maybe this is not our fate.

Promise Me

"Sehun! Jauh-jauh dariku! Hush!!" teriak Suzy sambil berjalan setengah berlari menjauhi anak itu.

"Kenapa?" kata Sehun sambil mengejar Suzy dengan kaki panjangnya.

"Hussshh!!"

"Apaan sih? Aku bukan kucing!" akhirnya Sehun berhasil mengejar Suzy dan langsung meraih tangannya, "Kenapa?"

"Jangan pegang-pegang!" teriak Suzy seraya memberontak.

Sehun melepaskan genggamannya "Terserah,"

"Bagus." dengan cepat Suzy langsung belari lagi, namun sayang Sehun berhasil menangkapnya. Kedua bahu Suzy di pegang dengan erat oleh kedua tangan Sehun. Dan punggung Suzy berhadapan dengan dada Sehun. Lalu kupu-kupu dengan kurang ajarnya berterbangan dengan bebasnya di seluruh tubuh Suzy. Aroma tubuh Sehun, Suzy menyukainya.

Sehun membalikkan tubuh Suzy agar bisa menatapnya "Kau kenapa?"

"H-hah?" Suzy merasa canggung. Bagaimana tidak? Wajahnya sangat dekat dengan milik Sehun jadi, ya, begitulah.

"Kenapa kau tidak mau dekat-dekat denganku? Kau temanku. Aku senang mempunyai teman sepertimu. Teman sepertimu itu sulit ditemukan. Jadi jangan menjauh dariku."

Suzy mendesis.

"Kenapa? Salah?"

"Tidak," Suzy menyingkirkan kedua tangan Sehun yang ada di bahunya "Aku mau ke kantin." kata Suzy seraya berjalan meninggalkan Sehun. Dan Sehun mengikuti Suzy dari belakang seperti kucing peliharaan Suzy di rumah.

Jujur, Suzy tidak mengerti kenapa Sehun selalu mengikutinya. Tidak selalu juga sih. Tapi, yeah.

Suzy berhenti berjalan. Ia menghentakkan kakinya dengan keras lalu berbalik. "Apa yang kau inginkan, Oh Sehun?"

"Tidak ada."

"Jangan ikuti aku!"

"I'll follow you."

Apa yang dipikirkan anak ini? Ya Tuhan, berilah Suzy petunjuk, Batin Suzy.

"I'll follow you too," ucap Suzy dengan smirk yang terpasang di wajahnya.

"Kau yang mengikutiku Nona Bae."

"Kau yang mengikutiku juga Tuan Oh."

"Yak! Suzy!"

"Yak! Sehun!"

Hening.

"Bagaimana kalau aku bilang; I love You?" Sehun tersenyum lalu mendekat ke arah Suzy, "apakah kau akan berkata; I love you too?"

"K-kita masih kecil, okay. Belum pantas bilang begitu."

Ah, dasar anak kecil.

Sehun mendekatkan wajahnya ke wajah milik Suzy lebih dekat lagi, "Ayolah."

Suzy memutar bola matanya, "baiklah, I love you too."

"Terpaksa?"

"Tidak" jawab Suzy cepat.

Sehun tertawa "Bagus."

Hei Oh Sehun dan Bae Sooji. Kalian berpacaran? 
Sepertinya tidak.
Tapi kalian sudah mengatakan kalimat 'I love You' dan 'I love You too'.
Ini sangat membingungkan okay.

Suzy memang tidak terpaksa mengatakan 'I love You too'. Tapi Sehun, apa yang ia pikirkan? Apa ia benar-benar menyukai Suzy? Atau hanya sebagai candaan saja? Kalimat itu tidak boleh asal dikatakan begitu saja, Tuan Oh. Kalimat itu hanya boleh dikatakan kepada orang yang disayangi atau dicintai.

Sehun, apa kau menyayangi Suzy? Mungkin.

Sehun, apa kau mencintai Suzy? Tidak tahu.

Hah? Poor Suzy.

Suzy bingung dengan hubungan ia dan Sehun. Teman? Masa teman udah bilang 'I love you'. Pacar? Tidak mungkin Sehun pacarnya. Sikap Sehun membuktikannya. Malah, ia sering meninggalkan Suzy sendirian. Kalau pacar, tidak mungkin Sehun akan meninggalkan Suzy begitu saja di lorong sekolah.

