part 3

Beautiful (with BAHASA)

Sudah 4 hari ini aku hanya tinggal di rumah. Melakukan pekerjaan rumah saat Ibu pergi berjualan. Empat hari itu juga, Chanyeol selalu datang sepulang sekolah. Seperti hari ini, ia baru saja meneleponku dan berbicara bahwa ia akan pergi ke rumahku.

“Terima kasih Tuhan, kau mengirimkan teman sebaik Chanyeol untukku.” Ucapku lirih sambil tersenyum melihat foto kami di ponselku. Foto itu diambil karena ia yang memaksaku.

Tok..tok..tok.. itu pasti Chanyeol. Aku bergegas meninggalkan pekerjaan rumahku dan membukakan pintu untuknya.

“Tada!!!” ujarnya membuatku terkejut.

“Aku kaget Chanyeol-ah. Ada apa?”

Ia tersenyum kecil dan memberikanku paper bag.

“Apa ini?”

“Bukalah, aku mau kamu memakainya.” Ujarnya dengan penuh senyum di wajahnya.

Aku membuka pemberiannya. Tak menyangka jika itu adalah sebuah gaun dan sepasang high-heels yang sangat indah. Aku tidak pernah memiliki ini sebelumnya. Aku menatap Chanyeol dengan senyum di wajahku.

“Kamu suka gaun itu?”

Aku mengangguk semangat.

“Aku sudah pastikan gaun itu akan pas di tubuhmu Naeun-ah, dan high-heels itu sudah sesuai dengan nomor sepatumu. Dandanlah yang cantik, pukul 7 malam akan aku jemput.”

Pernyataannya membuatku mengerutkan keningku.

“Aku diundang ke pesta temanku. Dan aku wajib membawa pasangan. Aku yang memilihmu menjadi pasanganku dan kamu tidak boleh menolaknya.”

Senyum di wajahku memudar dan aku kembalikan pemberiannya.

“Aku tidak bisa pergi Chanyeol.”

“Kenapa? Karena malu? Kita semua sama. Ingat, aku akan selalu ada di sampingmu. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Arraseo?”

Aku hanya diam menatapnya.

“Sudah ya, aku ingin siap-siap. Jangan lupa untuk berdandan yang cantik.” Ujarnya.

Ia tersenyum sebelum pergi meninggalkanku yang masih terpaku.

***

-Author POV-

Chanyeol membalikkan badannya dan diam-diam tersenyum.

“Aku berjanji Naeun, aku akan selalu membuatmu tersenyum.”

Chanyeol memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan rumah Naeun.

Sesampainya di rumahnya, ia bergegas menuju kamarnya dan mencari pakaian yang pantas ia kenakan dan serasi dengan gaun yang ia berikan untuk Naeun. Chanyeol bercermin untuk melihat apakah pakaian yang ia pilih pas untuknya. Beberapa pakaian ia singkirkan karena menurutnya tidak pas. Dan ia tersenyum dengan salah satu tuxedo yang menurutnya sangat serasi dengan gaun milik Naeun.

-----

Sementara di rumah Naeun..

Naeun terus saja berpikir. Pergi atau tidak pergi. Hanya itu yang kini mengelilingi pikirannya. Ia menatap gaun yang Chanyeol berikan untuknya.

“Haruskah aku memakai itu? Apa itu cocok untukku?” ucapnya lirih.

Ia menghampiri gaun yang berada di atas ranjangnya. Gaun berwarna hitam dengan hiasan pita kecil di bagian bawah dadanya. Ini sangat indah, jujur saja aku selalu memimpikan mengenakan gaun indah seperti ini. Tapi, dengan badan gemukku ini apa akan pantas? Aku menggigit bibirku frustasi.

Dering ponsel mengejutkanku. Aku mengangkat panggilan telepon itu yang ternyata dari Chanyeol.

“Sedang bersiap kan? Aku akan ke rumahmu satu jam lagi.” Ujar Chanyeol.

Naeun hanya diam tidak menjawab.

“Naeun-ah, kenapa diam saja? Jangan bilang kamu tidak mau datang bersamaku?” tanya Chanyeol kini dengan nada kecewa.

“Aku sedang bersiap. Aku tunggu kamu di rumahku Chanyeol.” Jawab Naeun pada akhirnya.

“Baiklah. Bye..”

