Fanfic 1 : Say U Say Me (Ravi)

Kumpulan Fanfic/ One-shot/ Scenario : VIXX

Ravi menemukan sebuah foto yang secara tidak sengaja terjatuh dari rak buku, senyumanya langsung terkembang begitu melihat foto apa yang ditemukannya. “Kau sedang melihat apa?” Yuja muncul dari belakang sambil mengelap tangannya yang basah setelah selesai mencuci piring. “Foto kita 3 tahun yang lalu” Ravi menunjukkan polaroid yang terlihat masih tampak baru, didalamnya terlihat Ravi berdiri ditengah ribuan cahaya putih sambil merangkul pundak Yuja dan tersenyum senang. Keduanya tampak bahagia didalam foto. “Ingat kapan foto ini kita ambil?” Ravi menatap Yuja menunggu jawaban, yang ditanya hanya balas menatap Ravi diam. Merasa tak akan ada tanggapan dari Yuja, Ravi menjawab, “Hari ketika aku mencuri hatimu” mendengar jawaban dari Ravi yang terdengar berlebihan Yuja memukul dada Ravi sambil menggelengkan kepalanya. “Apa itu salah satu lirik lagu yang sedang kau kerjakan?”, “Tidak?!” Ravi menggelengkan kepalanya kuat lalu memeluk istrinya dari belakang dengan manja.


“Ingat ketika kita bertemu lagi setelah hampir 11 tahun tidak bertemu?”


“Ya...aku ingat dengan amat sangat jelas, Ravi….”


---

3 tahun yang lalu...


Pagi itu Ravi tengah berolahraga di gym tempat ia biasanya berlatih membentuk tubuh, tiba-tiba ibunya menelpon.


“Yeoboseyo??”


“Wonsik-ah…kau ingat Park Yuja??”


“Kenapa tiba-tiba?” Ravi menghentikan kegiatannya sementara lalu mengambil botol minumannya. Siapa Park Yuja? Pikirnya. “Aku lupa… memangnya kenapa?”


“Kau lupa? Dia yang selalu pulang sekolah denganmu waktu SMP itu…”


“Aku tak pernah…” Ravi mengingat seseorang. Dikepalanya terbayang seorang gadis berambut pendek dan bertingkah seperti lelaki. “Oh! Jendral Park!! Aku ingat!!! Hahaha ada apa dengan dia? Aku selalu menunggu beritanya debut menjadi petinju sampai sekarang. Oh! Apa omma ingin memberitahuku bahwa dia akan debut??” Ravi tiba-tiba merindukan sahabatnya yang terkenal sebagai anak terkuat dikelas setelah dirinya tentu saja.


“Apa maksudmu dengan Jendral Park??” Ibunya terdengar bingung, Ravi hanya menjawabnya dengan tawa, masih sibuk membayangkan bagaimana penampilan Yuja kali ini. “Aduh terserahlah. Tapi, kemarin omma bertemu dengan ayahnya Yuja, dia bilang 2 minggu lagi Yuja akan menikah”


“Menikah???”


Ravi terdiam membatu, ada dua hal yang mengganggu pikirannya. Pertama, lelaki seperti apa yang mau menikahi wanita perkasa seperti Yuja dan yang kedua, bukannya Yuja berniat untuk terus bersama dengan Ravi? Sebagian dari dirinya tiba-tiba merasa dikhianati.


“Wonsik-ah…Kim Wonsik!!” Ibunya berteriak memanggil namanya, “Kau melamun ya?? Kau masih menyukainya ya? Kau tak terima kalau dia menikah dengan orang lain ya??” goda ibunya.


“Omma!! Kapan aku pernah bilang kalau aku menyukainya?“ Meski mencoba terlihat tetap tenang, wajah Ravi sudah berubah merah, telinganya terlihat sama seperti warna tomat.


“Menolak lupa dia, kau ingat ketika kalian membuat janji untuk sama-sama menjaga Jiwon? hahaha. Ah sudahlah, aku hanya ingin memberitahu kalau dia baru saja kembali ke Seoul. Kalau kau ada waktu malam ini temui dia ya??”


“Kan kami hanya berjanji menjaga Jiwon tidak lebih!! Lagipula siapa yang mau menikah dengan wanita yang seperti lelaki itu?”


“Iya…iya… terserah kau saja. Jadi kau tetap ingin bertemu dia atau tidak???”


