chapter 2

friend for money

 

Jongin memasuki kelas yang sudah rame oleh para siswa. Ia duduk di paling belakang, sendiri. Ia lalu meletakkan tas di kursi sebelahnya. 5 menit lagi ucap nya. Ia akan memanfaatkan waktu 5 menit ini untuk tidur sebentar. Handphone nya berdering. ‘jongin-ah, hukumanmu sudah dicabutya? Aku liat tadi mobilmu lewat didepan rumahku. Kenapa tidak menjemput seperti biasa?” sms baekhyun. ‘kemana kau kemaren saat aku kesusahan. Giliran begini saja sok baik padaku.’ Ucap jongin lalu menghapus semua sms dan nomor dari teman-teman gank nya itu. Bukan teman, tapi hanya sekumpulan orang mata duitan kata jongin. Jongin emang selalu lewat rumah baekhyun setiap mau berangkat sekolah. Dan setiap hari jongin selalu menjemput baekhyun dan mengantarnya kesekolah. Padahal sekolah mereka berlawanan. Walau harus menghabiskan bensin, bagi jongin tidak masalah. Ia pikir itulah yang teman lakukan pada temannya. Tapi kini ia sadar ia hanya dimanfaatkan untuk menghemat uang dan jongin merasa ia tak seperti supir pribadi.

“anak-anak perhatikan kita kedatangan murid baru.baiklah perkenalkan dirimu.” Ucap song seongsaenim membuat seluruh anak mau tak mau memperhatikan kedepan. Didepan sudah berdiri seorang namja.

“perkenalkan namaku Oh sehun, senang bertemu kalian. Mohon bantuannya” ucap namja itu lalu membungkuk.

“oh sehun disini ada 4 bangku yang kosong jadi kau bisa pilih manapun yang kau mau” ucap song seongsaenim. Sehun mengangguk berjalan.

‘siall... jangan bangku sebelahku. Aku tidak mood sekarang. Aku ingin sendiri. Pilih bangku yang lain. Jeball’ batin jongin begitu melihat sehun mulai berjalan. Dan ternyata sehun berjalan kearahnya dan... bingo sehun memilih duduk disebelahnya.

“baiklah sehun. Semoga kau bisa betah disini dan melanjutkan prestasi mu seperti disekolah lamamu. Baik anak-anak buka buku kalain dan kita mulai pelajaran” lanjut song seongsaenim semua siswa fokus pada pelajaran

“hai. Aku oh sehun. Kau kim jongin kan?” ucap sehun mulaipercakapan

“kenapa kau memilih duduk disebelah ku. Ada 4 bangku yang bisa kau duduki. Kenapa kau pilih disini hah? Dan tau dimana namaku?” ucap jongin dingin

“entahlah hanya ingin saja duduk dengan mu. Kau sepertinya sangat terkenal. Aku tahu banyak tentang mu. Kau adalah anak tuan kim, donatur terbesar disekolah ini kan?” jawab sehun masih tersenyum

“oh aku tau sekarang. Kau coba berteman dengan ku karena ingin memanfaatkan ku kan dasar” gerutu jongin.ia tahu sehun sama seperti teman-teman lainnya. Yang hanya memoroti uangnya. Berteman karena dia orang berada.

“dari mana kau tau aku ingin berteman dengan mu?” tanya sehun masih tersenyum, tidak peduli ucapan sinis jongin.

“sireoyo. Aku tidak mau berteman dengan mu?” jongin lalu melipat tangan dan tidur. Memcoba mengacuhkan sehun.

Tampa terasa, bel istirahat berbunyi.

“baiklah kita cukupkan sampai disini” semua anak-anak menyambut dengan wajah gembira. Ada langsung ketoilet, kantin perpus atau kemana pun keluar dari kelas.

“jonginie... kau tidak makan?? Ayo kekantin. “ ucap sehun sambil menguncang tubuh jongin.

“pergi saja sendiri”

“aku kan tidak tau kantin”

“kau keluar saja lalu liat tempat paling rame. Disana pasti kantin” jongin melanjutkan tidurnya.

