rain.

autumn, rain, chance☂
II
// RAIN - JEON WONWOO.
Smo8vxfxWdbsthvkYsrpracw
HONG JISOO ; KIM JIHO ; JEON WONWOO
SEVENTEEN ; OHMYGIRL ; SEVENTEEN
highschool!au (+1,200w)
142802929838537370divider.png
Jeon Wonwoo terbaring di atas kasur ruang kesehatan sekolahnya.
Tak beralasan sebenarnya, ia hanya sedikit mengantuk daripada biasanya—dan berdasarkan alasan inilah Wonwoo memutuskan untuk tidak menghadiri kelasnya kali itu. Tidak enak badan, semudah itulah alasannya diterima oleh sang pengajar. Toh kehadirannya di kelas pun tak memberikan pengaruh apapun pada pembelajaran, ia bukanlah salah satu pelajar aktif dan berprestasi baik di kelasnya.
Sejenak, matanya memejam.
Membiarkan semilir angin musim gugur menyisip masuk ke dalam ruang kesehatan, sial—kenapa disaat begini justru ia ditinggalkan sendirian? Apalagi Wonwoo malas untuk berdiri dan menutup jendela itu. Lengannya menutup mata, mencoba mengabaikan rasa dingin dan wangi tanah yang terbasahi oleh tetesan hujan. Terlelap, setelah berselang beberapa menit semenjak itu.
Wonwoo tak sepenuhnya tidur, ia sendiri adalah seorang light sleeper. Sekecil apapun suara yang timbul dan pergerakan sekecil apapun akan membangunkan pemuda ini secepat kilat. Kelopak matanya tepat terbuka ketika mendengar suara jendela yang ditutup. Tak berminat untuk menanggapinya—dan lagipula ia berpikir itu adalah guru jaga yang kebetulan menyadari jendela yang terbuka, ia bermaksud memejamkan matanya lagi.
"Jeon Wonwoo-ssi...?"
Suara familiar yang kerap di dengarkannya tiap pagi sebelum mulai home-room itu membuatnya menoleh. Dilihatnya sosok ketua kelasnya itu berdiri di antara kelambu yang memisahkan kedua kamarnya. "Kau sakit?" tanya gadis Kim itu. Wonwoo ingat benar, itu adalah kali pertama gadis itu bertanya padanya dan kali pertama ia mendengarkan suaranya dari jarak dekat, tentu saja. "Maaf, maksudku—" sela Jiho, sebelum Wonwoo sempat menjawab.
"Tidak. Hanya ingin tidur," jawabnya.
Cukup mengejutkan untuknya, tentu saja, mengingat jarang sekali ada teman sekelas yang berbicara kepadanya disamping Hanbin dan Mingyu, karena mereka berdua adalah teman terdekatnya semenjak usia belia. Pemuda Jeon ini dapat merasakan gadis itu mengangguk di sebelahnya. Satu hal yang baru saja ia sadari, gadis itu pun pagi ini merasa tak enak badan—sehingga menghabiskan hampir separuh waktu sekolahnya hari ini di ruang kesehatan. "Oh, b-baiklah kalau begitu aku duluan." Sopan tiap tutur katanya itu.
Wonwoo bergumam, masih tak acuh akan gadis itu. Detik berikutnya, ia menangkap sosok Jiho yang tengah mengintip dari balik kelambu, tepat ke arahnya. Alisnya pun berkeriut, tak mengerti apa yang sedang dilakukan gadis itu. "Apa?" tanyanya. Beginilah Wonwoo adanya, kaku—apalagi jika dengan orang yang masih terhitung baru untuknya. "Hmm, aku... itu, permen rasa teh hijau—katanya bisa membuatmu lebih rileks—hmm, kuletakkan di meja sebelah ranjangmu," Bersamaan dengannya, gadis itu melesat pergi. Wonwoo mendesah.
Niatannya untuk tidur kini jadi hilang, semenjak perbincangan itu terjadi. Badannya pun berguling menatap pada meja yang dimaksudkan oleh gadis Kim. Ditemukannya dua bungkus permen yang dimaksudkan berada di sana. Sejenak terdiam, tangannya kemudian meraih bungkusan pertama—menyobek plastik pembungkusnya dan melemparkannya ke dalam mulut.
Wonwoo tertidur setelahnya, dengan rasa manis—asing teh hijau di bibir.
