kereta senja (1)

TIME

a/n : hallo. my first time pake dialog 'aku-kamu' biasanya 'aku-kau' tapi aku mencoba menyamankan diri. enjoy dan semoga tidak membosankan ya.


Yixing mendengus sebal saat menyudahi pembicaraannya dengan petugas kereta api yang lumayan cantik itu. Masalahnya dia jadi ketinggalan kereta terakhir dan harus pulang untuk kembali lagi esok hari. Memangnya Yixing punya waktu sebanyak itu apa! ini semua gara-gara Chanyeol—teman dari Korea nya yang setinggi pohon manggis—yang menahannya di dorm kampus karena tugas sialan yang bahkan bukan seharusnya Yixing yang mengerjakan.

“Dasar bocah! Awas saja nanti kalau sampai ketemu. Akan aku jadikan bumbu masakan bersama ikan-ikan laut yang enak itu!”

Yixing menggerutu. Ah, bicara soal ikan laut, perut Yixing jadi mendadak bunyi begini. Ini juga gara-gara Chanyeol. Anak itu tidak menyisakan sedikitpun jatah makanan untuknya dan malah menyuruhnya mengerjakan tugas-tugas sialan itu. Benar-benar hari yang membuat mood nya turun drastis.

Langkahnya terasa begitu berat karena ia malas harus kembali ke dorm. Apa mungkin ia menunggu disini saja hingga esok hari? Jadi ia tidak perlu kembali lagi kesini. Lagipula, ia harus menghemat biaya. Pemuda seusianya masih harus menyisihkan uang untuk membayar biaya bulanan asrama dan uang jajan. Yixing mendesah sebal. Uh seharusnya ia sudah duduk di kursi kereta sekarang. Dan bisa bertemu dengan nenek tercintanya esok pagi. Dia sangat merindukan Changsa.

Melihat-lihat sekitarnya, Yixing mencari kedai yang mungkin menyediakan makanan cepat saji. Matanya berbinar melihat minimart yang terletak di ujung peron. Dengan langkah yang pasti, Yixing berjalan menuju minimart itu untuk membeli sebungkus mi ramen. Dengan lahap Yixing menyantapnya dalam keadaan setengah panas. Tidak peduli tatapan orang sekitar yang menatap kearahnya. Peduli apa? memang mereka mau memberinya uang untuk membeli makanan yang lebih lezat?

Asyik dengan ramen ditanganya, Yixing tidak menyadari kehadiran pemuda tinggi yang datang dengan tergesa-gesa dan tidak sengaja menabrakkan diri sehingga ramen ditangannya jatuh ke lantai dan membuat beberapa orang sejenak memperhatikan mereka. Ah, ramen-nya!

“Yaampun, apa sih yang kamu lakukan?! Memangnya kamu jalan pakai kacamata laser apa sampai tidak melihatku disini? Lihat, ramen ku jadi jatuh, aku tidak jadi makan!” Teriak Yixing kepada pria yang berdiri dengan alis tertaut di depannya. Jari telunjuk Yixing menunjuk-nunjuk wajah yang terbilang sangat tampan itu. Yixing memang suka tidak menyadari apa yang di lakukannya.

“Kamu tidak bisa sopan, ya? Apa peduliku jika makananmu jatuh? Kamu bisa beli lagi kan?” Balasnya dingin. Yixing melotot tidak percaya. Orang ini benar-benar ya. Tidak tau apa kalau Yixing sedang dalam masa penghematan?!

“Apa kamu bilang?! Enak sekali kamu bilang begitu. Dasar orang sok kaya tidak tau malu. Tidak minta maaf lagi!”Suara Yixing mulai meninggi. Sebenarnya Yixing tidak pernah begini. Ia akan berlaku lebih lembut jika saja orang yang menabraknya itu mengerti tata krama. Seharusnya ia meminta maaf kan? Bukan berkata seenak jidat begitu. Emosi Yixing jadi di ubun-ubun. Tidak perduli dengan beberapa orang yang mulai menghentikan langkah mereka untuk menyaksikan tontonan seru seperti sekarang.

Pria beralis tajam itu memberinya perhatian penuh karena mulai terpancing dengan kalimat Yixing.

.

