Prologue

SPY

Hari Minggu…

Sebuah hari yang seharusnya dapat kunikmati untuk beristirahat dan bersantai. Suatu hari dimana seharusnya aku meliburkan diri dari tugas-tugas menumpuk di kantor. Melepas kejenuhan untuk sesaat. Yah, hanya itulah keinginanku, namun sayang kenyataanya berbanding terbalik dengan apa yang kuharapkan.

Disinilah aku, duduk diatas kursi kayu keras yang menyakiti tulang panggulku. Mencoba untuk menahan rasa kantuk yang sedari tadi menganggu. Uh! Ini menyebalkan! Kantor mana sih yang gila mengadakan rapat dadakan pada jam 5 subuh?

Kembali kufokuskan konsentrasiku pada layar LCD Proyektor yang menampilkan gambar-gambar membosankan. Aku bahkan tak tau apa yang sedang dibahas pada rapat ini? Aish, mengapa semua orang terlihat begitu serius? Aku merasa dongkol sekali.

Namaku Jung Soo Jung tetapi nama panggilanku di FBI adalah Krystal, aku lebih suka nama itu. FBI? Ya, aku telah menjadi agen FBI dari... entah kapan dan bagaimana aku masuk FBI, itu semua hanya terjadi begitu saja, dan aku tak keberatan sama sekali karena memang hal itulah yang ku cita-citakan sedari dulu.

Sebenarnya, aku sangat mencintai pekerjaanku. Sejak kecil, ketika menonton film action tentang agen rahasia ataupun detektif, aku selalu kegirangan sambil berteriak : “Soojung ingin jadi seperti itu! Soojung ingin jadi seperti itu!” Aku tersenyum kecil. Akhirnya hal yang menjadi cita-cita ku itu pun terwujud juga. Namun ada juga saat-saat tertentu dimana aku kesal dihadapkan pada pekerjaan seperti ini. Sebuah pekerjaan yang selalu menuntut kita untuk siap sedia setiap waktu, tak peduli sedang apa dan dimana. Kita harus selalu mematuhi tugas yang diberikan.

“Krystal-ssi! Apa kau masih memerhatikan?!”

Sebuah suara besar mengagetkan dan membawaku kembali kepada alam sadarku.

“T… tentu…” Aku segera menjawab. Gawat, bosku menyadari bahwa aku hanya sibuk melamun.

“Lalu kau pasti sudah mendengar bahwa kau yang terpilih untuk menjalankan tugas ini bukan?”

“Aku apa?! M… maaf… maksudku… ya, aku… aku tau…”

“Haish, anak ini! Sudah kuduga kau tidak memerhatikan. Apa kau hanya meremehkan pekerjaan ini Krystal-ssi? Kau pikir ini main-main?! Berani-beraninya kau mengabaikan instruksi yang diberikan padamu! Bagaimana jika kau melalaikan tugasmu?! Kau tahu resikonya bagi kita semua! Banyak nyawa yang bisa terancam dalam misi ini!”

Aku menunduk malu. Selalu saja aku melakukan kesalahan didepan bosku. Entah itu disengaja maupun tidak. Tidak heran memang jika aku selalu saja menjadi sasaran amukannya.

“Sudahlah tuan, Krystal hanya kurang fokus. Mungkin ia kelelahan karena telah bekerja non-stop selama seminggu. Ditambah rapat pagi-pagi buta seperti ini. Aku rasa kesalahannya masih dapat dimaklumi.” Jonghyun membuka suara. Untung saja kemarahan Tuan Shim segera mereda.

“Sudahlah, sampai disini dulu rapat kita pada hari ini. Keputusan lebih lanjut akan kami konfirmasi pada hari Senin mendatang.”

Aku menarik nafas lega sambil menyimpan barang-barangku dan beberapa catatan yang berserakan diatas meja. Setelah ini aku hanya ingin pulang dan tidur.

“Perlu kubantu?” Jonghyun mengambil beberapa lembar kertas, merapikannya lalu memberikannya padaku.

“Terimaksih, Sunbae.” Aku berkata singkat, datar dan segera berbalik meninggalkannya. Jonghyun itu menyebalkan. Oke, terlepas bahwa aku cukup berterimakasih padanya karena sudah membelaku pada rapat tadi, namun aku tidak menyukainya. Hal ini bukan berarti bahwa aku membencinya, tidak. Aku hanya merasa risih berada didekatnya. Risih dengan perhatian berlebih yang dia berikan dan tentunya risih dengan gosip-gosip yang menyebutkan bahwa Jonghyun menaruh hati padaku. Memang itu hanya gosip tetapi jika dilihat dari perlakuannya, sialnya aku memercayai omongan orang-orang tersebut.

“Hei, kau mau kemana?” Jonghyun menyetarakan langkahnya denganku.

“Pulang.”

“Yak! Tidak bisa.” Ia menahan lenganku sehingga aku berhenti berjalan. Aku tersentak. Oh tidak, apalagi yang akan ia lakukan?

“Kau akan diberangkatkan ke New York besok, Krys.”

“New York? Untuk apa? Liburan?”

“Bodoh kau!” Ia menjitakku pelan, lalu kembali tersenyum. “Kau akan menjalankan tugasmu segera...”

“Menangkap seorang pembunuh bayaran...”

Kepalaku berputar sejenak... Mimpi burukku sudah dimulai!

-To Be Continued-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
half-baked
#1
Chapter 4: I seriously can't wait for the update. hehe <3