Naeun menatap ke arah gaunnya sekali lagi, lalu mengangguk mantab.

***

-Naeun POV-

Aku menatap pantulan diriku di cermin. Benarkah aku pantas mengenakan gaun ini? Aku menghela nafas panjang, dan memakai lipstick berwarna peach. Aku mendengar suara ketukan pintu, aku yakin itu Chanyeol. Dengan segera aku keluar untuk menemuinya.

Senyum hangat Chanyeol menyambutku. Ia selalu melakukannya.

“Apa aku pantas dengan gaun ini?” tanyaku. Ia mengangguk dengan senyum tulus menyertainya.

Jinjjayo?” sekali lagi ia hanya mengangguk.

“Ayo, nanti kita telat.” Ujarnya dan menggandeng tanganku.

Aku lihat tanganku yang ia genggam, dan tersenyum.

---

Chanyeol membukakan pintu untukku. Aku sangat bahagia dengan perlakuannya ini. Ia adalah orang yang sangat berbeda dari yang lain.

“Uhm, wait..” ujarnya, membuatku berhenti melangkah.

Tiba-tiba ia melepas jas nya dan memakaikannya di bahuku. Aku menatapnya yang tersenyum ke arahku.

“Hari ini sangat dingin, nanti kamu sakit.” Ucapnya dan kami mulai berjalan lagi.

Dapat dilihat dari luar, pesta nya sangat mewah. Aku belum pernah ke pesta seperti ini, aku mengumpat di belakang Chanyeol karena para tamu di sini melihat ke arahku dengan tatapan aneh.

“Naeun, kenapa kamu di belakangku?” Tanya Chanyeol.

“Semua orang menatapku Chanyeol-ah, kita keluar saja yuk.” Jawabku.

“Tidak. Ini pesta ulang tahun sahabatku. Dan aku akan mengenalkannya padamu.” Ujarnya.

“Tapi, ayolah kita keluar saja.” Aku terus memohon.

Aku mengajak Chanyeol berbalik arah, tapi tiba-tiba langkahku terhenti  membuat Chanyeol juga ikut berhenti.

Kim Jongin berdiri dengan angkuhnya tepat di hadapanku.

“Park Chanyeol, ada nyali juga kau membawa gadis buruk rupa ini?” ujarnya dengan smirk di bibirnya.

“Jaga ucapanmu Kim Jongin!” bentak Chanyeol.

Fatty, kau tidak malu dengan rupamu dan bisa-bisanya menghadiri pesta mewah seperti ini?” ujar Jongin menusuk hatiku.

Air mataku keluar begitu saja, aku benar-benar tidak bisa menahannya.

“Kim Jongin!!” bentak Chanyeol dan mengangkat kerah Jongin.

Aku berusaha melerai Chanyeol.

“Sudah Chanyeol-ah, biarkan saja dia berkata apa.” Ucapku lirih.

“Tidak bisa begitu saja Naeun! Kau ini temanku, aku tidak akan membiarkan temanku dipermainkan seperti itu.”

“Aku tidak apa-apa Chanyeol. Aku mohon hentikan.” Ucapku dengan tangisku.

“Ada apa ini?” Tanya seseorang dengan nada tingginya.

Sesosok laki-laki datang dengan wajah paniknya. Itu pasti sahabat Chanyeol,pikirku.

“Chanyeol-ah, ada apa ini?” Tanya laki-laki berwajah imut itu.

“Luhan, aku hanya berusaha membela temanku dari Kim Jongin brengsek ini!” jawab Chanyeol.

Laki-laki berwajah imut yang bernama Luhan itu kini beralih menatap kea rah Jongin.

“Kenapa kau tidak berhenti membuat kekacauan Jongin? Ini pestaku dan kau merusaknya! Kau pikir ini ring tinju!” ujarnya marah.

Kim Jongin hanya menatapnya dengan tajam, dan berlalu begitu saja.

Gwenchana?” tanyanya pada Chanyeol. Chanyeol hanya mengangguk.

“Ini? Temanmu?” tanyanya lagi pada Chanyeol sambil menunjuk ke arahku.

Aku segera menghapus air mataku.

“Iya. Ini teman yang waktu itu pernah ku ceritakan padamu.” Jawab Chanyeol, dan itu membuatku mengerutkan kening. Menceritakan pada Luhan? Tentangku?

