part 2

Beautiful (with BAHASA)

Aku menatap Kai tepat di matanya. Dengan air mata masih membasahi wajahku.

“Bukankah kau sudah tahu jawabannya Kim Jongin?” ucapku lirih.

“Yah! Piggy girl! Kau harusnya sadar, siapa dirimu dan bagaimana dirimu!” ujar seseorang di depan pintu dengan tangan yang dilipat di depan dadanya, Jung Soojung berbicara dengan ketusnya.

“Aku sudah sadar Soojung-ssi.” Ucapku lirih.

“Yah! Beraninya kau menjawab Soojung!” bentak Lee Hyeri di sampingnya.

“Kau!” bentak Jongin.

“Kenapa Jongin? Salah jika seseorang memiliki perasaan padamu? Itu adalah hak setiap orang.” Ujarku.

“Kau ini!” bentaknya lagi.

“Cukup Jongin, cukup! Selama ini, aku selalu memendam sakit hatiku pada kalian semua. Aku juga punya hak untuk merasakan bagaimana rasanya dihargai!” ucapku dengan nada tinggi.

“Yah! Aku bisa meminta Ayahku untuk mencabut beasiswa mu kapanpun Son Naeun! Bisanya kau membentak ku dan juga yang lain!” ujarnya kalap sambil menyambar daguku dengan kasar.

“Silahkan Kim Jongin! Lakukan apa yang kau inginkan!” ujarku dan menyingkirkan tangannya dari daguku.

Aku melewatinya untuk mengambil tasku dan pergi meninggalkan kelas. Aku melewati Park Chanyeol yang berlari ke arahku dengan wajah yang sangat khawatir.

“Naeun-ah, apa yang terjadi?”

Ia berhenti tepat di depanku membuatku memberhentikan langkahku.

“Selamat tinggal Chanyeol-ah.”

“Apa maksudmu?” tanyanya.

“Cepat atau lambat, beasiswaku akan dicabut. Tidak apa, aku sudah meluapkan apa yang aku rasakan pada mereka. Dan itu cukup untukku. Sekolah ini memang tidak cocok untukku Chanyeol-ah.” Jawabku.

“Keterlaluan! Aku akan bicara pada mereka!”

“Tidak perlu.” Ucapku dan menahan lengannya.

“Aku pergi Chanyeol-ah.” Ucapku lirih dan aku paksakan memberikan senyuman untuknya.

Aku menghentikan langkahku. “Terima kasih karena sudah menjadi temanku.”

***

-Author POV-

Chanyeol bergegas menuju kelas Kim Jongin. Ia membuka kelas itu dengan keras, semua mata kini menatapnya. Chanyeol menghampiri Kim Jongin dan menarik kerah seragamnya.

“Yah! Apa yang kau lakukan pada Son Naeun?” bentak Chanyeol.

Kim Jongin memamerkan smirk khas-nya.

“Seperti biasa, dan aku pikir kau sudah tahu Park Chanyeol!” jawab Jongin dengan nada tinggi dan menarik kerah seragam milik Chanyeol.

“Kau!” Chanyeol memberikan tinjunya tepat di rahang Kim Jongin.

Seisi kelas berubah menjadi gaduh.

“Aku peringatkan kau Jongin! Suatu saat kau akan menyesal!” ujar Chanyeol dan pergi meninggalkan Jongin yang menatapnya sinis di lantai.

***

Chanyeol memegang selembar kertas kecil dan berkeliling di sekitar perumahan padat penduduk.  Ia mencoba bertanya pada seorang penjual makanan di sekitar sana.

“Apa, bibi tahu alamat ini?” tanya Chanyeol.

“Tidak jauh dari sini, lurus saja jika nanti ada Salon belok ke kanan di situ alamatnya.” Jawab bibi penjual makanan kecil itu.

“Ah, terima kasih bibi.”

“Kamu temannya Naeun?” tanya bibi itu.

“Ah, iya benar bi. Jadi, benar ini alamat Naeun?”

“Aku pikir dia tidak akan punya teman. Ternyata anak gemuk itu memiliki teman yang tampan sepertimu.” Ujar bibi itu.

Chanyeol mengerutkan keningnya, tak habis pikir. Bahkan di sekitar rumahnya saja ia tidak disukai. Naeun tidak seburuk itu.

“Terima kasih bi.” Ujar Chanyeol.

Chanyeol berdiri tepat di depan pintu rumah sesuai alamat yang ada di kertas itu.

“Jadi ini rumahnya? Ah, ini jauh dari kata layak untuk rumah tinggal.” Ujarnya sambil menatap bangunan rumah itu.

“Ah, annyeong haseyo!” sapa Chanyeol saat melihat wanita paruh baya keluar dari rumah itu.

Wanita paruh baya itu menatap Chanyeol dengan tatapan “siapa kamu?”

“Aku Park Chanyeol. Temannya Naeun. Apa benar ini rumah Naeun?” tanya Chanyeol.

“Teman? Teman Naeun?” tanya wanita itu.

Chanyeol mengangguk mantab.