“Masalah seperti ini saja kamu sudah membawa-bawa harga diri. Mau kubelikan berapa ton makanan yang seperti itu? Aku bisa membelikan mu lebih dari 10 ton kalau kamu mau! Dasar pendek!”

Yixing benar-benar melotot kali ini. pria kurang ajar itu sudah berani mengatainya pendek. “Dari pada kamu tinggi menjulang seperti tiang jemuran! Lebih baik kamu kukirim ke Changsa untuk kujadikan tiang jemuran nenekku disana, alis bulu ayam!”

“Apa katamu! Jangan kurang ajar ya kamu—“

“—Yixing!”

“Ya! Yixing! Jangan kurang ajar kepadaku! Kamu tidak tau siapa diriku?!”

“Ya, aku tau! Kamu om-om sok kaya yang memalukan. Sudah sana! Pergi dariku kalau kamu Cuma bisa cari gara-gara!”

“Aku memang sudah mau pergi kalau kamu tidak menghalangi jalanku!”

“Kamu saja yang cari alasan! Jalanan disini luas tapi kamu malah menabrakku yang sebesar ini! makanya jadi orang jangan sok sibuk, dong!”

“Apa?! Aku memang sibuk! Minggir sana!”

Pria tampan itu mendorong tubuh Yixing sampai Yixing lumayan terpental kesamping. Apa masalahnya orang itu? Benar-benar mencari ribut dengan Yixing. Wajahnya yang manis sekarang berubah jadi merah padam karena pertengkaran dengan orang yang bahkan baru di temuinya beberapa detik lalu. Beberapa orang mulai membubarkan diri karena merasa tontonan gratis mereka sudah berakhir.

Yixing menghela napas kesal lalu berjalan kembali ke tengah peron untuk mencari spot yang nyaman. Keputusan Yixing sudah final. Ia akan menetap disini semalam untuk menunggu kereta jurusan Changsa berikutnya. Ayolah, ini Beijing. Tidak akan ada orang yang peduli padanya bahkan untuk sekedar mencuri tas ranselnya, kan?

Ia mengusap perut langsingnya sembari mendudukkan diri di kursi tunggu dengan nyaman. “Maafkan aku, kawan. Besok pagi akan ku cari makanan untukmu, oke?” Katanya bermonolog. Kasihan sekali pemuda manis ini.

.

16.00 sore.

Yixing mengutak atik ponselnya. Untung saja di peron ini fasilitasnya cukup lengkap dengan wifi dan air conditioner yang terpasang di ujung ruangan. Yixing jadi tidak perlu merasa tidak nyaman.

Rasa bosan menghinggapinya karena harus berdiam diri sejak tadi. Ia mencoba menghubungi Chanyeol lewat video call. Raut wajahnya sekejap berubah cemberut saat wajah Chanyeol muncul di layar ponselnya dengan cengiran lebar seperti biasa. Khas Park Chanyeol.

‘Oh, Yixing-ge! Bagaimana, kau sudah di Changsa?’ Sambut Chanyeol kelewat senang ketika melihat Yixing. Tidak menyadari raut wajah kurang sedap yang sengaja di tampilkan oleh Yixing.

‘’Bagaimana jidatmu, Yeol!’’

‘Apa yang terjadi?’

‘‘Ini gara-gara kamu! Kereta terakhirku lenyap sudah! Aku jadi harus menunggu kereta berikutnya besok pagi. Ini semua karenamu pohon manggis!!!’’

‘Ah, benarkah? Maafkan aku! Aku tidak bermaksud membuatmu ketinggalan kereta. Kalau begitu akan kuantar kamu ke Changsa. Bagaimana, ge?’

“Mengantarku ke Changsa naik apa? Odong-odong? Kamu bahkan tidak punya mobil, Park!” Kesal Yixing merasa gemas. Ia tidak sadar emosi nya acak-acakan seharian ini. ingat kan, ini semua berawal karena Chanyeol.

‘Oh, aku lupa ge hehehe. Kalau begitu sudah ya! Maaf karena membuatmu tidak jadi pulang hari ini. semoga berhasil dengan kereta selanjutnya!’

“Park Chanyeol, apa maksud—“

‘—Yixing-ge, aku ada kencan dengan Jongin sekarang. bye ge! Aku menyayangimu!’

BIP.

