Chap 2

Promise Me

 

"Ah Sial!" ucap Sehun marah sambil membanting tubuhnya di ranjang.

Sehun mengacak-acak rambut coklatnya yang tadi rapi menjadi berantakan "Arrrrgggghhh!" teriaknya.

Hei Oh Sehun. Kau kenapa?

Jangan teriak disini. Kau bisa menganggu orang yang ada di apartemen ini.

Oh iya. Oh Sehun tinggal sendirian di sebuah apartemen yang mewah. Jadi terserah ia mau melakukan apapun yang ia suka. Karena tidak akan ada yang menganggunya.

Kecuali....

"Sehun!!! Main yuk!!!" (apa ini?)

Sehun melihat ke arah pintu kamarnya. Melihat ke arah 2 laki-laki yang sedang tersenyum tidak jelas ke arahnya. 2 orang laki-laki yang menurutnya kadang menyebalkan dan kadang menyenangkan. Uh, mungkin sisi menyenangkannya sedikit. Itu menurut Sehun.

Sehun, bagaimana pun mereka itu temanmu dari kecil.

"Kenapa kalian bisa masuk?" Sehun duduk di tepi ranjang.

Kedua pria itu langsung mendekati Sehun lalu duduk bersama Sehun di tepi ranjang, "Pintu apartemenmu terbuka, bodoh." jawab pria yang berkulit agak gelap. Panggil saja Jongin.

"Aku lupa menguncinya."

Seorang pria lainnya berdiri lalu bergegas berjalan ke arah dapur, "Ada makanan?"

"Tidak ada," jawab Sehun cepat.

Pria tinggi itu berbalik lalu menatap Sehun sambil menaikkan sebelah alisnya, "Kau yakin?"

Ah, panggil saja si pria tinggi nan tampan ini, Chanyeol.

"Tidak," Sehun membanting tubuhnya di ranjang, "Lakukan apa saja yang kalian mau disini," kata Sehun sambil menarik selimut sampai dagunya. Dan tertidur.

Jongin tertawa, "Ada apa dengannya?"

"En-"

"Aku bertemu Suzy tadi," potong Sehun yang tiba-tiba bangun dari tidurnya.

Mendengar itu, Jongin dan Chanyeol langsung mendekat ke arah Sehun. Sehun bertemu dengan Suzy. Teman masa kecil mereka. Dengan cepat Jongin yang tadi sedang duduk di tepi ranjang langsung merangkak ke arah Sehun. Sedangkan Chanyeol yang sedang berada di pintu, dengan indahnya ia melompat ke ranjang Sehun dan mendarat tepat di samping Sehun.

"Lalu???" tanya Chanyeol dan Jongin serentak.

Sehun duduk bersila di atas ranjang, "Jujur, ia semakin cantik."

"Lalu apa yang membuatmu seperti ini?"

Sehun menghela napas, "Aku baru ingat, kalau aku dan Suzy telah membuat sebuah janji."

Chanyeol langsung membuka matanya yang bulat lebar-lebar.

Park Chanyeol. Apa yang kau pikirkan tentang janji?

"Apa kau berjanji jika sudah dewasa nanti kau akan menikahinya?"

Sudah diduga. Kau terlalu banyak menonton drama Park Chanyeol.

Sehun dan Kai menatap Chanyeol.

"Apa? Salah?"

"Salah!" jawab Sehun dan Jongin serentak.

"Apa sebuah janji harus begitu? Menikahi seseorang karena janji? Janji itu bermacam-macam!" ucap Sehun dengan nada sedikit marah.

"Salahkan Kakak perempuanku yang selalu menonton drama di tv yang membuatku ikut menonton!" jawab Chanyeol dengan nada marah juga, tidak mau kalah dengan Sehun.

Jongin memutar bola matanya, "Oh ayolah."

"Baiklah,"

"Hun, lanjutkan ceritamu!"

Sehun mengangguk, "Baiklah. Janji ini sangat konyol. Aku sendiri yang membuat janji ini."

