The reason

Please angry!!

~~(^_^)~~ Angry?

Suasana kampus Inha University terlihat lengang saat ini. Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore. Kebanyakan dari mahasiswa sudah kembali pulang ke rumah masing-masing, karena jadwal kuliah yang memang kosong. Semburat orange terlihat mulai bergerilya, melingkupi warna langit saat ini. Angin yang berhembus lembut, menerpa surai coklat milik namja yang tengah duduk di bangku taman kampus dengan earphone yang terpasang dikedua telinganya.

Matanya terpejam, menikmati alunan music yang mengalun indah mendendangkan lagu kesukannya. Tangannya terlihat tengah menggenggam sebuah ponsel. Sesekali ia membuka matanya hanya untuk sekedar melihat layar ponselnya.

"Lama sekali sih." Decaknya sedikit sebal. Pasalnya, sudah hampir 1 jam lamanya ia menunggu seseorang di taman belakang kampus ini.

Kembali ia pejamkan matanya, mencoba mengatur napasnya. Menunggu adalah hal yang paling dibencinya.

"Annyeonghaseyo~" Suara baritone seorang namja sontak membuat Sunggyu membuka mata sipitnya. Seorang namja berperawakan tinggi dengan balutan kemeja putih serta jaket coklatnya terlihat tengah berdiri di hadapannya. Sunggyupun melepaskan earphone yang dipakainya.

"Eh..Annyeong~" Sunggyu membalas sapaan lembut sang namja seraya merekahkan senyuman indahnya. Menghasilkan eyes smile khas miliknya.

"Changmin imnida, aku sepupunya Sungyeol." Tangan Changmin, namja dengan balutan jaket coklatnya itu terulur, memperkenalkan dirinya.

"Sunggyu imnida~ Ah iya, senang bertemu denganmu."

"Tak perlu sungkan!"

Changmin mendudukkan tubuhnya di sebelah Sunggyu. Lama mereka terdiam, menikmati semilir angin yang berhembus lembut.

Drrrtttt Drrrtttt

Suara getaran ponsel terasa sangat keras, membuat Sunggyu segera menatap layar ponselnya yang bergetar, menandakan adanya sebuah pesan masuk.

From : Sungyeol

"Sebentar lagi Woohyun datang ke sana, kalian bersiaplah. Ah ya, sepupuku itu tampan kan? Kekekek~"

Sunggyu mengukirkan sebuah senyum simpul di wajahnya. "Apa kau sudah tau rencananya?" Tanya Sunggyu pada Changmin.

"Hmm~ tentu saja."

.

.

Seorang namja terlihat tengah berjalan menyusuri lorong kampus dengan tas ransel hitam yang dibawanya. Beruntung ia memiliki kaki yang cukup panjang, membuat langkahnya terasa cepat. Ya, baru saja ia menerima pesan dari Sungyeol bahwa Sunggyu tengah menunggunya di taman belakang kampus. Dengan senyuman indah kebanggaannya, Woohyun melangkah riang.

Tak sabar rasanya untuk kembali bertemu dengan kekasih tercintanya. Pasalnya, dari pagi mereka sama sekali belum bertemu muka, karena jadwal kuliah yang tak saling sinkron.

DEG !

Langkahnya terhenti kala kedua manik elangnya menangkap sosok namja yang teramat sangat dicintaiya tengah menyenderkan kepalanya pada bahu seorang namja di sebelahnya. Hatinya berdenyut sakit, Wajahnya seketika memerah melihat pemandangan yang sangat tak mengenakan tersaji di hadapannya. Tangannya terkepal erat, hingga membuat buku-buku jemarinya terlihat memutih.

Ia mencoba mengatur nafasnya, guna menetralisir perasaan yang tengah berkecamuk riuh di hatinya. Sakit, ya sangat sakit rasanya. Perlahan ia gerakkan tangannya, mengusap lembut wajahnya, guna menghilangkan semburat merah yang menghiasinya. Langkah kaki jenjang itupun berlanjut, mendekati sepasang insane yang terlihat tengah bermesraan di hadapannya.

"Gyu~?"

.

~~(^_^)~~ Angry?

"Bagaimana Gyu? Apa dia marah?" Tanya seorang namja dengan gummy smile yang menghiasi wajahnya itu antusias. Matanya terlihat memancarkan guratan penasaran yang amat sangat. Saat ini mereka tengah berjalan menyusuri koridor kampus dengan beberapa buku di genggaman.

