Chapter 1

SPY

Gedung-gedung kokoh dan besar terlihat bebaris rapi seperti mainan lego yang sering kumainkan saat kecil. Belum lagi pohon dan mobil yang terlihat begitu kecil seakan bisa kuangkat menggunakan jemariku. Sekilas pemandangan ini terlihat seperti lukisan abstrak yang tak ternilai harganya. Mengagumkan.

“Apasih yang kau perhatikan sedari tadi, Krys?” Jonghyun ikut mencondongkan tubuhnya kearahku yang tengah asik melihat pemandangan luar melalui jendela pesawat.

Aku segera menoleh kearahnya.

“Oh... bukan apa-apa…”

“Kau merindukan Seoul, ya? Tenanglah kita tidak akan pergi lama. Saat kau berhasil menangkap penjahat itu, kita akan segera pulang.”

“Aku tahu…” Ucapku singkat. Ternyata Jonghyun cukup peka terhadap perasaanku.

“Kau takut ya, Krys?” Jonghyun bertanya dengan hati-hati. Aku hanya mengendikkan bahu.

“Entahlah, aku sendiri tidak dapat mengerti perasaanku sekarang. Semuanya begitu mendadak. Aku rasa... aku sedikit gugup...”

Jonghyun meletakkan tangannya diatas tanganku perlahan. Entah mengapa aku mengizinkannya melakukan hal itu, bukannya menarik tanganku.

“Krys... aku mengerti perasaanmu. Aku tahu bagaimana rasanya saat dihadapkan dengan orang seperti ini. Kami semua pernah melaluinya. Anggap saja ini hanyalah sebuah ujian kenaikan tingkat. Kau harus melakukan yang terbaik.”

Aku menyadari bahwa aku merinding mendengar kata-kata Jonghyun. Aneh, padahal hal ini pernah aku dengar sebelumnya. Sebelum pemberangkatan ini aku harus menandatangani sebuah kontrak yang menjelaskan secara rinci menganai kasus ini dan segala resiko yang harus ku tanggung. Memang betul jika Jonghyun menganggapnya sebuah ujian kenaikan tingkat. Kantor kami memang sengaja menugaskan pegawai seperti aku untuk mencari calon-calon terbaik yang akan mendapat posisi dalam tim inti FBI. Jonghyun juga pernah mengalami hal ini, dan setelah berhasil, ia langsung ditawari posisi sebagai tangan kanan ketua FBI. Tawaran yang menggiurkan untuk berada dalam tim inti ini, namun jika kau gagal menjalankan tugas, kematianlah yang akan langsung menghadapi mu. Tidak ada yang namanya main-main lagi sekarang, semuanya serius. Terkadang aku masih bingung mengapa aku bisa senekat ini?

“Krys, siapkan barang-barangmu. Pesawatnya sudah mau take-off.” Perintah Jonghyun setelah mendengar instruksi dari kokpit pesawat.

Aku menarik nafas dalam-dalam. Sebentar lagi dapat ku tapakan kakiku di tanah kota New York. Begitu pula dengan tugas mengerikan ini yang sudah didepan mata.

¤¤¤

Beberapa saat yang lalu, aku masih memerhatikan keindahan objek-objek dibawahku dari atas pesawat, namun kini sudah berpindah dengan objek-objek yang dengan cepat berlari meninggalkanku saat kutolehkan kepala melalui jendela. Ya, kini aku sudah berada dalam mobil yang sedang melaju kencang, entah kemana arah tujuan kami. Aku menatap wajah Jonghyun yang sedang duduk bersamaku di jok belakang. Wajahnya tegang sekali, seakan sedang memikirkan sesuatu dengan sangat serius. Aku mendesah. Ini adalah perjalanan yang sangat panjang dan membosankan. Ku coba untuk memejamkan mata. Rasa pusing mulai menjalari kepalaku. Ya, aku memang mudah mabuk perjalanan. Semoga saja kita segera sampai agar aku tidak mual.

