Chilhood Pt. 2 end

Prosopagnosia

Chapter 3 [Chilhood Pt. 2 end]

 

Serunya Jongin bermain bersama Jjangah di taman belakang rumah membuat ia tidak menyadari bahwa ada Joonmyeon yang meraung-raung memohon ingin meminjam Jjangah untuk bermain bersamanya. Beribu jenis rayuan tak membuat hatinya bergerak untuk meminjamkan Jjangah pada Joonmyeon. Malah berpura-pura tidak mendengarkannya sambil menutup terlinga.

“Pakai saja Kamen Riderku kalau kau mau Hyung,” ucap Jongin pada akhirnya dengan wajah kusam menghadap Joonmyeon. Awalnya ia menimbang-nimbang tawaran Jongin. Namun, apa salahnya jika bermain bersama Kamen Rider pemberiannya saat Jongin berulang tahun?


Joonmyeon segera berlari secepat kilat meninggalkan taman belakang menuju kamar Jongin mengambil Kamen Rider yang tersimpan di lemari.


 

==


 

Hari ini rencana Jongin janji temu dengan Kyungsoo di cafe tempat ia nongkrong pada setiap waktu senggang. Untung saja beberapa hari yang lalu ia sudah mengabadikan gambar Kyungsoo di smartphone miliknya pemberian Joonmyeon beberapa hari yang lalu karena memenangkan sebuah kompetisi olahraga bergengsi.


“Ah kau pasti Kyungsoo,” Tunjuk Jongin pada seseorang dengan pakaian kaos hitam pendek yang sedang berfokus menyurup milkshake yang ia pesan. Sebelumnya ia menempelkan handphone miliknya dengan wajah Kyungsoo supaya tidak salah orang “Aku benar, kalian mirip,”

“Supaya ingat wajahku ya?” Jongin mengangguk antusias. “Lihat ada wajahku juga, kalau dilihat-lihat sepertinya aku cukup tampan,” jawab Jongin membuat milkshake yang sedang Kyungsoo minum masuk kehidungnya.

Keadaan cafe tak begitu ramai, angin berhembus kencang dan hujan deras membuat orang-orang malas untuk keluar. Mereka lebih menyukai duduk dekat perapian rumah dengan api unggun menyala yang siap menhangatkan tubuh seseorang disekitarnya.

Handphone Jongin berdering menyela pembicarannya dengan Kyungsoo, ia mempersilahkan Jongin mengangkat teleponnya, dari Joonmyeon.


Ah, iya,” ucap Jongin dengan lawan bicaranya “Tapi ini hujan deras, apakah sangat penting?”


“Baiklah tunggu aku sebentar hyung,” klik, Jongin memutuskan sambungan telepon. Untung saja pihak kafe memiliki beberapa payung yang masih belum dipinjam pengunjung lain di depan pintu. Jongin berpamitan pada Kyungsoo yang masih akan mendekam di dalam cafe.

 

 

==


 

Kembali lagi kemasa Jongin saat ia masih mengenal wajah Ayah, Ibu, Joonmyeon hyung, teman sekelasnya, dan Jjangah anjingnya. Beberapa minggu kedepan ujian kenaikan kelas akan datang. Jongin yang terlalu mempersiapkan segalanya untuk ujian nanti membuatnya lupa akan Jjangah di kandang belakang rumah.


 

Joonmyeon memanfaatkan kesempatan itu dengan bermain bersama Jjangah di taman belakang. Awalnya Jjangah takut dikarenakan ia tidak pernah sekalipun bermain bersama Joonmyeon yang selalu Jongin larang. Namun, dengan iming-iming sepotong daging kecil sapi segar yang berhasil di curi Joonmyeon dalam kulkas membuat Jjangah tertarik.

Mereka, Joonmyeon dan Jjangah bermain lempar tangkap bola kasti. Joonmyeon melempar kencang ke berbagai arah membuat Jjangah berlari mengejar bola dan mengembalikannya dengan berlari terbirit-birit membuat Joonmyeon tertawa terbahak-bahak dan sesekali mengelus bulu Jjangah dengan lembut.