“jonginie, bagaimana kalau aku tersesat hah?” sehun merajuk

“sehun-ssi. pertama, memang kenapa kalau kau tersesat? Kau tinggal tanya guru atau siswa lain kan. Jangan mendramatisasi keadaan. Kau bukan anak kecil lagi sehun-ssi. Kedua jangan memanggilku jonginie, sehun-ssi jangan sok dekat dengan ku. Ketiga jangan gunakan banmal padaku. Kita bahkan baru kenal. Keempat... ehmm” jongin berhenti sejenak ragu mengucapkannya. “keempat aku tidak lapar” ucap jongin namun sehun tertawa ketika itu perutnya berbunyi. ‘ayolah kenapa perut ini tidak bisa diajak kompromisi’ batin jongin

“jonginie, kalau kau tidak lapar kenapa perut mu bunyi begitu?” akhirnya jongin terpaksa berdiri dan menuju kantin diikuti sehun

“sehun-ssi. Kenapa ikut-ikutan duduk dimeja yang sama dengan ku sih?” tanya jongin jutek. Dan tetap memanggil sehun dengan embel-embel ssi. Berusaha menunjukkan kan bahwa mereka adalah orang asing satu sama lain

“aku Cuma kenal kau disini. Lagian aku kan datang dengan mu jongin-ah”

“jongin-ssi. Panggil aku jongin-ssi jangan sok akrab dengan ku” jongin tetap keras kepala. Tapi sehun tetap tidak peduli itu.

“kenapa kau tidak makan?” tanya jongin begitu melihat sehun hanya meminum jus.

“sepertinya aku lupa bawa uang hehe” trik lama, batin jongin. Trik yang selalu dipakai oleh teman-temannya. Pura-pura dompet ketinggalan lah, ujung-ujungya jongin lah yang bayar.

‘aku tidak akan tertipu. Bilang saja minta aku belikan. Dasar mata duitan’ gerutu jongin dalam hati. Ia lalu kembali pada makanan yang dipesannya. Tapi ia justru tidak bisa. Ia tidak bisa jika ia makan dan ada orang melihatnya. Tidak nyaman.

“huh, menyusahkan saja. Sudah pesan makan sana” ucap jongin masih jutek

“kau mau belikan untuk ku?” tanya sehun berbinar-binar

“giliran gratis saja cepat. Enak saja. Aku pinjamkan uang padamu jadi kau harus ganti nanti”

“kenapa tidak gratis sih? Itung-itung sebagai traktiran tanda pertemanan”sehun memelas. Huh jongin paling tidak tahan jika ada orang yang memelas begitu padanya.

“singkirkan tampang memelas mu itu. Pokoknya ini tidak gratis dan kau harus ganti. Terserah mau kapan. Aku sudah melonggarkannya nih. Lagian siapa yang bilang aku mau berteman dengan mu” sungut jongin

“gomawo, jongin-ah”

“ingat kau harus bayar sehun-ssi” sehun tidak menanngapi, ia kini sudah terfokos dengan makanan. Selalu begini, teman-temannya dulu juga sering begini. Bilang ia Cuma minjam, tapi ujun-ujungnya mereka akan lupa membayarnya, atau mungkin pura-pura lupa. Dan jongin bukan tipe orang yang suka menagih-nagih hutang. Ia ingin temannya mengembalikan dengan kesadaran sendiri.

“ayo kekelas” ucap jongin begitu selesai dengan makanannya

“jongin-ah, kau tidak bawa minuman ini, ini bahkan belum sampai setengah kau minum” ucap sehun menunjuk botol air mineral yang sengaja ditinggalkan jongin. Ia memang hanya meminumnya setengah dan memang sengaja ia tinggalkan. Paling Cuma berapa harga air mineral itu sebotol.

“sudahlah, tinggalkan saja” jongin cuek

“andwe, ini mubazir namanya. Bawa saja, bagaiman kalau kau nanti haus. Kau pasti beli lagi kan”

“kenapa kau perhitungan seperti seorang ahjumma sih. Paling harganya Cuma berapa. Kajja. Atau kau akan kutinggal”

“baiklah kalau begitu aku saja yang bawa, lumayan” ucap sehun.

Semakin lama jongin makin tahu kalau sehun adalah orang yang sangat irit, atau lebih tepatnya pelit. Sangat perhitungan dengan uang. Sehun biasanya akan membawa air dari rumah. Katanya kalau beli tiap hari akan mahal. Jongin juga pernah mendapati kalau sehun tidak langsung naik bus dihalte depan sekolahnya. Ia justru berjalan 1 halte dulu dan naik bus disana.

“karena kalau aku naik bus disana, jalur nya jauh lebih pendek sehingga bayar jauh lebih murah”jelas sehun waktu ditanya jongin

“sehun-ssi, berapa sih yang kau hemat cuman 1000 saja kan?”

