The Athlete Becomes Weird

Cold Days in Seoul's Summer

   Malam yang panas di Seoul. Na Jung berdiam diri di kamarnya sambil merenung. Ia sangat kecewa dengan Trash karena tidak bisa memenuhi janji. Ia juga merasa bersalah karena tidak menonton pertandingan Chilbong yang akhirnya berakhir dengan kekalahan.
   Tak mau bermenung lagi, Na Jung pergi ke kamar Chilbong. "Chilbong maaf ya...," ujar Na Jung dari balik pintu kamar Chilbong. Tak lama kemudian, Chilbong membuka pintu. "Nggak apa-apa kok," ekspresi Chilbong terlihat datar. Najung terdiam dan merasa kasihan. "Hmm... Kamu kapan ada pertandingan lagi? Nanti aku tonton deh," Na Jung memastikan. Chilbong tersenyum tipis, "lusa". Najung meng-ohkan. "Aku capek, mau tidur dulu," Chilbong pergi ke kasurnya tanpa memutup pintu kamar. Dengan perlahan Na Jung menutup pintu kamar Chilbong.
    Saat Na Jung ingin menonton tv, tiba-tiba saja Trash menghampirinya. Pertamanya Na Jung menghiraukan Trash, namun karena kesal dipandang Trash terus-terusan, Na Jung akhirnya menyapa Trash juga, "apaan?". Trash menghela nafas dan menggenggam tangan Na Jung, "maafin oppa ya... Besok deh oppa jalan sama kamu ke bioskop. Udah oppa beli kok tiketnya". Na Jung terdiam sebentar dan membalas Trash dengan tampang jutek, "yaudah".
   Dari dalam kamar, Chilbong yang ternyata belum tidur mendengar percakapan Na Jung dan Trash. "Sudahlah, yang penting bukan di hari tandingku nanti," pikir Chilbong sambil tersenyum pasrah.

~

   Keesokan harinya Trash duduk santai di kamarnya sambil membaca buku. Ia tak sabar menunggu kencannya dengan Na Jung yaitu pada jam 7 malam, karena sudah lumayan lama Trash tidak jalan bersama Na Jung.
   Lagi asik-asiknya baca buku, tiba-tiba telefon rumah berdering. "Trash hyung, buat kamu nih," ujar Chilbong yang kebetulan sedang berada di ruang tamu. Trash pun berjalan ke ruang tamu dan mengangkat telefon tersebut.
"Halo... Siapa?"
"Ini aku..."
Trash berfikir sebentar, mencoba mengenali suara tersebut, "oh... Min Ho... Kenapa Min, nelfon?"
"Hahaha iya... Eh hari ini alumni SMA kita mau kumpul-kumpul bareng loh... Kamu ikut nggak Trash?"
"Hah ada kumpul-kumpulan? Bukannya mereka banyak yang nggak tinggal di seoul ya?"
"Makanya itu... Hari ini lagi pada ke Seoul, sengaja buat reunian!"
"Yaah... Tapi aku udah ada janji sih..."
"Masa? Sayang loh reunian kayak gini kamu nggak iku
Trash berfikir keras. Dalam lubuk hatinya dia ingin sekali bertemu teman-teman SMA-nya, namun ia juga sudah berjanji dengan Na Jung untuk menonton bioskop.
"Yaudahdeh aku ikut," akhirnya Trash mengambil keputusan. Chilbong yang mendengar perbincangan Trash merasa kesal sendiri.
   Dengan langkah yang berat Trash menghampiri Na Jung. "Na Jung...," ucapnya lemas. "Iyaa?," ujar Na Jung yang sedang sibuk menata rambutnya. "Temen-temen SMAku hari ini pada dateng jadi hari ini kita mau reunian," tanpa basa-basi Trash langsung berkata jujur. Na Jung hanya terdiam dan berhenti menata rambutnya. "Nggg... Tapi kamu masih bisa nonton bareng yang lain kok... Tiketnya aku tinggalin ya," ucap Trash sambil meletakkan dua tiket bioskop di meja rias Na Jung. Na Jung tetap terdiam dan tidak mengucapkan sepatah katapun. Trashpun meninggalkan Na Jung dan langsung pergi ke reuniannya.

