chapter 2

Another Angel

Summary: [Krisho] You looks so scary. Like a wolf/you looks so cute, like Beauty/ His smile somehow looks precious… After all, he’s not the Beauty or a wolf. Maybe he’s an Angel. Angel under moonlight/ Aku lebih suka dengan cologne yang kau pakai sekarang/Tapi sekarang aku tidak memakai parfum atau cologne apapun…/Mau jalan-jalan bersamaku…?/Ini seperti kencan/AU, BL, OOC. Mind to RnR?

XoXo-XoXo-XoXo

You’re showered by pouring moonlight

I’ve never seen such an entrancing expression

I see you still like a picture

At the end of the gaze [Moonlight-EXO]

XoXo-XoXo-XoXo

Another Angel © Kirea

XoXo-XoXo-XoXo

 “Selamat pagi,” Siwon tersenyum sambil meletakkan pancake ke piring dan menuangkan sirup maple ke atasnya. Setelahnya dia melepas apron putih yang dipakai lalu berniat duduk di kursi tempat makan. Tampak Junmyeon duduk dengan cepat, membuat Siwon mengernyitkan alisnya.

Hyung! Aku kesiangan!” seru Junmyeon sambil menusuk pancake dengan garpu lalu memotongnya dengan cepat. Dia juga menelannya dengan tergesa-gesa. Selain itu dasinya belum terpasang dengan rapi. Rambutnya juga masih berantakan.

“Kau hanya telat bangun lima belas menit dari biasanya, masih ada banyak waktu.”

“Tapi aku akan telat datang sebagai yang paling pagi!”

“Untuk apa kau melakukan hal seperti itu,” Siwon menatap Junmyeon heran. Dia tahu kalau Junmyeon itu anak yang rajin. Tapi seambisius ini? Jangan sampai nanti adik satu-satunya ini nanti stress karena terobsesi belajar.

“Kenapa kesiangan? Kau begadang mengerjakan tugas?” Siwon menikmati pancake secara santai, berbanding terbalik dengan sang adik.

Junmyeon terdiam sejenak, “Tidak juga sih…”

Malam tadi dia bicara ditelpon dengan Yifan sampai jam tiga malam, dan mungkin tidak akan berhenti kalau Yifan tidak menyuruhnya untuk cepat tidur. Akhirnya dia bisa tidur seperempat jam kemudian. Sulit dipercaya juga dia bisa begitu cepat akrab dengan tetangga baru itu. Mungkin karena jarak umur mereka tidak terlalu jauh? Lagipula mereka sekelas.

“Lalu kenapa begitu semangat untuk datang pagi sekali? Ada orang yang ingin kau temui?”

Junmyeon menggeleng dengan pancake yang penuh di mulutnya, “Pemandangan bunga sakura di pagi hari dari koridor lantai dua sangat indah. Kalau sudah terlalu siang, jadi tidak mengesankan lagi karena ramai. Aku hanya begitu… menyukai suasana pagi.”

“Oh…” Siwon mengangguk, “Bunga sakura yang berjatuhan terdengar indah. Apalagi ketika ada seseorang dengan wajah tenang berdiri di bawahnya dengan kelopak yang berjatuhan di antara dirinya…”

Junmyeon menerawang, garpunya tertahan di bibirnya. Dia sudah melihat pemandangan seperti itu kemarin. Itu memang moment yang berkesan. Seperti beberapa detik dunia berada dalam mode slow motion. Dia kemudian menghabiskan potongan pancake terakhirnya, mencuci piringnya dan mengambil susu kotak dari kulkas.

“Aku pergi!”

Beberapa saat setelah Junmyeon keluar dari pintu rumah, dia mendapati Yifan sedang menutup pintu, sementara ada sepotong roti bakar dimulutnya. Namja tinggi itu tampak terdiam beberapa saat saat pandangannya tidak sengaja bertemu dengan namja pemilik senyum angelic itu.

“Pagi.” Ucap Junmyeon setelah meminum separu lebih susu kotaknya.

Yifan menggangguk, dia menelan sedikit bagian ujung rotinya lalu memegangnya dengan tangan kanannya, “Morning.” Ucapnya sambil kembali melanjutkan sarapan rotinya. “Do you want?” tawar Yifan pada Junmyeon yang berjalan berdampingan dengannya.

