When Night Comes

Antara Ada Dan Tiada
blood_rose_s_cutie_mark_by_exkira-d4gsbm

WHEN NIGHT COMES (saat malam datang)

 main cast: Ryu HwaYoung & CN BLUE

♪After midnight, I should kidnap you from the world and,♪

♪I'll keep you in my room♪

♪Hush now my love, and hold my hand...♪

Saat malam datang, dari dalam sebuah Club di Hongdae mulai terdengar suara riuhan yang cukup meriah. Suasana seperti itu sudah biasa terjadi ketika musik mulai menggema di seluruh ruangan. Musik saja tidak cukup membuat orang mengayunkan kepala dan tangan mereka ke kiri dan kanan, tapi ditambah dengan nyanyian indah dari seorang gadis cantik diantara tiga pria tampan di atas panggung. Para penonton terpesona dan seakan terhipnotis oleh penampilan menawan dari band indie yang sedang digandrungi kaum muda saat itu. Dan di sisi paling ujung, terlihat seorang pria paruh baya yang juga ikut terlarut dalam performa mereka. Sesekali dia meneguk bir yang dia simpan di atas meja disebelahnya, bibirnya membentuk senyum penuh kepuasan. Puas akan dirinya sendiri yang membuat keputusan untuk menampilkan mereka di Club miliknya. Kini dia yakin akan ada uang banyak yang menantinya. Dia tahu bukan semata-mata musik mereka yang menarik perhatian penonton, tapi si vocalist yang cantik, Ryu Hwa Young.

"Hwa Young-ah, jangan pergi," Jong Hyun, si gitaris merebut kembali gitar HwaYoung yang telah tersimpan rapi di dalam guitar case dan tangan gadis itu sudah satu inci lebih dekat untuk siap membawanya. Tapi kini dengan gitar itu direbut Jong Hyun untuk yang kesekian kalinya, akhirnya dia hanya bisa menatap teman band-nya itu dengan tatapan lelah. Satu desahan keluar dari mulutnya.

Bukan tanpa alasan Jong Hyun melakukan itu, tapi karena Hwa Young akan pergi mengunjungi relasinya yang cukup jauh dari Hongdae. Sebenarnya itu bukan masalah besar, yang menjadikan itu masalah besar adalah, saat itu hari sudah sangat larut, bisa dibilang tengah malam. Sebenarnya itu juga bukan alasan utama Jong Hyun melarang Hwa Young pergi karena dia tahu temannya itu adalah seorang gadis yang mandiri, tapi belakang ini ada berita yang otomatis membuat Seoul dan sekitarnya resah bukan main. Hari ini pun muncul beritanya. Di koran, para wartawan menulis dengan headline:

"SEPULUH ORANG DITEMUKAN MATI. PEMBUNUH BERANTAI SEDANG BERKELIARAN DI SEOUL"

Ya, sepuluh korban telah ditemukan sejak satu bulan ini. Mereka mati kebanyak dengan cara yang sama, yaitu kepala mereka terpenggal. Tak hanya itu, tempat pembunuhan juga sama atau setidaknya tempat dimana para korban ditemukan sama, yaitu disatu gang kecil yang gelap di perkampungan, dan dari investigasi polisi waktu kematian mereka itu tengah malam.

Sebenarnya ada yang jauh lebih buruk. Beritanya muncul di TV hari ini. Yaitu dua teman mereka ikut menjadi korban.

Dan dengan segala alasan itu Jong Hyun merasa harus menghentikan rencana Hwa Young.

Harus.

Tapi Jong Hyun melupakan satu hal bahwa tak hanya Hwa Young itu mandiri, dia juga keras kepala. Sangat keras kepala.

"Aku akan baik-baik saja. Lagipula ini bukan pertama kalinya aku keluar malam-malam 'kan?" Hwa Young merebut kembali gitarnya dan memberikan senyum meyakinkan.

"Kau dengar berita hari ini tidak 'sih?" Si Drummer, Min Hyuk bertanya dengan nada aneh dan juga sinis.