“—mu, YATUHAN! KUHARAP KAMU MASUK KE GOT TETANGGA SEBELAH SAAT AKAN MENJEMPUT JONGIN! RASAKAN! RASAKAN! BIAR WAJAHMU HITAM SEMUA SEPERTI ANAK TUYUL!”

Yixing berteriak frustasi diponselnya meskipun ia tau sambungannya dengan Chanyeol sudah terputus. Ia benar-benar ingin menyumpahi anak itu yang sangat tidak tahu diri.

Yixing menyandarkan tubuhnya pada tembok saat merasa tubuhnya sudah lumayan pegal. Mungkin efek terlalu banyak mengamuk, Yixing jadi lelah sendiri.

Akhirnya Yixing kembali memainkan ponselnya untuk membunuh rasa bosan. Apa ia akan seperti ini terus sampai besok? Bisa-bisa dia mati kebosanan.

.

BUK.

Yixing mengernyitkan alis saat merasa seseorang duduk disebelahnya. Tapi karena sudah terlanjur asyik dengan game diponselnya, ia bahkan malas untuk sekedar menoleh.

Ia terus menggerakkan jari-jarinya dilayar ponsel dengan seru. Tidak sadar bahwa seseorang di sampingnya sedang memperhatikan dirinya cukup lama. Sampai kegiatannya terhenti seketika saat sebuah tangan terulur dengan selembar tiket yang menutupi layar ponselnya.

Yixing menoleh kaget dan terkejut saat mendapati pria yang tadi ribut dengannya kini sudah duduk di sampingnya dengan tangan yang terulur tidak jelas. Sebuah silver tiket masih bertengger di depannya. Membuat Yixing menatap bingung.

“Ini tiket.” Ucap pria itu.

Yixing tertawa kencang merasa bodoh dengan kalimat pertama yang diucapkan pria itu setelah pertengkaran mereka tadi. Ia mengangguk-anggukkan kepalanya lucu membuat pria di depannya sedikit terkejut.

“Ya, aku tau. Lalu? Apa yang akan kamu lakukan dengan tiket itu?” Yixing membalas. Masih tidak bisa menghentikan tawa nya yang sudah tidak sekencang tadi. Meskipun perasaan geli masih menghinggapinya.

“Ini buat kamu, Yixing. Sebagai ucapan maaf dariku.”

“Apa?!”

Yixing membulatkan matanya lucu. Tangannya terulur mengambil tiket itu. Sambil tersenyum geli. Ia masih ingat bagaimana sadis nya pria di depannya ini saat adu mulut dengannyan tadi. Lalu sekarang, tiba-tiba ia muncul dengan membawa selembar tiket sebagai permintaan maaf. Lucu sekali, kan.

Yixing memperhatikan pria di depannya yang kini sudah menyandarkan tubuh di tembok jadi tidak menghadapnya lagi. tangannya sibuk memegang ponsel dan mengutak-atiknya. Entahlah, Yixing hanya sekilas melihat ponsel pria itu menampilkan fotonya dengan sebuah boneka yang—terlihat manis sekali? Benarkah itu foto pria disampingnya ini?

“—Uhm. Itu kamu?” Tanya Yixing membuat pria di sampingnya itu menoleh kepadanya lagi.

“Apa?”

“Itu—yang di layar ponselmu.”

“Bukan. Itu tetanggaku.” Jawabnya dingin. Membuat Yixing cemberut tidak suka. Tadi saja, manis sekali saat meminta maaf. Sekarang berubah lagi.

“Dasar manusia es! Ngomong-ngomong, kamu terlihat manis jika seperti itu. Aku tidak menyangka pria dingin seperti mu menyukai boneka. Hahaha. Manis sekali.” Yixing melanjutkan sambil memegangi perutnya yang terasa geli. Tangan kanannya masih memegang tiket dari pria tadi.

“Sudah diam. Jangan mengejekku.”

“Siapa yang mengejekmu? Aku kan memujimu kalau kamu manis—“

“—Itu mengejekku. Aku tidak manis. Aku tampan.”

“Itu sih maumu saja, alis bulu ayam.”

“Aku punya nama, Yixing.”

“Ya? Paling namamu tidak jauh-jauh dari bulu ayam. Kalau tidak, tiang jemuran. Ah, kalau tidak—“

“—Wu Yifan.”

