Semuanya berawal ketika aku bertemu dengannya di sebuah malam saat musim gugur. Aku masih bisa mengingat dengan jelas peristiwa saat itu. Ya, walau itu sudah berlalu 5 tahun yang lalu. Aku yakin, peristiwa itu tidak akan bisa kulupakan, sekeras apapun aku berusaha. Aku masih ingat bagaimana sepasang mata hazel besarnya menatapku tajam dan sedikit takut. Aku masih ingat bagaimana hangat tangannya saat aku menggenggam tangan kecil itu. Semuanya masih sangat jelas bahkan aku merasa itu baru kemarin terjadi. Kedua mata besar itu seolah menghipnotisku dan aku dengan mudahnya tenggelam di dalamnya. Wajahnya seolah menjadi magnet tersendiri untuk kedua mataku – membuatku tak bisa menolak untuk tidak melihat wajahnya. Aku ingat bagaimana deru napasnya saat ia kelelahan karena mengikutiku berlari, juga suaranya yang terdengar bagai nyanyian merdu di telingaku walau saat itu ia sedang marah. Saat itulah aku tahu, aku sudah jatuh di dalamnya. Dia meracuniku, membuat tak ada orang lain lagi yang terlihat sempurna, selain dirinya, di mataku. Dan saat dia sudah berhasil mengambil semua perhatianku, merasuki hati dan fikiranku, ia pergi begitu saja, meninggalkanku.