"Kau pikir aku akan berakhir seperti Ji Suk dan Eun So? Jangan khawatir, aku akan berhati-hati" Hwa Young menepuk lengan Jong Hyun yang masih memasang wajah mengkerutnya.

"Kau yakin?" kali ini si bassist Jung Shin yang bertanya.

"Harus berapa kali aku bilang?" Hwa Young memutar bola matanya.

"Baiklah, aku akan mengantarmu" Jong Hyun memegang pundak Hwa Young dan hendak memutar badan gadis itu, tapi Hwa Young malah mendorong Jong Hyun pelan.

"Aku bukan anak kecil" Kali ini Hwa Young berkata dengan nada serius dan tegas. "Ini hanya masalah pembunuh berantai bodoh yang mungkin saja sedang berada jauh dari sini"

"Enteng sekali kau bicara" Min Hyuk berkata sinis lagi sambil memutar satu stik drummnya. Otomatis dia mendapatkan delikan tajam dari Hwa Young.

"Sepertinya kau yang bodoh! Kau tahu ini bukan sekedar pembunuhan berantai!" Jong Hyun akhirnya mengeluarkan amarahnya. "Apa tidak sedikit saja kau merasa resah? kami tidak ingin sesuatu terjadi padamu, Hwa"

"Oke, baiklah. Kau boleh mengantarku. Ya ampun, kenapa bentak-bentak seperti itu sih?!" Hwa Young mengorek-ngorek kedua telinganya dan geleng-geleng kepala. Saat Jong Hyun mulai melangkah menuju pintu Hwa Young menambahkan, "Tapi hanya sampai halte bus ya"

Jong Hyun melihat ke anggota band lainnya yang hanya bisa mengangkat bahu mereka. Dia menggeram dan akhirnya menjawab, "Terserah"

--------

Jong Hyun dan Hwa Young berjalan beriringan menuju jalan utama dan tempat halte bus berada. Selagi jalan Jong Hyun tak henti-hentinya mengingatkan Hwa Young untuk tetap mengaktifkan ponselnya yang Hwa Young rasa itu terlalu kekanak-kanakkan. Dia juga terus mengingatkan untuk tidak berbuat yang aneh-aneh atau jangan berbicara pada orang asing karena mungkin saja itu si pembunuh berantai.

"Aigooo, kau benar-benar mencemaskan aku ya?" Hwa Young akhirnya hanya nyengir menerima perhatian dari sahabatnya itu.

"Kau pikir?"

"Aku akan baik-baik saja, tenanglah"

"Sebaiknya begitu"

"Itu dia bisnya" Hwa Young menunjuk pada bis yang baru datang. Dia melambai pada Jong Hyun dan tersenyum sambil melangkah masuk. Hwa Young masih melambai dan tersenyum bahkan saat bis mulai berjalan.

Setelah sampai di tujuan, Hwa Young memasuki sebuah jalan kecil menuju pemukiman yang akan dia tuju. Dia berhenti melangkah ketika dia sadar bahwa dia berada di tempat favorit si pembunuh berantai, yaitu sebuah gang kecil. Jalan itu tidak begitu gelap. Tapi memang sepi. Hwa Young melihat jam di ponselnya. Pukul satu pagi.

Hwa Young menghilangkan pikiran-pikiran aneh yang mungkin disebabkan oleh si cerewet Jong Hyun dan mulai berjalan dengan tenang. Sampai dia mendengar suara sesuatu yang patah dan suara langkah kaki di belakangnya. Hwa Young berjalan sedikit lebih cepat dan berusaha untuk tidak panik ataupun menoleh kebelakang dan benar-benar termakan omongan Jong Hyun dan kawan-kawannya. Jadi untuk menenangkan dirinya sendiri dia memegang erat tali tas gitarnya dan berdeham sedikit.

Tapi kemudian dia menelan ludah ketika dia merasa seseorang di belakangnya mendekat. Suara langkah kakinya pelan sekali. Hwa Young akhirnya melirik dengan ujung matanya. Orang itu semakin dekat. Makin dekat lagi.