Jongin mengangkat sebelah alisnya, "Kau membuat sebuah janji konyol?"

"Iya, aku dan Suzy berjanji. Jika sudah dewasa nanti, aku dan Suzy akan mengenalkan kekasih masing-masing."

Chanyeol menatap Sehun bingung, "Lalu?"

"Suzy sudah memperkenalkan kekasihnya padaku."

"APAAA??!????" teriak Chanyeol dan Jongin serentak.

"Iya, dan aku belum melunasi janji."

"Jadi masalahnya karena kau belum melunasi janjimu?"

"Iya,"

Jongin menatap Chanyeol sambil tersenyum, begitu pula dengan Chanyeol, "Kau dengar itu Chanyeol? Apa kau percaya?"

"Aku dengar itu Jongin," Chanyeol dan Jongin menatap Sehun sambil tersenyum.

Senyuman itu sedikit menakutkan menurut Sehun.

"Apa? Kenapa menatapku?"

"Dan aku tidak percaya itu Jongin..." lanjut Chanyeol.

"Hanya karena belum melunasi hutang, kau menjadi seperti ini Sehun?" kata Jongin dengan smirk di wajahnya, "Apa bukan karena Suzy sudah mempunyai kekasih kau menjadi seperti ini?" lanjutnya.

Chanyeol menunjuk ke arah Sehun, "Hayoooo! Ngakuuuu hayoooo!"

Sehun mengangkat sebelah alis, "Kalian mengintrogasiku?"

"Mungkin."

Sehun tertawa pahit, "Oh ayolah. Lebih baik kalian membantuku menemukan perempuan itu. Dan aku tidak akan berurusan lagi dengan Suzy."

"Perempuan? Apa maksudmu?"

"Perempuan untuk ku jadikan kekasih, namun hanya bohongan."

"Apa maksudmu Sehun??? Dimana kita menemukan perempuan itu??? Mana ada perempuan yang mau dijadikan kekasih bohongan. Lebih baik sungguhan saja," kata Jongin setengah berteriak.

"Betul itu betul." sambung Chanyeol.

"Kalian benar," tiba-tiba Sehun tersenyum ke arah Chanyeol dan Jongin secara bergantian, "Salah satu dari kalian apa ada yang mau menyamar jadi perempuan?"

Apa yang kau pikirkan??? Menyamar??? Chanyeol??? Jongin???

Mereka itu laki-laki. 100% laki-laki.

"APA KAU BODOH?!?!?!" teriak Chanyeol dan Jongin secara serentak, "AKU TIDAK MAU!!!" lanjut mereka, lalu Chanyeol dan Jongin pergi keluar dari kamar Sehun secepat kilat. Mereka berdua tidak mau menyamar menjadi perempuan.

Kalian bisa bayangkan? Chanyeol dan Jongin menjadi seorang perempuan?

Jika mereka menjadi perempuan...

Mana mungkin perempuan mempunyai otot yang kekar? Mana mungkin perempuan mempunyai bulu ketiak yang lebat?(?)

Tidak cocok.

"SEHUN! KAMI PULANG YA!!!" teriak Chanyeol dan Jongin serentak sebelum keluar dari apartemen Sehun.

"Iya!!!" teriak Sehun dari dalam kamar lalu ia menarik selimutnya.

Dan tertidur.

***

TING TONG.

"Iya tunggu!!!" Sehun membuka apartemennya "Sia..."

"Hai Sehun!" potong si perempuan manis yang ada di depan pintu apartemen Sehun.

Sehun mengacak-acak rambutnya lalu menguap dengan lebarnya, "Oh hai Sulli, ada apa?"

Sulli, ya itu adalah nama si perempuan manis ini. Kebetulan Sulli adalah tetangga Sehun. Ia tinggal di apartemen yang ada di sebelah kanan apartemen Sehun. Ada satu rahasia tentang Sulli.

Kalian mau tahu?

Oh  baiklah, pasti kalian mau tahu.

Ok, rahasinya adalah... Sepertinya...

Sulli menyukai Sehun.

