she's back.

The Kingdom love story
Please Subscribe to read the full chapter

       Setelah tinggal di rumah sakit selama tiga hari akhirnya Hanna bisa kembali ke istana. Bukan hal mudah untuk keluar dari rumah sakit dan itu sedikit membuat Jaejoong dan Hanna kesal, namun setelah para pengawal datang dan menghadang para wartawan tersebut membuat Jaejoong dan Hanna dapat bebas ndengan mudah menuju mobil yang sudah di sediakan.

         Setibanya di istana Jaejoong dan Hanna langsung di sambut oleh Raja Kim dan Ratu Kim beserta para pelayan pelayan yang sudah beraris rapi di sisi kiri dan kanan pintu mewah yang di penuhi oleh ukiran ukiran mewah.

       “ ohh selamat datang sayang” Ratu Kim menyambut menantunya

   
     Hanna POV

           Setelah menghabiskan tiga hari ku di rumah sakit, akhirnya dokter mengijinkan aku pulang. Rasanya begitu berbeda sekarang karena, sekarang sudah ada Jaehan yang menambah kebahagiaan ku.

           Setibanya di rumah, aku di sambut oleh ayah dan ibu mertua ku yang menyambut kami di depan pintu istana bersama para pelayan yang berbaris rapi di kiri dan kanan pintu utama istana.

          “ohh selamat datang sayang” ibu mertua ku. Ratu Kim. Menyabut kedatangan ku dengan hangat yang ku balas dengan senyuman sedangkan ayah mertua ku langsung mengambil alih Jaehan yang awalnya berada di gendongan Jaejoonhg oppa.

           “ oh oh oh cucu ku yang tampan” ucapnya sambil mengayun ayunkan Jaehan yang berada dalam gendongannya, inilah sisi lain dari Raja kim yang di kenal sangat amat tegas. Dia adalah sosok ayah yang paling sempurna dimata ku tentunya setelah ayah kandung ku.

            “ Hanna ayo ibu antar ke atas melihat lihat kamar Jaehan” ajak ibu

            “  kamar?” Tanya ku bingung karena seingat ku kamar Jaehan belum selesai bahkan pakaiannya saja baru ku beli beberapa karena terlalu sibuk

            “ iya kamar. Kemarin selama kau berada di rumah sakit ibu meminta seorang desain interior untuk membuat kamar Jaehan. Ayo kita liahat, ibu harap kau menyukainya.” Astaga aku jadi sangat malu karena untuk urusan putera ku sendiri pun yang harus turun tangan adalah ibu mertua ku.

          “maaf aku jadi merepotkan ibu.” ucap ku penuh dengan penyesalan. Ohh Tuhan aku sangat menyesal merepotkan ibu mertua ku ini.

           “apa yang kau bicarakan? Ibu tidak pernah merasa repot. Lagipula ini untuk cucu ibu.” katanya sambil menggenggam tangan kanan ku

           “ tapi ibu pasti sudah sangat sibuk karena urusan istana, terlebih aku tidak bisa membantu selama di rumah sakit”

           “sudah, sudah. Tidak masalah kau tidak bisa membantu ibu bahkan ibu harap setelah ini kau harus lebih sibuk mengurusi Jaehan jangan biarkan dia terlalu lama bersama pengasuh.” Nasehat ibu benar benar menusuk ku. Karena, aku berfikir untuk kembali membantu ibu setelah dua atau tiga bulan masa istirahat ku tapi mendengar ucapannya aku mungkin akan sulit mendapat izin.

             Banyak yang kami bicarakan selama perjalannya menuju kamar Jaehan. Sebenarnay aku sudah tahu kamar mana yang akan di jadikan kamar Jaehan, yaitu kamar yang berada tepat di samping kamar ku dan jaejoong oppa. Setibanya di depan sebuah pintu bercat putih yang berukirkan hanggul Kim Jaehan, seingat ku ukiran ini belum ada tiga hari yang lalu ahh ini pasti hasil pekerjaan orang yang dipekerjakan ibu untuk membuat kamar Jaehan.