Meski sempat berpikir beberapa saat, akhirnya Ravi menyetujui untuk bertemu dengan Yuja, paling tidak mereka bisa bertemu sebentar mengenang masa remaja mereka. Ibu Ravi lalu memberikan nomer handphone Yuja lewat pesan. “Kau langsung tanya dia saja ya… Aku sibuk. Daah…” Ibu Ravi langsung menutup teleponnya.
Park Yuja…sudah lama ya… Ravi menyimpan nomer handphone Yuja dan mengecek kakao talk miliknya, biasanya ketika dia menyimpan nomer seseorang, ID kakao orang tersebut secara otomatis akan muncul. Dan benar saja! Nama Park Yuja yang ditulis dengan alphabet muncul, “Huh? Dujun B2ST??? Dia bahkan tak memakai foto wajahnya sebagai profil kakaonya” Ravi tersenyum lalu mencoba mengirimkan pesan lewat kakao.


[Jendral Park! Apa kabar??]


Pesan singkat yang benar-benar singkat, Ravi menaruh handphonenya dan kembali berolahraga. Kalau dipikir-pikir meski baru saling mengenal ketika mereka berada dibangku SMP, mereka adalah teman dekat yang tak terpisahkan, bahkan teman-temannya sering menjuluki mereka duo tak terpisahkan. Sebuah janji juga sempat tecipta diantara mereka ketika Ravi mengungkapkan cita-citanya untuk menjadi bodyguard adiknya, Yuja yang kagum dengan cita-cita Ravi mengatakan bahwa dia juga ingin menjaga adik Ravi.


“Kenapa kau ingin menjaga adikku juga?” Tanya Ravi remaja.


“Bukankah bila berdua kita bisa jadi lebih baik menjaga Jiwon?”


“Ah…aku saja cukup kok..lagipula kau kan perempuan…”


“Wooo…Kim Wonsik…akhirnya kau menyadari kalau aku perempuan??”


“Oh…Oh! Tentu saja! Kau memang perempuan kan??? Kenapa kau bisa berpikiran begitu?” Ravi terlihat kikuk menjawab pertanyaan Yuja.


“Oh..Oh… Kim Wonsik tak perlu kikuk begitu” Yuja mengejek ucapan Ravi yang terbata-bata. “Baguslah kalau kau menganggapku perempuan. Tidak seperti teman-teman yang lain…” Yuja tersenyum kearahnya.


Ravi melihat Yuja dari arah samping, Yuja yang terlihat dari arah samping benar-benar manis. Ravi remaja hari itu menyadari bahwa dia jatuh cinta dengan Yuja, temannya yang berambut pendek dan berkelakuan seperti lelaki ini.


Sayangnya, begitu menyadari bahwa dia jatuh cinta dengan Yuja, Keluarga Yuja memutuskan untuk pindah ke Indonesia karena alasan pribadi. Tanpa kabar, tanpa berita, tanpa perpisahan. Ravi remaja merasakan pengkhianatan untuk pertama kalinya.


---


[Kapten Kim?!! Apa itu kau?]


Ravi melihat balasan dari Yuja. Ya, Jenderal Park dan Kapten Kim julukan yang mereka ciptakan bersama. Ravi yang kini sudah kembali ke dorm tempat dia tinggal bersama member VIXX tampak sibuk untuk segera membalas pesan dari Yuja.


[Tentu saja ini aku! Ravi!!]


Ketika mereka pertama kali berkenalan Ravi memperkenalkan diri sebagai Kim Ravi daripada Kim Wonsik, mungkin dia sedikit malu dengan nama aslinya. Padahal menurut Yuja nama Wonsik itu terdengar lelaki. Tapi, karena Ravi tetap memaksa akhirnya Yuja terus memanggilnya Ravi dan sampai sekarang Ravi menggunakan nama itu sebagai nama panggungnya.


[Woah!! Hebat!! Kau sekarang sudah terkenal! Aku bangga padamu!]


[Beri aku tanda tanganmu!!!!]


[Rapper Ravi!!!!!]


[Aku fans beratmu!!!]


[hahahahhaa>.<]


Ravi tersenyum membaca pesan dari Yuja.


[Hey, Jenderal Park! Kau pura-pura polos ya setelah meninggalkanku 11 tahun yang lalu…]


[huh? Jangan bercanda, mengaku sebagai fans beratku tetapi memakai foto Dujun seonbaenim? Lucu!]


