“Byun Baekhyun!”

Gdor. Gdor.

Seorang gadis dengan rambut dikuncir kuda terus menggedor daun pintu kamar orang lain tanpa ampun. Dia sudah menggedor pintu itu lebih lama dari durasi mengetuk pintu pada umumnya.

Baekhyun dengan gelagapan menyembunyikan buku dan perkakas menjahitnya. Atlit Hapkido ini bingung memilih tempat persembunyian yang aman dari mata Eunji. Ah! Sial! Kenapa gadis itu datang diwaktu seperti ini?, batinnya

“Byun Baekhyun!”

 
-flashback-

Baekhyun diam memandangi keranjang benang di depan matanya. Entah apa yang difikirkan oleh lelaki itu, ia sudah diam seperti itu sejak beberapa waktu yang lalu.

Sebenarnya, Baekhyun dilemma.

Itu hanya mitos anak-anak, batin Baekhyun.

Namun pada akhirnya, Baekhyun memutuskan untuk melakukannya. Benarkah ia akan melakukan ini? Seorang Byun Baekhyun?

Dengan keputusan yang sudah terlalu lama direbus, Baekhyun akhirnya membaca langkah pertama dibuku bersampul biru yang sudah terbuka lebar di atas meja sedari tadi. Pikirannya tiba-tiba melayang ke satu minggu yang lalu ketika ia berlibur ke rumah kakaknya di Jepang.

Berputar lagi percakapan yang ia lakukan dengan Toya –anak kakaknya. Baekhyun merutuki dirinya. Salahkan Toya yang membuatnya tahu mitos tak berdasar itu.

Baekhyun baru hendak memulai jahitan pertamanya, tiba-tiba terdengar suara pintu kamarnya diketuk. Ia memutar bola matanya. Dengan decakan kasar dan umpatan dalam hati, ia tinggalkan pekerjaannya untuk membuka pintu sejenak.

Cklek.

Baru saja Baekhyun membuka daun pintu—tidak sampai sepenuhnya terbuka—ia kembali membanting pintunya setelah tahu siapa yang berdiri dihadapannya tadi.

“Ya! Byun Baekhyun!”

Tidak perduli teriakan di luar sana. Baekhyun dengan buru-buru membereskan perkakasnya. Oh, kemana ia harus menyembunyikan peralatan ini?! Jangan sampai Jung Eunji tahu apa yang ia lakukan!

.. to be continued ..

[][][]

{ A Note }

Eya. Pendek, ya? Hihi. Peace aja, deh. Untuk sementara hanya ini yang bisa aku post, maaf yah.