“Annyeong haseyo, Luhan imnida.” Ujarnya dengan senyum di wajahnya.

Aku membalas senyumannya.

“Chanyeol sering menceritakan jika ia bertemu teman di sekolah yang pintar sekali bermain piano. Benar itu kamu?” tanyanya padaku.

Aku menatap Chanyeol, dan ia mengangguk sambil tersenyum.

“Ah, aku tidak sehebat itu Luhan-ssi.” Jawabku.

“Siapa namamu? Naeun umh Saeun?”

“Naeun, namaku Naeun.” Ujarku membenarkannya.

“Ah iya, Naeun-ssi. By the way, mau kah kamu menghibur para tamu di sini dengan permainan pianomu?”

Aku melebarkan mataku. Menghibur para tamu dengan permainan pianoku? Ini nyata?

“Tapi,”

“Sudahlah, apa salahnya dicoba dulu Naeun.” Ucap Chanyeol.

“Ya sudah, aku mau.” Ucapku.

***

Aku duduk tepat di hadapan grand-piano berwarna hitam. Mataku berbinar, jemariku menelusuri setiap tuts piano itu. Aku melihat Chanyeol yang tersenyum melihatku dengan Luhan di sampingnya.

 

Amuraedo nan niga joha
Amureon maldo eobsi utdeon nareul anajwo babe
Oneureul gidaryeotjyo
Geudae dalkomhan nareul bwayo geudae ye
Jikyeojulgeyo babe
Maeil maeil kkumeul kkujyo
Geudae soneul japgo naraga yeongwonhi eonje kkajina

Bogo sipeun naui sarang unmyeong ijyo
Pihalsudo eobtjyo
Every day i’m so lucky
Sumgyeowatdeon nae mameul gobaek hallae neoreul saranghae

Tteollideon nae ipsuldo geudae seolledeon i maeumdo
Geudae nae sarangijyo babe
Ireonge sarang ingeol aljyo
Geudaega isseo haengbok hajyo ye sarangiyeyo babe
Maeil maeil kkumeul kkujyo
Geudae soneul japgo naraga yeongwonhi eonje kkajina

Bogo sipeun naui sarang unmyeongijyo
Pihalsudo eobtjyo
Every day i’m so lucky
Sumgyeowatdeon nae mameul gobaek hallae neoreul saranghae

Naui modureul geolmankeum neol
Saranghago akkyeojundago geudae yaksokhalgeyo wo
Sigan jina modu byeonhaedo
I sesangi kkeutnanda haedo naui saranga a

Geudae naege haengunijyo pihalsudo eobtjyo
Every day i’m so lucky
Sumgyeowatdeon nae mameul gobaek hallae neoreul saranghae

(Exo Chen – Best Luck)

 

Aku mengakhirinya dengan senyuman bahagia. Semuanya bertepuk tangan. Akhirnya aku bisa melakukan sesuatu yang membuat mereka terlihat senang. Dan itu karena aku? Si gadis buruk rupa itu? Sungguh sulit dipercaya.

Chanyeol dan Luhan menghampiriku. Aku masih tidak percaya dengan semuanya.

“Benar-benar indah. Belajar piano dengan siapa Naeun?” Tanya Luhan.

“Ayahku yang mengajariku saat ia masih hidup. Ia juga musisi jalanan. Yah jadi aku tahu sedikit tentang musik.” Jawabku.

“Berarti di rumah kamu punya piano?” Tanya Luhan.

Aku menggelengkan kepalaku.

“Piano milik ayah sudah dijual setelah beliau meninggal Luhan-ssi. Untuk melunasi hutang keluargaku yang menumpuk.” Jawabku dengan wajah muram.

“Sangat disayangkan ya.” Ucap Luhan lirih.

“Naeun, apa kau lapar? Atau haus? Aku ambilkan ya.” Ujar Chanyeol.

“Tidak usah Chanyeol-ah. Nanti aku ambil sendiri saja.” Cegahku.

“Naeun, aku mempunyai kenalan seorang juri ajang pencarian bakat. Aku rasa kamu harus mencobanya, ya hitung-hitung pengalaman.” Ujar Luhan.

Pencarian bakat? Ck.

“Ah, aku rasa tidak usah Luhan-ssi.” ucapku lirih.

