Two

An Awfully Big Adventure

“Forget them Wendy, Forget them all.

Come with me, to the place where you’ll never,

never have to worry about grown-up things again”

 

 

Kyungsoo membuka matanya perlahan, dan melihat ke sekelilingnya, yang dilihatnya membuatnya berdecak kagum. Dari rumahnya, lebih tepatnya dari kamarnya bintang hanya terlihat seperti titik- titik kecil yang berkilauan, tapi kini bintang terlihat begitu besar, bersinar dan indah. Kemudian Kyungsoo melihat kebawah, dan tertawa saat menyadari bahwa dirinya telah begitu jauh dari tanah.

“Kita benar- benar terbang!” ucap Kyungsoo sambil masih tertawa. 

Jongin, yang sebelumnya fokus terhadapa apa yang didepannya mengalihkan pandangannya untuk melihat kearah Kyungsoo dan terkekeh pelan saat melihat ekspresi Kyungsoo.

“Saat kau tertawa matamu tidak terlihat sebesar biasanya” ucap Jongin sambil masih menatap Kyungsoo, tertawa kecil saat melihat pipi Kyungsoo mulai memerah.

Kyungsoo terdiam sejenak sebelum bertanya “Neverland” gumamnya pelan, tapi Jongin masih bisa mendengarnya.

“Ada apa dengan Neverland?”

“It’s a good place isn’t it?” tanya Kyungsoo, kemudian menatap Jongin dengan matanya.

“Tentu saja! It’s the best place” jawab Jongin sambil tertawa begitu lepas, dan beberapa saat kemudian tawa Kyungsoo menyusul tawa Jongin, just because.

 

 

 

 

--

 

Kyungsoo melihat dan merasakannya saat mereka mendekati Neverland. Sebelumnya langit Neverland begitu gelap, tapi seperti menyambut Jongin, langit Neverland berubah menjadi begitu cerah secara perlahan. Sebelumnya Kyungsoo bisa melihat dari kejauhan bahwa di Neverland cuaca sedang bersalju, namun kini salju di Neverland mulai meleleh secara perlahan. Saat ini Neverland terlihat berkilau.

Neverland jauh lebih indah dari apa yang pernah ada di bayangannya. Dan saat kaki Kyungsoo telah menyentuh tanah Neverland, Kyungsoo memutar badannya dan melihat ke arah langit Neverland, dia tidak bisa menghentikan dirinya untuk tidak berdecak kagum. Langit di Neverland terlihat jauh lebih cerah, dengan warna biru muda sebagai dasar, dan sedikit warna putih dan orange. Kyungsoo pernah melihat langit seperti itu, dia melihatnya di buku cerita yang diberikan oleh orang tuanya, tapi langit itu terlihat jauh lebih baik dan saat indah saat dia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri.

Kyungsoo mengalihkan pandangannya ke arah Jongin, yang juga sedang memandang sesuatu (atau mungkin seseorang?) dan Kyungsoo mengikuti arah pandangan Jongin, Jongin sedang memandang matahari, dan matahari di Neverland tersenyum ke arah mereka  dan bersinar lebih terang saat Jongin tersenyum di sebelahnya.

Kyungsoo pernah membacanya, bahwa Peterpan adalah anak dari Neverland. Cuaca di Neverland akan bergantung kepada suasana hati Peterpan itu sendiri.

Jadi tidak akan mengherankan jika cuaca di Neverland secerah itu jika Jongin tersenyum sebahagia itu.

Kyungsoo sedang memandang anak lelaki disebelahnya saat dia merasakan rambutnya ditarik kebelakang membuat tubuhnya juga tertarik kebelakang, menjauhi Jongin.

"Aw!" teriak Kyungsoo membuat Jongin melihat ke arahnya, seketika membelalakkan matanya saat menyadari apa, lebih tepatnya siapa yang membuat Kyungsoo berteriak.

"Luhan! Hentikan!" ujar Jongin, dan seketika Kyungsoo merasakan rambutnya terbebas dari tarikan itu.

