawai ?” Tanya Jiyeon sambil memainkan jemarinya.

Gotcha. Jiyeon menatap aneh namja didepannya karena tiba-tiba saja dia tertawa.

“Oh maafkan aku” Xiumin mencoba mengontrolkan suaranya.

“Kenapa kau tidak bilang daritadi ? Em.. bagaimana ya. Pekerja disini semuanya adalah pria. Akan sangat sulit bagi perempuan beradaptasi dengan para pekerja disini” Jiyeon menundukkan kepalanya. Tapi, Jiyeon juga tidak ingin memaksa orang didepannya ini untuk menerimanya, bukan ?

“Tapi boleh dicoba juga. Mungkin akan sangat seru jika diantara kami ada seorang yeoja. Kalau begitu, kau bisa bekerja mulai besok” Jiyeon mengangkat kepalanya. Ditatapnya Xiumin tidak percaya. Xiumin hanya tersenyum melihat ekspresi yeoja didepannya ini.

“Jinjjayo ?” Tanya Jiyeon memastikan. Xiumin mengangguk mantap.

“Goma..oh maksudku Gamsahamnida” Jiyeon tersenyum kecil.

“Kim Min Seok. Kau bisa memanggilku Xiumin atau mungkin oppa” Goda Xiumin. Jiyeon melonggarkan senyumnya.

“Ah tidak, aku hanya bercanda” Xiumin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Oh, aku belum mengenalmu. Ceritakan dengan singkat tentang dirimu”

“Aku Park Jiyeon. Aku bersekolah di Seoul High School” Xiumin tersentak saat mendengar nama sekolah yang Jiyeon sebutkan, membuatnya mengingat seseorang.

“Oh kau masih pelajar. Baiklah kau bisa datang kembali besok, Jiyeon-ssi. Dan jangan lupa untuk tersenyum seperti tadi”

***

“Hyung! Hyung!”

“Aish Oh Sehun, berisik sekali” Sehun menatap namja yang tengah memejamkan mata itu dengan kesal.

“Ada apa Sehun-ah ?” Tanya Lay saat Sehun tidak melanjutkan ucapannya.

“Ah aku jadi lupakan. Dasar D.O hyung” D.O hanya membalas Sehun dengan wajah datar miliknya.

“Ada apa ini ? Kenapa berisik sekali ?” Xiumin yang baru saja keluar dari ruangannya, langsung menghampir empat namja yang sedang beristirahat.

Keempat namja itu menghentikan obrolan mereka. Bukan karena kehadiran Xiumin, tapi yeoja dibelakang Xiumin.

“Em..hyung, siapa dia ? Apa dia kekasihmu ?” Sehun berbisik pada Xiumin. Suho yang masih ingat dengan yeoja itupun langsung bersuara.

“Bukankah kau yeoja yang tadi  aku layani ? Apa ada yang kurang dari pelayananku ?” Wajah Suho terlihat ketakutan.

“Heish, kalian ini. Dia itu pegawai baru dan akan mulai bekerja besok” Jelas Xiumin. Terlihat anggukan dari keempat namja tampan itu.

“Wah kau akan bekerja disini ? Pasti akan sangat seru, karena kau satu-satunya yeoja diantara kami berenam” Sehun memberikan wink pada Jiyeon. Tunggu, bereenam. Jiyeon menghitung namja didepannya, hanya lima. Apa selain bodoh, namja ini tidak bisa menghitung, batin Jiyeon.

“YA Oh Sehun, jangan memberikan kesan pertama yang buruk padanya” Lay memukul lengan Sehun. Membuat namja itu meringis.

“Jiyeon-ssi, sebenarnya ini belum lengkap. Masih ada satu lagi namja yang bekerja disini. Hanya saja dia sedang libur” Jiyeon mengangguk menjawab ucapan Xiumin yang menurutnya tidak terlalu penting.

“Oh iya!” Semuanya langsung menoleh kearah Sehun.