Junmyeon menggeleng, “Aku sudah sarapan…” dia melirik susu kotaknya yang kira-kira masih tersisa setengah, “Mau minum?”

I’m need it.” Yifan menghabiskan rotinya sebelum menerima susu kotak dari Junmyeon. Membuat Junmyeon sedikit terdiam. Sebenarnya menawarkan minuman itu hanya basa basi. Dia tidak menyangka Yifan akan mengiyakan ucapannya.

Oh, chocolate flavor.

Thanks,” Yifan mengembalikan susu kotak Junmyeon yang berkurang sebanyak dua teguk itu. Junmyeon menerimanya dengan ragu, “Eum, kau boleh menghabiskannya jika mau.”

“Terlalu banyak minum ini membuatku takut tinggiku semakin bertambah.” Yifan berucap dengan nada santai tanpa bermaksud mengejek Junmyeon.

“Yahh… baiklah…” Junmyeon menatap susu kotaknya, dia jarang berbagi sesuatu dengan cara seperti ini, biasanya dia akan lebih memilih membelikan secara lebih atau membawakan lebih makanan ataupun cemilan.

Setelah beberapa saat berjalan sambil memegang susu kotak dalam diam, Junmyeon meminumnya secara perlahan, sampai ketika seseorang menepuk punggungnya, membuatnya tersedak.

“Selamat pagi, hyung!” suara ceria Chanyeol menyapa indera pendengaran mereka.

Sementara itu Junmyeon yang terbatuk-batuk dibantu oleh Baekhyun dengan menepuk punggungnya.

“Yeol, kau membuat Suho-hyung tersedak nih.” Ucap Baekhyun sambil mengeluarkan tisu dari tasnya dan menyerahkannya pada Junmyeon. Junmyeon menerimanya, masih dengan terbatuk kecil.

Mian, mian.” Chanyeol mengambil tisu yang dipakai Junmyeon dan menyeka pinggir bibir Junmyeon.

“Aku bisa sendiri, Yeol.” Junmyeon mengambil alih kembali tisunya, menyapu bibirnya sendiri.

“Kau menyapu pada bagian yang salah,” ucap Yifan.

“Huh? Disini?” Junmyeon menyapukan ke sudut bibirnya.

“Disini,” Yifan mengambil alih tisu yang berada di tangan Junmyeon dan membantunya.

“Wahh, terasa seperti ada aura yang hangat disini…” komentar Chanyeol mengipaskan kedua tangannya seakan-akan sedang kepanasan.

Baekhyun yang tadi fokus pada Junmyeon baru tersadar kalau ada orang tampan bin keren dengan seragam yang sama seperti mereka sedang berjalan mengiringi mereka sedari tadi, dan terlihat akrab dengan Junmyeon.

‘Namja yang benar-benar tampan dan keren…’

Menyadari gelagat Baekhyun, Chanyeol beralih merangkul bahu Yifan.

“Ini Wu Yi Fan. Murid baru yang kuceritakan kemarin. Salah satu ikon tiang listrik baru. Selain diriku.”

“Byun Baekhyun imnida.” Baekhyun menunduk sekilas setelah terpesona selama beberapa saat. “Salam kenal, hm… Yifan-hyung?”

“Kris Wu imnida.”

“Heh?” Baekhyun menoleh pada Chanyeol. Tangannya menunjuk kearah Yifan, “Namanya Kris?”

“Sepertinya kemarin namanya Kevin Li.” Ucap Junmyeon sambil mengingat-ingat salah satu nama Yifan.

“Hee?” Baekhyun semakin bingung begitu mendengar perkataan Junmyeon.

“Tidak masalah, kau boleh memanggilku Kris,” ucap Yifan kepada Baekhyun.

“Kalian bermaksud mengerjaiku ya?” Baekhyun mencebil.

“Bercanda, bercanda. Oh, itu Kyungsoo! Hei, Kyung!” Chanyeol melambaikan.

Kyungsoo refleks menoleh, “Annyeong.” Namja itu menyahut dengan wajahnya yang tampak innocent. Kyungsoo benar-benar terlihat cute dan innocent. Kenapa? Karena dia sama pendeknya dengan Junmyeon, bahkan lebih pendek. Mereka berdua selalu jadi terlihat yang paling kecil. Namun namja bermarga Do itu tidak suka disebut cute! Dan dia bilang dia tidak se-innocent kelihatannya, dia sudah tahu banyak hal yang harus diketahui seorang namja. Bahkan dia bilang, Junmyeon yang sebenarnya masih innocent. Dan Junmyeon hanya bisa diam setelah mendengar ucapan Kyungsoo, berkedip kemudian tersenyum angelic. Sepertinya hal itu benar.