Hal itu terlihat dari cara Sulli menatap Sehun. Tatapan Sulli terhadap Sehun sangatlah berbeda daripada tatapan Sulli kepada orang lain. Sulli menatap Sehun dengan tatapan 'Full of love'(?). Uh, yeah, sangat jelas.

Sulli mengambil kotak bekal yang ada di tas kecil yang ia bawa, "Ini, aku membawa sarapan untukmu."

Sehun membukakan pintu apartemen lebih lebar lagi, "Masuklah."

Sulli tersenyum, "Makasih." katanya sambil masuk ke dalam apartemen Sehun. Lalu...

 

 

 

 

 

"ASTAGA!!! OH SEHUN!!! BERANTAKAN SEKALI!!!!" teriak Sulli karena terkejut melihat isi apartemen Sehun yang sangat berantakan.

"Aku tidak sempat membereskannya," ucap Sehun dengan santainya lalu duduk di sofa dan menonton tv, "Oh iya. Sini sarapannya," lanjutnya.

Sulli duduk di sofa, di samping Sehun lalu memberikan kotak bekal yang berisi sarapan untuk Sehun, "Ini, makanlah," katanya sambil menyodorkan kotak bekal kepada Sehun.

Sehun mengambil kotak bekal dari tangan Sulli,"Mana sendoknya?"

Sulli memutar bola matanya, "Itu sandwich isi tuna bodoh. Kau mau memakainya pakai sendok?"

"Tentu tidak" Sehun membuka kotak bekal, "Wow! Sandwich isi Tuna! Ap-"

"Ayolah Oh Sehun. Sudah ku bilang tadi. Kotak bekal itu isinya sandwich isi tuna," potong Sulli.

Sehun menatap Sulli datar, "Aku juga sudah tahu. Ah sudahlah," dengan cepatnya Sehun langsung melahap sandwichnya, "Kau yang membuatnya?" tanyanya sambil mengunyah sandwich.

"Tentu, enak?" jawab Sulli dengan senyuman amat manis di wajahnya.

"Iya,"

"Baguslah."

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di otak Sehun. Ide untuk melunasi janjinya.

Sehun berhenti melahap sandwichnya lalu menatap Sulli, "Sulli, kau mau membantuku?"

"Apa itu? Kalau bisa pasti aku akan membantumu."

"Pasti kau bisa, tolong aku....."

***

Disebuah cafe. Ya lebih tepatnya cafe milik Tuan Kim Minseok. 4 orang dewasa sedang duduk bersama di antara meja dan bangku yang tersedia disini. 4 orang dewasa, 2 laki-laki dan 2 perempuan. Diantara mereka ada yang membuat sebuah janji.

Janji, Kalian pasti tahu mereka. Ya, Sehun dan Suzy.

Dan yang lainnya. Mark dan Sulli.

Sulli? Buat apa ia datang bersama Sehun?

Apa ia kekasih Sehun?

Baiklah, hal itu akan terjawab nanti.

Sehun mengelus rambut Sulli yang sedang duduk di sampingnya, "Suzy, Mark. Perempuan manis ini kekasihku," ucap Sehun. Sehun memang sedang mengelus rambut Sulli, tapi tatapan Sehun selalu mengarah ke Suzy.

Sulli? Kekasih Sehun? Sejak kapan?

Sehun... Apa Sulli perempuan itu? Perempuan yang kau jadikan kekasih sungguhan? Astaga Sehun. Kau akan menyakitinya. Sulli benar-benar menyukaimu Sehun.

Ah sudahlah. Tidak ada yang mengerti jalan pikiran Oh Sehun.

Sulli tersenyum ke arah Suzy dan Mark yang duduk di depannya, "Hai namaku Sulli," Sulli menoleh ke arah Sehun. Ia melihat Sehun yang sedang menatap Suzy namun tangannya terus mengelus rambutnya dengan lembut.

Kenapa ia selalu menatapnya?. Batin Sulli.

"Hai Sulli," sapa Suzy dan Mark serentak.