“Hyung, aku teringat dengan Kai. Minggu depan, dia akan mulai bertanding kembali”

“Benarkah ? Ah ini sudah sebulan setelah pertandingannya kemarin”

Mulai tidak mengerti dengan obrolan mereka. Jiyeon pun pamit untuk pulang.

“Jiyeon-ssi, apa kau butuh tumpangan ?” Teriak Sehun. Namun, tidak dijawab oleh Jiyeon.

“Aku harus menemui Kai sekarang. Aku harus kembali memperbaiki motornya” Lay ikut berdiri, dia pun mencegah Jiyeon.

“Aku juga akan pergi. Apa kau ingin kuantar ?” Ajak Lay.

“Tidak. Aku bisa pulang sendiri”

“Sekalian saja, Jiyeon-ssi. Tenang, Lay adalah pria yang baik. Lihatlah wajahnya” Xiumin meyakini Jiyeon. Jiyeon melihat wajah Lay yang tengah tersenyum, memperlihatkan lesung dikedua pipinya. Memang wajahnya terlihat baik, tapi bukan itu, dia hanya tidak ingin pulang bersama orang yang baru dikenalnya.

“Sudahlah ayo” Lay kembali mengajak Jiyeon dengan paksa.

***

“Rumahmu dimana ?” Tanya Lay sambil melajukan motornya. Kali ini Jiyeon merasa aman, karena Lay tidak seperti dua namja yang sudah memboncenginya. Yang mengendarai motor layaknya orang yang kesetanan.

“Em…turuni aku disana saja” Jiyeon menunjuk sebuah halte. Lay pun mengangguk.

“Terima kasih…em”

“Lay”

“Ne terima kasih Lay-ssi” Ucap Jiyeon lembut.

“Baiklah aku harus pergi. Bye”

Tidak lama Lay pergi, sebuah motor berhenti tidak jauh dari tempat Jiyeon menunggu bis. Orang itu menendang kesal motor didepannya. Jiyeon yang memang tidak peduli dengan sekitar, hanya diam sambil melihat jadwal bis selanjutnya.

Namja itu membuka helmnya. Ditaruhnya ponsel ditelinganya.

“Kenapa lama sekali. Lay hyung angkatlah” Mendengar nama orang yang dikenalnya dipanggil, membuat Jiyeon menoleh kearah orang yang sedang menelpon itu. Lay ? batin Jiyeon. Jiyeon hanya bisa melihat punggung orang itu.

“Hyung, bisakah kau membantuku ?”

[“…”]

“Aku didekat halte bis yang mengarah ke Apgujeong”

[“…”]

“Cepatlah datang” Ucap namja itu kesal.

***

Merasa lelah berdiri, Kai membalikkan tubuhnya dan melihat sebuah bangku kosong dekat dengan seorang yeoja berambut panjang. Tanpa pikir panjang, Kai berjalan kearah bangku itu dan duduk disana.

Kai menyandarkan tubuh ditiang dekat dirinya duduk. Tatapan Kai beralih pada yeoja yang sedang menghadap berlawanan darinya. Dari samping, Kai seperti pernah melihat yeoja ini. Tapi entahlah, apa pedulinya.

Hening. Hanya suara kendaraan yang lalu lalang menjadi backsound dihalte itu. Tiba-tiba sebuah motor yang Kai sudah kenal berhenti didepannya. Pengemudi itu membuka helmnya dan matanya tidak menatap kearah Kai, melainkan kearah yeoja disamping Kai.

“Lay” Sapa Jiyeon bingung.

TBC

Seorang namja masih bergelut dengan selimutnya. Tidak ada suara yang membangunkannya seperti biasa, karena hari ini adalah hari minggu dan hal itu menjadi kesempatannya untuk ber’kencan’ dengan kamarnya. Lagipula dirinya baru saja terlelap jam 4 pagi akibat kebiasaannya setiap malam untuk pergi ke club bermain dengan para wanita penggoda itu.