Setelah pesan Ravi terbaca, beberapa saat kemudian foto profil Yuja berubah menjadi wajah seseorang dengan rambut putih dan make up tebal warna gelap, foto Ravi ketika VIXX mempromosikan lagu Hyde.


[Puas kau sekarang? Sudah aku bilang, aku fans beratmu hahahahahaha]


[uh-oh! Kau masih dendam ternyata..maafkan aku…]


Ravi terkejut dengan tindakan Yuja yang menggunakan foto aneh dirinya dari masa lalu. Meski terkejut, Ravi tidak bisa menyembunyikan senyumannya. Entahlah, dia merasa bahagia saat ini.


[Oh Yuja! Kau benar-benar tak berubah…]


[Tentu saja! Pergi tanpa memberi salam, sungguh tidak sopan… Kau perlu diberi hukuman! Kau harus mentraktirku makan, malam ini juga!!]
Yuja langsung membalas pesannya,


[Baiklah…malam ini kita bertemu di Yongsan??]


[Oh! Aku lupa!!! Kim Ravi kan seorang Idola, apa tidak apa-apa bertemu denganku? Ah…bagaimana ini? Kalau pertemuan kita malah menyebabkan sebuah skandal??? Aku takuutt hahaha]


Ravi menggelengkan kepalanya tak habis pikir,


[Kau berlebihan! Beri tahu aku alamat tempat kau menginap, aku jemput disana…]


Yuja mengirimkan alamat hotel yang berada didaerah Yeouido. Ravi bilang bahwa dia akan menjemput Yuja sekitar pukul 7 malam didepan loby, Yuja diminta langsung masuk kedalam mobil yang dimaksud Ravi. Kesepakatan diantara mereka selesai dan kini Ravi bersiap-siap untuk pertemuan mereka.


---


Ravi melihat wajahnya didepan cermin, kemeja flannel warna merah kesukaannya, celana jeans, dan topi. Sempurna. Ravi menyemprotkan parfum dibeberapa titik lalu mengambil kunci mobilnya, Hyuk yang sedang duduk menonton TV bertanya, “Hyung kau mau kemana?” Ravi menjawabnya sambil mengedipkan mata, “Bertemu teman lama. Sampai jumpa…”, “Cih…dia terlihat seperti akan berkencan dibandingkan akan bertemu teman lama” Hyuk menggelengkan kepalanya lalu kembali dalam kesibukannya.


Jalanan sore ini tidak begitu macet, Ravi hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ditempat janjian. Ravi mengambil handphonenya dan mengirim pesan bahwa dia sudah sampai dan menyuruh Yuja untuk segera naik. Tak berapa lama kemudian seorang wanita mengetuk pintu dan Ravi segera menyuruhnya masuk.
“Hai!” Sapa Yuja.


Ravi terlihat mematung untuk beberapa saat, terpesona dengan gadis yang ada didepannya. Tunggu?! Apa ini benar-benar Yuja yang dia kenal? Wanita didepannya ini terlihat amat sangat berbeda dari Yuja yang dikenalnya. Rambut panjang bergelombang warna merah maroon, tank top putih yang dibalut kemeja flannel warna merah, celana jeans hitam dan kalau Ravi masih kurang terkejut, Yuja memakai heels yang tinggi haknya sekitar 7cm. Cukup tinggi kalau Ravi harus membayangkan wanita seperti Yuja berjalan menggunakan sepatu itu.


“Ravi?? Kau melamun” Yuja menyadarkan lamunan Ravi, “Oh-ah yah… maaf hahaha kita berangkat sekarang?” Ravi menyalakan mesin mobilnya. “Ya, tentu saja!” Jawab Yuja.


Berada didalam mobil bersama teman lama mungkin bukan hal yang aneh, tetapi keadaan mereka didalam mobil saat ini benar-benar kikuk tak ada percakapan hanya terdengar suara mesin mobil yang memecah kesunyian.


“Hei!” ucap mereka secara bersamaan lalu saling bertatapan dan tertawa. “Kau duluan” kata Ravi. Yuja mengangguk, “Jadi kita akan kemana??” Ravi berpikir sebentar, “Aku juga tidak tahu. Kau mau makan sesuatu? Makanan korea mungkin? Kau cantik sekali”


“Apa??” Yuja sedikit terkejut dengan kalimat terakhir Ravi.