Sulli menoleh ke arah Suzy dan Mark sambil tersenyum, "Iya," lalu Sulli menatap Sehun lagi. Sehun yang masih menatap Suzy, "Sudahlah," ucap Sulli sambil menurunkan tangan Sehun dari kepalanya. Dari ucapan Sulli, bisa terdengar nada sedikit malas, "Aku mau pulang."
 
Sehun mengangkat sebelah alisnya, "Kau mau pulang? Kenapa? Kita baru saja duduk."
 
"Mengobrol sebentar saja dulu dengan kami," kata Mark sebelum meneguk kopinya.
 
Suzy mengangguk, "Iya benar kata Mark. Mengobrol sebentar dulu bersama kami."

Mark berhenti meneguk kopinya lalu mengangguk.

Sulli tertawa canggung, "Aku juga mau begitu, tapi tiba-tiba aku tidak enak badan," Sulli berdiri, "Maaf, aku harus pulang." kata Sulli sambil bergegas meninggalkan Suzy, Sehun dan Mark.

"S-Sulli! Kau meninggalkanku?"

Sulli tidak menjawab dan terus berjalan ke arah pintu cafe.

Suzy dan Mark menatap Sulli yang sudah berada di pintu cafe.

Suzy menoleh ke arah Sehun, sedangkan Mark masih menatap ke arah Sulli, "Apa yang kau lihat bodoh? Kejar ia. Tanyakan apa yang salah."

Suzy, kau sangat bijak.

Sehun mengangguk lalu berdiri dan bergegas berlari untuk mengejar Sulli. Saat ia berada tepat di samping Suzy, ia berhenti lalu menoleh ke arah Suzy, "Janjiku lunas, okay," ucapnya pelan yang hanya bisa didengar oleh Suzy.

"Baiklah," jawab Suzy pelan juga tanpa menoleh sedikit pun ke arah Sehun yang sedang berdiri di sampingnya,  "Kejarlah Sulli. Ayo kejar!" lanjutnya dengan nada yang sedikit lebih keras.

Mark menoleh ke arah Suzy, "Kau bilang apa tadi?"

Suzy tertawa kecil seraya menoleh ke arah Mark, "Apa? Aku tidak bilang apa-apa tadi."

Mark tersenyum lalu mengusap rambut Suzy, "Dasar."

Sehun masih menatap Suzy, "Baiklah," gumamnya sebelum pergi mengejar Sulli dan meninggalkan Suzy dan Mark berdua.

***

"Sulli!!! Tunggu!!! Biarkan aku mengantarmu dengan mobilku," teriak Sehun sambil berjalan mengejar Sulli.

"Aku bisa pulang sendiri Sehun!" teriak Sulli sambil terus berjalan meninggalkan Sehun.

Akhirnya Sehun berlari mengejar Sulli dan berhasil meraih tangannya, "Kau kenapa?"

"Tidak." jawab Sulli cepat.

"Oh ayolah," Sehun menarik Sulli dan dengan cepat kedua tangan Sehun sudah memegang kedua pipi Sulli, "K-kau menangis? Kenapa?" tanya Sehun yang terkejut melihat air mata Sulli yang mengalir dengan derasnya dari matanya.

Sulli memegang kedua tangan Sehun yang sesang memegang kedua pipinya, "Boleh aku jujur?"

"Tentu,"

"Aku menyukaimu," Sulli langsung memeluk Sehun, "Jadikan aku kekasih sungguhan. Aku menyukaimu Sehun. Aku cemburu karena kau selalu menatap Suzy tadi," ucap Sulli di tengah tangisnya, "Apakah kau mau?"

Hening.

"Baiklah."
 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kkamjongzy
#1
Chapter 1: Yaaah sehun sehun:(
heehyo97 #2
Chapter 1: Its one shot?? Or chapter? I hope is chapter...
Suzy have boyfriend but sehun?? Poor sehun :(
Uhmmm are sehun love suzy??
heehyo97 #3
Wowo suzy and sehun ^^
am0rtentia
#4
Looking forward on your fic :)