Rainy Day

Rainy Day

 

Di malam yang dingin bersamaan dengan dua cangkir berisi kopi yang telah dingin dan masih penuh pula. Seorang pria dengan setelan mantel hangat, syal berwarna biru langit yang mengalungi lehernya, serta topi rajut kesayangannya yang menutupi rambut brunettenya, pria itu duduk manis dibawah pencahayaan temaram sambil melihat ke arah kaca jendela dihadapannya, rintik-rintik hujan telah membasahi kaca tersebut dari sejam yang lalu. Pria itu telah berada disini sejak satu jam yang lalu namun tadi ia masih bersama seseorang. Seseorang itu adalah kekasihnya tapi hanya berlaku untuk satu jam yang lalu, sekarang seseorang itu bukanlah kekasihnya lagi. Sungguh, ia menyesal. Pria brunette itu menyesal, menyesali atas ucapannya yang telah keluar dari bibir dinginnya. Sebuah ucapan yang memutuskan benang merah diantara mereka.

 

 

 

What remains in my mind won’t go away, images of you playing a never-ending flashback......

 

 

 

“Baek, maaf aku sedikit terlambat, kau pasti sudah lama menungguku disini ya,”

“Tidak apa-apa, Yeol. aku…” kata-katanya terpotong saat seorang pria bertubuh lebih tinggi telah menarik dirinya kedalam sebuah pelukan hangat sambil mengelus pelan rambutnya.

“Baekhyun, aku tahu kau pasti sudah mati bosan menungguku, maaf sekali lagi, Baek,”

Pria yang dipanggil Baekhyun itu menggeleng pelan, “Sudahlah, yang penting kau sudah disini. Bersamaku”

“Chanyeol, ada yang ingin aku bicarakan. Ku harap kau bisa serius saat ini.” Baekhyun melepas pelukan Chanyeol dan mulai menatap kedalam manik mata yang ia sukai selama hampir satu tahun belakangan ini

“Baiklah, aku akan mendengarkan semua ceritamu tapi kau harus terlebih dahulu memakai syal ini, Baek, cuaca sedang hujan dan aku tidak akan membiarkanmu kedinginan. Karna aku tahu kau benci itu, kau tidak suka cuaca dingin” Chanyeol mengangguk bersemangat dan memasangkan syal berwarna biru langit dileher Baekhyun.

Baekhyun sempat tersenyum, senyum itu terlihat rapuh. Dan Chanyeol tidak menyadari itu.

Tiba-tiba seorang waitress menghampiri meja mereka dan membawakan dua cangkir kopi yang masih hangat sebelum Baekhyun memulai pembicaraan mereka.

Baekhyun hanya bisa tersenyum lemah sebagai tanda terima kasih kepada waitress itu yang telah mengantarkan kopi hangat untuk mereka berdua, sekali lagi Chanyeol tidak menyadari itu.

“Pertama, sejak 3 bulan pertama kita bertemu kau memutuskan untuk mendekatiku, dan aku menyukainya. Lalu, sudah berjalan 6 bulan ternyata kita sudah menjadi sepasang  kekasih, aku semakin menyukainya. Tapi, sudah 5 bulan belakangan ini kita sangat jarang bertemu seperti sekarang, hanya saling melihat diatas panggung, aku tidak tahu apa aku masih menyukainya.” Baekhyun menunduk menyembunyikan airmata yang telah jatuh membasahi wajahnya.

 

Sakit.

 

Itu yang dirasakannya.

 

Chanyeol terpaku dalam diam melihat kejadian saat ini, terlalu mengejutkan kata-kata Baekhyun dan Chanyeol berharap hari ini adalah April mop atau hari ulang tahunnya atau apapun itu, yang penting ini semua adalah lelucon. Tapi sekali lagi ia melihat kearah Baekhyun, pria mungil itu menangis. Tidak mudah bagi Baekhyun untuk menangis, karna ia tipikal orang yang dingin dan Chanyeol paham itu. Chanyeol terlalu mengerti Baekhyun, akan tetapi ia tidak tahu apakah Baekhyun mengerti dirinya seperti ia mengerti Baekhyun.