Sunggyu menghela nafasnya berat. "Tidak." Jawabnya dengan wajah yang tertunduk.

"Mwo? Kenapa bisa?" Alis Sungyeol, namja bergummy smile itu terlihat mengernyit.

"Entahlah." Sunggyu menggelengkan kepalanya, manik onyxnya menatap manik dengan iris hitam di sampingnya.

"Dia benar-benar gak marah? Tsk, aneh sekali. Ah~ apa mungkin kalian kurang mesra?"

"Aku rasa, aku dan Changmin sudah sangat mesra. Hmm, entahlah."

"Lalu apa yang dia lakukan saat memergoki kalian kemarin?"

"Gak ada yang berubah, dia tetap manis seperti biasa, seolah gak terjadi apa-apa."

"Jinjja? Ah, aku rasa kita harus melakukan hal lebih."

"Mwo? Apa maksudmu?" Dahi Sunggyu terlihat mengernyit mendengar sebuah ide yang kembali dilontarkan Sungyeol.

"Gyu~ jika dia mencintaimu, gak mungkin dia gak cemburu melihatmu dekat dengan namja lain. Ayo kita buktikan lagi!"

"Bagaimana caranya?"

~~(^_^)~~ Angry?

Sudah hampir sebulan lamanya Sunggyu menjalani misinya, tanpa adanya perubahan yang berarti pada hubungannya dengan Woohyun. Ya selama hampir sebulan ini, Sunggyu mengikuti saran Sungyeol, sahabatnya, untuk membuat Woohyun menunjukkan rasa cemburu dan marahnya dengan menjalin hubungan dekat dengan Changmin, sepupu Sungyeol.

Namun Woohyun, sama sekali tak merubah sikapnya pada Sunggyu. Padahal sudah berulang kali Sunggyu melanggar janjinya dengan Woohyun. Dan alasan yang digunakannya adalah ingin menemani Changmin. Bukankah ini jelas-jelas sangat frontal? Tapi mengapa..?

Sunggyupun terlihat lebih sering jalan berdua dengan Changmin dibanding dengan Woohyun. Waktu makan siangpun selalu ia habiskan berdua dengan Changmin. Bukannya Woohyun tidak tahu, Woohyun sangat tahu itu. Bahkan Sunggyu sendiri yang meminta ijin pada Woohyun untuk makan siang bersama Changmin. Dan lagi-lagi pertanyaan yang sama muncul.

Tapi mengapa…?

.

.

"Aku sudah capek." Ungkap Sunggyu pada Sungyeol yang tengah asik menyeruput minuman bersoda di hadapannya. Saat ini mereka tengah menghabiskan waktu makan siang di café dekat kampus.

"Akupun sama. Apa dia…….." Sungyeol menghentikan ucapannya,membuat alis Sunggyu terlihat mengernyit.

"Dia kenapa?"

"Hmm~ Apa dia tidak mencintaimu ya?"

"Mwo? Apa maksudmu? Itu tidak mungkin!" Sunggyu menaikkan tinggi oktav suaranya.

"Hey, santailah dulu…."

Sunggyu mengacak surai brunettenya frustasi. "Apa lagi yang harus aku lakukan?"

"Ahh, aku punya ide yang lebih menarik."

"Ide lagi? haaaah."

~~(^_^)~~ Angry?

"Aku mencintaimu Gyu~" Ucap seorang namja berpostur tinggi semampai dengan bibir tipis yang menghiasi wajahnya, membuat semburat merah terlukis jelas di wajah Sunggyu. Saat ini mereka tengah berada di koridor kampus yang memang sudah sepi.

Lama Sunggyu terdiam, hingga ekor matanya berhasil menangkap sesosok namja tampan dengan balutan kemeja hitamnya tengah berdiri dengan Sungyeol di sampingnya, tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Senyuman indah terukir jelas di wajahnya.

"Aku juga mencintaimu." Jawab Sunggyu dengan suara yang sedikit ia tinggikan.

DEG!

Ucapan yang baru saja dilontarkan Sunggyu terdengar sangat jelas di telinga Woohyun. Hatinya kembali berdenyut sakit kala ucapan sakral itu keluar dari mulut Sunggyu. Namun tak ada yang dapat dilakukannya selain diam mematung di tempatnya. Sungyeol terlihat tersenyum tipis kala melihat perubahan raut wajah Woohyun yang amat kentara.