“Apa??” Ravi balik bertanya pada Yuja.


“Hahaha… aku mau kimbab” Yuja menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. “Oh, bisa kita makan di mobil saja? Sambil berkeliling?” tambahnya tak mau terlalu ambil pusing dengan pujian dari Ravi tadi.


“Ide yang bagus. Aku tahu kimbab yang enak didaerah sini”


Lalu, semuanya kembali hening.


---


Setelah membeli 3 buah kimbab tuna dan 2 botol cola mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu di tepi sungai han, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam dan malam dimusim panas sudah mulai tampak.


“Jadi, Yuja. Ku dengar 2 minggu lagi kau akan menikah?” Ravi membuka pembicaraan mereka sambil menggigit kimbab pertamanya.


“Ya seperti yang kau tahu dari ibumu. Aku akan menikah 2 minggu lagi…”


Tak ada nada bahagia dalam jawaban Yuja, membuat Ravi bertanya-tanya ada apa sebenarnya dengan temannya ini. “Kau bahagia??” tanyanya hati-hati.


“Aku bahkan tak pernah mengenal kata bahagia semenjak aku pindah 11 tahun yang lalu…” Yuja menaruh kimbab yang hampir masuk kedalam mulutnya, “Tapi ya aku akan menikah dan segera menemukan kebahagiaanku” Yuja mencoba tersenyum didepan Ravi.


“Kau yakin??”


Ada jeda yang cukup panjang sebelum Yuja akhirnya menjawab.


“Mungkin???” Jawabnya tak pasti, “Kau mau datang di hari pernikahanku kan?”


Ravi tersenyum, “11 tahun yang lalu apa yang terjadi? Kenapa pergi tanpa memberi salam perpisahan?”


“Orangtuaku bercerai, aku dipaksa mengikuti ayahku ke Indonesia sementara ibuku membawa adikku ke Hawaii. Aku tak sempat mengucapkan salam perpisahan padamu, semua terjadi begitu cepat dan tiba-tiba. Meski aku tahu kalau suatu hari hal terburuk itu akan datang, makanya aku selalu terlihat kuat dan aku ingin selalu bersamamu, ingat ketika aku bilang kalau aku ingin ikut menjaga Jiwon? Itu impianku untuk bisa memiliki kehidupanku sendiri. Dengan orang yang aku percayai”
Ravi menatap Yuja, dia tak pernah percaya bahwa hidup wanita dihadapannya ini benar-benar menyedihkan, padahal Yuja selalu terlihat ceria dan bahagia. Ravi menarik Yuja kedalam pelukkannya. “Apa pernikahanmu ini karena perjodohan?” Tanya Ravi sesaat setelah dia melepas pelukkannya.


“Tidak, kami sudah berpacaran selama 2 tahun. Tetapi, dia berubah menjadi orang yang tidak aku kenal. Kasar dan tidak berperasaan” Yuja tidak menangis. Ravi tahu Yuja sulit mengeluarkan air mata dibandingkan dirinya. Tetapi, Ravi bisa melihat kesedihan di matanya. Tatapan kesepian dan putus asa.


“Yuja-ah… kau… mau pergi bersamaku??”


Ravi membuat sebuah keputusan yang mungkin akan melahirkan masalah lainnya, tetapi dia tidak peduli. Dia hanya ingin wanita didepannya ini bahagia bersamanya.
“Pergi kemana? Apa maksudmu?”


“Kau mencintaiku tidak? Karena aku baru sadar kalau aku benar-benar mencintaimu dan tidak akan rela memberikan dirimu yang berharga menikah dengan lelaki yang memperlakukanmu kasar. 11 tahun cukup bagiku kehilangan dirimu…” Ravi tersenyum sambil memberikan tangannya kearah Yuja dan menunggu wanita itu untuk menyambutnya. Tak perlu menunggu lama, Yuja lalu menyambut tangan Ravi. “Bahagiakan aku…” katanya.


