3rd
Better Than YouWarning! Kali ini it is LOOOONG CHAPTER... Sengaja di chapter ini aku jadikan 2000 kata.., so hati-hati hehee...
“Yya! Bombie-ah! Apa aku perlu menunggumu hingga urusanmu selesai?” sahabatku berteriak ke arahku seraya memasukkan bukunya ke dalam loker di sudut kelas.
“Tidak, kau pulanglah dulu..” aku berusaha berbicara setenang mungkin, berusaha menyembunyikan kegugupanku, melihat Byun Baekhyun juga masih berada di kelas bersamaku dan beberapa anak lainnya yang tengah membereskan peralatannya.
Namjoo menghampiriku dan berbisik di hadapanku.
“Yya, apa kau yakin? Aku tahu kau murid terpintar di kelas, tapi kau tahu betapa sibuknya menjadi ketua kelas kan? Nanti, kau tak akan punya waktu untuk bersamaku lagi..” Namjoo memanyunkan bibirnya, kuakui ia sangat imut saat itu.
“Eyy..mana mungkin aku mengabaikan sahabat terbaikku. Kau jangan berlebihan!” aku mencubit pipinya yang ia balas dengan sentakan dan tatapan tidak-lucu-bomi-ah. Aku hanya tertawa kecil.
"Bomi-ah!"Kali ini Namjoo memasang mimik serius."Ung? Yya.., tumben sekali memanggilku seperti itu!"
"Aku serius! Bom, aku mengenalmu sejak taman kanak-kanak. Aku mengerti kapan temanku senang dan tidak. Dan aku merasa, kau tidak tenang dengan persaingan ini..." Namjoo berucap lirih sambil menatapku iba.
"A-aku..." kepalaku tertunduk, menghindari tatapan tulus sahabatku.
"Sebelum semua terlambat, aku ingin kau memikirkannya lagi. Kau masih punya waktu untuk mundur dan menyerahkan semuanya pada Byun Baekhyun saat bertemu Choi Seonsaengnim nanti. Kau tak perlu membalaskan dendammu dengan cara seperti ini..." ya, dia Kim Namjoo. Dia sahabatku, dan dia mengenalku bahkan mengetahui apa yang kusembunyikan darinya. Itu benar. Aku mengakui kalimat terakhir Namjoo barusan. Rasa benci ini belum hilang dalam dadaku yang hampir meledak karena terlalu penuhnya kutahan sejak kejadian sial itu. Sejujurnya aku tak yakin, apakah tindakanku ini sudah tepat? Benar, aku harus memikirkan ulang tindakanku tadi.
...
“Baiklah, aku pergi dulu Bomi-ah! Annyeong, jaga dirimu!”
“Annyeong! Yya, jangan lupa besok kita ada ujian Biologi Kim Namjoo!!” teriakku pada Namjoo yang kini sudah menjauh dari pandanganku, namun masih dapat kudengar ia menjawab, “Nee, gomawoo!”
Aku tertawa melihat tingkahnya dan hal itu mengingatkanku pada kejadian kemarin malam ketika aku membodohinya tentang ada-tidaknya ujian esok hari. Haha..aku menyesal telah mengerjainya..
Dengan perasaan yang tidak karuan, aku meraih tasku, menaruhnya di pundak kiriku, dan berjalan keluar kelas menuju ruangan Choi Seonsaengnim yang berjarak 2 ruang dari kelas kami. Aku melirik seorang Byun Baekhyun yang masih berusaha merapikan buku-bukunya dengan.. eh? Sejak kapan dia mau merapikan bukunya? Entahlah, apa aku peduli..hhh..
-
Baekhyun POV
Aku benar-benar tidak fokus pada mata pelajaran terakhir di kelas. Pikiranku dipenuhi pertanyaan aneh yang hampir meledak karena terlalu penuhnya. Pertama, hal yang tak biasa terjadi pada seorang pemalas bernama Byun Baekhyun. Sejak kapan ia mencalonkan diri menjadi seorang ketua kelas? Ani, aku memang pandai berbicara di depan, pandai bergaul, ahli mengatur, namun aku tak pernah rela menghabiskan waktuku hanya untuk mengurusi urusan kelas yang memuakkan. Dan sekarang aku menantang diriku? Kedua, gadis jawara yang akhir-akhir ini terlihat menjengkelkan itu-Yoon Bomi-, mencalonkan diri juga? Kupikir, sebenarnya itu wajar mengingat ia sosok yang rajin dan pintar, namun..dengan peristiwa yang terjadi antara aku dengannya..., apa mungkin ia hanya ingin menantang diriku? Huh..dasar sombong!
Entah kenapa, walau benar-benar tak nyaman dengan perasaanku selama pelajaran berlangsung, aku juga tak ingin mendengar bel pulang berbunyi. Kemudian menemui Choi Seonsaengnim yang artinya bertemu dengan gadis sombong itu. Ah..mengapa jadi serba tidak enak begini, Byun Baekhyun!
KRIIIING!!! Itu benar, bel pulang akan selalu berbunyi.. --“
Keadaan kelas makin sepi, namun kedua sejoli itu masih bercakap-cakap di seberang sana. Dan kemudian, salah satu gadis memilih untuk pulang terlebih dahulu dan membiarkan ‘kami’ tinggal berdua di kelas.Hei, kenapa canggung sekali disini? Dimana Park Chanyeol? Dasar, ia bukan sahabat yang baik!
“Annyeong! Yya, jangan lupa besok kita ada ujian Biologi Kim Namjoo!!” kudengar Yoon Bomi berteriak kepada temannya dan kemudian tertawa kecil mendengar jawaban temannya.
Yya, benarkah ia tertawa? Apa..ia sudah lebih baik? Maksudku.., apa ia sudah tidak marah lagi? Aku memandanginya dari jauh. Kupandangi lekat-lekat wajahnya dan mencoba menebak perasaannya saat ini. Ketika ia beranjak dari kursinya, aku terus menatapnya, hingga ia melirikku dan dengan secepat kilat aku mengalihkan pandanganku, memutuskan untuk merapikan buku-bukuku ke dalam tas. Owh.., kenapa aku begitu kikuk.
-
“Maaf, apa aku terlambat?”
“Ooh.., kau Baekhyun-ah! Kau tidak terlambat, mari duduk!”Baekhyun segera duduk di sofa panjang setelah Choi Seonsaengnim mempersilahkan. Kedua murid dihadapan Choi Seonsaengnim itu tampak saling melirik sekilas. Merasakan suasana canggung, guru itu berkata, “Ibu sangat mengapresiasi. Sebenarnya, kalian berdua sangat cocok menjadi ketua kelas.., bahkan ibu tidak bisa memilih. Tetapi.., ibu akan memberikan tugas untuk kalian sebagai start task sehingga ibu bisa menentukan siapa yang lebih baik dalam pengerjaan ini. Ini tugas yang mudah, namun butuh tiga hari dalam prosesnya. Apa kalian masih bersedia?”
-
Bomi POV
Uh, Sial! Apa yang aku lakukan? Seharusnya kau mengalah saja tadi, dan menyerahkan semuanya pada Byun Baekhyun. Namun, aku terlalu gengsi melakukannya. Bisa dipastikan, Baekhyun akan menganggapku pengecut, atau meremehkanku. Tidak, tidak, aku tidak boleh berpikiran seperti itu. Kau harus membuktikan dirimu lebih baik Bomi
Comments