“jongin-ah, jika 1000 di kali 5 hari berapa? Lalu 5000 lalu dikali dua karena aku berangkat pagi dan pulang sekolah sorenya. 10000 di kali 4 minggu dalam sebulan jadi 40000. 40000 dikali 6 bulan dalam satu semester sudah 240 rb. Lumayan kan”

“terserah” ucap jongin lalu pergi sambil menutup telinga.


 

“jongin-ah” teriak sehun

“sehun-ssi tidak bisakah kau berkata biasa saja. Terakhir kali aku periksa aku belum tuli”

“mianhae.. hehe oh ya kau sudah dapat undangan ulang tahun itu?” jongin mengangguk malas. Menurutnya itu buang-buang waktu. Kenapa sudah SMA begini masih merayakan ulang tahun.

“sepertinya dia mengundang teman sekelas. Ayo jongin-ah kita berangkat”sehun semangat sekali

“shireoyo. Membuang waktu.”

“ayolah, kita pergi yuk. Lumayan makan gratis”

“huh, dasar mr.krab.” ucap jongin. Kini ia punya julukan untuk sehun. Sifatnya yang pelit itu mirip dengan karakter mr.krab di kartun spongebob.

“biarin dari pada kau squidward. Hidupmu selalu membosankan. Datar. Cepat marah” balas sehun ikut-ikutan mengejek jongin.

“sudah sana.. pergi.. aku ingin tidur, ngantuk”

“janji dulu mau datang ke pesta itu”

“pergi saja sendiri. Aku tidak tertarik pada pesta-pesta seperti itu”

“ya, jongin-ah. Kau tau kan aku tidak tau rumahnya. Aku masih murid baru disini. Mana hafal aku rumah semua teman sekelas. Lagian kalau kau pergi kan aku bisa ikut dengan mobil.lumayan irit ongkos”

“huh? Jadi itu alasan mu sebenarnya. Ingin menumpang dengan ku. Mr.krab pelit”

“hehehe ayolah squidward”

“sireoyo”. Setelah berdebat lama akhirnya jongin mau pergi juga. Ia pasti kalah, karena ia memang tidak bisa tahan dengan wajah memelas oh sehun.

“baiklah aku jemput kau dimana, aku kan tidak tau rumahmu”

“kau jemput saja aku di dekat cafe tempat masakan jepang didepan perempatan sana”

“rumah mu dekat sana? Memang ada perumahan dekat sana?”

“tidak. Tapi jarak kerumahku lumayan dekat kesana? Oke?”

“baiklah”


 

“Aishh. Jinjja. oh sehun, Kau dimana sih?” ucap jongin sambil mengerutu. Ditangannya ia memegang Handphone mengirim pesan yang sama untuk ketiga kalinya. “kau dimana?” lalu ia mengirim pesan itu lagi ke sehun

“jongin-ah” seseorang menepuk pundaknya dari belakang. orang itu tak lain adalah sehun. Kedatangan sehun di sambut tatapan mengerikan jongin

“kau dari mana saja? Aku menunggu lama sekali oh sehun-nim”

“hehe mian” sehun Cuma nyengir. “kau semangat sekali. Bukan nya awalnya kau tidak mau pergi?”

“oh kau mau aku tidak pergi. Baiklah aku pulang sekarang”

“andwe.!!”teriak sehun lalu menarik tangan jongin “kajja” sambung nya

“kim jongin” teriak seseorang yang membuat jongin dan sehun sama-sama menoleh kearah sumber suara

“mwo?” ucap jongin datar. Begitu ia tahu yang memanggil teman-teman gank nya dulu

“mwo? Kenapa kau bilang mwo? Kau sekarang kenapa susah diajak kumpul dengan kita lagi sih? Jangan bilang kau sudah melupakan teman-temanmu” kata baekhyun to the point

“teman? Teman brengsek apa kalian? Saat aku butuh saja, pada banyak alasan sekarang kau malah datang lagi. Aku tidak butuh sampah seperti kalian. Kalian pikir mau apa kalian manfaatkan lagi. Aku tidak perlu Teman-teman matre seperti kalian” ucap jongin emosi

“jaga bicara mu ya!” ucap tao emosi . ia lalu mencengkram kerah baju jongin

“sudah tao-ya. Di sini rame sekali. Kita bikin perhitungan nanti saja. Ayo cabut” ucap chanyeol lalu beranjak pergi bersama chen, baekhyun, tao, suho.

“urusan kita belum selesai” ucap tao sebelum pergi

“AKU TIDAK TAKUT PADA MU” teriak jongin

“mereka siapa?” tanya sehun mulai bicara, sedari tadi ia Cuma mengamati saja.

“entahlah, sudah ayo” ucap jongin.