'Ayo marahlah! Tunjukkan kecemburuanmu!' Teriak Sungyeol dalam hati. Harapannya sangat tinggi untuk melihat Woohyun dapat menunjukkan kecemburuan dan kemarahannya.

Perlahan Changmin, mendekatkan tubuhnya pada tubuh Sunggyu, membuat Sunggyu mematung di tempatnya. Manik beriris hitam milik Changmin terlihat memandang Sunggyu dengan intens. Tangannya tergerak,menyentuh pipi chubby putih milik Sunggyu. Namja bersurai brunette dengan balutan blazer birunya itu sedikit terlonjak kala menerima sentuhan lembut Changmin pada pipinya.

"Apa yang…." Sebelum Sunggyu berhasil melanjutkan ucapannya, bibir tipis itu berhasil menguncinya.

Ya, Changmin mencium bibir Sunggyu.

Menciumnya.

Membuat Sunggyu membulatkan matanya. Bibir tipis itu terlihat bergerilya mendominasi bibir yang dijamahnya. Sunggyu terdiam, tanpa ada penolakan, otaknya masih belum mencerna betul apa yang sedang terjadi saat ini.

DEG!

Kejadian yang tengah terjadi di hadapan Woohyun benar-benar membuat hatinya kembali hancur. Sakit, perih, terluka. Entah kata apa lagi yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan keadaan hatinya saat ini. Ia mengepalkan kedua tangannya erat. Tak ada yang dapat ia lakukan selain menyimpan seluruh amarahnya. Perlahan ia balikkan tubuhnya, melangkah menjauh meninggalkan adegan panas yang terjadi di hadapannya.

Senyuman tipis yang sempat terukir jelas di wajah Sungyeol seketika memudar. Ia langkahkan kakinya mendekati sosok Changmin yang masih berusaha mencium Sunggyu dengan ganas. Ia tarik kasar kerah baju Changmin.

PLAK!

Satu tamparan telak di terima namja dengan bibir tipis menggodanya itu, membuatnya sedikit meringis kesakitan.

"APA YANG KAU LAKUKAN?" teriak Sungyeol dengan tingkat oktav luar biasa tinggi.

Changmin terdiam, dengan tangan yang memegang pipinya yang memanas. Wajah Sungyeol terlihat memerah akibat melihat tingkah bodoh sepupunya tadi.

"Aku kan sudah bilang, hanya pura-pura menyatakan cinta! Kenapa sampai mencium seperti itu, hah?"

"Mianhae~" Jawab Changmin lirih.

"Woohyun~" Sunggyu berlari meninggalkan kedua bersaudara yang tengah bertengkar. Melangkahkan kakinya, menyusuri koridor kampus guna menyusul Woohyun.

Air mata mengalir dari kedua manik onyx sipitnya, mengingat kejadian konyol yang baru saja dilakukannya.

"Apa yang baru saja aku lakukan? Hikss… Woohyun~.." Dengan air mata yang mengalir, ia terus berlari. Yang ada dalam pikirannya saat ini hanyalah Woohyun.

Ya hanya Woohyun.

Saat sudah sampai di gerbang kampus, Sunggyu mengedarkan matanya ke seluruh penjuru jalan. Manik onyxnya menangkap dengan sangat jelas mobil Sport Audi hitam tengah melaju dengan kencang. Sunggyu menggigit kecil bibir sintalnya, berharap ada sebuah pertolongan yang segera datang kepadanya. Senyuman terukir kala maniknya melihat sebuah Taksi tengah melaju ke arahnya.

"Taksiii !"

.

.

"Pak, apa tidak bisa cepat sedikit?" Tanya Sunggyu dengan suara bergetar kepada supir taksi di depannya.

"Maaf Tuan, di saat hujan seperti ini, jalanan memang selalu macet." Jawab sang supir.

Alampun seolah enggan bersahabat dengan Sunggyu saat ini. Hujan turun dengan derasnya.

"Aiiisss.." Sunggyu mengacak surai brunettenya frustasi. Kembali ia gigit-gigit kecil bibir pink sintalnya. Peluh mengalir indah membasahi pelipisnya. Padahal, AC di dalam taksi sudah diatur pada titik terendah. Jantungnya berdentum tak karuan, sungguh kesalahan kali ini adalah kesalahan fatal paling besar yang pernah ia lakukan pada namjachinguya. Jemarinya ia gigit-gigit kecil, guna mengurangi rasa gugup yang dirasakannya.