Hujan diluar cukup deras dan bersamaan dengan Baekhyun yang terus saja menangis. Chanyeol bingung, ia ingin menjadi tidak peduli tetapi ia peduli, ia tidak bisa membiarkan Baekhyun sendirian untuk waktu yang lebih lama lagi. Tapi tenggorokan Chanyeol tercekat, ia merasa tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Setelah menghela nafas panjang dan sedikit mengusap wajahnya dengan kasar, seperti seakan ingin merusak wajah tampannya, tapi ia tidak peduli. Yang jelas hatinya sekarang telah rusak. Patah.

“Aku mengerti yang kau rasakan, Baek. Tapi aku tidak mengerti maksudmu barusan, kenapa kau berpikir demikian? aku janji, Baek. Aku akan berusaha untuk selalu ada disampingmu. Walaupun, terkadang kita memang jarang memiliki waktu berdua tapi aku janji aku akan mendengarkan suaramu setiap malam sebelum tidur, seperti dulu.” Chanyeol menjadi gelisah ketika akhirnya Baekhyun menaikkan wajahnya, matanya sembab.

“Tidak, yeol. Sekarang semuanya telah berubah, Kau tidak perlu memikirkanku lagi, cukup kau fokus pada dirimu dan masa depanmu, mulai sekarang kita akan menjalani kehidupan kita masing-masing sebagai artis, sebagai member EXO dan sebagai teman. aku tidak ingin mempersulit keadaanmu,” Baekhyun menatap mata Chanyeol yang tampak berkaca-kaca.

“Oke, baiklah. Aku sudah mengerti maksudmu, jadi kau akan mengejar masa depanmu dan meninggalkanku, begitupula aku yang ditinggalkan olehmu harus bisa mengejar masa depanku. Baekhyun, kau tidak pernah membuatku sulit justru kau selalu mendatangkan bahagia untukku.” Chanyeol merasa kecewa.

“Benar, dan aku tau itu, Yeol. Bukankah kau pernah bilang padaku kelak kau akan menjadi aktor yang hebat tidak hanya sebagai member EXO, begitupula aku, aku akan mengejar masa depanku sebagai seorang penyanyi yang professional dan terkenal. Kita berdua sudah berjanji.” Baekhyun mengusap ujung matanya.

“Kita bisa bersama-sama mengejar mimpi kita, Baek. Kau tak perlu takut, aku akan terus berada disisimu.” Chanyeol berusaha meyakinkan Baekhyun,

“Kurasa akan sangat sulit jika kita masih bersama, Chanyeol.”

 

Kata-kata Baekhyun yang demikian membuat tubuh Chanyeol bergetar, tidak ingin meninggalkan Baekhyun karna ia memang mencintainya. Tapi Baekhyun sepertinya sudah menjadi keras kepala, Chanyeol tau sifat Baekhyun seperti itu tidak akan pernah bisa ditolak. Tapi hatinya tidak rela harus meninggalkan Baekhyun, persetan dengan semua mimpinya jika di masa depan ia tak melihat Baekhyun lagi. Chanyeol tidak ingin itu terjadi, akan tetapi sepertinya Baekhyun sudah memintanya untuk melepaskan Baekhyun dan mengejar mimpi-mimpinya. Demi tuhan, Chanyeol berjanji di dalam hatinya untuk mengejar impiannya dan kemudian mencari Baekhyun ketika ia sudah menjadi aktor yang hebat.

Ya, Chanyeol sudah memutuskan pilihannya, ia telah memutuskan akan meninggalkan Baekhyun mulai sekarang, tentu saja itu atas permintaan Baekhyun dan Chanyeol mencoba menyanggupi permintaan orang yang dicintainya itu. Chanyeol berpikir bahwa mungkin ada baiknya juga jika mereka tidak bersama sekarang, tapi Chanyeol percaya sebuah takdir Tuhan untuknya dan juga Baekhyun. Chanyeol sangat yakin di masa depan ia akan bertemu Baekhyun kembali dan jatuh cinta pada Baekhyun lagi untuk yang kesekian kalinya. Baekhyun sudah berhenti menangis sekarang, ia kembali mengusap matanya yang telah sembab itu dan Chanyeol tidak tahan untuk tidak menyentuh Baekhyun, ia ingin menggantikan tangan Baekhyun dengan tangannya untuk menghapus jejak airmata yang sangat berharga itu.