 

Awalnya Jongin tidak merasa terganggu akan tertawa kencang milik Joonmyeon. Namun, gonggongan khas milik Jjangah yang menyertainya membuat ia sedikit penasaran dan beranjak dari kursi belajar.


“Jjangah!!” teriak Jongin setelah berlari dari kamarnya menuju taman belakang. Joonmyeon yang sedari tadi tertawa dan menggendong Jjangah terdiam menatap Jongin.

“Hyung, kau bermain bersamanya?!” tanya Jongin tidak terima. “Dia kesepian, kan kau sedang belajar,” jawab Joonmyeon yang saat itu sedang menggendong Jjangah. Tangan Jongin mengambilnya dengan cepat dan kata-kata kasar membuat Joonmyeon mengulurkan lidahnya kesal.



 

Esok harinya ada jam olahraga, saatnya Joonmyeon bermain kasti dengan teman seangkatannya. Ia membawa kasti bekas gigitan Jjangah yang sudah dicuci bersih dengan sabun kembang tujuh rupa, menurut Jooonmyeon.

Semenjak insiden itu, Joonmyeon selalu menjaga jarak dengan Jjangah yang sesekali menarik celananya agar mau bermain lempar-tangkap bersama di taman belakang. Tetapi Joonmyeon selalu melakukan berbagai cara untuk mengusir Jjangah seperti menendangnya salah satu bagian tubuhnya, melemparkanya sebuah pensil, kertas ulangan, bahkan remote tv, tak berpengaruh.

Hari ini juga ada pelajaran IPA, dimana Songsaengnim meminta Jongin membawa peliharannya ke sekolah untuk diperkenalkan dan menyebutkan anatominya.

Dengan bujukan yang Jongin lakukan, akhirnya Ibu menyetujuinya “Jangan pamer ketemanmu, nanti mereka iri lalu merebut Jjangah, Jongin” membuat Jongin memeluk Jjangah erat ditemani tatapan datar Joonmyeon saat sarapan.


 

Waktunya bersamaan sehingga saat Jongin maju ke depan kelas mengenalkan Jjangah pada teman sekelasnya, ia dapat melihat Joonmyeon yang berlari payah memutari lapangan.

“Jjangah adalah hadiah ulang tahunku yang spesial setelah mainan Kamen Rider yang Joonmyeon berikan padaku,” Jongin menghela nafas, gugup.”Aku tidak tahu persis berapa usianya, tapi saat aku menayakan kepada Ibu, beliau bilang usianya 6 bulan, Jjangah suka bermain lempar-tangkap, kejar-kejaran, berguling diatas rumput membuat Ibu marah-marah, minum susu setiap hari, mengambil beberapa daging didalam kulkas, menemaniku belajar, terkadang dia juga tertidur dikamarku, dan satu lagi yang paling tidak aku suka darinya, berselingkuh dengan Joonmyeon hyung,” kelas sedikit lenggang ketika Jongin mengakhiri kalimatnya.


Sehun, teman dekatnya mengajungkan jari hendak bertanya “Selingkuh itu apa?” membuat Jongin memutar bola matanya “Selingkuh itu seperti orang yang kamu suka dan selalu denganmu tiba-tiba saja dekat dengan orang lain, membuatmu cemburu, Sehun.” Sehun terpaksa mengangguk paham. Setelah panjang lebar penjelas Jongin tentang Jjangah kepada teman-teman, kini saatnya waktu makan siang telah tiba.


 

Sebelum pergi ke kantin, tentu saja Jongin mengingat pesan ibu, ia menaruh Jjangah di dalam kandang dan meminta Songsaengnim menjaganya. Beliau hanya mengangguk menyetujui.


 

Di kantin tentu saja sudah ada Joonmyeon yang sedang bergurau dengan teman-temannya di salah satu bangku masih dengan seragam olahraga. “Joonmyeon hyung!” Kris yang mendengar teriakkan Jongin langsung melambaikkan tangannya menyuruh Jongin duduk disebelahnya “Kau tidak mendengar teriakkan Jongin, ya?” Joonmyeon mengangkat bahu sambil menyeruput es jeruk yang ia pesan. Sepertinya, perasaan bersalah Jongin mulai menggerogoti tubuhnya akibat perilaku Joonmyeon padanya dan menghapus perasaan itu dengan membelikan sesuatu yang Joonmyeon inginkan. Dan Jongin menyanggupinya.