Dan berjalan melewatinya.

Hwa Young berhenti dan menghela nafas. Dia benar-benar sudah termakan omongan Jong Hyun. Dia merasa sangat konyol sekali. Akhirnya dia berjalan dengan perasaan peraya diri dan lebih yakin. Yakin semuanya akan baik-baik saja.

Ketika dia akan berbelok dia terkejut dengan sesuatu yang tiba-tiba jatuh ke tanah.

Bukan. Bukan sesuatu. Tapi seseorang.

Hwa Young mematung ditempat dia berhenti berjalan. Ditempatnya berdiri dia bisa melihat orang itu menggapai-gapaikan tangannya ke arahnya. Jelas orang itu tahu kalau dia berada disana. Matanya sudah berubah merah dan mulutnya hendak meminta pertolongan. Dari semua hal yang paling membuat Hwa Young terpaku adalah, kenyataan bahwa pria yang tergeletak ditanah itu adalah si pemilik Club.

Setelah matanya tak bisa lepas dari si pemilik club yang sekarat, kini dia terpaksa beralih pada sesosok yang berdiri di samping tubuh pria malang itu. Sosok itu bertudung, tapi Hwa Young tahu kalau matanya sedang menatapnya. Hwa Young melihat kilatan cahaya kecil yang berasal dari samping tubuh si pembunuh. Pembunuh itu melangkahkan kaki kirinya melewati tubuh si pemilik club sehingga dia berdiri diantara dia.

Hwa Young memperhatikan pembunuh itu mengangkat kedua tangannya beberapa centi diatas kepalanya dan kini Hwa Young tahu bahwa kilatan itu berasal dari sebuah kapak yang dua detik kemudian sudah memisahkan kepala si pemilik club dari badannya.

Hwa Young memekik pelan dan menutup mulutnya selagi berusaha keras mencoba menguatkan kakinya untuk bisa bergerak lagi. Sementara itu si pembunuh dengan sosoknya yang kini bisa sedikit terlihat jelas, tersenyum jahat sambil mengayunkan kapaknya. Hwa Young menyadari satu hal lagi. Pembunuh itu adalah pria yang berjalan melewatinya tadi.

"Kau mau bergabung dengannya? Setidaknya untuk menambah koleksi kepala di musiumku. Aku punya musium loh, hebat kan?" Pembunuh itu berkata dengan cara bicara ala anak kecil dan suaranya rendah juga serak. Selangkah demi selangkah dia makin mendekat.

"Menjauh dariku!" Melempar gitarnya pada si pebunuh, akhirnya Hwa Young berhasil membuat kakinya bisa berjalan lagi. Bukan berjalan, tapi berlari. Berlari sekencang mungkin. Berlari sejauh mungkin. Tapi sialnya dia bertemu jalan buntu yang hanya ada tiang listrik dan tempat sampah benda daur ulang dimasing-masing sisi, akhirnya Hwa Young memutuskan bersembunyi di dalam tong sampah, dia lalu mengambil ponselnya dan menekan nomor Jong Hyun. Dua, tiga kali dering tak juga dijawab.

"Sialan anak itu", kemudian Hwa Young menekan nomor Min Hyuk. Lalu terdengar suara click dan suara Min Hyuk

"Ada ap-?"

"Min Hyuk-ahARGHHHHH!"

"Kau bodoh!" Si pembunuh menarik rambut Hwa Young dan memaksanya keluar dari tong sampah. "Kau benar-benar bodoh"

Hwa Young merasakan cipratan benda cair yang segera membuatnya tidak berdaya.

---------

Hwa Young menatap lurus ke arah si pembunuh yang sedang duduk di atas meja tak jauh darinya. Kini dirinya terikat disatu kursi. Walau berusaha sekeras mungkin untuk melepaskan diri, tali-tali itu terlalu kencang mengikikat lengan dan kakinya. Dia merasakan bau aneh yang membuatnya sedikit terganggu. Dia sadar bahwa dia diculik. Dia disekap disebuah tempat yang mengerikan. Banyak sekali senjata tajam, artikel-artikel koran yang menempel di dinding, foto-foto orang yang dilaporkan hilang, dan toples-toples kecil berisi darah yang berjajar di rak kecil.