"Oh Sehun!!!" teriak Suzy sambil menghentakkan kakinya berkali-kali sambil mengacak-acak rambutnya, "Bocah tengil!!"

Suzy telah dipermainkan Sehun? Entahlah. Laki-laki sulit dimengerti.

Sementara Sehun...

"Hadir," kata Sehun seraya mengangkat tangan kanannya sambil terus berjalan meninggalkan Suzy.

***

"Suzy,"

"Suzy!"

"Buka jendelanya!"

Suzy membuka matanya perlahan "BUKA SAJA JENDELANYAA, TIDAK DIKUNCIII!" teriak Suzy sambil mengucek-ngucek matanya.

Sehun membuka jendela kamar Suzy lalu melompat masuk ke kamar Suzy "Bodoh, kukira dikunci."

Suzy duduk bersila di ranjang dan Sehun tanpa disuruh sudah tidur di atas ranjang Suzy tepat di samping Suzy.

Oh ayolah, apa yang dilakukan Sehun malam-malam begini?

"Ada apa kemari? Hah? Lewat jendela pula masuknya."

"Udah kebiasaan kan? Lewat jendela." kata Sehun sambil tertawa.

Benar. Sehun selalu lewat jendela jika ingin ke kamar Suzy. Karena menurut Sehun, jika lewat jendela itu anti mainstream.

"Iya iya." Suzy kembali dalam posisi awalnya. Tidur. Di samping Sehun.

"Jangan tidur!" teriak Sehun tepat di telinga Suzy.

"ARGHH! ADA APA?!"

"Mau cerita,"

Suzy membalikkan tubuhnya menghadap Sehun. Begitupula dengan Sehun, "ada apa? Cerita saja."

"Kau adikku kan?"

"Sejak kapan? Ngaku-ngaku saja."

"Sejak tadi, panggil aku oppa!"

"Tidak mau."

"Ah sudahlah."

"Cerita apa?"

Hening.

Sehun tiba-tiba menatap mata Suzy. Entah apa yang Sehun pikirkan, Sehun menyukai mata Suzy.

Kalau Suzy? Entahlah, Suzy sendiri masih bingung apa yang ia pikirkan mengenai Sehun.

"Sehun?"

Sehun tidak menjawab. Tangan Sehun meraih wajah Suzy. Mengusap pipi Suzy dengan lembut lalu ia menyelipkan rambut yang menutupi setengah wajah Suzy dibelakang telinganya. Dan lagi-lagi Sehun menatap mata Suzy. Semakin dalam dan dalam. Dalam hitungan ketiga, Sehun akan tertidur.

Oh tidak, ini bukan acara hipnotis yang ada di TV.

"H-hun?"

"Ah iya!" dengan cepat Sehun langsung menyingkirkan tangannya dari wajah Suzy.

"Mau cerita apa?"

"Aku punya...pacar?"

Deg.

JEDAR! Entah darimana suara petir hadir di telinganya.

Ya, seperti yang sudah kita ketahui bersama, si Sehun ini kalau bercerita langsung saja ke intinya tanpa mempedulikan entah bagaimana keadaan hati gadis di depannya.

Hening. (lagi).

Suzy tersenyum.

Suzy tertawa.

Dan itu palsu.

"S-selamat Hun, aku mau tidur duluan ok? Pulang sana Hun. Sudah malam. Malam Hun!" Suzy membalikkan tubuhnya, membiarkan punggungnya berhadapan dengan Sehun.

Suzy menangis. Suzy sakit.

"Jangan tidur dulu. Aku mau tanya sesuatu,"

"Tanya apa?"

"Cara mutusin pacar itu bagaimana?"

Suzy membuka matanya lebar-lebar.

Sial. Sudah nangis saja. Batin Suzy.

Suzy langsung menghapus air matanya lalu berbalik menghadap Sehun, "Siapa perempuan itu?"

"Yoo Ah Ra. Panggil saja Ara."

"Dia kakak kelas kita bukan?"

"Iya." Sehun mengubah posisi tidurnya, terlentang sambil memandangi bintang-bintang mainan yang tertempel di langit-langit kamar Suzy, "tadi pagi ia yang menyatakan hal itu kepadaku. Tanpa berpikir panjang, langsung aku terima. Dan sekarang aku mau putus dengannya. Bagaimana cara mengatakannya? Kalau bisa jangan sampai menyakiti perasaannya."