Meski begitu, kadang Kyungsoo mengatakan sesuatu secara to the point tanpa berpikir apa akibatnya. Sedikit naïf dan melakukan hal yang terlihat lugu. Orang-orang akan tetap berpikir kalau dia cute.

“Pagi juga Kyung,” sahut Junmyeon.

“Aaa… Suho-hyung, rambutmu berantakan.” Ucap Kyungsoo segera berjalan ke samping Junmyeon dan merapikan rambut namja angelic itu.

“Oh, gomawo, Kyung.” Ucap Junmyeon.

Ne, hyung.”

“Ahh, seperti biasanya uri Kyungsoo selalu bersikap seperti ini,” Baekhyun merangkul bahu Kyungsoo. “Kau akan ikut latihan vocal lagi hari ini?”

“Sepertinya begitu, Chen juga begitu bersemangat tentang latihan ini.” ujar Kyungsoo.

“Aku juga sangat bersemangat!” sahut Baekhyun sambil mengepalkan tangannya, terdengar begitu berapi-api. “Aku ingin mencoba high pitch seperti kemarin.”

“Aku ingin kita latihan nada rendah lagi,” ucap Kyungsoo.

“Ahh… itu susah. Aku lebih suka dengan nada tinggi.” Namja cute itu menggembungkan pipinya.

“Wahh, lihat mereka, sekarang mereka berada di dunia yang sama. Kita ada dimana?” ucap Chanyeol dengan nada cemburu.

“Tenang saja, kita masih di galaksi yang sama, bro.” Yifan menepuk bahu Chanyeol.

Chanyeol menoleh pada Yifan, “Boleh aku meminta nomor telponmu untuk curhat?”

XoXo-XoXo-XoXo

Istirahat jam ketiga. Kau tentu tidak akan berpikir untuk makan siang lagi bukan? Kecuali kalau kau tidak sengaja melewati jam istirahat kedua. Junmyeon memutuskan untuk pergi ke perpustakaan mengingat waktu istirahat masih panjang.

Annyeong, ssaem,” Junmyeon menyapa salah satu staff penjaga perpustakaan yang tampak sedang sibuk membaca novel.

Namja muda yang berkacamata itu menatap Junmyeon beberapa saat. “Annyeong, tulis nama, kelas, dan keperluanmu ke perpustakaan seperti biasanya, Jun.” ujarnya sebelum kembali sibuk dengan novelnya.

Nde…” Junmyeon tersenyum melihat tingkahnya dan masuk ke dalam setelah menulis di presensi dan langsung berjalan menuju kumpulan buku paket pelajaran.

“Haruskah aku belajar Sains? Atau Sastra?” gumam Junmyeon pelan. Biasalaah, anak rajin, kerjaannya belajar. Dia kemudian menggeleng setelah berpikir beberapa saat, “Mungkin aku akan melihat ensiklopedia saja…” dia baru saja berniat beranjak dari rak buku yang berisi penuh buku mata pelajaran itu, sampai matanya melihat Yifan sedang duduk di kursi pojok dekat jendela.

“Aku tidak menyangka dia akan ke perpustakaan… kupikir dia bukan tipe orang yang suka membaca buku.” Ucap Chanyeol tiba-tiba muncul di samping Junmyeon. Dia berucap seolah-olah membacakan apa yang ada di pikiran Junmyeon.

“Aku pikir juga begitu,” Junmyeon menoleh, “Tapi bukannya kau sendiri bukan tipe yang akan berada di perpustakaan kecuali ada tugas, iyakan, Yeol?”

“Aku suka kok ke perpustakaan, tapi aku lebih suka ke toko topi karena aku adalah pencinta topi! Aku sekarang sedang mencarikan buku yang diminta Baekkie. Setelah menemukannya, aku akan segera keluar. Oh ya, itu dia rak bukunya! Aku sudah menemukannya. Aku duluan ya hyung!”

