EXO from exoplanet

Almost Easy

Di Soo Man High, persaingan bukan hanya tentang otak, tapi juga duit. Kasta dipisahkan berdasarkan jumlah uang, pangkat, dan reputasi yang dimiliki orang tua. Kesenjangan sosial jadi sesuatu yang tak terhindarkan. Selain nilai rapor, ada banyak nilai tak tertulis yang menentukan di posisi mana kamu berada, di puncak teratas, atau rock bottom. Faktor pertama dan yang paling utama ya itu tadi, duit. Faktor lain mungkin penampilan. Tapi karena wajah bisa dibentuk dengan mudah oleh operasi plastik, satu-satunya yang penting memang cuma uang.

Yang bertengger manis di puncak piramida kekuasaan di Soo Man High, adalah lima flower boys yang dijuluki dengan nama EXO. Katanya karena mereka berasal dari exoplanet, planet di luar tata surya. Mereka memang terlalu sempurna buat jadi penghuni asli galaksi Milky Way.

Ketuanya, Kim Junmyun, adalah putra dari presiden direktur Exxel Corporation. Iya, Exxel Corporation yang itu. Junmyun ini anak tunggal, yang berarti satu hal: pewaris tunggal. Tinggal di Gangnam, hobinya adalah golfing dan menghabiskan uang papanya.

Byun Baekhyun juga termasuk spesies yang hobi menghabiskan duit orang tuanya. Tapi dia ini anti-mainstream, kalau cowok lain memilih buat beli sports car yang gagah, Baekhyun lebih suka menabung buat beli satu set peralatan makeup lengkap. Eyeliner adalah elemen wajib. Makanya nggak jarang cewek-cewek minder kalau deket-deket makhluk metroseksual yang satu ini. Habisnya, Baekhyun ini sudah bisa dipastikan tidak akan meninggalkan rumah sebelum wajahnya dipoles indah dengan bedak dan kawan-kawannya.

Beda lagi dengan Chanyeol. Murid yang terkenal di kalangan guru itu ada dua tipe: murid berprestasi, dan murid yang kebanyakan ulah. Chanyeol ini tipe kedua. Hobinya iseng, mulai dari menempelkan permen karet di kursi guru sampai mengintip ke kamar mandi perempuan. Ini yang membuat dia masuk ke dalam blacklist para guru. Tapi siapa sih yang berani menghentikannya? Chanyeol ini anaknya yang punya sekolah. Jelas saja dia bisa berbuat sesuka hati tanpa takut kena detensi.

Di sisi lain, Do Kyungsoo adalah makhluk imut menggemaskan yang sepertinya terlalu suci untuk diasosiasikan dengan anggota EXO lainnya yang nista. Wajahnya yang unyu didukung dengan tubuh mungil menjadikan Kyungsoo populer di kalangan noona-noona pedofil. Siapa pun yang lihat wajahnya pasti kebelet pengen nyubit kedua pipinya yang mulus bak pantat bayi. Bless this kid.

Kalau Sehun beda lagi ceritanya. Jadi yang paling muda di antara anggota lainnya bukan berarti dia akan memenuhi perannya sebagai adik polos nan penurut. Bisa dibilang apatis, Sehun ini sama sekali tidak peduli dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Kalau seluruh penjuru Korea Selatan diserang gempa bumi lima skala Richter, Sehun akan jadi orang terakhir yang menyadarinya karena dia terlalu sibuk main Xbox. Memang makhluk aneh, sama sekali nggak ketebak pemikirannya. 

Kalau Jongin, selain terkenal di SMA-nya, dia memang sudah terkenal di Korea. Punya gen selebriti dari ibunya yang seorang aktris, Jongin telah menempuh karir modelling sejak masih belajar merangkak (muncul di iklan popok dengan slogan “tak ada bocor!”). Jadi model majalah fashion, tak jarang Jongin tampil shirtless demi profesionalisme. Otot perutnya yang seksi telah jadi tontonan sehari-hari cewek-cewek berotak ngeres, tapi untungnya dia masih suci dari jamahan para fangirls liar. Jongin yang punya warna kulit kecoklatan seksi ini paling populer di antara rekan-rekannya di EXO, tapi siapa yang bisa menyalahkannya?