Namun sayang gejolak aneh mulai terasa di perutku. Oh tidak, aku mual! Segera aku membuka jendela mobil. Aku butuh udara segar sekarang juga!

Tiba-tiba kurasakan seseorang yang menepuk-nepuk punggungku pelan. Aku menoleh dan mendapati wajah Jonghyun yang tersenyum tulus. Setelah merasa baikkan, aku kembali duduk seperti semula.

“Sabarlah Krys, sebentar lagi kita sampai.” Ujarnya.

“Sunbae… sebenarnya kita ini mau kemana? Bukankah kita sudah di New York? Aku akan ditugaskan di New York bukan?”

“Benar, kau memang akan ditugaskan di New York, tetapi bukan di pusat kota.”

“Lalu dimana?” Aku menatap Jonghyun dengan tatapan yang memohon untuk beristirahat sejenak. Aku lelah sekali.

“Di Ithaca. Sebuah kota kecil di daerah New York. Target kita terakhir dideteksi berada disana.”

“Seberapa jauh lagi kota itu, Sunbae? Aku sudah lelah sekali!” Aku sedikit membentak, menuntut kejelasan segera, namun Jonghyun hanya terdiam, mengacuhkan pertanyaanku. Aku tidak berkomentar lebih lanjut dan berbaur dengan kesunyian ini.

“Hentikan mobilnya!”

“Ngiiikkk!”

Mobil pun berhenti seketika bertepatan dengan komando Jonghyun. Jantungku nyaris copot. Apa kami telah menabrak sesuatu?

Tanganku bergerak untuk membuka pintu, aku tak tahan lagi duduk seperti ini. Tubuhku kaku sekali. Namun Jonghyun meraih tanganku secara tiba-tiba dan mencengkramnya dengan erat. Aku menatapnya bingung.

“Sunbae ada ap...”

“Ssstt!”

Jonghyun menyuruhku diam. Ia menatap tajam keluar melalui jendela mobil.

“Ini dia saatnya...” Aku mendengar ucapannya yang nyaris seperti berbisik. Tiba-tiba saja ia menarik tanganku, lalu mengeluarkan sebuah alat yang mirip suntikan. Aku tersentak. Apa yang akan ia lakukan padaku? Apa yang ia suntikan pada tubuhku? Aku tegang sekali hingga hampir tidak merasakan jarum suntik yang menembus kulitku.

“Aku menanamkan sebuah micro-chip dalam tubuhmu. Dengan ini kami dapat mengetahui lokasimu kemana pun kau pergi. Kami akan mengikutimu selalu dan jika sesuatu terjadi padamu dalam tugas ini, kami akan datang. Tenang saja Krystal. Kami menjamin keselamatanmu.”

Aku hanya bisa melongo.

“Jadi... jadi… tugasku sudah di mulai sekarang?”

Jonghyun mengangguk kaku.

“Baik Krystal, waktu kita tidak banyak. Perhatikan baik-baik.” Ia memberiku sebuah jaket.

“Jaket ini dilengkapi microfon kecil dibagian kerahnya. Kau akan terhubung langsung ke kantor pusat FBI saat kau berbicara. Mereka akan mencatat informasi penting mengenai penjahat ini, dan kami juga telah memasang alat pendeteksi pada ponsel-mu Krystal-ssi.”

“B... baiklah...” Suaraku terdengar bergetar. Aku tidak menyangka semuanya terjadi secepat ini.

“Oke, sekarang kau perhatikan pemuda itu.” Jonghyun menunjuk dari kaca mobil yang gelap. Aku melihat seorang pemuda yang tengah bersandar pada tembok. Pakaiannya sangat lusuh dan menutupi hingga sebagian wajahnya, namun matanya bergerak dengan liar, menatap tajam setiap orang yang lewat didepannya. Ia sangat waspada.

“Namanya Kim Myungsoo…. Dialah target kita.”

¤¤¤

-To Be Continued-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
half-baked
#1
Chapter 4: I seriously can't wait for the update. hehe <3