            Ibu memutar knop berwarna emas itu lalu mendorong pintu putuh itu dan terpampanglah sebuah kamar besar yang di penuhi oleh warna biru, lantai kamar yang di lapisi oleh karpet bulu berwarna biru, langit langit yang berwarna biru tua dengan lampu berbentuk bintang bintang kecil,  di tengah ruangan terdapat box bayi yang sangat besar -mungkin dapat menampung lima sampai tujuh bayi sebesar Jaehan- berwarna biru muda berhadapan langsung dengan jendela dengan gorden berwarna putih, tidak jauh dari box bayi terdapat sebuah tempat tidur berukuran queen size, di sisi kiri terdapat lemari bayi yang besar berwarna biru, disamping lemari tersedia lemari kaca yang berisi sepatu sepatu bayi yang terlihat sangat lucu, di sudut kamar tersedia sebuah sofa menyusui dengan sanggahan kaki berwarna putih yang berdampingan dengan sebuah sofa panjang yang besar disampingnya, di dinding dinding kamar terdapat beberapa foto pernikahan serta prewedding ku dan Jae oppa dan ohh ada lukisan Jaehan sepertinya itu di buat sesaat setelah kelahirannya tapi di antara semuanya yang paling menarik perhatiaan ku adalah sebuah kaca besar yang memperlihatkan kamar ku dan pintu yang ku pastikan menuju kamar ku. Astaga kamar ini dirancang dengan begitu detail.           

            “Hanna kau suka kamarnya?” ibu menyadarkan ku dari kegiatan mari mengagumi kamar baru Jaehan.

            “ Ah ibu tentu, tentu aku menyukainya ini sangat menakjubkan apalagi pintu dan kaca itu, aku benar benar menyukainya itu akan memudahkan ku memantau keadaan Jaehan nantinya.” Jawab ku sambil tersenyum

            “ ahh, ibu lupa. Kalau urusan pantau memantau ibu juga membuat sebuah pengeras suara disini yang akan menyambung kekamar kalian dan kamar para pengasuh Jaehan. Jadi, karena sekarang ada kaca disini yang langsung menyajikan pemandangan di kamar kalian, kalian tidak boleh lupa menutup gorden nya karena akan sangat bahaya jika Jaehan menangis dan pengasuh masuk dan memperlihatkan kalian yang sedang…..”

             “Ibu” omongan ibu di intrupsi oleh Jaejoong oppa yang entah sedari kapan berdiri bersandar di pintu kamar Jaehan. Terima kasih oppa kau menyelamatkan ku dari rasa malu karena aku tahu kemana arah pembicaraan ibu mertua ku ini.

            “ada apa?” Tanya ibu

            “Sudahlah ibu Hanna harus istirahat jangan menahannya disini terus.” Jawab jaejoong oppa 

             “Baiklah Hanna sebaiknya kau istirahat di kamar ibu akan suruh pelayan mengantar buah ke kamar mu sore nanti Hara akan datang berkunjung dia baru pulang dari Jepang malam tadi. Jae antarkan dia! Kalian bisa istirahat biar ibu yang menjaga Jaehan hari ini bersama pengasuhnya.” Mendengar perintah langsung dari ibunya Jaejoong oppa menghampiri ku dan memegang telapak tangan kanan ku kemudian menuntun ku menuju kamar kami melalui pintu bercat putih yang langsung menuju kamar kami tersebut.

              “tidurlah, aku akan pergi ada yang harus ku lakukan” setelah mengantar ku dan mengucapkan kata kata itu Jaejoong oppa langsung beranjak pergi dan meninggalkjan ku sendiri di kamar besar kami.

 

 

 

 

              Jaejoong POV.

        

              Hari ini Hanna kembali dari rumah sakit setelah tiga hari kami berada di rumah sakit. Kami?. Ya kami, tentu aku ikut menginap di rumah sakit menemaninya selama di sana tanpa sekalipun pulang ke istana. 

