One

An Awfully Big Adventure

 

“Daddy! Bed time story pleaseeeeee?” ucap seorang anak yang masih begitu kecil, yang baru menginjak usia tujuh tahun, sedikit berjingkat- jingkat dari tempat tidurnya karena terlalu bersemangat. Kyungsoo tidak bisa menahan tawanya saat melihat anak itu.

“Wich one dear?” tanya Kyungsoo pada anak itu.

“Peter Pan! Peter Pan!” jawab anak itu sambil menepuk tangannya masih dengan begitu bersemangat. Kyungsoo tersenyum kecil mendengar jawaban anak itu. Kemudian dia duduk di sisi tempat tidur anak itu.

“Nah, aku tidak akan menceritakannya sebelum kau tenang” ucap Kyungsoo sambil sedikit tertawa. Begitu mendengar ucapan Kyungsoo, anak itu segera membaringkan tubuh kecilnya di tempat tidurnya, membuat Kyungsoo semakin tertawa. Setelah dia berhasil menghentikan tawanya, dia memainkan rambut anak lelakinya, kemudian menghirup nafas panjang sebelum memulai ceritanya.

“Mungkin dia lebih di kenal sebagai Peter Pan, tapi sebenarnya dia lebih memillih Jongin”

 

 

--

 

There was this boy.

Do Kyungsoo. Disaat anak lelaki seusianya bermain sepak bola bersama temannya yang lain, dia lebih memilih berada di ruangannya, membaca setiap buku cerita yang diberikan oleh orang tuanya, dan saat dia telah menyelesaikan membaca sebuah buku dia akan menceritakan apa yang dibacanya kepada adiknya, yang lebih dari bahagia untuk mendengarkan ceritanya.

Dia menceritakan tentang bajak laut, dengan awak kapalnya, membunuh siapapun yang menentangnya, mencari harta karun dan berkeliling dunia. Terkadang dia membaca buku tentang peri, Neverland, Peter Pan, Lost Boys. Dia membacanya, menyukainya, tapi bukan berarti dia mempercainya.

Tapi itu semua sebelum dia bertemu dengan Jongin.

Kyungsoo terbangun suatu malam oleh suara seseorang terjatuh. Dia membuka bola matanya perlahan, kemudian menolehkan kepalanya ke ranjang Baekhyun, mengira bahwa adiknya terjatuh lagi dari tempat tidurnya, tapi adiknya masih tertidur dengan aman di tempat tidurnya. Kyungsoo merasakan matanya tidak ingin terbuka lebih lama lagi, maka dia menutup matanya lagi.

Saat Kyungsoo hampir benar- benar tertidur dia mendengar suar itu lagi. Kemudian

“Berhenti disana! Stop!”

“Berhenti!” ucap suara itu lagi.

“Luhan, bisakah kau berhenti melihatku dan mulai membantuku?”

Kali ini Kyungsoo benar- benar terbangun. Dia terduduk di tempat tidurnya, kemudian melihat sekeliling kamarnya, dan terkejut saat melihat seseorang sedang terduduk di sudut kamarnya, sedang berusaha menempelkan sebuah bayangan ke sepatunya. Kyungsoo terkejut saat dia menyadari apa yang dilihatnya. Lelaki (anak?) itu memiliki bayangan, tapi tidak seperti bayangan milik Kyungsoo yang akan mengikuti setiap gerakan yang dibuat Kyungsoo, bayangan milik anak itu seperti berusaha melepaskan diri dari anak itu.

Anak itu berusaha menggunakan palu (yang entah berasal darimana) untuk mengaitkan bayangan itu dengan kakinya.

Peter Pan? Pikir Kyungsoo.Kyungsoo mengusap bola matanya, berfikir bahwa apa yang ada di depannya hanyalah mimpi, kemudian dia mencubit lengannya, memastikan sekali lagi. Kyungsoo mendesis saat merasakan cubitannya sendiri.  Kyungsoo perlahan berjalan perlahan menuju anak itu.

Kyungsoo teringat tentang beberapa cerita yang telah dibacanya. Yang menyebutkan tentang bayangan dan anak kecil, dan kemudian dia menyadari sesuatu.

“Peter Pan!” desis Kyungsoo pelan karena tidak ingin membangunkan Baekhyun saat dia telah melihat dengan lebih jelas anak lelaki di hadapannya. Anak itu menggunakan pakaian berwarna hijau, dengan desain yang begitu aneh, karena tidak ada seorangpun mengenakaan  pakaian seperti yang digunakan anak di hadapannya, karena tidak ada orang yang akan berjalan-jalan menggunakan pakaian yang terbuat dari daun, dengan rambut berwarna cokelat yang sedikit bergelombang.

Anak itu melihat ke arahnya, saat itulah Kyungsoo bisa melihat wajah anak itu. Apa yang ada dihadapannya membuatnya ternganga. Anak itu terlihat begitu tampan, meskipun dengan wajahnya yang masih kekanak- kanakan, tapi dia adalah anak tertampan yang pernah ditemuinya. Dia memiliki bibir yang begitu penuh, Kyungsoo tidak bisa melihat warna bibir itu karena saat itu kamarnya hanya diterangi sinar bulan. Tapi Kyungsoo bisa membayangkan bahwa bibir anak lelaki dihadapannya akan berwarna merah muda. Anak itu hanya menatapnya, dengan bibir yang sedikit menganga, mungkin mencerminkan ekspresi Kyungsoo saat itu. Anak itu menghentikan usahanya untuk mengaitkan bayangan itu dengan kakinya.