Kemudian dia melihat sesuatu yang sangat kecil dari ekor matanya terbang mengelilinginya sebelum berhenti di hadapannya, dan melihatnya dengan tatapan yang tidak begitu bersahabat.

Luhan masih memandangi Kyungsoo dengan tatapan yang sama sebelum Luhan menjulurkan lidahnya kemudian terbang menuju Jongin dan membuat dirinya nyaman di pundak Jongin.

Kenapa peri itu penuh kebencian, pikir Kyungsoo, dan kemudian dia menyadari bahwa dia mengucapkan apa yang ada di pikirannya dengan cukup keras saat dia mendengar Jongin terkekeh pelan seelum menjawab.

"Karena mereka terlalu kecil, jadi mereka hanya bisa merasakan satu emosi saja di dalam tubuh kecilnya, maafkan Luhan, dia tidak biasanya seperti ini, dia peri yang baik kalau kau sudah megenalnya" tapi Kyungsoo tidak yakin dengan pernyataaan Jongin, mengingat apa yang telah dilakukan Luhan kepadanya, dan hingga saat ini Kyungsoo tidak tahu kenapa Luhan melakukan hal itu padanya.

"Aku tidak berbohong! Kau harus melihatya saat Luhan sedang berbahagia" Mungkin ketidakpercayaan Kyungsoo tergambar jelas di wajahnya, atau mungkin Peterpan bisa membaca pikiran.

Kyungsoo hanya mengangkat bahunya sambil memegang rambutnya yang sebelumnya telah ditarik oleh Luhan.

 

"Kau ingin melihat Hook?" tanya Jongin tiba- tiba kepda anak lelaki disebelahnya yang sedang memajukan bibirnya sambil memegang rambutya, pertayaannya langsung dijawab dengan anggukan terlalu bersemangat dari Kyungsoo.

"Tentu saja!"

"Mereka mempunyai kapten baru, Joonmyun, dia tidak menyukainya saat orag lain memnggilya Hook" ujar Jongin panjang lebar sambil memegang pinggang Kyungsoo, membuat mata Kyungsoo menjadi lebih besar lagi dari ukurannya yang sebenarnya.

"Kau tidak bisa terbang Kyung, peganganlah" ujar Jongin saat menyadari ekspresi terkejut Kyungsoo yang sejujurnya membuat wajah Kyungsoo terlihat lebih menggemaskan.

Kyungsoo sekali lagi mersakan wajahnya memerah, terutama saat menyadari nama panggilan yang diberikan Jongin. Dia melihat Luhan terbang mendahului mereka, tidak lupa mengirimkan Kyungsoo tatapan yang Luhan harap bisa membunuh Kyungsoo.

Kyungsoo kemudian melingkarkan tagannya di sekeliling leher Jongin. Kyungsoo tidak pernah sedekat ini dengan orang lain, kecuali denga adiknya, Baekhyun tentu saja.

 

 

Mereka mendarat di atas sebuah awan yang cukup besar, yang berada di dekat sebuah kapal bajak laut yang jauh lebih besar. Mereka berada di posisi tengkurap sambil menghadap ke arah kapal besar itu.

"Wow" ujar Kyungsoo dengan penuh kekaguman, untuk pertama kalinya dia melihat sebah kapal bajak laut asli beserta awaknya. Dia bergerak sedikit maju untuk melihat kapal itu lebih jelas. awan yang menjadi alasnya terasa jauh lebih halus dan empuk daripada ranjang tempat tidurnya saat di rumah.

"Kau menyukainya?" tanya Jongin.

"Kau bercanda? Tentu saja, aku selalu ingin meihat Hook!"

"Ingin melihatnya lebih dekat?" tawar Jongin, Kyungsoo bisa melihat sesuatu di mata Jongin, trouble.

"Bisakah?--"

"tentu saja" Kemudian Jongin memegang pinggang Kyungsoo seperti biasanya, tanpa ijin. Kyungsoo harus belajar menenangkan degub jantungnya setiap kali anak lelaki itu melakukan hal yang sama, karena dia tidak ingin mempunyai penyakit jantung, dan sejujurnya Kyungsoo tidak tahu kenapa jantungnya berdegub sekeras itu, mungkin Jongin bisa mendengar suara degub jantungnya saat mereka berada sedekat ini.