               Setelah tiba di istana dengan sambutan ibu dan ayah, Hanna langsung di bawa oleh ibu menuju kamar baru Jaehan yang baru saja selesai di buat orang suruhan ibu sedangkan ayah langsung mengambil alih Jaehan dari tangan ku dan bermain bersama cucu pertamanya itu tanpa menyapa ku terlebih dahulu. Lama aku berdiam diri sambil mengotak atik ponsel ku tanpa ada seorang pun yang menyapa ku.

              “JAE!” ohh akhirnya ayah sadar bahwa puteranya ini ada disini.

              “ada apa? Sudah lelah bermain bersama cucu mu tercinta itu ayah?” Tanya ku sambil menahan kesal kepada orang nomor satu di Korea ini.

              “ Besok malam akan ada pesta penyambutan bersama dengan para tetua, para menteri dan teman teman dekat ayah, ibu, kau dan Hanna. Jadi, kau bersiaplah.” Pesta lagi pesta lagi selalu ada pesta di setiap perisatiwa penting di istana ini.

              “ayah aku sudah bilangkan..,”

              “ Tenang tidak akan ada wartawan yang akan mengambil gambar putera mu sampai enam bulan kedepan, ayah bisa pastikan itu.”

               “ Baiklah. Ayah aku ke atas dulu jika Jaehan menangis minta pengasuhnya mengantarkannya keatas.” Aku beranjak dari duduk ku menuju tangga melingkar di sisi kanan sofa yang ku duduki tadi bersama ayah

               “ Jaejoong jangan lupa menjemput Kibum di bandara nanti malam dia akan datang bersama kekasihnya dan tenang saja Jaehan tidak akan menangis selama bersama kakeknya” teriak ayah yang di susul oleh tawanya yang menggelegar. Sudah lama bahkan sangat lama sejak ayah sangat jarang berdiam diri di rumah tertawa dan bermain bersama aku, Junsu dan kibum tapi hari ini ayah akan berada di rumah sepanjang hari bersama cucunya. Aku tersenyum membayangkan bagaimana ayah akan menjadi kakek yang sangat memanjakan cucunya.

Drrrt drrrt drrrt

                 Getaran ponsel di saku kanan celana ku menghentikan langkah ku di pertengahan tangga. Panggilan. Aku ingin lihat kontak siapa yang menghubungi ku tapi ternyata nomor ini tidak terdaftar di kontak ku. Ku geser layar layar touchscreen   ponsel ku untuk menjawab panggilan masuk tersebut.

                 “hallo” suara ini aku mengenalnya dia Lee min ah.

                 “hallo, oppa”

                 “ siapa?” walau aku tahu dengan pasti tapi aku hanya ingin memastikan bahwa ini benar benar Min Ah. Lee Min Ah.

                  “ oppa ini aku Min Ah. Lee Min Ah. Kau menupakkan ku” terdengar nada kecewa dari suaranya.

                  “Min Ah? Aku tahu ini kau, aku tidak mungkin melupakan mu” jawab ku

                  “ oppa aku baru kembali dari Inggris datanglah ke apartement ku”

                  “apartement mu?”

                  “ Ya. Ahh maaf aku lupa kau baru saja mempunya anak pasti kau sibuk kan? Ya sudah tidak masalah” dia terdengar benar benar kecewa

                   “ Ahh tidak, aku akan datang tunggu aku”

                   “benarkah? Ya aku akan menunggu mu sambil memasak makanan kesukaan mu. Sampai jumpa.”

                    “Ne. sampai jumpa.” Ku tutup sambungannya dan memasukkan ponsel ku ke saku ku kembali.

 

          

 

    Author POV

                      Jaejoong melangkah terburu menuju pintu utama, telepon dari Min Ah benar benar membuatnya senang sudah lebih dari dua tahun Min Ah pergi meninggalkannya untuk pergi ke Inggris mewujudkan cita citanya sebagai model dan itu benar benar membuat Jaejoong kecewa tapi sekarang setelah Min Ah kembali Jaejoong berjanji tidak akan membiarkan Min Ah pergi lagi apapun alasannya.

