☆Mango Caffe Love☆

By Jieun kim

Destiny... Setiap  hari ketika aku membuka jendela dan sinar mentari menyapaku, aku selalu memejamkan mata dan berdo'a. Memang harapanku terdengar sangat klasik sekali, aku berharap  orang - orang di sekelilingku hidup bahagia, Dan aku bersungguh  - sungguh berdo'a untuk mereka .

Kim Sunggyu seorang siswa tingkat akhir Wollim High School. Ia sangat Pandai, tidak banyak bicara, sedikit pemalu dan tidak mudah untuk bisa berinteraksi dengan orang asing secara cepat karena sipat pemalunya itu. Ia memiliki seorang teman yang sangat baik sekali, sebut saja nama lengkapnya Lee Howon. Keduanya tengah di sibukan dengan ujian akhir semester, sebelum akhirnya mereka hengkang dari Woollim High School. 

Sunggyu memiliki adik kesayangan, karena cuma ia lah satu-satunya teman berbagi baik suka dan duka. Tidak ada lagi sandaran dari ayah atau ibu. Mereka sudah tidak punya orang tua lagi. Tuhan telah memanggil keduanya lebih cepat dari yang Sunggyu bayangkan. Adiknya bernama Kim Minju, gadis cantik yang menggemaskan itu bulan depan usianya genap sepuluh tahun, namun sayang di usianya yang masih belia, Minju sudah mengindap penyakit langka. Jadi Sunggyu membutuhkan tenaga extra untuk merawat malaikat kecilnya itu. Termasuk ketika Minju harus menjalankan kemoterapi untuk yang kesekian kalinya, Sunggyu harus memutar otak agar bisa menghasilkan uang dalam waktu cepat. Paling tidak, ia bisa membayar biaya kemoterapi Minju untuk minggu depan.

Bel tanda berakhirnya pelajaran sudah berbunyi. Sunggyu mengelah napas lega akhirnya Ia bisa segera merapihkan buku-buku pelajarannya itu lalu bergegas untuk mencari pekerjaan paruh waktu. 

"Kau mau mencari pekerjaan paruh waktu lagi?" Suara berat itu adalah Hoya. Sunggyu hanya membalasnya dengan senyuman. 

Tiba-tiab Hoya menyodorkan selembar kertas di atas meja belajar Sunggyu. Mungkin saja kertas itu bisa menolongnya. 

"Apa ini Hoya?" Tanya Sunggyu. Tidak mengerti. 

"Itu browsur. Aku mendapatkannya dari sepupuku yang juga berkerja di caffe itu. Coba saja kau datang ke Mango caffe di sekitar Seoul. Kudengar disana sedang membutuhkan kariyawan untuk menjadi kasir. Kau kan pandai ilmu menghitung."

Dengan cekatan Sunggyu menyambar kertas itu lalu membacanya dengan seksama. Sedetik kemudian senyum indah terukir di bibir ranumnya. 

"Hoya...terimkasih. Kau memang teman yang baik. Aku akan kesana sekarang."

Tanpa basa basi lagi Sunggyu segera keluar kelas dan cepat-cepat mengayuh sepeda kesayangannya itu. Di dalam hatinya, ia sangat berharap agar mango caffe menerimanya. Demi Kim Minju, apapun akan ia lakukan.