"Bodoh,"

"Hah? Apa katamu?" kata Sehun seraya membalikkan tubuhnya kembali menghadap Suzy.

"Bodoh, bagaimana bisa kau mau putus dengannya tanpa menyakiti perasaannya? Kalau begitu, lebih baik tidak usah putus."

"Ah sudahlah, bagaimana cara bicaranya?"

"Bilang saja. 'Ara, sepertinya kita lebih cocok jadi teman, ya' Nah, selesai deh."

Sehun menganggukkan kepalanya. Tiba-tiba ia beranjak dari ranjang Suzy dan bergegas keluar lewat jendela.

"Hei! Mau kemana kau?"

"Nanti aku kembali!" jawab Sehun sebelum melompat keluar lewat jendela dari  Suzy.

Sehun tidak mau menyakiti hati seorang perempuan. Tapi ia sudah menyakiti hati Suzy. Dasar Oh Sehun. Bodoh. Apa yang kau pikirkan?

Entahlah.

Tidak ada yang mengerti jalan pikiran seorang bocah laki-laki bernama Oh Sehun.

***

"Aku kembali!"

"Oh, kau kembali." jawab Suzy tanpa menoleh sedikit pun ke arah Sehun. Karena ia sedang sibuk membaca novel dalam posisi tengkurap di ranjangnya.

Sehun membanting tubuhnya di ranjang Suzy tepat di samping Suzy "Kau belum tidur?"

Suzy menggeleng. Lalu hening.

"Suzy," Sehun mengubah posisi tidurnya sama seperti Suzy. "Cari pacar sana!"

OH SEHUN!!! APA YANG KAU PIKIRKAN HAH?!

"Buat apa?"

"Gak tahu. Cari saja,"

"Masih kecil ah. Lagian kalau memang jodoh, juga akan ketemu."

"Asssiiiik bijak. Janji ya? Kalau sudah dewasa kita akan memperkenalkan pacar kita masing-masing. Janji?"

Pacar masing-masing. Itu berarti Sehun dan Suzy tidak akan bersama. Mereka akan mempunyai kekasih masing-masing. Bukan Sehun dan Suzy sang sepasang kekasih. Karena mereka akan mempunyai kekasih masing-masing. Harapan Suzy langsung musnah untuk menjadi kekasih Sehun kelak.

"Sehun pulanglah. Aku mau tidur."

"Baiklah. Selamat malam."

Suzy tidak menjawab. Ia langsung menutup wajah dengan selimut dan menangis di baliknya.

Suzy ingin Sehun. Bukan orang lain.

Ayolah Suzy. Kau pasti bisa menemukan yang lebih baik dari Sehun. Suatu saat nanti, ia akan datang.

Berhentilah menangis.

"Aku berjanji Sehun." kata Suzy ditengah tangisnya.

*** 
10 tahun kemudian...

"Saya pesan amerikano satu," kata Sehun kepada seorang pelayan di cafe.

Lihatlah Oh Sehun sekarang. Semakin tampan. Rambut coklatnya ditata rapi. Kemeja yang ia kenakan sedikit ketat, dan itulah yang membuat ia terlihat y. Oh Sehun sudah dewasa.

Intinya Oh Sehun semakin tampan.

Tapi Sehun, kau sudah mempunyai kekasih?
Kau sendirian saja di cafe ini. Kau lupa akan janjimu yang kau buat?

Jika sudah dewasa, bukannya kau dan Suzy akan memperkenalkan kekasih masing-masing? Tapi dimana kekasihmu?

Dan dimana Suzy?

"Hei, ini pesananmu Tuan Oh." kata Minseok sambil menaruh secangkir kopi di meja Sehun.

"Minseok, kenapa kau yang melayaniku? Seharusnya kan pelayan itu yang mengantar?"

Minseok duduk di salah satu kursi dari 4 kursi yang tersedia di meja itu, "Aku sekalian mau ngobrol dengan teman lama. Sukses ya sekarang?"

"Iya, kau juga." Sehun meneguk kopinya.

"Suzy bagaimana?"

Sehun berhenti meneguk kopinya, ia meletakkan cangkir itu di meja. Entah apa mengapa aneh rasanya mendengar nama itu. "Kenapa menanyakan hal itu kepadaku?"

"Oh ayolah, kau dan Suzy kan dekat. Bahkan ku kira kalian berpacaran."

"Kami hanya berteman, okay?"