Decakan sebal senantiasa terlontar dari mulutnya, saat taksi tersebut sama sekali tak bergerak dari tempatnya.

"Berapa biayanya Pak? Saya turun di sini." Ucap Sunggyu seraya mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya.

"Eh..? Turun di sini? Tapi di luar masih hujan." Sang supir terlihat sedikit kaget.

"Sudahlah tak usah banyak bicara Pak, Saya mau turun di sini. Berapa biayanya?"

.

.

Namja dengan balutan blazer biru itu terlihat berlari menerjang hantaman air hujan yang jatuh membasahi tubuhnya. Ia berlari menyusuri trotoar jalan. Kondisi jalanan yang memang licin, membuat keseimbangan tubuhnya goyah. Sesekali ia terpeleset jatuh, namun sama sekali tak membuatnya patah semangat. Dengan kaki yang terlihat memar dan mengeluarkan sedikit cairan kental merah, ia tetap berlari.

Tak perduli dengan beribu-ribu bulir air yang menghantam tubuhnya. Tak perduli dengan banyak pasang mata yang melihatnya tengah berlari di tengah hujan deras seperti ini.

"Hyunnie~ maafkan aku."

Bulir air hujan yang membasahi wajahnya, menyamarkan bulir air mata yang berhasil keluar dari manik onyxnya.

"Mianhae~.."

.

.

~~(^_^)~~ Angry

Seorang namja dengan balutan kemeja hitamnya terlihat tengah duduk di pinggir ranjang king size miliknya. Pandangannya terarah lurus ke depan. Kosong. Ya, kedua bola obsidian itu terlihat sayu. Entah sudah keberapa kalinya, manik itu menggambarkan kesedihan yang teramat sangat dalam. Woohyun, yang tengah terduduk di ranjangnya itu mengarahkan pandangannya ke meja nakas yang terletak tak jauh dari tempat tidurnya.

Tak butuh waktu lama, hingga tangan itu mengambil sebuah benda kecil dari dalam laci nakas. Benda yang selalu digunakannya untuk menyalurkan kemarahannya. Benda yang sudah kembali menemaninya 1 bulan belakangan ini. Dulu, benda ini pun selalu digunakannya untuk meluapkan seluruh kekesalannya, seluruh amarahnya pada kedua orangtuanya yang selalu meninggalkannya. Yang tak pernah sedikitpun mempunyai waktu untuknya. Bagi mereka, pekerjaan yang tengah mereka geluti adalah hal utama, tanpa perduli perkembangan psikis buah hatinya. Membuat Woohyun, tumbuh dewasa tanpa merasakan kasih sayang kedua orang tuanya.

Benda kecil itu adalah sebuah silet, yang selalu digunakannya untuk menggores tubuhnya, membuat luka tersendiri di dalam tubuhnya. Ya, Woohyun meluapkan seluruh kekesalannya, dengan melukai tubuhnya sendiri. Terutama bagian tubuh yang tak terlihat, seperti dada dan bagian perut.

Ia tak pernah marah, tak pernah berteriak. Baginya marah hanya akan membuang energinya. Hanya akan membuat orang lain tersakiti karena amarahnya. Biarlah hanya dirinya sendiri yang merasakan kemarahannya. Hanya dirinya sendiri yang terluka. Sebenarnya, kebiasaannya yang melukai diri sendiri saat sedang marah sudah berhenti saat dirinya menjalin hubungan dengan Sunggyu, yang telah ia anggap sebagai dunia barunya.

Namun kebiasaan itu muncul lagi, saat sebuah pengkhianatan diterimanya. Pengkhianatan yang dilakukan Sunggyu secara terang-terangan di hadapannya. Kebiasaan melukai tubuhnya dengan menggoreskan silet tajam itupun ia lakukan kembali, agar rasa marah, cemburu dan kekesalannya dapat tersalurkan.

Woohyun membuka satu persatu kancing kemeja yang dikenakannya. Setelah kemeja itu berhasil terbuka, ia segera melakukan aksinya.

SRREETTT!