Sesampainya ditempat pestanya sehun langsung berteriak kesenangan

“wahhh banyak sekali makanan nya. Jongin-ah cepat ambil piring mu”perintah sehun tapi jongin Cuma berjalan dengan malas. Kejadian tadi mempengaruhi moodnya. “Aku mau ini, tidak, aku juga mau yang ini. Kue ini enak. Tapi aku juga mau ini. Aduh aku bingung mau makan duluan yang mana” sehun heboh sendiri, sedangkan jongin Cuma geleng-geleng liat kelakuan sehun.

“jongin-ah senyum lah sedikit. Kau tau kau akan sedikit lebih tampan jika tersenyum” ucap sehun menghibur. Namun jongin tetap tidak tersenyum. “ya, kenapa masih cemberut sih? Biasanya kalau ada yang memuji dan bilang seperti itu maka siapapun yang sedang cemberut pasti tersenyum”

“percuma jika kau yang memuji tidak ada efeknya” ucap jongin

“oh kau mau seorang yeoja yang bilang seperti itu”

“teman-teman berhubung acara inti sudah selesai mari kita ke acara hiburan” ucap luhan selaku mc di acara ini. Semua mata langsung tertuju padanya. Luhan adalah ketua kelas, dan juga ia sering membuat suasana kelas jadi lebih hidup. Jadi wajar semua orang terlihat mengantisipasi acara hiburan ini. “berhubung yang tersisa sekarang hanya kelas kita, ayo main truth and dare. Hitung-hitung untuk mengenal teman-teman lain nya”. Anak bersorak tanda setuju. Kecuali jongin

“ayo jonginie kita ikut main” sehun menarik-narik tangan jongin layaknya anak kecil yang minta dibelikan permen.

“kau saja main sana sehun-ssi. Aku tidak ikut”

“tidak mau. Kau harus ikut” akhirnya jongin pasrah. Permainan ini menggunakan botol yang diputar 360 derajat. Jadi jika botol berhenti dan menujuk seseorang, seseorang itu harus pilih truth atau dare. Jika truth artinya ia harus menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, sedangkan jika dare ia harus melakukan apapun yang dinginkan. Setelah beberapa putaran, botol itu berhenti dan menunjuk sehun.

“aku, itu aku”sehun bahagia. “aku pilih dare”

“baiklah coba kau nyanyikan lagu paling romantis untuk yang berulang tahun hari ini” ucap temannya. Sehun pun mulai bernyanyi, ia menyanyi kan lagu dimana hanya dia dan tuhan yang tau apa lagu yang ia nyanyikan. Iramanya apa, lirik nya pun apa. Sangat tidak jelas

“sudahlah kau duduk saja. Bisa-bisa kau buat gendang telinga kita berfungsi lagi”luhan menhentikan sehun berbuat ‘aniaya’ lagi

“lalu aku harus bagaimana? Oke aku pilih truth deh” ucap sehun.

“siapa yang paling cantik dikelas menurutmu”

“hmmm... paling cantik?? Hmm” sehun berpikir sejenak “entahlah aku tidak tau yang paling cantik. Tapi yang jelas aku tau siapa yang paling ganteng. Pasti aku dong. Tidak ada orang yang bisa menyaingi kegantengan ku” lanjut sehun narsis diikuti teriakan huuuu dari teman-temannya

“sudah, ia tidak bisa melaksanakan hukuman dengan baik. Ayo serang dengan cream” koor luhan semua temannya menyerang sehun dengan cream sampai mukanya berlepotan. Jongin put ikutan. Ia bahkan tertawa paling keras saat muka sehun penuh dengan cream

“hahaha kau mirip sekali badut” ucap jongin tertawa. Sedangkan sehun Cuma mem-pout-kan bibirnya.

“tertawalah sepuasmu, eh tapi cream nya enak. Manis” ucap sehun. Ia lalu mulai menjilati cream kue yang ada diwajahnya. Teman-teman tertawa melihatnya.

Setelah pesta jongin kelelahan sekali. Ia bahkan sampai tertidur diperjalanan pulang. Yang ia ingat supirnya datang dan membawa mobilnya, lalu ia menyuruh supir mengantar sehun pulang terlebih dahulu. Saat ia terbangun ia sudah ada dirumah. Baru kali ini jongin pergi ke acara teman sekelasnya. Biasanya ia cendrung tidak peduli. Berkat rengekan oh sehun, ia jadi ikut acara ini untuk pertama kalinya.

 

 

TBC


 

 

p.s : sorry for typos

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet