KEMBALI BERHARAP

A Cup of Sulli's Love Story

Cast : Choi Sulli, Kim Jongin

Type : Oneshot-Series

Rate : +17, PG

Note : 2 more chapters and this fic totally end. So sad, but I'm going to write down another Kaili fict or Hunli fict?? Hahaha. Bahasa Only. Happy Reading!

 

KEMBALI BERHARAP

Kai bingung, Eomma-nya heboh setengah mati. Seluruh anggota keluarganya di peluk satu-satu. Appa-nya juga bahagia, terpancar jelas dari raut wajahnya. Abangnya sih biasa aja. Nggak bingung dan cengo seperti dirinya.

“Eomma, ada apa sih. Berhenti peluk-peluk deh” ucapnya risih dipelukin Eommanya.

“Nih kamu lihat sendiri deh” Kai menerima gambar yang terpampang di IPad Eomma-nya. Mata tajamnya nyureng saking bingungnya melihat dua garis merah yang ada di layar. Oke jadi maksudnya apa dua garis merah ini? Ia melirik ke arah abangnya minta tolong menjelaskan.

“Bego, itu garis testpack tau!” seloroh abangnya. Heran Ia, IQ 129 Kai kok nggak bisa nebak dengan cermat. Ketutup rumus fisika mungkin. Mungkin.

What?

Dia bakal punya adik lagi begitu? Kai menatap Eommanya nggak percaya. Eomma yang sudah berkepala 5 nyaris 6 itu mau punya anak lagi. What the…

“Hyo Noona!” sahut abangnya yang merasa perlu menjelaskan kembali situasi yang terjadi karena melihat adiknya pucat pasi itu. Sore tadi Hyo Noona mengirim gambar hasil testpacknya dan membuat seluruh rumah gempar saking senangnya. Maklum pernikahan mereka sudah menginjak usia dua tahun dan baru pada tahun kedua ini mereka dipercaya untuk mengasuh seorang anak. Dengan kata lain menjadi seorang Ibu dan Ayah.

“Oh..heran deh. Biasa aja kenapa sih. Kirain Korsel menang piala dunia” Seloroh Jongin.

“Kai ini cucu pertama Eomma, ponakan pertama kamu. Pokoknya kita harus merayakan ini. Ayo kita belanja. Hyunnie undang Noona mu dan Hyung makan malam di rumah, ne. Eomma mau masak istimewa hari ini”

“Sayang Appa nggak bisa nganter, masih harus mengurus beberapa hal. Kai, Appa minta tolong. Antar Eomma bisa kan?” Appanya buru-buru berucap diplomatis.

Hah? Aku? Nggak salah?

***

Sulli ngotot ikut belanja Hara Ahjumma yang katanya harus beli bahan makanan untuk seminggu ke depan. Padahal Hara ahjumma udah ngelarang Nona-nya itu pergi-pergi sesuai mandat dari Nyonya Besar. Bahaya katanya kalau malam-malam seorang perempuan pergi tanpa pengawasan orang tuanya. Tapi masa bodo, dari pada di rumah sendiri. Mending juga ikut belanja sekalian cuci mata.

“Pokoknya nggak mau tau, kalau Sulli nggak boleh ikut Hara ahjumma juga nggak boleh pergi” ancamnya.

“Iya deh Non, tapi ganti baju dulu Non. Masa iya mau pergi pakai baju seperti itu” Hara ahjumma menunjuk Hot pants hitam dan jersey emas tanpa lengan yang Sulli kenakan. Jersey kebanggaan Kai.

“Ah gampang tinggal pakai cardigan aja” Sulli ngacir mengambil cardigan creamnya dan langsung mengamit lengan Hara Ahjumma. “Yuk Ahjumma!”

Hari ini Ia memutuskan memakai jersey Kai karena gadis itu begitu rindu pada pemuda sialan itu. Pemuda yang senantiasa selalu menjungkir balikan hatinya.

***

“Jadi enaknya pilih paprika merah atau hijau?”

“Apa bedanya?”

“Warnanya”

“Yaudah sesuaikan aja sama warna baju Eomma, pilih yang merah aja” Jongin kesel. Dari tadi Eomma-nya ngaco. Mana abangnya pergi entah kemana. Katanya beli yoghurt, tapi ini kok nggak balik-balik.

Jongin ini laki Ma! Mana tau harus pilih paprika yang seperti apa. Gini nih kalau di suruh nganter emak-emak belanja. Ini juga Eomma-nya bukannya minta tolong Shin Ahjumma buat nemenin malah minta dua anak laki-lakinya yang nggak ngerti sama sekali tentang dunia masak buat nganter dan nemenin belanja.

“Enaknya pilih daging cin..”

“Mah Kai cari air dulu ya, haus” potong Jongin tiba-tiba. Udah capek Ia, bingung juga. Harusnya Eomma-nya ini udah tau mau masak apa, jadi belanja nggak nanya-nanya mulu. Nggak sampai sedetik selesai ngomong dan nggak butuh persetujuan Eommanya, Jongin langsung ngacir pergi ninggalin Eommanya sendirian kebingungan milih daging. Terserah deh mau pilih daging yang seperti apa. Jongin terima beres aja.