Emosi yang mereka keluarkan sepertinya telah tertiup oleh udara dingin dan mereka berdua tampak lebih tenang sekarang. Apa yang menjadi keputusan Baekhyun sudah tidak bisa diganggu gugat bahkan oleh Chanyeol sekalipun, Baekhyun melakukannya karna ia hanya ingin Chanyeol bisa lebih fokus demi mengejar mimpinya....

Kemarin sore ketika Baekhyun menonton televisi yang menampilkan acara musik harian disalah satu stasiun televisi lokal, wajah Chanyeol muncul didalam sebuah music video seorang penyanyi solo korea yang cukup terkenal. Baekhyun terharu melihat Chanyeol menitikan airmatanya, bukan hal yang gampang bagi seseorang untuk mengeluarkan airmatanya jika ia tidak sedang dalam kondisi tertekan atau batinnya tersiksa. Tapi melihat Chanyeol, Baekhyun menyadari bahwa orang yang dicintainya itu adalah aktor yang hebat untuknya, namun masih belum untuk orang lain, orang-orang belum menyadari saja jika Park Chanyeol adalah aktor terhebat. Itu menurut Byun Baekhyun.

Oleh karena itulah alasan mengapa Baekhyun ingin memutuskan benang merah diantara mereka, karena sejalan dengan mimpinya, menjadi seorang penyanyi yang professional, di samping sebagai main vocal grup yang telah membesarkan namanya dan juga mempertemukan ia dengan Chanyeol di dalam satu grup itu, ia juga punya mimpi untuk bisa memiliki album solo yang liriknya ia tulis sendiri dan sebagai berita utamanya adalah Byun Baekhyun yang telah menjadi penyanyi terkenal itu akan merilis albumnya beserta MV yang dibintangi oleh Park Chanyeol aktor paling hebat… dan yang paling ia cintai. Baekhyun berjanji didalam hatinya.

 

“Baek, kau tahu kenapa di MV aku terlihat mudah sekali mengeluarkan airmata?,” Chanyeol bertanya memecah keheningan diantara mereka berdua, Baekhyun menggeleng, tapi sebenarnya Baekhyun tahu yang dimaksud Chanyeol adalah MV pertama yang dibintanginya itu, hanya saja Baekhyun tidak tahu alasan mengapa Chanyeol bertanya begitu kepadanya.

“Itu karna, disini. Disini rasanya sangat menyesakkan, hatiku terlalu sakit menahan rinduku padamu,”Chanyeol menunjuk tepat di dada sebelah kirinya.

Baekhyun terdiam, ingin rasanya ia memeluk Chanyeol saat ini juga tetapi ia tidak bisa melakukan itu, ia merasa telah jahat pada Chanyeol. Tapi ini semua demi kepentingan Chanyeol dimasa depan, begitu batinnya meyakinkan dirinya sendiri.

“Ya, aku terus memikirkanmu. Aku memikirkan bagaimana hidupmu jika tanpa aku, apa kau masih bisa tersenyum. Aku juga memikirkan bagaimana jika kau kesepian tanpa aku berada disisimu, apa kau masih bisa melanjutkan hidupmu dengan baik? Dan aku hanya bisa berharap serta berdoa agar kau selalu tersenyum dan bisa melanjutkan hidupmu dengan baik, walau tanpa aku disampingmu. karena itulah aku menangis.” Chanyeol mengucapkan kata-kata tersebut dengan pelan, setelahnya ia tersenyum mencoba melihat kearah Baekhyun yang sedang menatap kearah dua cangkir berisi kopi dihadapan mereka ini dengan tatapan kosong.

Kopi itu sudah dingin, menandakan sudah berapa lama waktu yang telah mereka habiskan demi melawan perasaan emosional mereka. Mengorbankan perasaan mereka demi sebuah impian masing-masing, namun mereka tidak saling mengetahui kalau mimpi mereka berdua itu sebenarnya saling berikatan. Seperti sudah terikat oleh takdir yang tak terlihat oleh mereka berdua.

“Baekhyun, hei, Baek.” Suara berat Chanyeol menyadarkan lamunan Baekhyun, ia menoleh pada Chanyeol yang sudah berdiri dari tempat duduknya,

“Aku tahu kau melakukan ini semua pasti ada alasannya, tentu saja itu berdampak baik. Aku mengenal mu, Baek. Aku akan selalu percaya padamu, sebagai seorang teman…………dan selalu mencintaimu sebagai seorang kekasih,” Chanyeol lupa bahwa ia baru saja mengakhiri hubungannya dengan Baekhyun. Tapi Chanyeol tidak peduli, ia hanya ingin Baekhyun tahu sampai kapanpun ia akan selalu mencintai Baekhyun sebagai seorang sahabat maupun orang yang paling spesial dihatinya.