~

   Pukul 6.15, Na Jung menonton tv bersama Chilbong dan Haetae. "Jung, kamu kok nggak siap-siap? Bukannya mau nonton bareng Trash hyung jam 7 nanti ya?," tanya Haetae. "Dianya nggak bisa tuh. Padahal tiketnya udah dibeli. Rese emang," gerutu Na Jung. "Yaudah nonton sama aku aja," ucap Haetae sakbil tertawa. "Ogah ah sama orang mesum kayak kamu," canda Na Jung. Chilbong tertawa sedangkan Haetae memanyunkan bibirnya. "Ya udah deh biar tiketnya nggak kebuang... Bong! Nonton bareng yuk!," ajak Na Jung. Chilbong terkejut, serasa tidak percaya. "Ha? Oh yaudah".
   Akhirnya Chilbong dan Na Jung pergi nonton bersama. Haetae melambai-lambaikan tangannya dari pagar ke Chilbong dan Na Jung yang sedang berada di dalam mobil. 
   "Chilbong kok kamu pucet?," tanya Na Jung dalam perjalanan. "Iya apa?," Chilbong tetap fokus pada jalanan. Tiba-tiba Na Jung memegang jidat Chilbong, Chilbong menjadi gugup dan salah tingkah. "Kamu panas loh... Kamu sakit Bong? Mau balik pulang aja?," tanya Na Jung khawatir. "Ah enggak ah, tangan kamu aja kali Jung yang dingin," ujar Chilbong. Padahal Chilbong memang merasa pusing, layaknya kala ia kalah tanding lusa kemarin.
   Di bioskop Na Jung dan Chilbong duduk dengan tenang. Daritadi Chilbong diam saja karena menahan pusing, Na Jung yang tidak tahu menahu menjadi bingung dan bertanya-tanya sendiri. "Bong kok kamu jadi aneh gini sih?," tanya Na Jung. "Aneh apanya?," Chilbong menanya Na Jung balik. "Ehm... Nggak jadi". Chilbong tersenyum tipis dan kembali menatap layar bioskop.
   Di tengah-tengah film, Na Jung menjadi bosan. Filmnya tidak terlalu seru, ditambah Chilbong yang daritadi diam. Na Jung melirik Chilbong. Saat menatap Chilbong lagi, Na Jung langsung merasa kesal. Ternyata dari tadi Chilbong tertidur, bukannya menonton film di bioskop. "Haish... Orang ini". "Ya ya ya ya!," teriak Na Jung sambil menepuk-nepuk pundak Chilbong. Chilbong berkedip-kedip, layaknya orang yang tidurnya dibangunkan. "Ngapain kamu tidur hah? Ini bioskop... Bioskop...," kesal Na Jung, "kalau kamu ngantuk yaudah deh pulang aja... Lagian ini filmnya nggak seru," ucap Na Jung sambil menarik tangan Chilbong keluar bioskop.
   Dalam perjalanan ke mobil, Chilbong berjalan dengan sempoyonhan. "Aneh banget sih kamu, kayak habis mabok aja," kata Na Jung. Chilbong tersenyum, menahan pusingnya yang masih belum hilang. "Aku aja yang nyetir deh," ucap Na Jung. Chilbong pun mengangguk.
   Di rumah, Haetae terlihat bingung melihat Na Jung dan Chilbong yang sudah pulang. "kalian kenapa oy?," tanyanya. "Nggak papa kok... Filmnya nggak seru. Chilbong aja sampe ketiduran," jawab Na Jung. Haetae refleks melirik Chilbong. "Lah Bong... Kamu kok pucet sih?," tanya Haetae. "Kok semua orang bilang aku pucet dah? Pucet apanya?," Chilbong tertawa. "Lagi sakit ya kamu Bong? Tapi demi nemenin Na Jung... rela-relain deh...," Haetae menggoda Chilbong. "Apaan sih... Aku aja sehat gini," kesal Chilbong. Sedangkan Na Jung hanya terdiam, bertanya-tanya sendiri kenapa Chilbong menjadi pendiam.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cit___
#1
Wow reply 1994><