***
Tangannya mengacakkan rambut yang sudah terbasahi oleh keringat setengah frustasi. Waktu sudah menunjuk mendekati waktu self-study; sementara ia dan teman-temannya yang lain baru saja mengakhiri permainan basket mereka. Seragamnya sudah kotor, berantakan dan bercampur dengan bau keringat—jelas tak pantas untuk mengikuti kelas sekarang. Langkahnya kemudian masih dilanjutkan, berjalan ke arah kelas untuk mengambil tasnya dan berniat untuk melewatkan self-study hari itu.
Keadaan kelas itu masih sepi, semua murid lain masih berada di luar untuk melakukan kegiatan mereka masing-masing. Tas sekolahnya dibawa di sebelah bahu sementara jas almamater sekolahnya bergantung bebas di atasnya. "Mau pulang,  Wonwoo-ssi?" Alisnya kembali berkeriut di balik poni yang menutupi itu, seraya mengangguk Wonwoo mengangkat kepalanya. "Tapi nanti poinmu dikurangi dan dihukum—" sambungnya.
Dasar, ketua kelas.
"Kalau kau nggak lapor ya nggak akan ketahuan," ucapnya santai.
Gadis itu terdiam sementara Wonwoo kini memandangnya dengan tatapan datar. Ia pun bergerak ke arah pintu kelas yang berada tak jauh dari Jiho. Sekilas dilihatnya Jiho mengigit bibir, begitu jarak mereka berkurang dan cukup dekat—tangan gadis itu mencengkram erat lengan kemeja sekolahnya. "Kenapa lagi?" tanyanya. (Jadi mengingatkannya pada ocehan Mingyu tiap kali—"Ketus sekali sih kau ini, Wonnie?" "Nanti nggak punya pacar, tau" "Heran kalau ada yang mau sama kamu!")
"Hmm, aku... mau bolos,"
Apa?
"Ketua kelas nggak usah banyak gaya," jawabnya simple.
Satu hal yang kemudian Wonwoo sadari, gadis itu nampak tak nyaman.
Ia terdiam sejenak—ia beringat, suasana ruangan ini panas dan makin terasa tak nyaman begitu Jiho berpegang erat padanya. "Aku—hnggg," Wonwoo benar-beanr tak mengerti wanita, otak mereka itu sulit dipahami olehnya. "—aku, bisakah... pinjam—jaket" Pantas saja sedari tadi gadis itu berdiri mematung, merapat hingga ke tembok. Pemuda Jeon ini menghela napas. "Kenapa?" Lantas wajah Jiho pun merah padam mendengarnya, "A, aku—ya" Wonwoo mengerti, permasalahan bulanan wanita agaknya adalah pembicaraan mereka sekarang.
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, jaket almamater milik Wonwoo sudah disodorkan pada gadis itu. "Pakai sana," ucapnya santai. Jiho kemudian menganggukkan kepala, menggumamkan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya pada pemuda itu seraya melilitkan jaket almamater pemuda itu pada pinggangnya. Wonwoo masih berdiri di dekat daun pintu kelas, seolah menunggunya sampai selesai (dan Wonwoo sendiri tak mengerti mengapa ia berlaku demikian, mungkin—ini dinamakan timbal balik; anggap saja terima kasih atas permen teh hijau waktu itu.)
"Jadi... bolos?"
Wajah gadis itu pun berseri dengan sigap menarik tasnya dan mengikuti pemuda itu.
Kim Jiho, satu kata—menarik.
(Kapan lagi kau menemukan sosok ketua kelas, yang adalah murid teladan bolos sekolah dengan seorang yang nilainya pas-pasan dan tukang bolos sepertinya?)
***
To : Jeon Wonwoo (08.35 AM)
Kenapa tidak masuk?
To : Ketua kelas (10.43 AM)
Tidak apa-apa.
To : Jeon Wonwoo (11.58 AM)
Mingyu-ssi bilang katanya Wonwoo-ssi sakit? 
To : Ketua kelas (10.43 AM)
Iya
To : Jeon Wonwoo (15.46 PM)
Akan kufotokopikan catatan dan tugas hari ini kalau begitu.
Semoga cepat sembuh, Wonwoo-ssi
ᕦ(ò_óˇ)ᕤ
To : Ketua kelas (18.35 AM)
Terima kasih.
To : Jeon Wonwoo (08.35 AM)
Besok apakah masuk? Jaketmu sudah kucuci...