“Aku berjanji…”


---


Berbagai macam pemberitaan, rumor, gossip langsung menimpa mereka begitu mengetahui bahwa lelaki yang akan menikah dengan Yuja adalah seorang publik figur yang terkenal dengan kedermawanannya. Pernikahan Yuja dengan kekasihnya tentu saja gagal, meski dengan sedikit drama bahwa kekasihnya itu benar-benar mencintainya dan berusaha mencari perhatian dengan usaha bunuh diri, Yuja tetap tak bergeming. Ayahnya yang mengetahui hal ini tentu saja marah besar tetapi memilih diam. Netizen memang terus mencaci Ravi yang dianggap sebagai penghancur hubungan orang. Namun para ‘starlight’ sebutan untuk penggemar VIXX merasa bahwa yang dilakukan Ravi tidak salah, mengingat hampir semua lagu yang diciptakan Ravi menggambarkan tentang rasa cintanya pada Yuja yang kala itu menghilang begitu saja. Ravi sangat berterima kasih kepada penggemarnya sampai-sampai dia menangis karena terharu. “Maafkan aku, tetapi aku sudah menunggunya selama ini…”
Karir VIXX juga tidak hancur seperti apa yang dibayangkan orang-orang. Meski Ravi harus kehilangan banyak penggemar dan makan hati setiap membaca komentar pedas, yang perlu dia lakukan hanyalah menatap kearah cahaya yang selalu menyinarinya. Cahaya dari orang-orang yang peduli dan mencintainya, seperti Yuja, keluarganya, member VIXX, dan tentu saja starlight fansnya.


---


Kejadian itu sudah berlangsung 3 tahun yang lalu, Ravi memberanikan diri melamar Yuja didepan para fans pada konser VIXX di Seoul. Berdiri ditengah panggung sambil memperkenalkan Yuja secara langsung dan ketika Ravi berlutut dihadapan Yuja, para fans sambil memegang light stick menyanyikan lagu 4men yang berjudul propose song. Mereka ternyata sudah merencanakan semuanya dengan baik, Ravi menghubungi fansnya dan meminta restu dari mereka. Semua ikut bahagia saat itu.


“Omma!! Aku mau makan…“


Seseorang muncul dari arah ruang tamu mengagetkan Ravi dan Yuja yang sedang mengingat masa-masa sulit mereka. “Hyuk-ah! Sudah aku bilang berapa kali untuk tidak memanggil Yuja ‘omma’? dia bukan ibumu!” terdengar nada cemburu daripada marah dari ucapan Ravi.


“ey..hyung. Omma saja tidak keberatan kenapa kau yang sebal?” Hyuk mendekati Yuja dan menarik tangannya. “Omma! Hari ini kita makan gobchang ya??ya??”


“ish!! Anak ini!! Pergi makan bersama hyung yang lain saja!” Ravi memukul tangan Hyuk pelan agar dia melepaskan pegangan tangannya dari Yuja.


“Kita sudah ada disini, kenapa kau tidak mau bergabung?” N, leader VIXX dan member lainnya sudah berdiri rapi di depan mereka sambil membawa kunci mobil Ravi.

“Aku yang akan menyetir!!!” kata Ken senang, “Jesu-nim kau mau kan pergi makan bersama kami???” Hongbin menatap Yuja penuh harap. “Ayo?” Bahkan Leo yang biasanya diam kini ikutan ambil suara.


“Hahaha, baiklah” Yuja menatap Ravi, “Kau tak mau ikut? Aku tidak apa-apa makan bersama mereka” Ravi langsung menggelengkan kepalanya. “Tentu saja aku ikut! Aku tak bisa membiarkan istri tercintaku yang sedang hamil ini digoda oleh lelaki-lelaki macam kalian”


“Wah…Omma hamil? Oh…hyung… aku tidak tahu ternyata kau memang lelaki perkasa…” Goda Hyuk.


“Sudah berapa bulan??”


“Wah!! Selamat!!! Aku punya keponakan lagi!”


“Kau harus mulai menjaga kesehatanmu jangan sampai terlalu lelah”


Semuanya berebut kesempatan untuk bertanya pada Yuja sambil berjalan keluar rumah. Ravi yang berjalan paling belakang hanya tersenyum senang melihat semuanya sayang pada istrinya itu.


"Iya..iya…terima kasih ya semuanya mau memperdulikanku…” Yuja tampak kebingungan menjawab pertanyaan mereka satu persatu, tetapi tentu saja dia senang. Semuanya menyayangi dirinya.


FIN

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hayan_cheonsa
#1
Chapter 1: Wahh, good story. Pas bnget buat q yg lagi blajar hangul... makasih ya, fighting..!!