Eunji melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan dengan mengendap-endap. Banyak staff yang sedang lalu lalang di koridor, maka dari itu, Eunji harus hati-hati. Agar tidak tertangkap basah mengendap-endap layaknya seorang mafia. Sesekali beberapa orang menyapanya. Eunji hanya tersenyum sambil membungkuk membalas sapaan mereka. Formalitas.

            “FT Island..”

            Eunji mematung di depan pintu dengan label FT Island itu. Hatinya berdetak kencang, mengingat ia akan menemui seseorang yang benar-benar ia ingin temui. Seseorang yang memiliki urusan ‘menggantung’ dengannya. Seseorang yang membuat Eunji bisa membuang egonya jauh-jauh. Mengejarnya seperti orang gila, seperti ini.

            “Masuk~” Itulah suara yang Eunji dapat ketika ia mengetuk pintu itu pelan. Eunji menepuk pipinya, lalu dengan perlahan, ia membuka pintu itu.

            “Annyeong Haseyo..” Eunji membungkukkan badannya dengan gugup.

            Kelima pria yang ada di ruangan itu tercengang ketika melihat Eunji. Terutama seorang pria yang tengah memainkan gitar akustiknya. Sesaat, pemandangan yag terjadi benar-benar aneh. Semua seperti dibekukan oleh waktu. Tak ada suara dari siapapun untuk beberapa saat.

            “Eunji-ssi..” Jonghoon yang pertama sadar, langsung bangkit dan balik membungkuk ke arah Eunji. Jonghoonpun memberi isyarat pada membernya untuk meninggalkan ruangan.

            Mereka semuapun keluar, kecuali Seunghyun yang tengah menunduk. Para member lain yang melewati Eunji hanya bisa menatapnya penuh harap. Ketika Minhwan melewati Eunji, pria itu menepuk bahunya. Mengerlingkan mata, lalu pergi begitu saja.

            Cklek..

            Pintu tertutup.

            “Oppa..” Eunji mendekat ke arah Seunghyun. Lalu gadis itupun berdiri di hadapan Seunghyun yang kini sudah berani menatap iris mata hitam kecoklatan Eunji. Eunji menunduk sejenak, mencoba mengingat apa yang ingin dia katakan. Tidak, mencoba memberanikan dirinya sendiri untuk mengatakan apa yang ingin ia katakan.

            “Kenapa..”

            “Aku sudah bilang, aku akan sangat sibuk, Jung Eunji. Aku akan sering berada di luar Korea. Kita tidak bisa bertemu walaupun sebulan sekali. Handphoneku juga akan kuserahkan pada Managerku.” potong Seunghyun sambil mengalihkan pandangannya dari Eunji.

            “Oppa, kita sudah setahun menjalani ini. Aku bisa mengerti..Aku juga personil APink, aku mengerti kesibu-“

            “Kita takkan bisa bersatu lagi, Eunji-ah.” Tandas Seunghyun sambil menatap mata Eunji yang mulai memerah. “Aku benar-benar tidak bisa menjagamu.”

            Eunji terdiam, lalu ia terduduk di lantai. Tepat dihadapan Seunghyun yang terlihat sama kacaunya dengan Eunji.

            “Untuk apa kita berpacaran? Kita sama-sama tau jalan hidup kita masih panjang,” Seunghyun tersenyum kaku, menahan pilu yang menjalar di dalam dirinya. “Kita masih ingin fokus dengan karir, Kita bahkan belum menginjak usia 25. Untuk apa, Eunji-ah?”

            Badan Eunji terlihat bergetar. Terlihat tangannya menyeka pipinya. Eunji tidak mampu mengangkat kepalanya setelah mendengar kata-kata menyakitkan dari Seunghyun tadi. Sulit untuk diakui, namun semua itu benar adanya. Untuk apa semua ini? Untuk cinta? Lalu cinta itu untuk apa?

            “Dengar, Eunji-ah..” Seunghyun menghaluskan suaranya. “Sulit untuk diakui, tapi sebenarnya diatas kertas..Kita itu berkencan.."

            "Untuk berpisah."

---------------------------

Comment and subscribe please~! Sangat berharga untuk saya>~<

xoxo,

itsabsurdmind.