Tiga Demigod Baru

The Heroes of Asia
Please Subscribe to read the full chapter

Seluruh murid Hajime High School sedang mengadakan darma wisata ke salah satu Museum Yunani yang berada di Korea Selatan. Diluar sedang turun hujan, deras sekali. Anak-anak tampak tak bersemangat mempelajari sejarah Bangsa Yunani.

“membosankan sekali ya, Hyung.” Salah seorang murid berbisik ditelinga pemuda yang sedang asyik memandang seluruh patung yang ada disana. “Aku membenci saat melihat tulisan yang melayang-layang di hadapanku, ugh.” Gerutu salah seorang murid sambil memejamkan matanya.

“Tidak, ini keren! Sungguh,” Karena ke hiperaktifannya, tanpa sadar pemuda itu tertinggal dari barisannya, Ia menoleh ke kanan dan ke kiri namun tidak bisa menemukan kehadiran siapapun disini.

“AAAAA,” Pemuda itu berteriak kencang karena sesosok kelelawar berukuran hampir sebesar manusia sedang bertengger di jendela yang tinggi dan kini terbang ingin menerjang tubuhnya. “Suho, menyingkir!” Kelelawar itu melesat cepat, kemudian terbuyarkan menjadi debu.

Pemuda yang menyelamatkan Suho dengan santai merubah tombak panjangnya menjadi bentuk jam tangan. “Hampir saja,” gumam pemuda itu. Suho masih jatuh tersungkur dilantai, otaknya masih mencerna apa yang baru saja terjadi pada dirinya, dia meremas jantungnya kuat, kemudian detakan itu perlahan mulai kembali normal.

Suho menatap pemuda dihadapannya dengan tampang keingintahuan yang sangat besar, seperti, mengapa Kris bisa tahu dimana Suho berada padahal tadi saat dia melihat kesekelilingnya tidak ada siapa-siapa, mengapa Kris menyelamatkannya padahal mereka sudah tidak ada hubungan apa-apa sama sekali, mengapa jam tangan milik Kris bisa berubah bentuk menjadi sebuah tombak panjang? , dan mengapa saat ini Kris terlihat memesona sekali?

Oke lupakan pertanyaan terakhir,

Pertanyaan itu terus berkecamuk dibenak Suho, sampai sebuah uluran tangan menyadarkannya. “Eh?” Suho menelusuri tangan yang terpampang didepan wajahnya. “Cepatlah, tanganku pegal.” Gerutuan Kris menyadarkan Suho, dia langsung menerima uluran tangan itu dan menatap Kris lekat. “Apa?” Tanya Kris cuek, “Mengapa-” sebelum Suho berhasil menyelesaikan pertanyaannya, Kris lebih dulu memotong ucapannya dan berkata, “Nanti saja, aku harus menyelamatkan dua demigod lain,” Suho memandang Kris bingung.

“Jangan beri aku tatapan seperti orang dungu begitu, Ho.” Suho menatap galak kearah Kris,

Kris berjalan melalui Suho, menghiraukan tatapan galaknya. “Satir sialan, menyuruhku mengurus tiga demigod lembek seperti mereka, tidak becus!” Kris menggerutu sepanjang jalan menghampiri dua demigod lainnya.

-The Heroes of Asia-

Suho mengikuti Kris dari belakang, dia tidak bisa mengimbangi langkah Kris yang besar dan cepat, Kris tahu kalau Suho mengikutinya dari belakang karena memang Ia yang menyuruhnya begitu. Kris berhenti melangkah, begitupun Suho yang berada dibelakangnya, Kris menghadap Suho dan menggeram kesal “Bisakah kau percepat langkah lamban mu?” Suho mendengus sebal, Ia langsung berlari mendahului Kris.

“Hei, mau kemana, pendek?” teriakan Kris mampu membuat kaki Suho berhenti berlari, Ia diam ditempat sebentar, kemudian berbalik menghadap Kris dengan tatapan tajam dan dalam seperti lembah dasar laut.

Kris terhanyut oleh tatapan itu, Ia berani membayar mahal untuk melihat tatapan milik Suho yang seperti itu. Kris sudah lama menjaga Suho dan kedua demigod lainnya di sekolah ini, dengan kemampuan mengendalikan kabut miliknya, Ia bisa memanipulasi pikiran orang-orang. Para murid dari sekolah Hajime High School berpikir jika Kris memanglah murid disana dari dulu, dan yang terakhir, Kris menggunakan kabutnya dipikiran Suho, agar pemuda mungil itu berpikir bahwa Ia adalah mantan kekasihnya.

Tujan Kris menggunakan kabut untuk Suho adalah agar dirinya dan Suho tidak seperti orang asing yang baru mengenal dan saling bersikap sopan satu sama lain, itu bukan gayanya sekali.

