Chapter 9

Rainbow In Your Eyes
Please Subscribe to read the full chapter

 

Selamat membaca, maaf typos dimana-mana.

 

                                                                               ***********************************************

 

Di mobil, dalam perjalanan pulang, Nichkhun mendengar suara isakan kecil di sebelahnya.

"Udongie, kau menangis?"

"M..mian. Saya tidak bisa menahannya, saya sedih harus berpisah dengannya, dan membiarkan dia tinggal sendirian di sana." jawab Wooyoung sambil menghapus airmata dengan punggung tangannya.

Wooyoung terkejut ketika Nichkhun meraih tubuhnya lalu memeluknya. "Tuan?" tanyanya bingung.

"Sshhh. Diamlah, untuk sesaat biarkan aku memelukmu. Aku juga sangat sedih, tapi aku tidak bisa menangis. Mungkin dengan memelukmu, kesedihanku akan hilang."

Wooyoung balas memeluk tuannya, dan melanjutkan tangisan dalam pelukan tuannya.

"Kau harum sekali." kata Nichkhun lembut sambil menciumi rambut Wooyoung.

Wooyoung tersenyum sambil terisak. "Anda kadang sangat menakutkan."

"Udongie. Boleh aku bertanya?"

"Ya?"

"Mengapa kau pergi meninggalkanku waktu itu?"

Wooyoung terkejut dengan pertanyaan itu, tidak menyangka Nichkhun akan bertanya tentang kepergiannya. "Saya harus pulang waktu itu. Ada keperluan penting pada keluarga saya dan saya harus pulang secepatnya." jawab Wooyoung berbohong.

"Kau tahu Udong, aku merasa jawabanmu itu tidak jujur. Pasti ada sesuatu yang lain, yang membuatmu lari tunggang langgang setelah menarima ciuman dariku."

Wooyoung melepaskan pelukannya dan menjauhkan tubuhnya. Tapi Nichkhun menariknya dan memeluk tubuhnya kembali. "Mau kemana? Aku tidak mau kau lari dan menghindariku kali ini. Kau harus menjawab pertanyaanku dulu."

"S..saya bingung. Saya bingung dengan semuanya." jawabnya.

"Bingung?" tanya Nichkhun sama bingungnya.

"Semua baru untuk saya. Ciuman itu, perasaan saya. Saya benar-benar bingung."

"Ahh. Kau bingung dengan perasaanmu?" tanya Nichkhun ingin tahu.

Mendengar Wooyoung diam, Nichkhun tersenyum. "Udongie, malam itu aku juga bingung. Pertama kali aku mencium laki-laki, tapi anehnya ciuman itu terasa benar. Begitu sempurna bagiku. Aku ingin memastikan perasaanku, tapi saat aku bangun pagi harinya, kau sudah pergi. Aku sangat marah padamu, aku melakukan hubungan intim dengan Tiffanny di depanmu agar kau cemburu, dan juga untuk meyakinkan hatiku sendiri jika perasaanku padamu hanya sementara. Tapi semakin aku jauh darimu, semakin kuat perasaan itu." Nichkhun menaik nafas panjang sebelum melanjutkan bicara. 

"Udongie, aku hanya ingin tahu........apakah kau menyukaiku?" tanya Nichkhun lembut.

"T..tuan." Wooyoung terkejut, dan mencoba melepaan dirinya. "Tuan!"

"Sshhhh. Jangan bergerak! Diam dulu dan biarkan aku bertanya sekali lagi. Apa kau menyukaiku?"

"Hmm...Suka.....Aku menyukaimu. Sangat menyukaimu." Akhirnya Wooyoung mengatakan isi hatinya yang selama ini dia pendam.

"Dasar bodoh." Nichkhun terkekeh.

"Apa maksud anda?" Wooyoung mengangkat kepalanya dan menatap wajah tuannya.