Namun, cahaya matahari yang semakin meninggi mulai masuk kecelah-celah kamarnya, membuat lelaki itu mendesah kesal. Disaat seperti ini, kenapa matahari harus meninggi ? Baekhyun menarik selimutnya hingga benar-benar menutupi dirinya. Kali ini dering ponselnya membuatnya harus terbangun. Disibaknya kasar selimut itu dan mulai menaruh ponselnya ditelinga.

“Hem” Jawabnya malas. Matanya benar-benar masih tertutup sempurna.

“Ne” Setelah tidak lagi mendengar suara si penelpon, Baekhyun melempar ponselnya asal dan melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti.

***

Jiyeon mengambil buku yang sedari tadi dicarinya. Setelah itu, dia membayar buku tersebut.

“Hanya ini nona ?” Tanya sang kasir dengan nada sopan, agar tidak menyinggung si pelanggan.

“Ne” Jawabnya singkat.

“Jadi U$5.00” Setelah membayar, Jiyeon langsung keluar tanpa mengindahkan ucapan sang kasir.

Jiyeon terus berjalan dan langkahnya membawa ke sebuah kedai yang berada diujung jalan. Perutnya sudah lapar dan tenggorokannya pun haus. Jam menunjukkan sudah lewat dari makan siang.

“Selamat datang di Xiu Coffee House” Jiyeon terkejut dengan sapaan ramai para namja yang menggunakan pakaian hitam. Seperti biasa, Jiyeon tidak membalas sapaan mereka dan dia lebih memilih duduk didekat jendela yang cukup jauh dari tempat para pekerja itu yang mayoritas namja.

“Ingin pesan apa, nona ?” Tanya seorang pelayan menghampiri Jiyeon.

“Ice caramel Latte dan fried potato cheese”

“Baiklah. Pesanan bisa ditunggu” Senyum diberikan pelayan yang bernama Suho itu.

Jiyeon memainkan jemarinya bosan. Dia teringat dengan ucapan Hana saem. Jiyeon belum bisa meyakini untuk melanjutkan pendidikannya. Padahal ujian tinggal dua bulan lagi. Dia hanya takut tidak bisa membayar biaya kuliah yang menurutnya fantastis itu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
mileykwon_
#1
Chapter 13: Ini teh kapan lanjutnya u.u lumutan ?✌
mileykwon_
#2
Chapter 13: kapan lanjut thor, penasaran sama jiyeon baekhyun belom ada perkembangan moment mereka, dan lagi jiyeon bohong sma baekhyun kasian bgt dia ,, thor lanjutkan ya jangan berhenti menulis fighting )
kakito94
#3
Chapter 13: Woah,trnyata baekhyun brhasil dpat nilai mata tggi..so,jiyeon akn lnjutkn plajarannya kluar negara???kasian baekhyun..trnyata dia bohong dgn mngatakn akn universitas di seoul aja..hah,apa akn jd slanjutnya??jgn khawatir author-nim..i'm always waiting for your update...:)
mileykwon_
#4
Chapter 11: Kapan update chapter 11 nya udah penasaran hhuhu
Minew11 #5
Chapter 11: Pasti motor merah itu kai...
Hemmm pnsran jg ada apa sbnrx ttg mreka bdua...kykx mslah cew...dtggu next partx
Minew11 #6
Chapter 10: Kykx dlu kai ma baekhyun tmenan...bahkan baekhyun rindu akn caffe xiu...apa yg sbnrx trjadi ma mreka...dtggu next partx g pake lama
mileykwon_
#7
Chapter 10: Next nya jgn lama2 ya penasaran knp kai dan baekhyun bs kenal dan lg knp chanyeol sm baek kyk ada something sm xiu coffee apa mrk dlu kerja jg disana atau gmana?
mileykwon_
#8
Chapter 9: Akh , btw itu first kiss jiyeon kah?
Minew11 #9
Chapter 8: Kykx kai jdoh nieh ma kai...ktmu mulu...hehe dtggu next chaptx
Minew11 #10
Chapter 7: Tuh kn entah knp aq malah dukung kaiyeon...moment mreka lbh sweeeeeeet...tp trserah authorx deh...dtggu next chaptx g pake lama hehe