Dia juga mendengar sebuah lagu yang sangat familiar diputar di sebuah tape. Lagu itu lagu miliknya sendiri.

"Aku sudah persiapkan kursi itu untukmu" Pria pembunuh itu, berkata dengan santai sambil mengayunkan pisau peraknya seperti layaknya Min Hyuk yang memutar-mutar stik drumnya.

"Maaf tuan," akhirnya Hwa Young buka mulut, "Aku hanya seorang seniman miskin. Jika uang yang kau mau, aku tidak punya. Aku bisa memberikan rekaman CD lagu-lagu kami yang baru, belum di rilis..."

Mendengar perkataan Hwa Young pria itu membuka mulutnya lebar-lebar kemudian tertawa sangat kencang, dan suara tawanya menggema di ruangan yang tampak seperti markas. Setelah satu menit penuh dia tertawa, pria itu akhirnya berhenti dan menatap tajam Hwa Young lagi.

"Kau bercanda?" Tanya pria itu.

"Sungguh, tuan" Kata Hwa Young masih mencoba melepaskan ikatan tangannya yang semakin membuat tangannya perih seperti terbakar.

"Percuma, kau tak akan bisa lepas. Aku membuat tali itu khusus. Kau tahu, dilapisi perak. Dan darah itu, darah orang mati yang akan langsung membautmu tak berdaya. Ironis sekali, Makhluk yang selalu haus darah lemah akan darah dari orang mati. Kalian terlalu pilih-pilih. Kenapa? darah dari bangkai tidak enak ya? Hmmm, sesuatu yang segar memang yang terbaik, untuk darah sekalipun" Pria itu tersenyum sambil meneguk bir. Lalu dia menatap langit-langit sambil ikut bersenandung mengikuti lagu. Masih menatap langit-langit, dia berguman "Tapi aku akui lagu ini memang bagus. Liriknya sangat menyeramkan. Sangat mencerminkan dirimu yang sebenarnya. Oh, mungkin kau sudah sering mendengar pertanyaan ini. 'Apa lagu ini menurut pengalaman pribadi?' hahahahaha, kurasa iya. Benar kan? Maaf aku bilang kalau lagu ini....teman untukku malam ini"

"Sebenarnya apa maumu?!" Kali ini HwaYoung tidak mengeluarkan nada memelas melainkan penuh amarah.

"Apa mauku? kau tanya apa mauku? kenapa harus tanya sih? kau sendiri sudah tahu jawabannya" Pria itu menghampiri Hwa Young dan berjongkok tak jauh dihadapannya. Dia mengarahkan pisaunya ke wajah Hwa Young, lalu dia berkata lagi dengan berbisik "Aku mau...kau MATI"

"Ke-kenapa? apa salahku?" Hwa Young menahan sakit di bawah dagunya akibat goresan dari pisau. Kemudian pria itu berdiri tegap, menatap Hwa Young dengan kepala yang terus bergeleng-geleng.

"Aigooo, bisa tidak kau jangan terus bertanya padaku pertanyaan yang jelas-jelas jawabannya sudah kau TAHU SENDIRI!"

"ARGHHH!" Hwa Young menjerit karena pria itu lagi-lagi mencipratkan darah ke wajahnya. "Aku tidak tahu apa yang kau maksud"

Si pria itu mendekat lagi, mengarahkan pisaunya lagi, "Jangan berlagak tolol" Pria itu mengelus wajah Hwa Young lalu mendesis, "Ssssss...kau cantik. Tapi aku mau tahu apa kau masih terlihat cantik jika kau melakukan ini". Pria itu meletakan ujung pisaunya di telapak tangannya dan membaut satu irisan panjang. darah mulai mengalir keluar. Dia mulai tertawa kecil melihat Hwa Young yang berubah terkejut dan seakan tercekik. Dia mengambil setetes darahnya dengan pisaunya lalu menempelkannya di permukaan bibir gadis itu.