“Kau yakin jika kau ini teman dari anakku? Atau, kau adalah anak yang sering mengganggu anakku di sekolah?”

“Aku benar teman Son Naeun. Kami sangat dekat di sekolah. Bibi ini, ibunya?” tanya Chanyeol.

“Iya, aku Ibunya. Jika memang kamu adalah temannya, masuklah ia sedang sakit. Dan tidak mau makan.” Jawab bibi itu.

Chanyeol dipersilahkan masuk oleh Ibunya Naeun.

“Beginilah keadaan rumah Naeun. Maaf jika membuatmu tidak nyaman, ini kamarnya. Sejak pagi tadi, ia tidak mau keluar kamar apalagi makan.” Ujar bibi.

“Apa yang sebenarnya terjadi Chanyeol?” tanya Ibunya Naeun.

Chanyeol menggigit bibirnya. Di pikirannya ada 2 hal, apa ia harus menceritakan atau tidak sama sekali. Ia dilema untuk 2 hal itu.

***

-Naeun POV-

“Beginilah keadaan rumah Naeun. Maaf jika membuatmu tidak nyaman, ini kamarnya. Sejak pagi tadi, ia tidak mau keluar kamar apalagi makan.” Ujar Ibu.

Ibu bicara dengan siapa? Pikirku.

“Apa yang sebenarnya terjadi Chanyeol?” tanya Ibu.

Seketika itu juga Naeun melebarkan kedua matanya. Chanyeol? Park Chanyeol ada di sini?

“Sebenarnya..”

Apa Chanyeol akan menceritakan semuanya pada Ibuku? Aku harus segera mencegahnya.

Aku membuka pintu kamarku, membuat keduanya terkejut.

“Naeun-ah!” ujar Chanyeol dengan senyumnya seperti biasa.

“Ada apa kamu datang ke rumahku Chanyeol?” tanyaku.

“Ah, aku hanya khawatir padamu. Kata Ibumu kamu sakit, apa benar?”

“Tidak. Aku tidak sakit.”

“Yah! Kenapa kamu berbohong pada temanmu sendiri?” ujar Ibuku sambil mencubit lenganku.

“Sakit bu.” Aku meringis kesakitan.

“Kau ini semalam panas tinggi.” Ujar Ibu. Aku hanya menunduk.

“Kita harus pergi ke rumah sakit Naeun.” Ujar Chanyeol.

Aku gelengkan kepalaku pada Chanyeol.

“Tapi,”

“Aku baik-baik saja Chanyeol.”

“Ini, aku membeli beberapa makanan sebelum ke sini. Makanlah, aku dengar kamu tidak mau makan.”  Ujar Chanyeol sambil menyerahkan paper bag berisikan beberapa makanan.

Aku menggelengkan kepalaku, menolak pemberiannya.

“Kenapa?” tanya Chanyeol

“Karena kamu takut tubuhmu semakin gemuk? Naeun, dengar aku baik-baik. Biarkan kamu menjadi dirimu sendiri. Jangan terpengaruh dengan kata orang yang sering menjelekkanmu. Kamu lebih baik dari mereka.” Ucapnya lagi.

Aku hanya bisa menunduk. Saat itu juga rasanya air mataku ingin sekali keluar. Chanyeol merengkuhku ke dalam pelukannya. Aku menangis di pelukan Chanyeol.

“Kamu harus kuat Naeun.” Ucapnya lirih.

***

 

 

akhirnya bisa muncul lagi dengan chapter 2. semoga suka ya.. maaf juga kalo ceritanya ngebosenin :o abis bingung sih hehe.. chapter selanjtnya aku usahain buat yang lebih bagus. jangan lupa komen, subscribe, upvotesn hehe ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
RiskaMoonlight #1
Chapter 3: Chapter 3: Update puhlease authornim. Aku kangen ffnya :<
nalina379 #2
Chapter 3: kapan next partnya dilanjutin udah kangen banget ama ni ff
Andin0797
#3
Chapter 3: Update puhlease authornim. Aku kangen ffnya :<
Andin0797
#4
Lanjutin dong thor ffnya :<
Andin0797
#5
Chapter 3: Aaaah suka bgt bgt bgt sma chapter ini! Omg omg author pinter bgt bkin suami aku pcy jd sosok yg gentleman! Lanjutkan ><
leenaeun
#6
Chapter 3: Kereeeeeeeeeennnnn!!! Suka bangeeeeeeetttt!! Ih asli chanyeol gentleman banget syiiihhh, hih asli jadi gemes banget jadi pengen gigit author! #ganyambung #mintadikeplak XD
leenaeun
#7
Chapter 2: Aaaaahhh makin seru ajaaa, asliii bikin gregetaaaannn
Andin0797
#8
Chapter 2: Kependekan *dijitak* ah cy aku padamu sini ;A; aohaoh ada 2 hal apa itu yg mau diblgin cy?! Smga kai nyesel naeun ama cy ntar ._. Semangat lanjutinnya yah :D
nadiapmm #9
Chapter 1: jongina jangan galak galak dong ;__; mending naeun sm chanyeol jadian :( biar jonginnya tar nyesel(??)