***

Sulli masih asik milih-milih yoghurt dan banana milk kesukaannya. Ia membawa keranjang belanjaan sendiri yang hanya berisi kebutuhannya. Biar nanti bayarnya sekalian sama Hara Ahjumma. Dari belakang ia di tabrak oleh seseorang hingga keranjang belanjaannya tumpah. Sulli kesel. Itu orang nggak punya mata atau gimana sih. Jalan lebar-lebar juga. Sulli membalikan wajahnya dan bersiap untuk menyemprot orang itu dengan caci maki atau apapunlah.

Tapi justru Sulli sediri yang speechless. “Oppa..” desisnya.

***

Jongin sibuk mainan smartphone-nya. Dia nggak mainan game, nggak nungguin pesan masuk juga. Dia udah tobat kok. Udah nggak mainin cewek lagi. Dia Cuma sibuk menggeser layar ponselnya yang menampilkan foto Sulli. Mantan pacarnya. Sudah hampir sebulan ini Ia benar-benar hilang kontak dengan gadis itu. Jongin memutuskan untuk pergi selamanya dari hidup Sulli. Ia merasa tidak pantas bersanding mendampingi gadis itu. Terlalu banyak Ia menyakiti Sulli.

Gara-gara sibuk mainan ponsel inilah Jongin menambrak seseorang. Menabrak gadis lebih tepatnya. Hingga membuat keranjang belanjaannya jatuh dan barang-barangnya tercecer. Saat hendak menolong tiba-tiba saja si gadis berdiri dan berbalik menatapnya.

Jongin pias. Yang ditabrak ternyata Sulli. Lebih pias lagi karena gadis itu mengenakan Jersey kebanggaannya.

“Jerseyku….” Desisnya

***

Jongin hendak buru-buru pergi dari hadapan Sulli. Ia sudah bertobat. Nggak akan mencampuri urusan apalagi hidup Sulli. Tapi tangannya justru di cekal Sulli. “Oppa jangan pergi…” ucap Sulli lirih. Jongin jadi seding mendengarnya. Hatinya jadi ragu untuk melepaskan gadis ini.

“Enggak kok Ssul, aku mau ngambil banana milk tuh di etalase” cengirnya.

Mereka berdua berjalan menyusuri setiap koridor swalayann dengan Jongin yang membawakan keranjang belanjaan Sulli. Dari tadi mereka jalan Sulli ataupun Jongin nggak ngomong sama sekali. Jongin lebih memilih meminum banana milknya yang kedua dari pada ngajak Sulli ngomong. Sulli juga, bingung gadis itu mau memulai percakapan dari mana. Rasa kangen, sebal, kesel, gondok, rindu, cinta bercampur jadi satu.

“Oppa…aku kangen kamu” kali ini Sulli yang bicara. Jujur dan lugas. “Aku pakai jersey Oppa karena aku kangen Oppa. Oppa kemana? Kok nggak pernah main ke rumah lagi?”

Jongin tersentak. Ketika seluruh raga dan batinnya telah siap melepas gadis itu pergi. Kenapa justru gadis itu menahannya dengan satu kata. Kangen.

“Aku sibuk Ssul, maaf ya. Kuliah udah mulai padat” cengir Jongin. “Gimana kabar Minho Hyung?” bohong banget tanya kabar Minho. Setiap hari Ia juga selalu berkirim pesan, sekedar menanyakan keadaan Sulli. Sekedar tahu Sulli bahagia hanya untuk menenangkan batinnya.

“Minho Oppa baik. Dia sering pergi dengan Jeje unnie”

“Wajarlah, mereka kan pacaran Ssul. Oh iya, gimana kabar Sehun? Dan juga hu…hubungan kalian?”

“Hunnie baik Oppa. Kami masih baik-baik saja. Dia masih sahabatku yang cerewet dan ngeselin”

Ada secercah kebahagiaan di sudut hati Jongin. Hubungan mereka masih sahabat. Pantaskah Jongin berharap kembali??

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
bussyasbee
Finally i can finish it! I'm so happy but sad at the same time. Feel like I have not given the best for my reader. But I want to stop this fiction right away

Comments

You must be logged in to comment
Megumi_Watanabe
#1
Chapter 15: Nemu ff hunli jadi seneng.. masih dikit yg shipper coulpe ini.. hehh
Megumi_Watanabe
#2
Hi, thor

Suka sama ceritanya
vanilla133 #3
Chapter 14: i hope you keep your promise authornim. i'll wait for you!!!
winanti #4
Nemu ff hunlli juga,, sukaaa, ups tapi kasian sehun, sulli harus pura2 gak peka. Kayaknya lebih asik kalo hbungan mreka bsa pacartan deeehhh
ChoiChinLi
#5
Chapter 13: Hi, Thor... :)
Sebenarnya, aku lagi nyari FF HunLli pads awalnya... Tapi malah masuk ke sini & nemuin KaiLi... Hahahaha
Aku suka gaya bahasamu... Komunikatif & ringan. Cara berceritanya pun kocak dan ceritanya sendiri enak buat diikuti...
Lanjut, Thor! :)

Boleh request FF pairing HunLli gak?
Terimakasih. :)