Joonmyun dan Jaehee berkencan sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah atas, bahkan melanjutkan hubungan mereka di bangku kuliah, hingga mereka lulus dan memiliki pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing. Di usia mereka yang ke duapuluh tujuh, akhirnya mereka berdua memutuskan mengikat janji suci di depan altar, di saksikan kerabat dan orangtua juga sahabat dan teman dekat. Kehidupan cinta yang indah dan tanpa cela bukan? Joonmyun mencintai Jaehee sebesar Jaehee mencintainya, dan sepertinya tidak akan ada yang memisahkan cinta mereka.

   Semua bermulai ketika Joonmyun meminta Jaehee untuk menjadi ibu rumah tangga saja. Joonmyun hapal istrinya, istrinya sedikit memiliki kekurangan dalam bidang stamina dan metabolisme tubuh, yang membuatnya gampang letih dan sakit. Sebagai suami, yang ia inginkan hanya memenuhi segala kebutuhan Jaehee, dan tidak ingin melihat istrinya gampang kelelahan. Kebetulan, ayahnya yang memang merupakan pengusaha besar mulai memberikannya kepercayaan besar dalam memegang perusahaan.

   Ketika membahagiakan istri dan berbakti kepada orangtuanya menjadi mindset utama Joonmyun, disanalah Jaehee tinggal sebagai seorang istri yang semakin lama merasa terabaikan. Mulai dari melakukan pekerjaan dinas yang begitu sering hingga berbagai gagasan yang muncul di kepala Joonmyun untuk perusahaan ayahnya menuntut realisasi, terakumulasi menjadi pertengkaran-pertengkaran kecil yang semakin lama semakin membesar dengan kesensitifan keduanya.

   Suami yang lembut, penyayang, dan perhatian yang pernah Jaehee rasakan di usia dua tahun pernikahan mereka mendadak hilang. Apalagi teman hidup, sahabat karib, dan partner in crime sejak masa mereka remaja. Joonmyun berubah menjadi laki-laki yang tidak lagi Jaehee kenali, dan Joonmyun harus segera berbalik dan melihat.

   Atau perlahan, ia akan kehilangan Jaehee selama-lamanya.