Pria itu menjauh selangkah demi selangkah.

Hwa Young terlihat menundukkan kepalanya, kursi bergetar hebat karena tubuhnya bergetar. HwaYoung menggeram dan terus menggeram. Sampai suara geramannya berubah seperti geraman binatang, bukan manusia. Hwa Young mnengadahkan kepalanya dan meraung sekuat tenaga. Kini mata hitamnya telah berubah menjadi kemerahan, urat menonjol di balik kulit pucatnya.

"Bagaimana rasanya?"

"Aku akan membunuhmu. Kau akan menyesal melakukan ini padaku" Hwa Young mengancam dari bibir yang kini mulai menjilati darah yang menempel dan gigi-giginya sudah berubah menjadi jejeran gigi-gigi runcing dan tajam.

"Jadi begini tampang aslimu, monster cantik?" Pria itu lagi-lagi menumpahkan darah yang segera membuat Hwa Young berteriak lagi. "Aku heran padamu, kau begitu lamban. Yang kau tahu monster seperti kalian itu bisa berlari sangat cepat. Tapi kau? Atau memang kalian yang terlalu berlagak seperti manusia? Kau seharusnya sadar, sekali MONSTER akan tetap menjadi MONSTER"

"KAMI BUKAN MONSTER!" Hwa Young berteriak, "Monster itu adalah kau. Kau adalah orang yang membuat seluruh kota menjadi resah. Mereka tidak tahu bahwa orang-orang yang kau bunuh adalah Vampir. Yang mereka tahu adalah kau si pembunuh berantai yang membunuh orang-orang tak berdosa"

"Apa? tak berdosa? kalian minum darah manusia dan kalian sebut diri kalian tidak berdosa? Hah, aku tidak percaya ini"

"Kami tidak meminum darah manusia! Kami meminum darah hewan, brengsek!"

"Omong Kosong! Kau lihat itu!" Pria itu menunjuk ke arah foto-foto orang hilang yang dia tempel, "Mereka dilaporkan menghilang dan aku tahu bahwa kalian yang memburunya. Dua teman kalian memang mengatakan hal yang sama, tapi tidak untuk bos mu. Ya, si pemilik club yang tak hanya gila uang tapi gila darah. Aku pernah melihat bos-mu memangsa salah satu dari mereka di sarangnya. Membiarkan mereka tergantung dengan luka sayat, dan menampung darahnya dengan ember kecil. Wuihhh, untung saja tadi aku berhasil membunuhnya. Dan booom, kau juga ada, pekerjaanku jauh lebih mudah sekarang"

Hwa Young terdiam, tampak berpikir.

"Kenapa? kau bertanya-tanya apa ketika aku memotong kepalamu akan terasa sakit? Sebagai saran, tutup saja matamu"

"BUNUH! KITA AKHIRI SAJA SEMUA INI! CEPAT BUNUH AKU BRENGSEK!" Hwa Young meraung dengan suara yang membuat siapa saja merinding. Dengan rahang yang mengencang membuat gigi-gigi taringnya bersatu. Tapi pria itu hanya menggeleng.

"Tidak sekarang. Kau ini sebenarnya umpan. Jadi teman Vampir yang kau sebut teman band-mu itu akan datang mencarimu. Jadi hari ini aku akan banyak sekali membunuh Vampir. Ini hari terindah selama aku menjadi pemburu Vampir"

"Teman-temanku?" Kini Hwa Young yang giliran tersenyum.

"Ya," Pria itu berubah serius.

"Mereka bukan Vampir."

Pria itu terkekeh kecil, "Kalau bukan Vampir lalu apa?"

Tiba-tiba terdengar suara dobrakan pintu. Dari sana muncullah Jong Hyun, Min Hyuk dan juga Jung Shin dengan wajah mereka yang marah. Mereka mengangkat tangan mereka yang telah muncul cakar-cakar panjang. Mereka saling bertukar pandang. Lalu merubah diri mereka menjadi serigala setengah manusia. Cakar-cakar panjang dan taring-taring panjang mulai menancap dengan satu lompatan ke berbagai bagian tubuh si pemburu Vampir itu. Hwa Young menyaksikan teman-teman mereka mencabik-cabik pria itu dengan senyuman.