                     “Jae, mau kemana kau?” ucapan ibunya mengintrupsi langkah Jaejoong

                     “ ada yang ahrus ku kerjakan, bu. Aku pergi dulu.” Jaejoong kembali melangkah kan kakinya setelah menjawab pertanyaan sang ibu.

                      “YA YA YA Jaejoong. KIM JAEJOONG!!!” teriakan ibunya menggelegar hingga ke telinga dalam Jaejoong, dia tahu ibunya pasti marah karena dia meninggalkan Hanna sendiri di kamar tapi apa boleh buat Min Ah lah yang terpenting untuk saat ini.

                       Jaejoong mengendarai mobil Lamborgini keluaran terbaru miliknya membelah jalanan Seoul yang cukup padat siang itu, dia benar benar ingin bertemu Min Ah secepatnya. Setelah lebih dari tiga puluh menit akhirnya Jaejoong tiba di salah satu apartement termewah di Korea yang berada di salah satu sudut Gangnam, setelah memastikan mobilnya terparkir dengan baik akhirnya Jaejoong memasuki gedung itu menuju kamar yang sudah sangat di hapalnya.

                     Ting..Tong..Tong 

                    Cklek…

                     “OPPA! Kenapa tidak langsung masuk saja?” ucap Min Ah sesaat setelah pintu terbuka.

                      “Aku pikir pinnya sudah di ganti.” jawab Jaejoong sambil berjalan memasuki apartement Min Ah.

                      “Aku tidak mungkin menggatinya itukan pertama kalinya kita berkencan.” Jawaban Min Ah seakan memutar memori memori kebersamaan mereka yang di rasa begitu indah sebelum keinginan kuat Min Ah merusak segalanya.

                      “ ahh Oppa aku sudah siapkan makanan kesukaan mu. Ayo kita makan” Jaejoong dan Min Ah langsung menuju ruang makan.

                Setelah makan Jaejoong dan Min Ah menghabiskan waktu dengan bermesraan, berbincang bincang, mengingat ingat masa lalu mereka dan melihat lihat album kenangan mereka. Lama Jaejoong habiskan waktu dengan Min Ah bahkan hingga larut dan lupa bahwa hari ini dia sudah berjanji menjemput adik bungsunya yang pulang dari Amerika.

                     

                    

               setelah kepergian Jaejoong siang tadi dan belum kembali hingga malam ini, keadaan istana tidak begitu baik Raja Kim sangat kesal dengan puteranya itu terlebih Jaejoong juga mengingkari janjinya menjemput Kibum di bandara dan berakhir dengan kibum yang menunggu selama satu jam lebih dan sehingga memaksanya menelepon Raja Kim hingga dia di jemput oleh Junsu kakak keduanya.
               Masalah kepergian Jaejoong membuat ayahnya yang sedang kesal menumpahkan kekesalannya pada sekertaris Jung yang merupakan sekertaris pribadi Jaejoong yang saat ini sudah berdiri gugup di hadapan meja kerja Raja Kim.             

               “ Kau yakin Jaejoong tidak mempunyai pekerjaan yang harus di selesainkan hari ini?” Tanya Raja Kim marah

                “ Ampun Yang Mulia tapi saya yakin. Karena, jadwal Putera Mahkota selama dua mingg

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
Chapter 2: woah woahh kelewatan tuh putra mahkota, orang udh punya istri sama anak masih aja nyamperin cewek lain-_- ckckck...anyway,mohon d lanjut y authornim^^
haninur32 #2
Chapter 2: Ada g-dragon jugaa ternyataa. Update nya akan selalu ditunggu author-nim ^^
haninur32 #3
Chapter 1: Waahhh. Cerita nya menarik. Updatenya jangan lama lama yaa author-nim. Semangaatt ^^
hoseokislove #4
cant wait for the first chapter^^
seventeenwoozi #5
hope you update soon^^