EXO memang alien. Kalau jalan bareng, matahari bisa kalah silau dari mereka.

“Omong kosong." Soojung mendengus. “Mana ada yang seperti itu.”

“Kamu belum lihat mereka sih.” Jinri menyilangkan kedua tangan di depan dada, bicara dengan menggebu-gebu. “Pokoknya ya, mereka itu keren, cakep. Keren deh pokoknya.”

“Kamu menyebut ‘keren’ dua kali.”

“Karena mereka memang keren!”

Penjelasan panjang lebar Jinri tentang EXO sama sekali tidak memberi pengaruh bagi Soojung. Mana ada yang seperti itu. Hanya karena EXO ini kebetulan kaya, tampan, dan terkenal, bukan berarti mereka bukan manusia. Dari deskripsi Jinri, mereka ini seolah jelmaan dewa yang tak terjamah. Soojung yang menjunjung tinggi persamaan derajat menganggap pembagian kasta di sekolahnya ini suatu tindakan bodoh.

“Kalau begitu aku ingin lihat mereka deh.”

Air muka Jinri langsung berubah bersemangat. “Tak perlu jauh-jauh, salah satu dari mereka ada di kelas ini kok!”

Soojung mengikuti arah kerlingan mata Jinri. Di sudut kelas, seorang remaja laki-laki tengah meluruskan kakinya di atas meja. Dia terlihat asyik bicara dengan teman-temannya. Matanya menyipit dan tulang pipinya terangkat saat dia tertawa. Warna kulitnya yang termasuk langka di Korea membuatnya sulit untuk dilewatkan. Dari penjelasan Jinri, Soojung menyimpulkan kalau dia satu kelas dengan Kim Jongin.

“Jongin itu model loh, makanya jangan heran kalau badannya bagus,” jelas Jinri. Soojung memperhatikan Jongin sekali lagi. Baginya tak ada yang istimewa dari perawakan Jongin. Dia kurus dan sedikit bungkuk, ototnya tidak begitu terlihat di balik seragam sekolahnya.

“Tapi sebaiknya kamu hati-hati kalau dekat-dekat dia.” Jinri menundukkan kepalanya, mendekatkan bibirnya ke telinga Soojung, bicara dalam sebuah bisikan pelan.

“Karena dia mesum?” tebak Soojung asal.

“Bukan!” Jinri terdengar kesal. Tapi dia kembali merunduk dan merendahkan suaranya. “Maksudku hati-hati dengan Bae Sooji.”

Soojung mengerutkan keningnya. Jinri mengedikkan kepalanya ke samping.

Soojung memperhatikan seorang gadis yang duduk di barisan paling depan. Bae Sooji adalah seorang gadis dengan rambut panjang indah dan senyum yang menawan. Dia bicara dengan suara yang lembut. Dikerumuni oleh teman-teman perempuannya, dia terlihat menikmati posisinya sebagai pusat perhatian.

“Dia terlihat menyenangkan,” komentar Soojung. Tapi jujur saja, dia tidak terlalu peduli.

Jinri mendengus. “Intinya jangan dekat-dekat dengan dia kalau tidak mau tertular sifatnya yang munafik.”

Soojung tak tahu apa yang terjadi di antara mereka sehingga Jinri menyimpan dendam terhadap Sooji, yang jelas dia tidak ingin terlibat.

“Dia itu ya, berlagak kenal dengan EXO atau semacamnya. Suka dekat-dekat Kai seolah mereka itu akrab.”

Dari caranya bicaranya yang berapi-api, Soojung cuma bisa menyimpulkan satu hal. “Kamu suka Kai-nya?”

