Chilbong Losing The Game

Cold Days in Seoul's Summer

   Musim panas menghangatkan Kota Seoul pada tahun 1994. Warga Kota Seoul harus rela berpanas-panasan. Bahkan di rumah atau di tempat kerja mereka masih akan merasakan panasnya musim panas karena pasokan pendingin ruangan terbatas dan mahal.
   Di suatu tempat di Seoul, terdapat sebuah kos-kosan yang di dalamnya terdapat remaja-remaja yang suka mengeluh. Na Jung, anak pemilik kos, adalah orang di rumah itu yang paling sering mengeluh. Ntah untuk menarik perhatian orang yang dicintainya, Trash, ataukah dia benar-benar sangat kepanasan.
   Berbeda dengan Chilbong yang selalu berpanas-panasan di luar untuk pertandingan baseball-nya. Atlet baseball ini sangat rajin bertanding walaupun cuaca di luar sangat panas. Sedangkan kebanyakan teman-teman di grupnya yang meminta digantikan oleh pemain pengganti.
  
~

   "Na Jung! Ya!...," Chilbong mengetuk kamar Na Jung. Dengan bermalas-malasan Na Jung membuka pintu kamarnya. "Kenapa Bong?." "Aku pengen ngajak kamu nonton pertandingan baseball besok. Kamu dateng ya?," pinta Chilbong dengan wajah memelas. Na Jung menghela nafasnya, "duh Bong maaf ya. Bukannya aku nggak mau nonton pertandingan kamu, tapi tau sendiri kan di luar panas baaangeet...," jawab Najung. "Plis dong Na Jung... Lawanku besok lumayan hebat loh. Lawanku besok terkenal banget jagonya. Kamu kan lucky charm aku, jadi plis dateng...!".
   Na Jung terdiam sebentar. Kemudian dengan polosnya ia berkata, "besok aku juga ada janji mau jalan bareng Trash oppa. Maaf ya". Chilbong hanya terdiam dan tersenyum, "Iya nggak apa-apa". "Ayo kita kakan, Bong. Mama udah nyiapin makanan tuh".
   Chilbong merasa kecewa. Karena Na Jung tidak akan menonton pertandingan baseballnya besok karena akan "kencan" dengan trash, teman sekosnya. Sedangkan Chilbong sangat mengharapkan agar wanita idamannya itu menonton pertandingannya yang sekarang akan terasa lebih sulit karena Na Jung tidak berada di dekatnya besok.
   Chilbong menatapi piringnya yang sudah terisi nasi serta lauk-pauk. Ia hanya memegangi sendok dan garpu tanpa memakan makanannya sama sekali. Ibu kos terlihat bingung dengan perilaku Chilbong yang tidak biasa. Sedangkan anak-anak kos yang lain makan dengan lahap.
"Chilbong ayo makan. Ibu udah susah-susah buat loh"
"Saya nggak laper bu"
"Nggak laper tapi kan harus makan juga dong..."
"Maaf bu badan saya nggak enak. Kepala saya juga rasanya berat. Saya pergi ke kamar saya saja ya," ucap Chilbong sambil meninggalkan meja makan, suasana makan malam terasa berbeda. Semua terlihat bingung termasuk dengan Na Jung.
   Chilbong menutup kamarnya dan berbaring langsung di kasurnya. Ia memejamkan matanya sambil memegangi kepalanya sendiri. "Duh.... Kok pusing banget sih...," ucap Chilbong dalam hati. Chilbong menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tersebut. "Aku harus sehat! Besok kan ada pertandingan!".

~

   Esoknya pukul 9 pagi Chilbong sudah siap untuk berangkat ke pertandingan. "Gimana? Badan kamu udah enakan?," tanya Trash yang seorang mahasiswa jurusan kedokteran. "Nggak tau hyung, pusingnya belom ilang," jelas Chilbong. "Yaudah kamu nggak usah tanding dulu aja. Nanti kenapa-napa lagi," suruh Trash. "Wah, disuruh nggak tanding kepalaku jadi langsung sembuh!," gurau Chilbong sambil membuka pintu dan berjalan meninggalkan rumah kos. Sedangkan Trash hanya tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan dari balik pintu kamar Na Jung, Na Jung mengintip Chilbong yang meninggalkan rumah dengan kondisi yang kurang fit.
    Na Jung pun sudah siap. Siap untuk berjalan dengan Trash. Ia memakai baju biru tua se-siku dan rok putih selutut dengan rambut pendeknya yang tergerai lurus. "Oppa! Aku udah siap," ucap Na Jung sambil membuka pintu kamarnya. Kemudian Na Jung malah melihat Trash yang "kusut" seperti belum mandi apalagi ganti baju yang rapi. "Hissh... Kamu pasti belum mandi," Na Jung kesal kemudian kembali masuk ke kamarnya sambil membanting pintu.
    Trash terdiam dan berjalan ke arah kamar Na Jung. Tanpa mengetuk pintu, Trash langsung saja membuka pintu kamar Na Jung. Na Jung terlihat sedikit terkejut, namun masih saja terlihat kesal. "Maafin oppa ya," ucap Trash. Najung langsung berpikir yang macam-macam karena oppa meminta maaf. "Wah jangan-jangan jalan barengnya nggak jadi nih," pikirnya. "Hari ini dosen manggil oppa ke Rumah Sakit A, nggak tau mau ngapain tapi katanya penting," jelas Trash. Na Jung langsung mengerutkan dahinya dan membelakangi Trash. "udah ku kira kok," ucap Na jung sambil mendorong Trash keluar dari kamarnya.
   Na Jung kecewa dan terduduk di kasurnya dengan pikiran yang bercabang. "Sial... Kenapa kemaren nggak janji nontonin pertandingan si Chilbong aja? Dasar Trash!," Na Jung memukul-mukul bantalnya. "Kalau sekarang aku pergi ke pertandingan Chilbong... Udah terlanjut bete. Cih," geram Na Jung.
    Di sisi lain terdapat Chilbong yang sedang berjalan ke lapangan baseball. Ia masih merasakan sakit kepala, namun pria ini sangat memaksakan untuk mengikuti pertandingan. "Siapa peduli," pikirnya.

~

   Jam 3 Chilbong sudah pulang. Na Jung langsung menghampiri Chilbong dengan tersenyum. "Gimana pertandingannya?," tanya Na jung. Chilbong terlihat kusut juga kesal. "Kalah," jawabnya, kemudian ia langsung pergi ke kamarnya dan langsung tertidur. Na Jung bersedih dan merasa bersalah. Na Jung pun terdiam, hanya terdiam di tempatnya berdiri saat itu.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cit___
#1
Wow reply 1994><