Chapter 2
Why My Family Has To Be A YakuzaPrevious Chapter
“Huh? Yang benar saja. Aku sudah sedekat ini menjadi polisi seperti Jae imo karena aku sudah diterima di akademi polisi. Aku tidak mau menjadi yakuza. Dan apa tadi yang aku dengar, kau menikah dengan Kris? Langkahi dulu mayatku.” Sahut Minho sambil mencubit pipi Suho sebentar lalu membukakan pintu penumpang untuk adiknya tersebut.
“Hyung!” pekik Suho semakin gusar karena kakaknya selalu saja bisa menyanggahnya.
“Sudah berhenti berteriak baby Su. Kita bisa terlambat. Ayo manis, masuk ke mobil.” Goda Minho membuat Suho kembali membuka mulutnya, teperangah dengan tingkah menjengkelkan sang kakak.
“YAH!! Kau tidak suka melihatku kasmaran seperti gadis, tapi kau memperlakukanku seperti gadis!”
“Kau itu berisik sekali.” Setelah mengucapkan itu, dengan mudahnya Minho membopong adiknya bridal style dan membawanya ke dalam mobil yang sudah siap mengantar mereka ke sekolah. Begitu Suho masuk dan duduk dengan manis meski dengan tampang cemberutnya, Minho kemudian masuk dari pintu penumpang satunya lagi dan langsung menyuruh supir mereka menjalankan mobil mereka, meninggalkan rumah mereka menuju sekolah.
Begitulah keadaan si kembar Choi setiap harinya. Selalu dimulai dengan pertengkaran-pertengakaran kecil namun semakin mempererat hubungan keduanya. Masih banyak kisah keduanya yang belum terbuka. Tapi apakah akan di ceritakan seluruhnya? Well, it’s up to you.
( 。・_・。)人(。・_・。 )
Skip time – Tahun ajaran baru, WKS University
Tahun ajaran baru kali ini sangat terasa berbeda bagi seorang Choi Suho karena ini adalah pertama kalinya Suho tidak satu sekolah dengan kakaknya, Choi Minho karena Minho diterima di akademi kepolisian sedangkan dia sendiri diterima di WKS University, salah satu universitas swasta ternama di daerahnya.
Suho sudah membayangkan bahwa dia akan leluasa bertemu dengan Kris di kampus ini tanpa adanya bayang-bayang dan kecemasan atas gangguan dari Minho. Senyum lebar menghiasi wajah manis Suho tatkala mengingat bahwa sebentar lagi keinginannya akan terwujud.
Suho melangkahkan kakinya ke menelusuri koridor kampus, tempatnya nanti menuntut ilmu. Saat ini kampus sudah sepi sejak acara penerimaan mahasiswa baru berakhir dua jam yang lalu. Tetapi Suho masih betah berada disana karena dia sedang menunggu sesuatu atau lebih tepatnya seseorang. Suho lalu berhenti berjalan dan memilih berdiri di antara pilar-pilar sambil memandang ke arah lapangan tenis yang kosong.
“Anda melamunkan apa tuan muda Suho?” bisik seseorang dari belakang Suho. Tanpa berbalik pun Suho tahu siapa yang berdiri di belakangnya karena memang Suho sudah menunggu orang tersebut. Terlebih lagi dengan sepasang lengan kekar yang langsung melingkar di pinggang ramping Suho. Suho langsung menyandarkan punggungnya di dada bidang sang kekasih yang tak lain adalah Kris.
“Sedang memikirkan hubungan kita.”
“Memang kenapa dengan hubungan kita?” tanya Kris lagi sembari menaikkan salah satu alisnya. Dia penasaran dengan jawaban Suho.
“Apakah hubungan ini akan terus berlangsung seperti ini.”
“Maksudmu?”
“Hhhh… Kau tahu sendiri bagaimana sikap Minho hyung terhadap hubungan kita. Kodok jelek itu benar-benar berpikiran sempit!” gerutu Suho kesal sampai dia tak sadar mencubit tangan Kris yang masih setia membelenggu pinggangnya.
“Aww! Sayang, kalau kau marah dengan tuan muda Minho, kenapa aku yang jadi korban?”
“Eh?? Ah! Maaf hyung, aku tidak sengaja! Ak… Mmpht…” Suho tak bisa menyelesaikan ucapannya karena bibirnya sudah bukan miliknya lagi. Kris dengan lembut tapi penuh tekanan, telah memagut bibir Suho dengan bibirnya sendiri. Kris mencium Suho perlahan sampai Suho mulai membalas ciuman Kris dan keduanya terlibat ciuman panas yang berlangsung selama beberapa menit. Jika saja paru-paru mereka kuat selama berjam-jam, adalah suatu yang pasti Suho dan Kris akan terus mencium pasangan masing-masing selama ini. Namun, mereka hanya manusia biasa dan memiliki paru-paru yang biasa pula.
Sedi
Comments