the first and the last date

my sister in law.. i love you

“paboo., apa mark suka nasi goreng seperti ini? Bagaimana kau bisa tidak tahu kesukaan mark?” bisik jaebum ditelinga yoohee

“aku baru 1 bulan menikah dengan mark, tentu saja aku masih belum memahami kesukaan mark. Tapi dia selalu menghabiskan masakan ku setiap pagi.” Yoohee melanjutkan kegiatannya dengan tubuh sedikit kaku karena tegang

“dia hanya tidak mau membuatmu kecewa. Sini aku beritahu. Mark suka nasi goreng dengan sedikit sayuran, disuka minum teh sambil membaca koran dipagi hari. Dan sepulang kerja dia sangat suka mandi dengan air hangat. Oh iya dia sering melupakan handuknya ketika mandi. Aku sering mengambilkan handuk untuknya. Sewaktu tidur, mark tidak suka kegelapan sama sepertiku. Dia bisa menyalakan hampir semua lampu dikamarnya, bila tidak dia akan kesulitan tidur dan matanya akan bengkak pagi harinya.” Jaebum menjelaskan panjang lebar kepada yoohee. Sedangkan yoohee mencoba mengingat ingat kejadian yang diucapkan jaebum dan ternyata benar. Entah mendadak yoohee merasa sangat bodoh. Mengapa hal sepele seperti itu tidak dia sadari dan mengapa juga mark tidak mencoba memberitahu apa yang dia tidak suka malah menerima tanpa ada protes sedikitpun.

Jaebum memukul pelan kepala yoohee. “ masakan mu hampir gosong.” Jaebum membuyarkan lamunan yoohee hingga yoohee tersadar masakannya sudah hampir mengosong. Jaebum melepas pelukannya dan kembali ke meja makan. Yoohee bergegas menghidangkan masakannya itu dan memberikannya pada jaebum.

“miann.. sedikit gosong.” Yoohee nyengir

“gwenchana.” Jawab jaebum dan langsung menyantap makanan dihadapannya. “hari ini temani aku keacara temanku.” Jaebum masih sibuk dengan makanannya

“hari ini?” yoohee menyakinkan jaebum

“hari ini hari sabtu kan. Aku libur lagipula hari ini hari terakhir aku disini. Jadi jangan buat aku kecewa.” Jaebum menatap yoohee dihadapannya.

“baiklah.” Jawab yoohee lemas

…….

Jaebum menunggu di ruang tamu. Dia tampak sangat gagah dengan jas berwarna biru tua tanpa memakai dasi dengan kerah tidak dikancingkan. Rambutnya pun rapi. Tidak seperti biasannya. Tak lama yoohee pun turun dari kamarnya. Tanpa disangka, Dia menggunakan mini dress warna senada dengan jaebum. jaebum pun ternsenyum dari kejauhan.

“ kita berjodoh ya.” Jaebum tertawa kecil sedangkan yoohee hanya tertunduk malu karena mengetahui apa yang dimaksud jaebum. “kajjaa!!” jaebum menarik tangan yoohee menuju ke mobil milik jaebum dan pergi menuju suatu tempat.

Sesampai ditempat yang dituju. Yoohee pun kaget. Dilihatnya tidaka ada satu pengunjung pun di restoran ini. Yang ada hanya mereka berdua dan beberapa pelayan yang sedang menyambut mereka. Jaebum menarik yoohee menuju tempat duduk tepat ditengah ruangan itu dan mempersilahkan yoohee duduk.

“bukannya kita mau keacara temanmu?” tanya yoohee bingung

“aku mengurungkan niatku. Berdua dengan mu lebih asik dari pada keacara itu” Jaebum pun duduk didepan yoohee dan sibuk memilih menu dihadapannya

“ahhh..aku kira kita benar benar mau kesana.” Raut muka yoohee agak kecewa

Jaebum melirik yoohee “kau tidak suka berdua denganku?” dan menutup buku menunnya.

“aniyaa… ani.. aku senang kok” yoohee menunjukan senyum paling manisnya. Tanpa bicara lagi jaebum memanggil pelayan dan memesan makanan yang ia dan yoohee pilih. Sambil menunggu yoohee dan jaebum terdiam sejenak. Yoohee tampak grogi karena jaebum memperhatikannya dengan sangat lekat.

“apa yang kau lihat?” yoohee sibuk merapihkan rambut sebahunnya yang tidak berantakan.

“aku mencintaimu yoohee.” Ucap jaebum lirih

Mendadak yoohee diam dan bdannya mendadak kaku seketika.

“andai saja aku bisa merubah pikiran orangtua kita.” Jaebum menunduk lemas

“lagi pula itu tidak mungkin jaebum ah. Mana ada adik yang menikah lebih dulu. Metode menjodohkan seperti ini pastilah kakak yang didahulukan. Apalagi kau kan masih kuliah.” Yoohee menjelaskan agar jaebum mengerti walaupun sebenarnya yoohee juga menyanyangkan itu. Namun dia tidak mau mengecewakan orangtuanya.

“tuhan tidak adil.” Jaebum kembali menatap yoohee

“jangan bicara seperti itu. Kita tidak bisa menghindari takdir. Mungkin suatu hari kau bisa menemukan wanita yang lebih baik lagi.” Yoohee menggenggam tangan jaebum

“aku rasa tidak.” Jaebum membalas genggaman tangan yoohee

“pasti ada jaebum ah. Aku yakin itu.” Yoohee tersenyum simpul

Tak lama makanan mereka datang dan segera tersaji dimeja mereka. Yoohee dan jaebum menyantap makanan mereka secara perlahan. Tak lama suara ponsel yoohee berbunyi.

“kalau dari mark jangan diangkat.” Jaebum berbicara tanpa menoleh ke yoohee

“wae? Siapa tau ada sesuatu yang penting. Dia kan akan pulang besok” ponsel yoohee masih berdering

Jaebum melirik yoohee dengan tatapan tajam “jangan diangkat.”

Entah mengapa yoohee menurut pada jaebum dan membiarkan ponselnya terus berdering sementara jaebum terus melanjutkan makannya. Yoohee pun melanjutkan makannya secara perlahan sambil memperhatikan pomselnya yang masih berdering. Jaebum memperhatikan gelagat yoohee dan segera mengambil ponsel yoohee. Jaebum mencopot baterai ponsel yoohee dan menyimpannya di dalam jasnya.

“yaa..waee?” yoohee mencoba mengambil kembali ponselnya namun jaebum enggan mengembalikannya.

“akan ku kembalikan setelah kita sampai dirumah.” Jaebum segera menyelesaikan makannya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
MartintunYP #1
Chapter 5: Ya ampuun! o.o ini kereeeen
Afinagd #2
Chapter 5: Keren thor! Jarang2 gw nemu yg bahasa -_-