Minseok mendecakkan lidahnya "Kau membohongi perasaanmu sendiri, Oh Sehun."

Sehun tertawa pahit, "tahu apa kau tentang perasaanku?

"Ah sudahlah. Jika kau menyesal, jangan salahkan aku."

"Aku tidak pernah menyalahkan orang lain."

"Oh Sehun? Kim Minseok? Wah, sudah lama ya tidak bertemu. Malah bertemu disini. Hai!"

Minseok tiba-tiba menganga karena melihat apa yang ada di depannya.

"Kau kenapa Minseok?" Sehun menoleh ke belakang "Ah i...." Sehun membuka matanya lebar-lebar "S-Suzy..."

Sehun dan Minseok menganga bersama. Mereka terkejut melihat penampilan Suzy sekarang. Suzy tidak berponi lagi. Ia membiarkan rambut coklatnya tergerai. Dan pakaian yang dikenakan Suzy sangat cocok dengan tubuh langsingnya. Mini dress berwarna biru tua dan jas yang hanya dipakai di bahunya saja.

Suzy duduk bersama Sehun dan Minseok "Bagaimana kabar kalian?"

"Baik!" jawab Sehun dan Minseok serentak.

"Suzy, kau ke cafe ku ini bersama siapa? Sendiri?"

"Oh ini cafe-mu Minseok?" Suzy melirik Sehun yang sedang meneguk kopinya "Aku ke sini dengan kekasihku." Jawab Suzy sambil tersenyum riang.

"APA?!?!?!" teriak Minseok.

Kenapa dengan Minseok? Oh biasa. Hanya terkejut.

Dan kenapa dengan Sehun. Kenapa ia memuncratkan kopinya?

"Dimana tisu?"

"Ini," Suzy menyodorkan tisu ke arah Sehun. "Kenapa?"

Sehun mengambil tisu dari tangan Suzy "Makasih. Panas kopinya."

Hah. Alasan macam apa itu.

"Siapa nama kekasih mu?" Tanya Sehun sambil mengelap meja yang basah karena kopinya.

"Mark. Mark Tuan."

Sehun tertawa, "Kenapa bukan Mark Nyonya saja?"

Garing.

"Apa masalahmu Tuan Oh?" kata Suzy dengan senyum terpaksa di wajahnya.

"Tidak ada."

"A-ku pergi dulu okay. Silahkan kalian mengobrol."

"Jangan pergi!" kata Sehun dan Suzy serentak tanpa menatap Minseok sedikit pun karena keduanya sedang saling bertatapan.

"Masa bodo. Aku mau pergi!" akhirnya Minseok pergi meninggalkan Sehun dan Suzy berdua.

Dan seseorang datang. Seorang laki-laki datang.

"Suzy,"

"Ah Mark. Ayo duduk!"

Mark langsung duduk bersama Sehun dan Suzy.

Ternyata Mark itu tampan. Tidak kalah tampan dengan Sehun.

"Sehun, ini Mark. Kekasihku."

Sehun memutar kedua bola matanya "Baiklah."

Mark mengelus rambut Suzy lalu berdiri "Aku ke toilet dulu ya," kata Mark sebelum meninggalkan Sehun dan Suzy.

Suzy tersenyum "Iya," lalu Suzy menatap Sehun setelah Mark sudah pergi. "Janjiku lunas."

"Baiklah."

"Dimana kekasihmu?"

"Tidak ada."

"Apa?"

"Sudahlah. Nanti kalau ada, akan aku kenalkan. Dan janjiku akan lunas." Nada malas terdengar dalam suara berat Sehun.

"Baiklah. Aku tunggu."

Sehun mengambil jasnya yang ia taruh di badan kursi "Aku pergi duluan."

"Baiklah. Bye"

Sehun hanya menjawab dengan gumamam dan pergi begitu saja, tidak mau menatap gadis itu. Terlalu malas berurusan dengannya lagi. Dan Suzy, hanya bisa menatap Sehun pergi meninggalkannya.

***

"Promise me,"

"I promise."

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kkamjongzy
#1
Chapter 1: Yaaah sehun sehun:(
heehyo97 #2
Chapter 1: Its one shot?? Or chapter? I hope is chapter...
Suzy have boyfriend but sehun?? Poor sehun :(
Uhmmm are sehun love suzy??
heehyo97 #3
Wowo suzy and sehun ^^
am0rtentia
#4
Looking forward on your fic :)