"Aku juga menyukaimu, tapi aku masih membutuhkan waktu untuk membuktikannya. Dengan semua kejadian yang terjadi padaku, aku tidak ingin menjalin hubungan lagi. Tapi denganmu aku mau mencoba. Maukah kau menunggu lebih sabar? Karena ini juga merupakan hal yang baru bagiku."

Wooyoung kembali mengangguk, dan kembali terisak.

"Hei, mengapa kau menangis lagi?" tanya Nichkhun heran.

"Saya menangis karena merasa bahagia. Terima kasih, tuan. Terima kasih telah mengijinkan saya untuk mencintai anda."

"Aku yang harusnya berterima kasih, karena telah mencintaiku. Dengan keadaanku yang seperti ini...." Nichkhun terdiam ketika telunjuk Wooyoung berada tepat di bibirnya.

Nichkhun tersenyum, tangannya terangkat untuk meraba wajah Wooyoung. Disentuhnya setiap inchi tekstur wajah itu dan mengingat bentuknya. "Aku bersumpah. hal pertama yang akan aku lakukan jika aku melihat lagi adalah menatap wajahmu. Bagaiman hidung runcing ini, bagaimana bibirmu yang tipis ini, mereka pasti sangat sempurna di wajahmu."

Wooyoung terkekeh. "Jangan terlalu yakin. Bagaimana jika wajah saya tidak seperti yang anda bayangkan?"

"Tidak apa-apa. Karena yang aku suka darimu bukan hanya wajahmu. Tapi hatimu." Nichkhun meletakkan tangannya dia atas dada Wooyoung, tepat dihatinya. Wooyoung meremas tangan itu, lalu mencium telapak tangan Nichkhun. 

"Ternyata tuan bisa juga bicara murahan." kata Wooyoung terkikik,

"Yah, akukan seorang penulis, tapi percayalah, hanya padamu aku bicara seperti itu."

"Saya tahu. Saya percaya."

"Udongie?"

"Ya?"

"Boleh aku menciummu?" pinta Nichkhun lembut.

Tanpa buang waktu, tanpa menjawab pertanyaan itu, Wooyoung langsung meraih kepala Nichkhun dan menempelkan bibirnya ke bibir tuannya. Nichkhun langsung melumatnya dengan lembut. Mereka tidak peduli dengan sopir yang mengintip dari kaca spion.  

Karena posisi duduknya yang canggung dan membuat lehernya pegal, Wooyoung kemudian mengangkat satu kakinya untuk duduk di atas pangkuan Nichkhun.

Nichkhun melenguh, senang dengan posisi mereka sekarang. Tangannya meremas pinggang ramping dan turun membelai pantat Wooyoung.

Wooyoung melepaskan bibirnya karena kehabisan oksigen. Memeluk leher tuannya, dagunya berada di pundak Nichkhun, sambil mengatur nafasnya.

"Kau begitu sempurna." kata Nichkhun sambil mengelus punggung Wooyoung lembut.

"Kita sudah sampai, ayo kita masuk." ajak Wooyoung dan membantu tuannya keluar dari mobil.

Nichkhun menendang pintu penthouse dengan kakinya hingga tertutup dan menarik tubuh Wooyoung ke tubuhnya. Wooyoung tersentak dan tanpa sengaja tubuhnya terdorong ke arah Nichkhun sehingga mereka terjatuh kelantai. Wooyoung cekikikan ketika mereka akhirnya berbaring di lantai dengan tubuh Nichkhun berada di bawahnya.

"Punggungku sakit." Kata Nichkhun sambil meringis menahan sakit

"Itu salah anda, menarik saya tiba-tiba seperti itu." Wooyoung berusaha untuk bangun. Tapi dengan cepat  Nichkhun kembali menarik Wooyoung agar berbaring di atas tubuhnya lagi.

Nichkhun menarik leher Wooyoung dan mencium bibirnya. Kali ini lebih kuat lebih dalam. Wooyoung memegang pundak Nichkhun dan membalas ciuman itu.