Goresan tajam silet itupun berhasil mengoyak kulit di daerah perutnya, membuat namja itu mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya terlihat memutih. Membuat kepalanya menengadah ke atas, merasakan sensasi perih luar biasa hebat yang mendera bagian perutnya. Tak ada suara, tak ada teriakan. Hanya likuid bening yang berhasil meluncur membasahi pipinya. Menandakan seberapa besar rasa perih yang dirasakannya.

SREEETTTT!

Dan untuk ke dua kalinya dalam satu hari ini, Woohyun kembali menggoreskan silet tajam itu, pada bagian dada atasnya. Membuat sebuah luka gores dengan darah yang seketika mengucur. Ia memejamkan matanya, guna menahan rasa sakit yang kian menderanya.

"WOOHYUN~" suara teriakan seseorang yang taka sing itu terdengar sangat keras, menginterupsi kegiatan namja berdimple smile yang tengah melukai tubuhnya itu. Woohyun tersentak, ia menolehkan wajahnya ke asal suara.

"Sunggyu~?” Ucapnya dengan nada parau yang amat kentara.

Sunggyu berjalan dengan kaki yang terseok, karena beberapa kali terjatuh di trotoar jalan. Dengan blazer dan kemeja yang basah. Dengan kaki yang tak beralaskan apapun. Ia berjalan menuju ke arah Woohyun yang  duduk di pinggir ranjangnya, dengan silet ditangannya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Sunggyu seraya menelusuri seluruh tubuh Woohyun yang penuh dengan goresan luka.

Woohyun segera menutup kembali kemejanya. "Tidak ada." Ucapnya pelan.

Sunggyu beranjak mendekati tubuh Woohyun, membuka paksa kemeja hitamnya. Matanya terbelalak lebar saat melihat banyak luka goresan yang bahkan masih mengeluarkan darah di bagian dada dan perut Woohyun.

"Apa ini?"

Tidak ada jawaban.

“Jelaskan padaku apa ini? Apa yang kau lakukan Hyun???”

Bulir bening kembali meluncur dari manik Woohyun, kala dilihatnya kedua obsidian Sunggyu yang tengah menatapnya sendu, seolah meminta jawaban akan pertanyaan yang dilontarkannya.

Sunggyu melepas blazer yang digunakannya, kemudian merobek helaian kain kemeja birunya. Perlahan ia usap darah yang mengalir itu menggunakan kain kemejanya.

"Aku tidak apa-apa Gyu~" Lirih Woohyun.

"Apanya yang tidak apa-apa, huh? Ini darah! Dan kau terluka! Sebenarnya apa yang kau lakukan?" urat-urat halus tercetak jelas di daerah leher Sunggyu. Ia tatap kedua manik elang Woohyun intens.

"Hanya luka kecil."

"Luka kecil katamu, eoh? tapi ini banyak! Mengapa ada goresan sebanyak ini?"

"Hanya luapan kemarahanku saja."

Kegiatan Sunggyu menghapus darah yang mengalir dari tubuh Woohyun terhenti. "Luapan kemarahan?" Tanyanya dengan alis yang mengernyit.

Woohyun menggangguk, "hmm~"

"Apa maksudmu?"

"Setiap marah, aku akan melukai tubuhku sendiri sebagai pelampiasannya."

"Mwo? Tapi ini menyakiti dirimu sendiri!"

"Tak apa, asalkan kemarahanku tak menyakiti hati orang lain."

Jantung Sunggyu seolah terhenti kala mendengar ucapan Woohyun. "Jadi ini yang kau lakukan jika sedang marah padaku? Melukai tubuhmu seperti ini?"

"Hm."

"Jadi selama sebulan ini, kau terus melakukannya? Selama sebulan saat aku mengkhianatimu,kau terus melakukan hal seperti ini? mengapa kau tak marah padaku? Mengapa kau tak menegurku? Mengapa? Mengapa Woohyun???" Kini Sunggyu yang tak mampu lagi menahan likuid bening yang telah bergumul di pelupuk matanya.

"Aku tak akan pernah mau membentakmu, berbicara kasar padamu, aku hanya akan menyalurkan kemarahanku dengan melukai tubuhku."

"Sebanyak inikah luka yang kau rasakan?"

"Kau bisa melihatnya." Seulas senyum tipis terukir jelas di bibir Woohyun, membuat hati Sunggyu mencelos seketika. Sunggyu segera merengkuh tubuh di hadapannya. ia eratkan pelukan itu, hingga membuat Woohyun sedikit sesak.