“Bukan begitu. Tipeku itu lebih seperti Junmyun-oppa.” Mata Jinri berbinar ketika mengatakannya. “Aku cuma tak suka tingkahnya kalau di dekat member EXO.”

“Yah, itu bukan urusanku.” Soojung mengangkat bahu enteng. “Aku tidak mau komentar deh.”

Jinri memutar bola matanya. “Dari dulu kamu ini memang tidak tertarik dengan apapun ya.”

“Hm, aku cuma tidak tertarik dengan kehidupan orang yang sama sekali tak ada hubungannya denganku.” Soojung tersenyum. Jinri mendengus kesal.

Yang jelas, bagi Soojung waktunya terlalu berharga untuk dihabiskan bergosip tentang hal-hal yang sama sekali tak berefek pada hidupnya. Ketika mendaftarkan diri ke Soo Man High, yang Soojung lihat adalah kredibilitas sekolah dan kualitasnya di mata internasional. Pulang dari Amerika, dia harus memilih sekolah yang menjamin pendidikannya selama tinggal di Korea. Meskipun dengan biaya yang mahal, Soo Man High terlihat memenuhi persyaratan di mata Soojung.

Dalam skala prioritas Soojung, pendidikan tetap nomor satu, kehidupan sosial berada di bawahnya. Soo Man High terkenal akan kompetisinya yang ketat, Soojung tidak datang untuk mencari teman. (Meskipun dia bersyukur bertemu dengan Jinri yang telah mengenalnya sejak sekolah dasar.) Sampai sekarang pun, Soojung belum memikirkan tentang pacar. Soojung belum mau direpotkan oleh hal lain selain sekolah.

Sesuai janji, Jinri mengajaknya berjalan mengelilingi gedung sekolah. Sebagai murid baru, Soojung penasaran dengan seluk beluk sekolah yang bakal jadi tempatnya menuntut ilmu selama dua tahun ke depan.

Siswa-siswa Soo Man High membayar biaya sekolah yang mahal bukan tanpa alasan. Fasilitas yang diberikan memang nomor satu.

“Ini kantin. Kita masuk yuk, siapa tahu ketemu Junmyun-oppa.” Jinri tidak butuh persetujuan Soojung untuk menggandeng tangannya dan menyeretnya masuk.

Kantin merupakan aula luas yang penuh sesak dengan murid-murid, bau-bau makanan yang menggiurkan tersebar di udara, Soojung tiba-tiba jadi merasa lapar. Jinri mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mencari-cari dengan semangat.

“Ah! Itu mereka!”

Jinri memekik girang, Soojung berusaha mengikuti pandangan gadis itu, tapi dalam kerumunan, sulit baginya mengidentifikasi makhluk-makhluk tampan yang diceritakan Jinri. Soojung hanya punya satu petunjuk: Jongin. Maka dia melihat sekeliling, berusaha mencari sesosok remaja laki-laki tinggi dengan kulit kecoklatan yang dia lihat di kelas.

Soojung menemukannya, tertawa lebar dengan teman-temannya. Hanya saja kali ini bukan teman-teman sekelas mereka. Soojung tak begitu yakin, tapi sepertinya dia sudah dekat dalam menemukan cowok-cowok yang dijuluki EXO ini.

“Kamu lihat mereka?” tanya Jinri tak sabar.

“Eh... aku lihat Jongin. Yang di sebelahnya itu siapa?” Soojung harus menyipitkan matanya agar dapat melihat mereka dengan jelas.

“Itu Chanyeol! Nah, di sebelahnya ada yang ganteng juga kan? Itu Junmyun-oppa!”

Soojung memperhatikan remaja laki-laki yang duduk di samping Jongin. Dia sedang sibuk berbicara dengan Junmyun. Saat tertawa, dia sedikit mengingatkan Soojung pada Jongin. Tawanya yang lebar mengesankan sifat yang periang.