Chanyeol segera berlalu dengan cepat, membuat Junmyeon hanya bisa menggeleng pelan. Dia datang dan pergi secepat angin. Padahal kalau tidak salah ingat, elemen milik Chanyeol kan api. Dan pemilik elemen angin itu si shy maknae, Oh Sehun.

Junmyeon kembali mengarahkan pandangannya pada Yifan yang masih duduk tenang dengan tangan kiri yang menumpu dagu. Tangan kanannya tampak sedang memegang pulpen dan mencoret-coret buku yang dipegangnya. Tampak sedang fokus. Telinga kirinya disumpal dengan sebuah headset.

‘Selalu tampak terlihat keren…’

Junmyeon mengambil ensiklopedia yang berada tidak jauh dari rak tempatnya berada, kemudian berjalan menuju ke arah Yifan. Dia melepas sebelah headset milik Yifan, “Kau tidak boleh mencoret buku milik perpustakaan,” ucap Junmyeon tegas.

Yifan yang tadinya tampak serius dan tidak menyadari kedatangan Junmyeon mendongak dan mendapati namja angelic itu memasang wajah serius. Dia membalas tatapan Junmyeon dengan senyuman sekilas. Dia mematikan mp3 musik ponselnya.

“Ini buku milikku sendiri.”

“Ehh….?! B—begitukah…?” Junmyeon tampak kaget dan salah tingkah.

“Aku suka membaca buku tentang self improvement. Ini kubeli di China. Lihat, tulisannya berbahasa Mandarin.” Yifan menunjukkan halaman bukunya.

“Ah… maafkan aku!” seru Junmyeon refleks menunduk. Suaranya yang terdengar nyaring tampak membuat beberapa orang terganggu. Membuat Joonmyeon kembali membungkuk dan meminta maaf kepada beberapa penghuni lain di perpustakaan.

“Tadinya kukira kau mencoret buku perpustakaan!”

Yifan mengangguk tanda mengerti dengan wajah tanpa ekspresinya, membuat Junmyeon bingung apakah Yifan tersinggung pada sikapnya tadi.

“Boleh aku duduk di sini?” Tanya Junmyeon sedikit sungkan.

“Kursi itu kosong, jangan sungkan.” Ucap Yifan kembali membaca buku yang didiamkannya sejak beberapa saat tadi.

Junmyeon tersenyum melihat sikap Yifan padanya, setidaknya dia tahu namja berdarah China-Kanada itu tidak marah padanya. Junmyeon membaca ensiklopedia sambil sesekali melihat ke arah Yifan.

“Ada sesuatu yang aneh?” Tanya Yifan tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

“Hm…” Junmyeon tampak berpikir sejenak sebelum menjawab, “Kupikir kau bukan tipe orang yang akan ke perpustakaan dan suka membaca buku.”

“Karena wajahku lagi?”

Junmyeon mengangguk, “Sebagian orang yang terlihat ‘Cool’ tidak sering ke perpustakaan, tidak suka makanan manis, selalu menjaga image…” ucapnya sambil masih memikirkan beberapa hal lainnya lagi.

Don’t judge book from the cover.” Komentar Yifan. “Aku suka makanan manis, tapi aku juga tipe orang yang suka menjaga image.”

“Ohh… makanya wajahmu selalu tampak seperti itu ya.” Ucap Junmyeon sambil mengangguk-angguk.

“Seperti itu?” Yifan menaikkan sebelah alisnya. Itu yang mana?

“Seperti ini.” Kemudian Junmyeon mencoba meniru mimik wajah serius Yifan. Mencoba memasang wajah datar dengan tatapan tajam seperti biasanya Yifan terlihat.

Yifan masih menaikkan sebelah alisnya kemudian tertawa pelan, “Wajahku terlihat seperti itu?”

Junmyeon mengangguk tegas.

“It’s kinda cute.”

“Huh? Not cute at all!” Junmyeon menggelengkan kepalanya. “You looks so scary. Like a wolf.”

“Aku berucap tentangmu. Ketika kau mencoba meniruku, you looks so cute, like Beauty.”

Beauty? Beauty and the Beast?” Joonmyeon mengernyitkan dahinya.

Yifan melipat kedua tangannya di meja, “Nope, a Beauty and Wolf.”

Tawa Junmyeon meledak, matanya membentuk eyesmiles, “Apa-apaan itu?”