“Eh?”

Pria disampingnya yang bernama Yifan itu menegakkan tubuhnya menghadap Yixing dan menatapnya dalam-dalam. Membuat Yixing refleks menjauhkan tubuhnya dari Yifan karena terkejut.

“Namaku Wu Yifan. Yifan. atau Kris. Bukan bulu ayam, apalagi tiang jemuran. Berhenti memanggilku seperti itu, kalau tidak aku akan menciummu.” Ucapnya tepat di hadapan Yixing sehingga membuat Yixing tidak sengaja merasakan hembusan nafasnya yang manly itu. Apa—? Manly?

Setelah berkata seperti itu, Kris berdiri dan meninggalkan Yixing yang masih terkejut. Yixing memperhatikan langkah pria itu yang perlahan menjauh.

“Ngomong-ngomong, itu tiket untuk perjalanan tidak terbatas. Kereta terakhir yang benar-benar terakhir di tanggal ini. kalau kamu mau, pukul 17.00 tepat naiklah ke gerbong nomor 7. Aku menunggumu disana. Kereta senja hanya ada satu kali dalam satu tahun. Jangan membuang kesempatan untuk menghabiskan malammu dengan kereta senja. Dia akan membawamu ketempat yang tidak kamu duga.”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
dimpleXING
ff absurd yang main juga absurd. emak bapak fanxing aku kangen kalian~ thank u subs vote dan commentnya! ㅠㅠ

Comments

You must be logged in to comment
MamaSehun #1
Chapter 4: Hahh... Baru baca ffmu karena baru nemu. Maaf gak komen dri awal, jdi langsung aja dsni XD
Kirain ini bakal jd ff dg konflik berat soalnya gue pikir kereta senja itu bkal bwa mereka ke neverland, taunya ke pantai doang. Abis kris sok mistis gtu kwkwkwk. Overall keren kok, gue demen nih ff kocak macem gni. Sumpah kris gajenya amit2 bnget hahaha...
KikyKikuk #2
Chapter 4: 1). Aku jg suka Beast,jd kita sama thor *tos*
2). Ini lawak krna klakuan Kreasse yg idiot maximal itu,masa mau nembak kek gtu caranya xD
3). Tolong jgn lg taro suami aku yg LAKI bgt itu (re:Kai) "dibwh" TT^TT dia jantan lho..
afindaxoxo #3
tag nya coba ditambahin kray... soalnya bnyak yg buka aff dgn tag kray ^^
Clovexo
#4
Chapter 4: ini dua orang pada gesrek apa gimana sih? terutama yifan.. gaya amet nembak pake begituan wkwk.. mana abis itu blg ada yg nemenin dia main sama ace lol
Mokuji #5
Chapter 4: A, ace, tiba tiba keinget, keinget abi yifan lagi nimang nimang ace :' da aku ma apa atuh cuma butiran kerikil di pinggir pager, cuma bisa membayangkan doang hehe
pollydimples
#6
Chapter 4: Demi Tuhan! Ini pasangan absurd bingits sih! Aneh bin ajaib gituh. Hahaha :))
Tapi seneng skali, akhirnya jadian. Yeayy!
Btw, gak sabar nunggu Yixing ketemu Ace xD
ReiSama #7
Chapter 4: Yixing lg sakit malah dikerjain...tapi, senengnya mereka uda jadiaaannnnn.. *horeee traktirann!!!
pacar baru buat temen maen ama Ace.. kekekekeee... bikin keluarga baruuu>>>daddy Yifan, papa Yixing dan son(?) Ace...
:D
makasiiii uda update di tengah kesibukannya... ^^
aku suka ma ff ini..tapi ini uda end yaa.. :( sebenarnya sihh aku pengen kelanjutannya.. :( tapi author lagi sibuk ya..
makasiiiiiiih banyak uda bikin cerita ini yaaa... ^_^
dan
tetep semangat!
~♥~
good luck~
llalallala #8
Chapter 3: Oh jadi yang stalker itu yifan ya? Aduh bisa aja nih manfaatin kekuasaan bapaknya ckck.. yixing yaampun! Cukup kris aja yang nista kamu jangaaann
Oke lanjut lanjut authornim *wink*