Terima kasih ya, untuk waktu itu. Sampai repot mengantarkan pulang
ㅠㅠ

To : Ketua kelas (18.35 AM)
Masuk kok. Tak apa, tidak jadi masalah.


***
Entah sejak kapan ia menyadari ada yang berubah dari dirinya.
Mungkin sejak pertanyaan dari Soonyoung—teman Hanbin itu, yang katanya aura Wonwoo sudah tidak seangker dulu; katanya pemuda Jeon ini terlihat lebih santai dan tidak terlalu serius seperti dulu. Lebih mudah didekati dan ternyata adalah seorang yang ramah (ya, abaikan juga cengiran Soonyoung yang mengatainya "Ah, ternyata kamu tuh pemalu ya," Wonwoo jijik tiap kali mendengarnya.)
Hal kedua yang ia sadari, ia jadi diam-diam memperhatikan sosok ketua kelasnya itu.
Bukan lagi sekedar sebagai balas jasa, atas permen teh hijau yang kadang kala muncul di atas mejanya ketika pagi, atau catatan-catatan pelajaran yang dipinjamnya—jawaban-jawaban tugas yang malas dikerjakannya, atau bahkan hal-hal kecil lainnya. Ia pun tak mengerti, rasanya aneh ketika kakinya ingin bergerak meninggalkan teman-temannya begitu mendengar kepala gadis itu terkena bola dan sangat aneh ketika menemukan dirinya menyusup ke ruang kesehatan untuk mengecek keadaannya.
Seolah dengan sengaja, Wonwoo jadi memperlambat jalannya—mengambil rute bus yang sama untuk bisa melihat gadis itu pulang sebelum kembali ke rumahnya sendiri. Ia tak mengerti kegilaan apa yang menimpanya, atau kemana otak warasnya itu—ia yakin ada yang tak beres dengannya. Bahkan tak jarang, dengan sengaja menarik gadis itu ketika dilihatnya ia merasa tak nyaman di antara kerumunan pengguna bus lainnya. Membiarkan gadis itu berada di pojok, di balik punggungnya.
Dan hari itu, hari hujan pertama seperti yang dikatakan dalam ramalan cuaca. Yang membuat perasaannya sendiri berkecamuk—ingin marah, tapi tak mengerti kenapa. Napasnya tersengal, masih berusaha diatur setelah berlari sedemikian rupa dari kelasnya yang berada di lantai tiga bangunan sekolah. Jiho sudah tidak ada disana, upayanya sia-sia. Sialan.
Memang, menyesal selalu ada di belakang ya?
Siapa yang menyangka petuah Hanbin itu benar.
.
.
.
.
Hari hujan, termasuk dalam list yang dibenci oleh
Jeon Wonwoo, mulai musim gugur tahun ini.
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
agapanthus
#1
Sigh finally :') Susah nyari fic yang salah satu karakternya Wonwoo tapi straight dan gak oc ;; Once I found it, I'm glad the girl is Jiho! Karena pernah berpikiran kalo WonwooxJiho kayaknya lucu hehehe.
By the way, I really enjoyed reading this ; u ; Walaupun ada beberapa typo (ya?) hehehe overall aku suka ini ; u ; Setiap karakternya, huhuhu, dimana bisa nemuin senior kayak Jisoo atau temen kayak Wonwoo ;; Plotnya juga yang anak sma banget (walaupun kayaknya di sekolahku gak kayak gitu sih teehee). Also alternate endingnya huhuhuhu I thought I don't get otp that I want :")
I hope you can write more Wonwoo fics in the future!
lakeofwisdom
#2
Chapter 5: Aah padahal akhirannya Wonwoo sama Jihonya lucu :(
Andin0797
#3
Chapter 5: Kirain wonu jiho. Tapi gapapa deh wonu sama aku ajaaaaa. Lain kali wonu sama yerin gfriend aja yah xD *dijitak* manis bgt sih ficnya. Jadi ngena. Wonu pabo ga bsa ngungkapin isi hatinya. Keduluan josh kan :') love this fic!
Andin0797
#4
Chapter 4: Ough greget jiho sama siapa >< jiho innocent bgt sih~ hayoloh jiho pilih wonu atau kaka josh xD
Andin0797
#5
Chapter 3: Petuah biai apa?? Aduh ini dapet feelnya >< jd ini toh alasan knp wonu benci hujan hahaha
Andin0797
#6
Chapter 2: Cuteeee >< lanjut dong lanjut~~