Nichkhun melepaskan ciumannya dan nafasnya tersengal-tersengal. "Aku ingin kau. Aku ingin bercinta denganmu." 

Wooyoung kembali menurunkan kepalan untuk mencium bibir tuannya. Oh, betapa dia menginginkan ini. Sering dia bermimpi di malam hari, tuannya mencium bibirnya dan bercinta dengannya. Sekarang mimpinya menjadi kenyataan. Dia sangat behagia karena tuannya ternyata membalas perasaannya dan menginginkannya.

Mereka saling melumat dan saling meraba. Pakaian mereka berserakan di lantai seperti terkena gempa. Wooyoung mencium mulut, leher dan tulang selangka kemudian turun ke kedua putingn Nichkhun. Sedangkan Nichkhun meraba pintu masuk Wooyoung dengan tangan yang sudah dilumuri air liurnya. Tapi ketika dia ingin membalik tubuh Wooyoung dan ingin langsung memasukinya. Wooyoung mencegahnya  dan mengejutkannya dengan mendahuluinya mengambil junior Nichkhun lalu mengulumnya dengan antusias.

Awalnya Nichkhun ingin mencegah perbuatan Wooyoung, namun dia terhanyut dalam sensasi hangat kedalaman mulut Wooyoung dan lidahnya yang bermain pada ujung celah juniornya. Sambil mengerang menyebut nama Udong, dia meremas rambut Wooyoung, dan tangannya mengikuti gerakan kepala Wooyoung ketika dia bercinta dengan mulutnya. Belum penah seorangpun  memberikan terbaik seperti yang Wooyoung lakukan untuknya. Nichkhun bertanya dalam hati, dari mana Wooyoung belajar cara melakukannya.

Lalu Wooyoung membimbing junior Nichkhun untuk masuk kedalam holenya yang duduk di atas tubuh Nichkhun. "Ouhh." Nichkhun melenguh ketika juniornya berada didalam hole hangat dan sehalus beludru.

"Begitu ketat. Kondom, kita butuh kondom." katanya dengan nafsu.

"Tidak, kita tidak butuh itu." Jawab Wooyoung lembut. 

"Tapi aku takut kau......"

Wooyoung mencium bibir tuannya agar tuannya tenang.

"Jangan khawatir. Ingat saya tidak bisa hamil. Jadi tenang saja. Saya ingin anda datang dalam diriku."

Setelah berkata seperti itu Wooyoung memulai percintaan mereka dengan menaik turunkan tubuhnya yang berada di atas Nichkhun. Nichkhun terbawa arus pasang yang di timbulkan oleh gerakan Wooyoung, oleh pinggulnya yang bergesekan dengan paha Nichkhun, oleh mulutnya yang melumat mulut Nichkhun dengan kuat.

"Aku ingin melihatmu..." kata Nichkhun dengan frustasi.

"Aku ingin melihat kita......" Nichkhun berusaha mengangkat tubuhnya, merasa aneh ada sesuatu yang menganjal dan membentur perutnya. Dia meraih junior Wooyoung yang ada diperutnya dan membelainya, dia berusaha mengikuti gerakan Wooyoung, meremas dari pangkal hingga ujung benda itu, hingga akhirnya mereka bersama-sama terdampar.

Wooyoung menembakkan spermanya di antara perut mereka, sedangkan Nichkhun menembakkan benihnya jauh di dalam Wooyoung. Wooyoung menjatuhkan tubuhnya di atas Nichkhun, dan memeluk tubuhnya sambil mengatur nafas mereka yang tersengal.

Berbaring diam, malas, berkeringat dan lengket oleh cairan Wooyoung, tahu bahwa mereka harus segera bangkit dari lantai yang mungkin saja kotor, tapi mereka tetap berbaring tanpa mengubah posisi.