“Aku tak mengerti, mereka semua sebaya dengan kita?”

“Ehm... hampir semua. Junmyun-oppa satu angkatan di atas kita.” Jinri menjelaskannya dengan semangat. Soojung hanya mengangguk-angguk.

“Hm... begitu...”

“Soojung-ah suka yang mana?”

Soojung terhenyak oleh pertanyaan Jinri. Dia baru saja akan mengutarakan komentar jujurnya (“aku tidak peduli, bagiku reaksi kalian terhadap mereka terlalu berlebihan”), tapi kemudian dia melihat betapa semangatnya Jinri, seolah hal ini berarti sekali baginya. Dan Soojung bersumpah kedua mata yang bulat besar itu seolah mengancamnya. Separuh iba, separuh ngeri, Soojung menjawab pertanyaan Jinri sekenanya.

Namja yang duduk di sebelah Jongin sepertinya punya kepribadian yang menyenangkan...” Soojung berkata dengan hati-hati, berharap dia tidak salah memberi komentar.

“Apa? Kamu gila ya?” Jinri memekik keras tepat di telinga Soojung. Soojung mengernyit, refleks menjauhkan kepalanya dari Jinri. “Dia itu ya, troublemaker! Bahaya kalau dekat-dekat sama dia!”

Soojung mengangkat bahu. “Aku kan tidak tahu.”

“Hm, ternyata tipe Soojung seperti itu ya. Aku tidak bisa menyalahkanmu sih.” Jinri mengelus dagunya, mengangguk-angguk. “Bad boy memang punya pesona tersendiri.”

Soojung menghela nafas. Dia harus bersabar sedikit lebih lama, karena Jinri tidak menunjukkan tanda-tanda kalau dia ingin berhenti mengoceh tentang cowok-cowok idolanya. Soojung hanya berharap Jinri mengerti, bahwa apapun yang dia katakan tentang cowok-cowok itu, Soojung sama sekali tidak peduli.

.:: to be continued ::.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
soojungie123 #1
Chapter 2: semoga soojung stay cool
lidyaoktvn13 #2
Chapter 2: ahhhh seru banget. soojung pleaseeee jangan jatoh ke trap nya mereka ini, kl bisa jual mahal nya digedein wkwkkw. tp yakinnn banget part jebakan selama 1 bulannya pasti bagian paling seru, diupdate yaa author-nim ;D
Lalarian #3
Chapter 2: Kuharap Soojung ga jatuh dalam pesona palsu EXO :D
Lalarian #4
Chapter 2: Kuharap Soojung ga jatuh dalam pesona palsu EXO :D
Lalarian #5
Chapter 2: Kuharap Soojung ga jatuh dalam pesona palsu EXO :D
affexions
#6
Chapter 2: wow daebak!!! exo have a evil plan..
hope soojung not fall in the plan^^
update soon please..
lee-jungjung #7
Chapter 2: eeeh,,, bocah-bocah jahat -,-
aduuuh... semoga soojung gak terpikat dan malah mereka yang kena batunya..
yaah, mereka belum tahu ajha sosok soojung kaya apa... hahaha.. *ketawa evil...
update soon fightiing
lee-jungjung #8
Chapter 1: Ngakak pas baca Soo Man high school??? ^^
Hehehe...
Bahasanya ringan berasa lagi baca manga jepang gitu deeh.. Hehehe...
Update soon.. Update soon... ^^
meimeipai #9
Chapter 1: diksi nya ringan dan enak dibaca. alur nya mainstream tapi ah it's okay kamu berhasil bikin cerita lebih terlihat menarik karna penuturan cerita yang out of chic.

omong-omong, i'm going to crazy with krystal too. tetap lanjutin ceritanya ya, jangan patah semangat cuma karna comment, subscribe, dan upvote yang sedikit. ingat, masih ada yang pengen kamu tetep ngelanjut cerita ini.
affexions
#10
Chapter 1: update soon please..^^