woozi

When I Grow Up.

"Woozi! Sudah lama aku menunggumu!"

Woozi berlari menuju sebuah pohon di halaman Paman Jisoo. Tempat bermainnya setiap hari. Woozi sangat berterima kasih kepada Paman Jisoo karena betapa baiknya paman Jisoo memperbolehkan Woozi bermain sepuasnya di halamannya. Betapa baiknya Paman Jisoo membuatkan sebuah rumah pohon untuk Woozi bermain. Dan betapa baiknya Paman Jisoo memperkenalkan Woozi kepada keponakannya yang sangat cantik menurut Woozi. Nara.

Woozi mendongak ke rumah pohon, "Nara! Maaf aku terlambat!" Sebuah kepala mungil menyembul dari jendela rumah pohon, Nara memberikan tatapan tajamnya ke Woozi, "Kenapa kau terlambat?"

"Guru Kwon menghukumku karena aku tidak membawa PRku. Ayolah jangan kau menghukumku." Ucap Woozi dengan suara rada serak.

"Aku akan turun! Tunggu aku!" Dengan cepat Nara bergegas turun dari rumah pohon untuk menghampiri Woozi, "Tolong aku Woozi," ucap Nara meminta bantuan Woozi untuk membantunya turun dari tangga rumah pohon.

Woozi meraih tangan Nara, "Apakah kau marah?"

"Tidak," Nara menggeleng cepat, "Lagipula baru kali ini kau terlambat. Biasanya kan aku yang terlambat." Nara terkekeh.

"Tapi aku merasa-"

"Tidak." Potong Nara, "Nanti aku ada les. Karena itu aku datang cepat. Kukira kau sudah ada di rumah pohon tadi. Dan ternyata tidak. Sayangnya aku harus pergi les sekarang. Tapi mungkin selesai pulang les aku akan kesini itu pun jika-"

"Aku akan menunggumu."

.

.

.

"I’m waiting just for u. As I’m waiting for you, losing you I’m still at that place."

.

.

fin.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet