KENCAN MANIS SEHUN

A Cup of Sulli's Love Story

Cast : Choi Sulli, Oh Sehun, Kim Jongin, Park Jiyeon, Choi Minho

Type : Oneshot-Series

Rate : +15, PG

Note : Reach final! Hope you like it. Bahasa Only. Happy Reading!

 

KENCAN MANIS SEHUN

“Tuh kan apa ku bilang. Jongin Oppa pasti datang ke rumah” ucap Sulli ketika Sehun sudah menjalankan mobilnya keluar gerbang rumah Sulli. “Sudah beberapa kali ini setiap Sabtu Ia selalu mampir ke rumah dengan alasan yang aneh-aneh. Dan saat aku belajar di gazebo, Jongin Oppa selalu melihat ke arahku. Bukankah itu menyeramkan Hun?”

“Itu tandanya dia suka sama kamu Ssul. Kamu kok nggak peka sih?” ucapanya

“Peka kok”

Kalau peka, kamu harusnya tahu sinyal-sinyal yang aku kirim Ssul.

“Aku takut dia hanya memepermainkan ku Hun”

“Makanya kamu itu harus peka, biar bisa bedain mana yang cinta beneran mana yang macarin kamu Cuma buat status semata”

“Harus??”

“Harus dong, biar kamu nggak salah jalan dan nggak salah pilih. Nanti mewek lagi. Orang serumah panik lagi. Nggak kasian sama Eomma yang harus bolak-balik Singapura cuma buat mastiin kamu nggak nangis?” ucap Sehun.

Seminggu setelah Sulli putus dengan Jongin, Ia tidak berhenti menangis. Membuat Eommanya yang sedang dinas di Singapura terpaksa bolak-balik dan membuat Oppanya yang sulung terpaksa menelepon setiap malam. Minho? Jangan tanyakan kemana laki-laki itu pergi. Sudah cukup jengah dengan suara tangisan adiknya. Hampir tiap malam Ia membantu Jiyeon dan neneknya jaga café. Dari pada mendengarkan tangisan Sulli, lebih baik dia jaga café kan? Sekaligus pacaran. Di bayar pula dengan harga pegawai paruh waktu.

“Jadi menurut kamu Jongin Oppa cinta beneran sama aku Hun?”

Yang cinta beneran sama kamu itu aku Ssul. Aku!

“Ehm…entahlah Ssul. Mungkin” Sehun memutar kemudi untuk berbelok menuju parkiran masuk Namsan Tower. “Serius kita mau belajar di sini?” Sehun menatap area Namsan Tower yang kelewat rame. Lupa kalau sekarang hari Sabtu dan belum lagi Namsan tower merupakan salah satu destinasi turis mancanegara kalau berkunjung di Korea.

“Seriuslah, tuh aku udah nyogok kamu pake bubble tea dan bulgogi, jadi seharian ini kamu harus nemenin aku. Males ah di rumah. Ketemunya Jongin Oppa sama Minho Oppa”

Seminggu lalu Sulli memang sudah merencanakan acara jalan-jalan ini. Bosen belajar di gazebo terus menerus. Ditambah ketemu Jongin yang suka curi-curi pandang itu. Lagi pula Sulli nggak mau pacaran dulu. Mau fokus sekolah biar tahun depan bisa masuk kedokteran, nemenin Sehun yang juga mau masuk di jurusan yang sama.

Dengan muka memelas dan cerita yang dibuat-buat akhirnya Sulli berhasil membujuk Sehun untuk jalan-jalan di Namsan tower. Yaaah, walaupun pake syarat bawa bubble tea, dan itu harus Sulli sendiri yang membuatnya. Alesan aja sih si Sehun biar bisa makan masakan Sulli dan Bubble tea buatan Sulli.

“Jadi kita mau duduk dimana?” Sehum memandang hamparan manusia yang sibuk berselca di sana sini.

“Ehm….dimana ya? Kok rame sih?”

“Namsan Tower mana pernah sepi sih Ssul? Di sana aja gimana” tunjuk Sehun pada sebuah lahan kosong di bawah pohon Sakura yang sedang bermekaran. Maklum sekarang kan musim semi.

“boleh deh”

Sehun menggelar kain merah kotak-kotak yang di bawanya dari rumah. Kemudian Sulli mempersiapkan makanan yang sudah di pack dalam kotak bekalnya. “Ini aku yang masak loh, walaupun masih di pandu sama Hara ahjumma” pamer Sulli

“Mana-mana sini aku coba”

“Nih…” Sulli menyuapkan sepotong kimbab pada Sehun. Was-was Sulli menunggu reaksi Sehun yang masih mengunyah tanpa komentar apapun. Mukanya datar-datar saja. Cenderung mengkerut-kerut. Apakah itu tandanya tidak enak?

“Ehm….enak banget deh Ssul. Cobain sendiri nih” kali ini giliran Sehun yang mengambil alih sumpit di tangan Sulli, lalu menyuapkan kimbab kepada Sulli.

“Wah, enaaaak. Nggak salah emang kalau aku ini sebenarnya jago masak.” Sulli tertawa bangga dan Sehun hanya mencibir.

“Kalau kimbab, Hayoung juga bisa Ssul.”

“Nih coba bulgoginya”

Sehun sebenarnya hanya menggoda Sulli saja. Ia tahu kok kalau sebenarnya Sulli jago masak. Sama seperti Eommanya yang pandai masak lasagna itu.

“Ihh nggak enak” dan Sulli langsung cemberut. “Nggak enak kalau Cuma satu, hahahah…..” Sehun mengambil alih sumpit di tangan Suli dan mencomot sepotong daging olahan khas korea itu lalu menjejalkan ke mulutnya.

“Aku kira sungguh tidak enak” Sulli mengerucutkan bibirnya sebal karena terus menerus digoda oleh Sehun.

“Daging mana ada sih yang nggak enak Ssul”

“Dasar karnivor. Laki-laki itu sama saja ya, Jongin Oppa juga karnivor, hihihihi….” Sulli mengenang masa-masa pacarannya dengan Jongin.

Pada saat itu pertama kali Hara Ahjumma membuat Galbichim dan Jonginlah yang menjadi kelinci percobaannya. Hara Ahjumma tidak pandai membuat galbichim. Tetapi karena Sulli sangat kangen dengan galbichim dan Eommanya terlalu sibuk bekerja jadilah Hara Ahjumma mencoba-coba resep galbichim hasil browsingan Sulli di dunia maya. Sekalipun rasanya terlalu manis tetapi galbichim buatan Hara Ahjumma tetap saja habis dan se-kuali besar galbichim raib masuk ke dalam perut Jongin. Untung saja Jongin masih ingat untuk tidak memakan kualinya juga.

“Kita kan lagi nge-date Ssul, jangan sebut-sebut Jongin Hyung dong” Goda Sehun.

“Ihh, kata siapa kita nge-date. Nih ajari aku kalkulus”

Sulli menyerahkan setumpuk buku kalkulus ke hadapan Sehun. Seperti yang disebutkan di episode awal. Sulli tidaklah pandai. Ia hanya rajin dan suka belajar. Rangking dua paralelnya itu juga hasil sokongan belajarnya dan les dengan guru bimbelnya.

“Ini salah Ssul, nggak gini caranya”

“Mana?”

“Ini kan perkalian Ssul, harus di pisah dulu biar bisa di integralkan. Kan di panduan rumusnya juga nggak ada contoh langsung perkalian, semuanya itu dijumlah atau dikurang”

Sulli merapatkan duduknya ke arah Sehun. Memelototi bukunya maksimal. Menganalisa tulisan Sehun yang seperti cacing bergerak-gerak.

“Hun, nggak ngerti deh kamu nulis apa”

“Ah bawel, makanya perhatikan aku nulis”

Kali ini Sulli serius melihat tulisan tangan Sehun. Matanya menatap lekat-lekat tangan sehun yang bergeran dan sesekali memandang bibir Sehun yang berkomat-kamit membacakan rumus.

Sehun cakep juga ternyata!

Oh damn! Ssul fokus Ssul. Ini masih Sehun kok, bukan T.O.P Bingbang.

Bukannya tambah fokus Sulli justru semakin buyar melihat bibir tipis Sehum yang berkomat-kamit itu. Mengapa dirinya baru sadar kalau selama ini sahabatnya itu sangatlah tampan.

“Jadi gitu Ssul cara ngerjainnya, ngerti kan?” Sehun balik menatap Sulli yang sedari tadi menatapnya.

Boro-boro ngerti. Merhatiin aja nggak Hun!

“Ah iya ngerti kok, ngerti…”

Ditatap Sehun seperti itu justru membuat Sulli salah tingkah. Ya Tuhan, ini Cuma Oh Sehun. Sabahatnya sejak mereka masih menghisap jari dan pakai popok. Apasih yang ada di pikiran Sulli ini. Nggak kok, dia nggak akan suka dengan Sehun. Baginya Sehun sudah seperti adiknya sendiri. Sahabat terbaiknya. Dan tidak akan pernah menjadi kekasih apalagi pendamping hidup kelak.

***

“Udah Sore nih, balik yuk, makanan juga udah habis” ajak Sulli.

Sehun yang sedari tadi bengong menatap wajah ayu Sulli jadi kaget dan wajahnya memerah karena tertangkap basah sedang mengamati lekat-lekat wajah gadis manis itu.

“Eeeehh nggak jadi hunting foto?”

“Nggak deh, ini kan malam minggu Hun, Eomma dan Appa pasti sudah pulang di rumah. Aku mau minta kompensasi dan quality time” sungutnya.

“Iyadeh iya nona cantik tapi bawel”

“Biar bawel tapi cantik”

“Iya tapi tetep aja bawel”

“Tapi kamu suka kan?” goda Sulli.

Sehun yang digoda seperti itu justru jadi salah tingkah. Ya Tuhan, kenapa gadis ini tak kunjung mengerti juga bahwa dirinya jatuh cinta padanya. Mengapa gadis ini justru bertingkah seolah-olah Sehun ini hanya bercanda kepadanya.

“Kalau aku suka emangnya kenapa?”

“Hahahahah ngaco, kita kan temen Hun. Udah ah pulang yuk, Eomma pasti udah nungguin anak perempuannya ini”

Sulli melenggang masuk ke dalam mobil, menunggu Sehun yang masih sibuk beres-beres peralatan piknik mereka. Bukannya Sulli nggak tahu. Ia tahu kok, Ia peka. Ia hanya pura-pura tidak peka saja. Bukan apa-apa, Sulli hanya tidak ingin hubungan persahabatan mereka menjadi hancur hanya karena sebuah rasa cinta yang tumbuh diantara mereka. Sulli tidak ingin hubungan baik ini harus berakhir seperti hubungannya dengan Jongin. Yang sampai sekarang bahkan Sulli masih butuh waktu untuk merasa biasa pada Jongin.

Hun maaf, aku nggak bisa…

***

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
bussyasbee
Finally i can finish it! I'm so happy but sad at the same time. Feel like I have not given the best for my reader. But I want to stop this fiction right away

Comments

You must be logged in to comment
Megumi_Watanabe
#1
Chapter 15: Nemu ff hunli jadi seneng.. masih dikit yg shipper coulpe ini.. hehh
Megumi_Watanabe
#2
Hi, thor

Suka sama ceritanya
vanilla133 #3
Chapter 14: i hope you keep your promise authornim. i'll wait for you!!!
winanti #4
Nemu ff hunlli juga,, sukaaa, ups tapi kasian sehun, sulli harus pura2 gak peka. Kayaknya lebih asik kalo hbungan mreka bsa pacartan deeehhh
ChoiChinLi
#5
Chapter 13: Hi, Thor... :)
Sebenarnya, aku lagi nyari FF HunLli pads awalnya... Tapi malah masuk ke sini & nemuin KaiLi... Hahahaha
Aku suka gaya bahasamu... Komunikatif & ringan. Cara berceritanya pun kocak dan ceritanya sendiri enak buat diikuti...
Lanjut, Thor! :)

Boleh request FF pairing HunLli gak?
Terimakasih. :)