 


 

 

Minggu ini, setelah Jongin bangun pagi dan mandi secepat kilat untuk mengajak Jjangah jalan-jalan ke taman, tiba-tiba saja Jjangah sakit. Tumbuhnya panas melebihi hari-hari biasa. Bahkan ia tidak berdiri menyambut Jongin yang sudah menatapnya di depan rumah kecil milik Jjangah.

Jongin tau, Jjangah adalah anjing kecil yang baik, pintar dan penurut. Ia tak pernah makan macam-macam, itulah yang pernah Joonmyeon hyung katakan padanya. Kemarin juga tidak hujan lebat berpetir jadi itu bukanlah penyebabnya, jadi apa?


 

“Ada apa denganmu, Jjangah?”


 


 

Demamnya Jjangah adalah awal dari segalanya.

 

=To Be Continued=

 

Author's note :

 

Bagaimana dengan chapter ketiga? absurd? terimakasih ;--------;. Yeah akhirnya dengan menggunakan waktu senggang yang ada, bisa menyelesaikan chapter 3 lebih cepat ketimbang yang ke-2. Siapakah orang yang meracuni Jjangah hingga demam? /ala sinetron/ tunggu dichapter selanjutnya~ dan chapter-chapter selanjutnya mulai muncul masalah-masalah. Tak kasih bonus nyempil kaisoo moment di situ yaaa wkwkwk

oh satu lagi, maaf soal banyak yang bilang 'min kurang panjang' alias kependekkan, yang ini tentu saja lebih panjang~ wkwkwk. gabisa bikin yang panjang-panjang -________-v karena bingung mau kasih gambar apa buat chapter ini. aku kasih foto Jjangah aja deh

 

Last.

WELCOME TO OVERDOSE ERA!

 

Feedback? thanks! ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
Chapter 3: humm....prosopagnosia,,aku bru tahu kalo ada penyakit kaya gini, hehe... Eh tpi kenapa belum d lanjut lagi??sayang lho...padahal udh penasaran,kenapa jongin bisa kena penyakit itu, ^^ d tunggu chap selanjutnya ya~ fighting!
Clovexo
#2
Chapter 3: jadi gara" puppy? omg..
blublue #3
Chapter 3: Hah??? Anjing(puppy?) sakit jongin ikutan sakit?? O_O
jjangah diracun??tega bgt..
Clovexo
#4
Chapter 2: Jumyeon kesannya jadi kakak egois gitu ya?
Jongin imut banget~
blublue #5
Chapter 2: Annyeong!! New reader here :D
hehe maaf komennya langsung d chapter 2,
kukira junmyeon kakak jahat, suka nyuruh2 jongin siih,, ternyata dia kakak yg baik
orang2 sekitar jongin hrus kenalan tiap hari ya,,hahaha
ditunggu next chapie yaaa^^
aprilliyahernaaa #6
Chapter 2: anyeong thor aku april readers baru disini hihi:)
ceritanyaaa kereeeeen thor kereeen banget cuma kenapa kurang panjang thor kan nanggung bacanya hehe
ajengcho #7
Chapter 2: pendek amat ya thor.
joonmyeon care bgt sm jongin.
belum keliatan kyungsoo nya tapi.
pokoknya lanjut terus ya thor.
i'll always waiting you
cit___
#8
Chapter 2: Update soon author-nim~ Ah sama satu lagi, jangan pendek-pendek dong
wieniez
#9
Chapter 1: Penasaran.. penyakitnya Jong In itu apa cuma lupa ajah?? atau.bisa nimbulin hal yg lbih mnyakitkan??

Sedih sih biasa liat Jong In full power dsini justru ia yg ga berdaya...dalam arti polos

penasarannn...dtunggu klnjutanna :)
Clovexo
#10
Chapter 1: Sumpah, ngakak deh pas si jongin selalu pake bahasa baku pas nanya 'apakah sebelumnya aku pernah mengenal anda tuan?'