See? Junmyeon looks cute like Beauty.

That’s EXO song, you will like it when you listening that song.” Ujar Yifan.

“Ahh… ya, aku tahu mereka.” Junmyeon tersenyum sambil mencoba mengingat Boyband yang sering muncul di televisi akhir-akhir ini.

“Seperti ini bukan?” Junmyeon meletakkan kedua telapak tangannya diatas kepala, membentuk telinga serigala, menirukan salah satu gerakan dance-nya.

Geurae wolf, naega wolf…” Junmyeon tersenyum lebar, mencoba menahan tawanya, tangan kanannya menutup separuh wajahnya yang memerah karena malu, “Aneh ya? Haha…”

Yifan menatap Junmyeon tanpa berkedip, kemudian ikut tersenyum seperti Junmyeon.

His smile somehow looks precious…

After all, he’s not the Beauty or a wolf. Maybe he’s an Angel.

Angel under moonlight.

XoXo-XoXo-XoXo

Yifan berniat menutup tirai jendela kamarnya ketika mata tajamnya mendapati Junmyeon berada di luar rumah semalam ini. Namja angelic itu berjalan tampak berjalan dengan santai di bawah sinar bulan dengan sweater abu-abu. Yifan memutuskan mengambil jaket birunya yang tergeletak di kasur, bergegas turun dari kamarnya dan keluar rumah, sedikit penasaran kenapa Junmyeon keluar malam-malam seperti ini, karena sejauh ini dia berpikir kalau Junmyeon adalah tipe anak rumahan. Jadi setelah pulang sekolah, dia tidak akan kemana-mana lagi semacam pergi keluyuran untuk melakukan hal yang tidak jelas.

Malam ini bulan bersinar terang, membuat bintang-bintang tidak terlihat dengan jelas. Meskipun demikian, tanpa bintang pemandangan malam ini begitu indah dengan cahaya bulan.  Pemandangan yang indah. Junmyeon tampak seperti sebuah karakter dalam lukisan, dan itu membuatnya terkesan.

ttogireul ilheossna, neon, neon, neon… [Have you lost your way again, you, you, you…]

bamgonggiga ajik chagawo ireona [The night air is still cold, get up]

So, baby, hold on neol honja dugiga [So, baby, hold on, I can’t leave you alone]

nan geokjeongi dwaegeoril dugo neoui dwireul ttaraga [I leave the road and follow behind you]

neon ssodaji neun dalbicce syawo [You’re showered by pouring moonlight]

geu hwangholhan pyojeongeun bonjeogi eopseo [I’ve never seen such an entrancing expression]

geurim cheoreom meomchun nega boyeo [I see you still like a picture]

geu siseonkkeuten  [At the end of the gaze]

Lagu Moonlight yang mengalun dari mp3 ponsel terdengar dari headset yang dipakai Yifan. Sangat pas dengan suasana sekarang. Yifan menatap lurus ke depan, mengikuti langkah santai Junmyeon. Junmyeon sedikit terkejut ketika menoleh ke belakang dan mendapati Yifan berjalan di belakangnya. Hampir saja dia berpikir kalau orang yang berjalan dibelakangnya adalah orang mabuk atau penjahat yang suka membunuh orang secara random. Yifan menatapnya dalam diam, mereka sama-sama terdiam di jalanan itu seakan waktu sedang dihentikan oleh seseorang. Junmyeon menarik napas dalam untuk beberapa saat, dia memiringkan kepalanya, matanya seakan meminta Yifan untuk menghampirinya. Dan Yifan melakukannya.

“Apa yang sedang kau lakukan?” Tanya Yifan akhirnya.

“Aku ingin ke minimarket 24 jam. Aku berpikir untuk membeli cemilan. Kau sendiri?” Junmyeon menaikkan alisnya.

Yifan tidak langsung menjawab, rasanya tidak mungkin dia akan berkata, ‘Aku melihatmu begitu menawan like a fallen angel under moonlight, jadi aku mengikutimu,’

Cheesy sekali, bukan?

“Mencari udara segar. Ini malam yang cerah,” sahut Yifan kemudian sambil melihat ke atas langit. Mendapati cahaya bulan yang tampak indah di matanya.

Junmyeon membulatkan mulutnya, matanya ikut melihat ke atas langit, “Kau benar… yeoppo da.”

Hening beberapa saat.