“Jadi, dimana-” Suho terbelalak kaget mendengar teriakan kedua sahabatnya, dia dan Kris langsung berlari kearah sumber suara. Suho melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Hongki Seonsaengnim yang merupakan guru sejarahnya, kini sedang berubah wujud. Dia tumbuh membesar hingga keukuran aslinya, wajahnya masih manusia, tapi tubuhnya serupa singa yang besar, ekornya mengeras dan berduri mematikan.

“Manticore!” desis Kris tak senang, ia melepas jam tangannya dan kemudian digoyangkannya jam tangan tersebut, dan voila! Dalam sekejap mata memandang jam itu sudah berubah bentuk menjadi sebuah tombak sepanjang lima meter, berwarna merah dan memiliki ukiran huruf Yunani yang berarti Amarah. Suho melihat kedua sahabatnya menjerit ketakutan.

Suho berlari kearah gurunya yang lain untuk mencari bala bantuan, guru sejarahnya yang lain masih sibuk menjelaskan tentang patung Poseidon kepada murid-murid lain,

“Poseidon adalah dewa laut Yunani, Ia merupakan salah satu dari Tiga Dewa Besar di Olympus. Ia….” Sang guru menjelaskan tentang asal usul Poseidon secara singkat, Suho berlari terbirit-birit dan berhenti tepat didepan sang guru, napasnya terengah,

Suho menjerit frustasi kepada gurunya “Ssaem, bantulah Sehun dan Dio! Mereka diserang monster! Kau tahu? Hongki Seonsaengnim berubah menjadi monster!”

Sia-sia saja Suho menjelaskan itu semua kepada gurunya, karena saat ia menyelesaikan kalimatnya, Ia malah mendapat cemoohan dan tawa mengejek dari teman-temannya. Suho menggeram frustasi sambil menjambak rambutnya kasar. “Aku serius! Kumohon percayalah kepadaku,”

-The Heroes of Asia-

Kris berlari menerjang manticore, Ia tak mempedulikan kedua demigod yang berteriak ketakutan. Kris menyerangnya dari jarak jauh, pertarungan disaksikan oleh patung dewi Athena yang terbuat dari marmer putih, menjulang setinggi 9 meter dan kokoh. Desingan pisau diujung tombak dan ekor berduri menggema diseluruh ruangan museum, dan anehnya tidak ada yang peduli dengan suara itu. Berkat kabut milik Kris, orang-orang hanya mengira bahwa Kris sedang menepuk seekor nyamuk, makanya mereka mengacuhkan Kris dan kedua demigod tersebut.

“Menyerahlah!” raung sang monster.

“Tak akan pernah!” Api mengelilingi tubuh Kris, kobarannya semakin membesar, teriakkan kedua demigod itu berhenti karena mereka takjub dengan api yang saat ini membentuk sebuah naga. Naga itu menukik kearah sang manticore. Monster itu berguling kekiri menghancurkan benda bersejarah berupa daun dafnah berlapis emas milik kaisar pada Zaman Yunani Kuno.

Naga milik Kris tidak berhenti sampai disitu, Ia terus menerus menyerang manticore dengan bengis. Monster itu meraung kesakitan saat kakinya tersembur napas Api milik sang naga, “Kau curang!” geram sang monster. Saat monster itu mulai melemah, api milik sang naga berkobar lebih luas seakan-akan ingin memusnahkan musem ini.

Sang naga melahap manticore yang terkulai lemas tak berdaya.

Duar!

Semua peserta darma wisata merunduk ketakutan dilantai, mereka mengira ada pengeboman yang terjadi disana. Mereka terlalu takut untuk sekedar mengintip melalui celah matanya, dan mereka terlalu lemas untuk menegakkan diri.

Suho yang saat itu sedang membujuk gurunya, langsung berlari pergi meninggalkan seluruh rombongan ke lokasi patung Athena setelah mendengar bunyi ledakan itu, Ia menganga lebar melihat seekor naga yang seluruh badannya terbuat dari api terserap ke punggung Kris.

“Sehun, Dio! Kalian baik-baik saja kan?” Suho memeriksa keadaan kedua sahabatnya yang merupakan juniornya disekolah. “Keren,” Sehun bergumam dengan tatapan kosong kearah Suho, sedangkan Dio menatap Kris inte

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Anonymous_SJEXOGOT7 #1
Chapter 3: please next keren banget cerita nya (^O^)
oktafia #2
Chapter 3: hua ficnya bagus dan keren kapan di lanjut ...... sungguh aku sekali baca lansung penasaran sama jalan ceritanya next ya...
alexandravictoria225 #3
Chapter 2: Kok gk dilanjutin sih?aku nunggu loh....
Lanjutin sih....please.......
Aku tunggu loh.... ^^
jeonxox #4
fighitngggg
beempty
#5
cemungudh qaqa~ hwaiting!