“Aku dukung jika kamu mau ikut audisi itu Naeun-ah.” Ujar Chanyeol dengan semangat.

“Aku juga ikut mendukungmu!” ujar Luhan dengan semangat.

Aku hanya bisa menggarukkan leherku.

***

Dua hari berlalu, dan pagi ini aku sungguh gugup. Karena, hari ini adalah hari aku audisi. Pagi-pagi sekali Chanyeol dan Luhan menjemputku di rumah untuk mengantarku pergi ke tempat audisi. Mereka berdua sangat baik karena terus mendukungku. Ibuku juga memberikan dukungan untukku. Karena tidak mau mengecewakan mereka semua, akhirnya aku setujui usul dari Luhan itu.

Di dalam mobil Chanyeol, mereka terus memberiku wejangan untuk tidak nervous dan lainnya. Aku akan bekerja keras untuk menunjukkan bahwa aku juga berharga sama seperti yang lain.

Tidak jauh dari tempat audisi, kami mampir ke salah satu restoran fast food untuk sarapan. Karena, kami sama sekali tidak sempat untuk sarapan di rumah. Luhan memesan hot-americano dan seporsi tuna sandwich, Chanyeol memesan teh manis hangat dan juga seporsi tuna sandwich, dan kalau aku memesan seporsi bibimbap dan juga teh manis hangat. Karena aku tidak biasa memakan sandwich.

Setelah sarapan, mereka mengantarku ke barisan para peserta audisi. Mereka duduk di sampingku.

“Kamu harus yakin, kamu bisa Naeun.” Ujar Chanyeol.

Aku mengangguk.

“Dan kamu harus buktikan pada mereka di luar sana yang membencimu, suatu saat kamu bisa membuat kamu terpana. Aku yakin itu, dan kamu pun harus yakin.” Ujar Luhan.

Aku juga mengangguk. Luhan sangat baik padaku, tak salah Chanyeol memiliki sahabat seperti Luhan.

“Nomor urut 1088, Son Naeun.” Ucap operator audisi itu memanggil namaku.

“Ini giliranmu Naeun-ah, tampilkan yang terbaik. Aku percaya padamu.” Ujar Chanyeol.

“Umh, pasti.” Ucapku dan berdiri di depan para juri.

----

“Apa bakat yang ingin kau tampilkan Son Naeun-ssi?” Tanya salah satu juri perempuan yang adalah perwakilan dari salah satu agensi ternama. Kwon BoA, penyanyi yang sangat aku kagumi.

“Bernyanyi dan bermain piano.” Jawabku.

“Baiklah, tunjukkan pada kami.” Ucapnya.

Aku duduk di depan piano yang sudah disiapkan dari pihak acara. Hatiku berdetak sangat cepat. Aku mengatur nafasku untuk tetap tenang.

***

 

bagaimana dengan update ku kali ini? aku harap kalian semua menyukainya ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
RiskaMoonlight #1
Chapter 3: Chapter 3: Update puhlease authornim. Aku kangen ffnya :<
nalina379 #2
Chapter 3: kapan next partnya dilanjutin udah kangen banget ama ni ff
Andin0797
#3
Chapter 3: Update puhlease authornim. Aku kangen ffnya :<
Andin0797
#4
Lanjutin dong thor ffnya :<
Andin0797
#5
Chapter 3: Aaaah suka bgt bgt bgt sma chapter ini! Omg omg author pinter bgt bkin suami aku pcy jd sosok yg gentleman! Lanjutkan ><
leenaeun
#6
Chapter 3: Kereeeeeeeeeennnnn!!! Suka bangeeeeeeetttt!! Ih asli chanyeol gentleman banget syiiihhh, hih asli jadi gemes banget jadi pengen gigit author! #ganyambung #mintadikeplak XD
leenaeun
#7
Chapter 2: Aaaaahhh makin seru ajaaa, asliii bikin gregetaaaannn
Andin0797
#8
Chapter 2: Kependekan *dijitak* ah cy aku padamu sini ;A; aohaoh ada 2 hal apa itu yg mau diblgin cy?! Smga kai nyesel naeun ama cy ntar ._. Semangat lanjutinnya yah :D
nadiapmm #9
Chapter 1: jongina jangan galak galak dong ;__; mending naeun sm chanyeol jadian :( biar jonginnya tar nyesel(??)