Malaikat itu datang tiba-tiba. Berbicara padaku seolah sudah mengenalku bertahun-tahun. Permen yang ia berikan terasa sangat manis, bahkan lebih manis dari permen biasanya. Senyumnya sangat indah dan menawan, sangat di sayangkan mataku masih cacat sehingga penglihatanku buram dan tidak bisa melihat senyuman itu dengan jelas. Satu yang paling ku sukai dari malaikat itu, suaranya. Ya, suaranya. Suara itu sangat menenangkan hatiku, sangat merdu ketika membelai telingaku. Dan saat dia melantunkan lagu, aku seperti terhipnotis. Terhipnotis oleh malaikat yang bahkan namanya tidak aku ketahui.