Kemudian mereka terbang mendekati kapal itu, Kyungsoo dapat melihat seorang awak sedang menyiapkan makanan sebelum menghilang melewati sebuah pintu, membuat tempat dimana makanan itu diletakkan menjadi sepi. Karena awak yang lain sedang sibuk membersihkan salju yang telah meeleh di atas kapal.

Kyungsoo tidak mengetahui bahwa yang dimaksud Jongin dengan "melihatnya lebih dekat" adalah berdiri di kapal itu sendiri.

"Jongin bagaimana jika Hoo-Joonmyun mengetahui jika kau berada di sini?" desis Kyungsoo saat mereka telah sampai di kapal itu.

Jongin hanya mengangkat bahu sebelum menawab "Joonmyun lebih baik dari Hook, lagipula mereka tidak akan tahu" Kyungsoo hanya memutar bola matanya saat mendengar jawaban Jongin. kemudian dia memilih untuk melihat sekelilingnya, Jongin memutuskan untuk memakan makanan yang Kyungsoo yakin adalah milik Joonmyun, pemilik kapal ini sedangkan Luhan yang kini telah berada di pundak Jongin memandangi Kyungsoo dengan tatapan menghakimi.

Kapal milik Joonmyun sama seperti kapal yang ada di bayangannya, mungkin sedikit lebih bersih, atau mungkin terlalu bersih untuk sebuah kapal bajak laut.

"Kyung, kau mau?" Kyungsoo melihat ke arah Jongin, anak lelaki itu kini sedang melahap sebuah roti isi.

Kemudian Kyungsoo melihatnya, dari pintu yang berada di belakang Jongin, pintu dimana sebelumnya seorang awak menghilang ke dalamnya. Seseorang yang tidak terlalu tinggi untuk ukuran orang dewasa, dengan wajah yang memerah (yang kyungsoo yakin bukan karena malu, tapi karena amarah) berjalan ke arah Jongin. Sepertinya Luhan juga menyadarinya, karena peri itu menolehkan wajahnya ke arah pintu itu sebelum menarik rambut Jongin, seakan untuk memperingatkannya.

"JONGIN" teriak lelaki itu,  seketika membuat Jongin yang sedang menikmati makanannya berhenti membeku di tempatnya dengan sebuah roti isi masih berada di tangan dan mulutnya, dan Kyungsoo hanya bisa terdiam sambil memebelalakkan matanya saat melihat ekspresi Jongin dan reaksi Luhan, karena saat itu dia tahu, bahwa mereka sedang dalam masalah besar.

 

 

hiiiii guyyssss /throw confetti/

maaaf baru bisa update sekarang, sibuk unas sama urusan sekolah yang lain -_-

udah ah

gimana menurut kalian part 2 ini?

kritik saran dan apapun bakal diterima dengan baik(?)

byeeeee

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sognatoreL #1
Chapter 2: Uwaah peterjong ketanngkep? Interesting! Update fast thornim :)
sognatoreL #2
Chapter 1: Great, aku suka sekali thornim peterpan versi kaisoo :3 lanjut ~
dyofanz #3
Chapter 2: IH keren. lanjut author, update asap juga ya:3
Maudyo #4
Chapter 2: thinkerlu cemburu ya hehe
dilanjut dong
Clovexo
#5
Chapter 2: jonginpan dan kyungdy, right?
so interesting~
MissKey693
#6
Chapter 1: Hyaaaaaaa... *treak ala fangirl
Bahagia banget pas tahu ini fic yang aku request XD
Makasih banyak udah dibuatin
Aku suka banget...,
apalagi pas Jongin bilang “You really are beautiful,
big eyes” aaaaaaaaa.. x)
remake film peterpan ya kan ?

lanjut ya..
jangan lupa semangat !! :D
lattechangie
#7
Chapter 1: Omg i'm so in love with this..
Clovexo
#8
Chapter 1: peterpan story with jongin and kyungsoo as main characters
update soon~
hookedonkai #9
I like the idea, please update soon, neh?
guylian #10
Waitingg for update~