“Kalau begitu, aku akan melanjutkan niatku untuk ke minimarket…” ucap Junmyeon kemudian.

“Aku ikut. Kurasa aku sudah kehabisan shampo.” Yifan mencari-cari alasan.

Junmyeon tersenyum, membuat matanya terlihat seperti bulan sabit, “Tentu!”

Yifan tidak lagi berjalan jauh di belakang Junmyeon seperti tadi. Sekarang mereka berjalan beriringan. Dia menjaga langkahnya agar seiring dengan kaki pendek Junmyeon. Sesekali dia mengiyakan apa yang Junmyeon lontarkan dari bibirnya. Mereka membicarakan hal yang terjadi di sekolah siang tadi, tentang hal konyol yang dilakukan Junmyeon di perpustakaan.

“Kita bisa memakai keranjang yang sama tapi membayar masing-masing nantinya, kurasa aku tidak membeli banyak barang.” tawar Junmyeon ketika Yifan berniat mengambil keranjang lainnya.

Yifan mengangguk, “Jadi apa yang akan kau beli?”

“Sudah jelas! Menuju rak cemilan!” seru namja bersweater abu-abu itu dengan semangat.

“Aku sudah membeli shampo dan sabun mandi, pasta gigi juga, mungkin aku juga harus membeli parfum,” Yifan meraih dua botol parfum yang memiliki merek berbeda. “Mana menurutmu yang lebih cocok untukku?”

Yifan mengarahkan kedua botol itu ke arah Junmyeon, Junmyeon mencoba mencium baunya lalu menggeleng pelan. Dia mendekat pada diri Yifan dan mencium bau Yifan dari dekat selama beberapa detik.

“Aku lebih suka dengan cologne yang kau pakai sekarang.” Ucap Joonmyeon kemudian.

Yifan memandang Junmyeon, “Tapi sekarang aku tidak memakai parfum atau cologne apapun…”

Kontan wajah Junmyeon memerah karena malu. “A—ah, coba botol yang hitam, sepertinya itu cocok untukmu!”

Duh, entah kenapa dia merasa terlihat mesum sekarang. Bagaimana bisa dia mengendus aroma tubuh seseorang seperti itu.

Aaa~ Junmyeon pabbo~

Srekk!

Yifan mengambil sebuah kantung yang berada di tangan kiri Junmyeon, meletakkannya di atas bahu kanannya. Berniat membawakannya untuk Junmyeon, “Kukira kau hanya akan membeli cemilan.”

“Tadinya kupikir juga begitu,” ucap Junmyeon, “Tapi ada banyak diskon, dan itu sayang untuk dilewatkan.” Dia kemudian merogoh kantung miliknya dan mengeluarkan kotak pepero, “Kau mau?” tawarnya pada Yifan.

“Tidak, terima kasih. Aku tidak begitu suka ngemil di malam hari.” Sahut Yifan.

Melihat pepero membuatnya berpikir tentang Pepero Day. Sesuatu yang akan dirayakan setiap tanggal 11 november di Korea. Itu menurut artikel yang dibacanya beberapa hari lalu. Entah bagaimana dia bisa membaca hal itu. Namun dia tetap tidak mengerti tentang artikel itu.

“Melihat pepero stick membuatku ingat dengan artikel yang kubaca di internet. Kalau tidak salah pepero day. Sepertinya terlihat menarik… Kau tahu apa saja yang dilakukan pada hari itu?” Tanya Yifan.

Pertanyaan Yifan sontak membuat Junmyeon tersedak, “Yahh, itu adalah hari saling bertukar hadiah dengan teman baik, bisa berupa coklat atau permen. Biasanya para yeoja melakukannya. Kalau punya kekasih, mereka akan melakukan pepero kiss…”

‘Pepero kiss? Mencium pepero? Bukannya dimakan?’ pikir Yifan masih bingung.

“Ah ya, kau bisa bersepeda, Fan?” Tanya Junmyeon dengan cepat.

Yifan mengangguk, “Tentu saja aku bisa, motor aku juga bisa. Aku juga sudah bisa menyetir mobil walaupun belum punya sim.”

“Kau punya sepeda di rumah?”

Yifan tampak diam sejenak, “Sepertinya ada sepeda milik Han-ahjusshi.”