Dia bergumam, "Werewolf"

 

T.A.M.A.T


AUTHOR'S NOTE

Chapter ke dua.

Aku rada sebel karena imgur.com di blockir sama esia, gak tahu kenapa. Jadi poster yang udah aku bikin capek-capek gak bisa aku lihat di browser aku, gak tahu deh di yang lain. Trus tadinya aku mau ngasih link lagu yang dipakai diawal cerita tapi aku gaptek banget soal kode HTML. Ada yang mau kasih tahu aku gak?

Anyway, cerita ini bener-bener terinspirasi dari Supernatural atau sedikit Twilight kali (walau aku gak ngefans-ngefans amat ama ntu film) tapi pertemanan antara serigala jadi-jadian ama Vampir itu terinspirasi dari sana. (Walau kata film yang laen mereka seharusnya musuhan karena werewolf lah yang bisa membunuh Vampir)

Well, ide ini muncul begitu aja. Walau di versi bahasa inggris si Jong Hyun, Min Hyuk, dan Jung Shin itu semacam monster pemakan jiwa anak-anak, tapi aku ganti jadi werewolf.

Aku tahu banget masih banyak kekurangan, atau kalian masih banyak yang bertanya-tanya atau malah mikir, 'Nie cerita aneh amat?', jangan ragu-ragu untuk komen dan kasih pendapat. Aku sendiri gak selalu suka cerita yang kunti-kunti atau sadako-sadakoan, jadinya nulis cerita kayak gini.

Udah ah, makasih udah baca. Dan makasih untuk para subscriber baru. ^3^

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
IvyAz69
#1
Chapter 1: hahaha aku ngerti.. di chapter ini jadi si jiyeon itu disuruh kepsek buat ngibulin bocah2 cewek itu biar pada ga nongkrong di gudang sekolah lagi kan? xD

awal bacanya merinding sebentar.... tapi ujungnya aku ketawa >m<
IvyAz69
#2
Chapter 3: aku kurang dapat clue untuk chapter ini.. dari awal aku kira jieun bakalan dibawa ketempat apa terus dijadiin 'budak' departemen pendidikan..

eh tau2nya mau dibedah otaknya buat diambil isinya.___.
makhluk itu sebenernya apa??
kenapa dia mesti dikasihin sumbangan otaknya murid2 pintar??

ahh, jinjjaa.. kamu nulis ffnya kaya nulis riddle. tekateki gitu >m<
IvyAz69
#3
Chapter 2: iuuuuu :O aku baca ini malam2 dan feelnya berasa banget. pilihan diksi sama idiomnya bagus, rapih tapi gampang dingertiin.......
aahh moga apdetnya lancar deh. ini seru banget loh! >,<
lagi nyari fanfic yang beda2 tema bosan romansa terus wkwkw

teryata nemu ini dan hell yah! ga nyesel >,<
ihhh keren banget bisa dapat ide begini xD
tadinya kupikir si pria pembunuh itu psikopat. ternyata dia hunter ya??

seneng banget liat make chara macem2 >m<
ngebayangin anak2 cn blue jadi werewolf.. ew~~

semisal kalo itu exo._. keren juga tuh ahahahah
cit___
#4
Chapter 3: Otaknya ji eun mau dipindahin ke robot yang terbuat dari bagian-bagian tubuh manusia?!?
stephani_bap #5
Chapter 3: jadi kepala keledai dipotong terus disambung ke leher manusia???
deerinthedawn #6
Chapter 3: takuut juga ya kalo jdi org sempurna,,idenya kerenn lanjutt thorr, keren!!!
cit___
#7
Chapter 1: Serius ini seru dan aku ga nyangka kalo mereka ternyata udah mati
stephani_bap #8
Chapter 2: tapi pemburu vampirnya kasihan....
stephani_bap #9
Chapter 2: yg kayak gini lebih seru kok!!