"Maaf, seharusnya aku membawamu ketempat tidur. Karena ini pengalaman pertamamu. Malah kita melakukannya di depan pintu." kata Nichkhun sambil mengelus punggung Wooyoung yang telanjang.

Wooyoung terkekeh. "Bagus bukan. Karena setiap saya melewati pintu ini, saya akan mengingatnya."

Nichkhun tersenyum mendengar perkataan Wooyoung. Benar-benar anak ini telah mengubah hatinya yang dingin dengan kehangatan cintanya.

"Ayo kita membersihkan diri, kemudian kita tidur. Besok kita harus  mulai mengerjakan novelku." pinta Nickhun lembut.

Tanpa menjawab Wooyoung berdiri sambil membawa tubuh Nichkhun, berjalan sambil berpegangan dengan tuannya dengan tertatih, karena holenya terasa panas dan perih.  

Didalam kamar mandi yang ada di kamar tuannya, mereka kembali bercinta. Kali ini Nichkhun mendesak Wooyoung kedinding kamar mandi dan dengan lembut dia membawa mereka kembali ke langit ketujuh. Wooyoung melingkarkan kedua kakinya di pinggang Nichkhun dan memeluk leher tuannnya dengan erat agar dia tidak terjatuh. 

Setelah selesai, baru mereka mandi. Hanya dengan memakai handuk tuannya, Wooyoung keluar untuk mengambil piyama tuannya. Dengan lembut di pakaikannya piyama itu pada tuannya lalu membawanya ketempat tidur.

"Mau kemana?" Tanya Nichkhun ketika dia merasa Wooyoung meninggalkan kamarnya.

"Saya akan meninggalkan anda untuk beristirahat." jawab Wooyoung, tanganya masih memegang handle pintu.

"Tidak, tidur bersamaku, malam ini kau harus tidur di sampingku."

Wooyoung menutup pintu dan mendekati tuannya. Nichkhun berbaring dan memberikan ruang untuk Wooyoung disebelahnya.

"Setidaknya biarkan saya mengambil baju di kamar saya." kata Wooyoung sebelum dia membaringkan tubuhnya.

"Kau tidak butuh pakaian. Aku yang akan menghangatkan tubuhmu." jawabnya sambil meraih Wooyoung.

Tak ada pilihan, Wooyoung kemudian membaringkan tubuhnya di sebelah tuannya. Nichkhun langsung memeluk tubuh Wooyoung dan menarik handuk yang melingkar di pinggang Wooyoung dan membuangnya ke lantai. Kemudian dia juga melepaskan piyama yang di pakainya, meraih tubuh Wooyoung agar tidur di pelukannya.

"Tidurlah. Aku telah membuatmu kelelahan." Kata Nichkhun lirih diantara kantuk yang menyerangnya.

Wooyoung mengangguk lalu memejamkan mata. Menyusul tuannya ke dalam mimpi yang indah.

 

                                                                                                   *****************************************

 

Wooyoung m

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
xxxjenaaaaya #1
Chapter 15: Lanjut dong?
Khun0430
#2
Chapter 15: Semoga ceritanya dilanjut ya thor, penasaran bnget sama cerita ini, banget bangeet
aisykahernand #3
Chapter 15: Please update. We're waiting for a long time
tcha0304 #4
Chapter 15: pls update author....
oryzae12 #5
Chapter 15: kapan updatenya?
cahyaAngAngel #6
Chapter 15: Finnaly . Khunwoo ?
hwootestjang #7
Chapter 15: Rindu pada ceritanya author... yeeeessa,, ketemukan mereka.. oh yeah
Amaliaambar
#8
Chapter 15: Aahh authornim diriku penasaran lanjutkaaan donggg pleaseee
Deahartika #9
Chapter 15: aahh.. penasaran bangett.. please update lagi ya authornim..
Kalel27
#10
Chapter 15: Waahh penasaran bgt..semoga cpt updatenya..