“Bagus! Mau jalan-jalan bersamaku…? Ayo bersepeda jam lima pagi nanti di pinggir sungai Han, mumpung besok hari minggu!” Seru Junmyeon mengalihkan pembicaraan.

“Lima pagi?” ucap Yifan ragu.

“Kau belum pernah jalan-jalan di sungai Han pagi hari kan? Sangat bagus lho. Aku akan memberikan tur gratis~” Junmyeon diam sejenak, “Ah… kau ingin bermalas-malasan di hari minggu ya?”

“Tidak juga sih… Ayo jalan-jalan.” Sahut Yifan mantap.

“Oke, aku akan menunggu! Awas kalau tidak bangun. Aku akan menggedor pintu rumahmu dengan tidak berperikemanusiaan!” seru Junmyeon sambil mengambil alih kantung miliknya dari tangan Yifan.

Good night!” ucap namja berambut brunnete itu sambil kemudian melambaikan tangannya dan masuk ke dalam rumahnya.

XoXo-XoXo-XoXo

Minggu pagi sekali…

Good morning,” ucap Yifan keluar dari garasi lengkap dengan celana jeans hitam dan kaos putih berlapis jaket hitam bercampur warna kuning cerah pada kedua lengannya. Di kepalanya tampak terpasang beanie berwarna hitam. Dia menggiring sepeda hitamnya keluar dari garasi menuju jalanan. Mata setajam elangnya mengarah pada Junmyeon yang sedang sibuk. Matahari belum muncul karena ini masih terlalu pagi, udara dingin dengan sedikit kabut masih menghiasi sekitar mereka. Meskipun demikian, sudah tampak beberapa orang yang jogging di jalanan.

Kring! Kriing!

Junmyeon mengecek bunyi bel sepedanya yang berwarna biru muda itu. Namja angelic itu memakai jeans berwarna biru gelap dan kemeja bermotif kotak-kotak berwarna biru yang dilapis dengan sweater tipis berwarna merah pudar. Di lehernya terikat lagi sebuah lengan jaket berwarna abu-abu. Dia memakai topi berwarna putih.

“Pagi Yifan, siap untuk balapan sepeda?” Tanya Junmyeon sambil bersiap mengayuh sepedanya.

“Aku akan membiarkanmu menang,” ucap Yifan belum berniat menaiki sepedanya.

Junmyeon menyipitkan matanya, “Kau mau meremehkanku ya? Aku jago bersepeda lho.”

“Aku bahkan tidak tahu kemana rute kita. Mungkin yang terjadi aku malah tersesat bersepeda ke pusat kota, bukannya ke sungai Han.”

“Ehehe, benar juga. Mian. Baiklah, ayo ikuti aku, aku akan menunjukkan beberapa tempat yang menyenangkan disini.”

Merekapun kemudian mengayuh sepeda mereka beriringan dengan santai, disertai dengan obrolan ringan sepanjang jalan. Udara dinginpun mulai terasa menyegarkan.

Setelah bersepeda cukup jauh, mereka berhenti di taman, ada beberapa anak seumuran mereka sedang bemain basket di lapangan tidak jauh dari taman.

“Hangat~” Junmyeon meletakkan delimanjoo (kue yang berisi krim custard) dan cup hot chocolate-nya di kursi taman tidak jauh dari tempat mereka memarkir sepeda, kemudian dia membuka bungkus hotdog yang baru saja dibelinya. Dia mengangguk-angguk sambil menikmatinya. Matanya sesekali mengarah ke lapangan, memperhatikan permainan basket para remaja komplek perumahan sebelah. (anak BTS duet VIXX).

Tidak lama kemudian Yifan menyusul duduk di kursi taman sambil memakan hweori gamja (tornado potato) yang baru saja dibelinya setelah mengantri, dia juga membeli crepes, donat, burger, rice cakes dengan rasa apple cinnamon, hotcakes dan tiga kaleng cola.

“Ini terlihat seperti wisata kuliner sekarang. Kau membeli banyak makanan,” Komentar Junmyeon dengan mulut menganga karena terkesima. Yifan membawa banyak uang sepertinya.

“Mereka terlihat enak hingga aku tidak bisa memutuskan membeli yang mana. Tapi ternyata ini memang benar-benar enak.” Sahut Yifan.

“Memangnya kau bisa menghabiskan semua?”