“Ah maaf, maaf, aku lupa kita bukan sepasang kekasih lagi, hehe,” Chanyeol menepuk pipinya pelan, Baekhyun tersenyum dengan perasaan yang sedikit bahagia, setidaknya perpisahan mereka di akhiri dengan kata ‘aku mencintaimu’

“Hati-hati di jalan, Park-giant”

“Hey yo, Byun-bacon terimakasih pesan terakhirmu, kau mengkhawatirkan aku. yeah!” Chanyeol mencoba bercanda dengan Baekhyun, tapi sepertinya Baekhyun sedang tidak ingin bercanda sekarang.

“Baiklah, aku pulang dulu. Kau jangan pulang terlalu larut jika tidak ingin manager hyung mengomelimu. Kau tidak melupakan show di Busan besok siang kan, perjalanan pagi dan kau harus bangun awal. Kau mengerti?”

Baekhyun tidak mungkin lupa, dan ia mengangguk pelan sehingga membuat rambut brunettenya yang lucu itu bergoyang kesana kemari……Chanyeol mengelus rambut kesayangannya itu untuk yang terakhir kalinya. Tidak, tidak, Chanyeol bisa kapan saja mengelus rambut Baekhyun selama ia masih berada satu grup, satu dorm, dan satu kamar dengan Baekhyun, tapi itu mungkin hanya sebatas sebuah pertemanan, tidak lebih.

Langkah Chanyeol yang terlalu lebar bagi Baekhyun itu semakin menjauhi tempat Baekhyun berada sekarang. Siluet pria itu semakin memudar dipandangan Baekhyun, ketika sebuah mobil hitam dengan Chanyeol yang memasuki mobil itu, pandangan Baekhyun semakin buram. Kemudian satu hingga dua buliran airmata yang keluar dari sudut mata indah itu menyadarkannya, bahwa ia menangis. Baekhyun kembali menangis, bersamaan dengan turunnya hujan diluar sana yang semakin deras. Ia baru menyadari kenyataan bahwa sekarang Chanyeol telah meninggalkannya. Baekhyun pun sempat merasakan ketakutan yang mendalam, mengingat bayangan Chanyeol masih saja terus terputar diotaknya. Biarlah hujan menjadi saksi antara hubungan Chanyeol dan Baekhyun yang berakhir karna sebuah mimpi. Biarlah hujan menghapus semua kenangan yang menyakiti hatinya tentang Chanyeol. Saat ini Baekhyun ingin bernyanyi, bernyanyi untuk meluapkan seluruh emosinya malam ini. Ia menyanyikan sebuah lagu, sebuah lagu dengan alunan nada yang begitu indah terdengar serta kalimat-kalimat pada tiap bait lagu itu yang sangat mewakili seluruh perasaan yang tengah ia rasakan sekarang. Lagu itu adalah lagu yang diciptakan oleh Baekhyun sendiri. Lagu yang bahkan sudah Baekhyun tulis ketika ia dan Chanyeol sedang kehujanan dalam menuju perjalanan ke sebuah stasiun televisi untuk mengisi acara musik mingguan.

 

If only I can erase all of my pain with this rain
It’s a rainy day where tears fall
It’s a rainy day where memories flow
I hope it rains harder,
hope it pours all night, tonight
So that I can erase all of your traces

Your words of break-up
[were] unexpected
I didn’t know it would end up like this
Like everyone else, you say goodbye
Without even noticing that it would end

I always thought
I would stay by your side
Where are you right now?
As if the rain knows
my heart, it is crazily falling
And drenching my heart

The longing becomes my tears and spreads
It rides the thick raindrops and floats down
Let it rain harder, let it rain more
Let it rain harder, let it rain more
Take all the pain and
scars of our goodbye

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
FlameChanyeol
#1
Chapter 1: mbaaakkk tiba tiba saya terdampar(?) disiniii...
always gantung dan pengen kutimpukin authornya!!
itu lagu endingnya lagu apaan ya???
nice story.. i'm wait for your story next time