Hi~ maapin author ya ga bisa update beberapa hari kemarin. Terima kasih banyak yang udah nunggu, komentar dan subscribe nya<3 terima kasih juga yang udah ngucapin GWS  *virtual hug*

Author POV

“Kau sudah berjanji tidak pulang malam, mengapa kau melanggarnya ? Apa janji itu dibuat untuk dilanggar ? Terus saja kau beg...”

Dengan lembut Sulli mengecup bibir tipis kekasihnya yang sedang panas kepala, karena ia pulang sangat larut dan dalam keadaan mabuk berat.

“Shut up, baby. I’m tired. Just let me sleep.” Sulli lalu berbisik di depan bibir kekasihnya, dengan aroma akohol yang tercium sangat kuat Soojung sangat jengkel dengan tingkahnya yang justru semakin tak karuan.

Soojung lalu meninggalkannya sendiri yang sedang dalam keadaan mabuk berat. Ia mengenakan mantelnya lalu meninggalkan apartemen, ia pergi.

“Berhentilah memberiku perhatian, Soojung-ah....aku tahu orang yang lebih membuatmu bahagia...aku tak apa.. sungguh..” Sulli bergumam sendirian, dengan keadaannya yang masih sangat mabuk.

Sulli lalu terlelap.

-2days later-

“Kemana dia...” hari itu Soojung kembali ke apartemen tempat mereka tinggal bersama, terlihat sibuk mencari kekasihnya di seluruh ruangan. Tapi percuma saja, tak ada jawaban dari panggilannya. Tak ada juga tanda-tanda ia masih disini.

Lalu ia masuk kedalam kamar. Agak dikejutkan dengan kamar yang sangat berantakan. Kasur terlihat acak-acakan. Dan tidak hanya itu, terlihat obat penenang di meja sudut pinggir kasur mereka. Juga beberapa botol minuman beralkohol.

“Persetan” umpat Soojung dengan sangat geram, melihat tingkah laku kekasihnya yang semakin tidak karuan saja. Ia meninggalkannya dengan maksud agar orang itu introspeksi, kali ini malah melunjak.

Soojung mengeluarkan ponsel dari sakunya, mencoba menghubungi orang yang saat ini sedang sangat di bencinya. Ia tempelkan ponsel itu ke telinganya.

DDDDRRRRRTTTT DDDRRRRTTTT

Ia menengok kearah meja dengan kaca besar disampingnya, handphone Sulli bergetar.

“” umpatnya lagi

Ia merasa tak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Kakaknya, sedang pergi ke Jepang bersama kekasihnya. Ya, Soojung memang gadis paling malang saat ini. Ia terlihat sangat kacau. Sembari ia bersihkan botol-botol hina itu, juga benda yang paling ia benci ketika Sulli sedang dapat stres: obat penenang. Airmatanya terus berjatuhan. Bukan kesedihan yang merundunginya saat ini. Tapi kebencian yang luar biasa. Ia merasa sudah tak mengerti dengan sikap kekasihnya, tak ada kata lain yang pantas ia katakan kecuali, “aku harus pergi”

Setelah satu jam dalam kesunyian, ia tidak tahan dan memutuskan untuk menghubungi kakaknya.

To: Jess eonni<3

Eonni, apa kau sedang bersenang-senang ? Aku sudah tidak tau lagi harus bagaimana lagi caranya bertahan.

Tahu pesannya tak akan dibalas dengan cepat, ia lempar ponselnya sembarangan. Lalu duduk di pinggir jendela, menampilkan gedung-gedung pencakar langit dan kesibukan kotanya.

-flashback-

“Aku tak suka keramaian” ujar Soojung dengan nada datar, matanya lurus menerawang kearah luar jendela.

“Kenapa ?” Sulli duduk di pinggir sebuah jendela yang lebar, menghadap gadis yang amat-tak-ingin-ia-lepaskan-pandangan.

“Aku sepertinya tak punya alasan. Aku hanya suka ketenangan, menikmati kota dengan tenang ataupun bersantai dibawah sinar matahari itu jauh leb