“Ada kamu kan.” Sahut Yifan enteng. “Makan banyak bagus untuk pertumbuhan.”

“Huh. Pertumbuhan apanya? Makan makanan seperti ini tidak akan membuatku tinggi, tapi akan membuatku gemuk!” sahut Junmyeon ketus. Bukannya tinggi ke atas, malah jadi tinggi ke samping.

“Kalau cuma sesekali tidak akan berpengaruh banyak.” Sahut Yifan. “Ayo dicoba,” Yifan menyodorkan kentang tornado miliknya.

Junmyeon terlihat ragu pada awalnya, namun pada akhirnya dia mencobanya. Mencoba dan kemudian membantu menghabiskan semua makanan yang dibeli Yifan.

“Makanan yang lezat dengan pemandangan pagi yang indah.” Ucap Junmyeon sambil meminum hot chocolate, membiarkan angin semilir pagi berhembus mengenai rambutnya.

“Kebanyakan hal yang kau ucapkan selalu benar.” Sahut Yifan.

Nae ga?” Junmyeon tampak memastikan sambil bergumam, “I’m full~

“Ya, ini memang sesuatu yang sangat disayangkan untuk dilewati.” Ucap Yifan sambil menatap ke arah Junmyeon.

“Kalau begitu, berterima kasihlah padaku,” ucap Junmyeon setengah bercanda.

Nde. Gomawo Myeon.” Yifan berucap dengan kalem. Membuat Junmyeon mengerutkan alisnya, mempertanyakan ucapan Yifan itu ikhlas atau tidak.

“Sama-sama. Haahh, yeoppoda~” Junmyeon mengarahkan kamera ponselnya ke arah matahari yang baru terbit. Mencoba mengabadikan momen panorama itu. Yifan pun melakukan hal yang sama. Memotret pemandangan dan juga Junmyeon tanpa disadari namja ramah itu.

Pemandangan yang indah? Tentu saja. Yifan mengakui hal itu. Setidaknya usahanya meletakkan tiga jam weker di dekat meja nakas dan alarm ponselnya yang disetting dengan nada lagu Two Moons –Exo berbunyi jam 04.45 tadi subuh tidak sia-sia. Semua terbayar dengan apa yang dia dapatkan sekarang.

Ini seperti kencan.

XoXo-XoXo-XoXo

[tbc]

XoXo-XoXo-XoXo

Kalteng. Publish: 14/11/2014

Repost, edited: 05/11/2017

-Kiriya-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sweet_cheesecake
#1
Chapter 10: Nah lho hayoo ada yang bakal dimarahin mama habis ini wkkk
Makasi updateannyaa~
Krisho_daughter #2
Chapter 10: Next juseyooo
Krisho_daughter #3
Chapter 8: Akhirnya update ?
Sky_Wings
#4
>_< ♡
BabyBugsy
#5
Chapter 5: Waduh ternyata ini lbh dr sekedar cinta segitiga tp segi lima wkwkwkkwk.. Kira kira siapa nih ya mau nyatain duluan? Ayo dong kriss ngmng dulu sama suho. You are the real prince cool man bro hahahhaa.. Dont be a coward. Fighting!!!
BabyBugsy
#6
Chapter 4: Kyaaaa junmyeon tingkahnya emng ajaib banget dah hahahhaa.. Heemm kekny seru kalau lay sma kris terlibat cinta segita dg junmyeon wkwkkwkwkw..
Makin sweet ajah nih kriss
BabyBugsy
#7
Chapter 3: Aigoo fighting tao... Pengen lihat tao makin deket sama junmyeon sebenernya. Pasti gemesin kalau dia nempel mulu sama jumnmyeon hahahhaha
Mereka ga buli tao kn?? Fighting baby taoo
BabyBugsy
#8
Chapter 2: Haahaha kencan di pagi buta pada hari minggu. Otu terasa menyenangkan hahahhaa..
Cieee kris..
BabyBugsy
#9
Chapter 1: I love it. Gemesin lhat mereka berdua kenalan.. Wkwkkwkwk si dingin kris ternyatabisa senyambung itu kalau ngmng sama suho yg bawel ^^~
ihc_ocohc #10
Chapter 4: Makin manis aja hubungan krishonya, semoga cepet jadian ya kalian berdua <3
Btw kalo ada scene sulay, please lay aja yg jadi semenya hehe