"Gyu~"

"Mianhae~ maafkan aku Hyunnie~ aku tak bermaksud seperti ini! Aku hanya ingin mengujimu. Karena selama ini kau tak pernah sekalipun marah padaku, Aku kira kau tidak mencintaiku, maafkan aku. Sungguh aku tak berselingkuh! Aku hanya mencintaimu. Hanya kau Woohyun~ aku bersumpah."

Tangan Woohyun terulur, mengacak lembut surai Sunggyu. "Aku mengerti, maafkan aku yang tak pernah bisa menyampaikan rasa marahku padamu. Bukan berarti aku tak mencintaimu, aku mencintaimu Gyu, sangat-sangat mencintaimu. Karena itu, aku tak akan pernah berani memarahimu. Karena aku sangat mencintaimu."

"Aku janji, aku janji tak akan pernah membuatmu marah lagi. Aku janji."

"Hm~ Jangan buat aku cemburu seperti itu lagi ya, hatiku sakit,Gyu~."

"Tidak akan."

"Gomawo~."

"Hyun~." Sunggyu semakin mengeratkan pelukannya.

"Tubuhmu basah, Gyu~"

"Eh…?" Sunggyu melepaskan pelukannya, kemudian memandang tubuhnya yang basah.

"Ah iya, tadi aku kehujanan." Ucap Sunggyu seraya menepuk pelan keningnya.

"Kalau begitu, gantilah pakaianmu! Nanti kau sakit."

Sunggyu menarik salah satu sudut bibirnya. "Aku tak akan sakit jika kau mau melakukan sesuatu untukku!"

Alis Woohyun terlihat mengernyit. "Melakukan sesuatu? Apa itu?"

Sunggyu membuka satu persatu kancing kemeja basahnya, membuat Woohyun membulatkan matanya lebar. "A—apa yang kau lakukan, Kyu?" Tanya Woohyun gagap.

"Bukankah kau pernah bilang, hawa panas dari tubuh manusia itu akan menguar jika kulit mereka saling bersentuhan? Kalau begitu, aku ingin menyentuh kulit tubuhmu secara langsung, agar aku merasa hangat. Bukankah rasa hangat yang ditimbulkannya melebihi selimut tebal sekalipun?"

"Maksudmu?"

"Ssssttt.. Kau diam saja. Nikmati saja, oke?"

Alis Woohyun yang tadinya terlihat mengernyit, kini kembali ke bentuk semula. Senyuman indah terukir jelas di wajahnya. Senyuman yang lebih tepat disebut sebuah 'seringaian'

"Baiklah jika itu maumu. Dengan senang hati Nyonya Kim."

END ! ^__^

.

.

im sorry for late update /bow/ 

its been a long time so sorry..

thanks for comments and subbies ^__^ 

if u dont mind, please leave your comment again :) 

 

 

 

.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Coffeemilk1013 #1
Chapter 2: elaaah sunggyu udah tau nambabo lagi luka, bukannya dicariin alkohol sama plester malah buka baju. genit2 sama yongguk awas kamu! *ngancem pake burger* wkwkwk ah cherry ternyata u are back bikin ff kkkk~ jjang!
chinggyuzizi #2
Chapter 2: Akhirnya next chap update jg.
Jadi karena alesan itu woohyun oppa gak prnah nunjukin emosinya ama gyu oppa...
Kasian jg woohyun oppa tiap marah nyiletin tubuhnya pasti perih ...tapi aku seneng akhirnya happy ending... !!! :-) :-)
Ada sequelnya gak min ..penasaran hehe
kiranaketrin14 #3
Chapter 1: ini mana lanjutan nya thor?
mimigyu #4
Chapter 1: aku penasaran... cepetan di lanjut ya..
ntar pesanin aku klu udh lanjut.. wkwkwkw
Alvin_19 #5
Chapter 1: Lanjut ya!! Penasaran,, woohyun kamu setia banget :v
zairotul_putri #6
Chapter 1: aah, kok ga ada lanjutannya-_- , ya udahlah ditunggu ya chapter selanjutnya
akitou
#7
Chapter 1: wah pnsran....!!!!! apa y rencana yeol
mimigyu #8
mana mana???? penasaraaan...