“You’re beautiful” ucap anak itu tiba- tiba. Kyungsoo nyaris tersedak air ludahnya sendiri mendengar ucapan anak itu yang tiba- tiba dan dia bisa merasakan pipinya memanas.

“Kau butuh bantuan?” tanya Kyungsoo berusaha mengalihkan pembicaraan sambil menunjuk kearah kaki anak lelaki itu.

“Ya aku membutuhkannya, karena Luhan sama sekali tidak mau membantuku” ucap anak itu, kemudian menunduk lagi sambil melanjutkan usahanya untuk mengaitkan bayangan itu ke kakinya. Kyungsoo tidak mengetahui siapa Luhan yang dimaksud anak lelaki di hadapannya, tapi dia tidak menanyakannya.

“Kau sudah mencoba mengikatnya?” tanya Kyungsoo sambil berjongkok di hadapan anak lelaki itu. Kemudian anak lelaki di hadapanya menatapnya seolah dia baru saja mengatakan hal paling brilian.

“Benar juga! Aku tidak memikirkannya!” ucap anak itu kemudian tersenyum begitu lebar, membuat matanya sedikit menghilang, dan Kyungsoo merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada jantungnya.

Anak itu kemudian mengikatkan bayangan itu ke kakinya. “Berhasil! Terimakasih!” ucap anak itu dengan begitu ceria, membuat Kyungsoo sedikit tertawa. Kemudian Kyungsoo menyadari sesuatu.

“Kau benar- benar Peter Pan? The spirit of youth?” tanya Kyungsoo kepada anak didepannya.

“Yeah it’s me, Jongin” jawab anak itu sambil mengangkat bahu acuh.

“Oh Tuhan aku tidak bisa mempercainya! Kau berada di dalam kamarku! Peterpan! Kau nyata! Baekhyun, aku akan mengatakannya pada Baekhyun. Dia pasti tidak akan percaya. Tunggu sebentar, Jongin?” ujar Kyungsoo panjang lebar, yang membuat Jongin tertawa.

“Namaku” jawab Jongin saat dia telah berhasil menghentikan tawanya.

“Ah, aku Kyungsoo, Do Kyungsoo” balas Kyungsoo tanpa ditanya, dia masih sedikit terkejut (meskipun responnya sedikit terlambat).

“Stop!” ucap an-Jongin tiba- tiba. Membuat Kyungsoo bingung, Jongin sepertinya bisa mengerti kebingungannya, karena kemudian Jongin menjelaskan.

“Matamu bisa lepas! Berhenti melakukannya” ucap Jongin membuat Kyungsoo terkejut entah untuk keberapa kalinya malam itu, dan Kyungsoo selalu membulatkan matanya saat terkejut yang hanya membuat Jongin semakin panik.

“Hal itu, berhenti melakukannya” Jika orang lain yang mengatakannya mungkn Kyungsoo akan marah. Tapi Jongin mengatakannya dengan begitu polos.

“Mataku memang selalu seperti ini, mataku tidak akan lepas” ujar kyungsoo, berusaha menahan keinginan untuk memutar bola matanya.

Jongin menatapnya dengan kagum, kemudian berjalan mendekatinya untuk melihat matanya lebih dekat.

“It’s really big!” ucap Jongin terpesona, masih tetap berjalan mendekati Kyungsoo. Kyungsoo yang menyadari wajah mereka hanya berjarak beberapa senti berjalan mundur untuk menghindari Jongin, dan dia yakin dia harus memeriksakan jantungnya, karena jantungnya berdetak begitu keras.

“Come with me!” Jongin menarik tangannya sambil sedikit meloncat- loncat.

“Kemana?” tanya Kyungsoo membiarkan dirinya ditarik oleh Jongin.

“Neverland tentu saja” balas Jongin membuat Kyungsoo berhenti.

“Neverland? Kau akan membawaku ke Neverland? Benarkah? Ohmygod apakah aku akan bertemu dengan bajak laut? Apa mereka benar- benar ada? Kapten Hook?” dan Kyungsoo memulai episodenya lagi, yang tentu saja tidak disadarinya, yang sekali lagi membuat Jongin tertawa.

“Tentu saja Neverland, Bajak laut? Tentu saja mereka ada, tapi sayangnya mereka memiliki kapten baru, aku akan menganalkanmu pada Joonmyun!”

“Benarkah benarkah? Kau akan mengajakku bertemu dengan bajak laut? Kau benar- benar baik! Aku rasa aku ingin menciummu, bolehkah?” ucap Kyungsoo terlalu bahagaia dengan fakta bahwa dia akan melihat bajak laut untuk pertama kalinya dalam hidupnya (ibunya selalu mencium ayahnya setiap kali ibunya ingin mengucapkan terimakasih).

“Ciuman? Apa itu ciuman?” tanya Jongin sambil menggaruk rambutnya yang Kyungsoo yakin tidak gatal.

“Aku akan menunjukkannya padamu!” kemudian Kyungsoo berjalan mendekati Jongin, dan menutup matanya saat wajah Jongin hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.

“Ouch!” teriak Kyungsoo tiba- tiba saat dia merasakan rambutnya bagian belakangnya ditarik kebelakang, membuatnya menjauh dari Jongin. Kyungsoo melihat kebelakangnya untuk mencari tau apa yang menariknya, dan dia melihat sosok yang begitu kecil sedang mengepakkan sayapanya, menatap Kyungsoo dengan tatapan yang bisa membunuh.
“Peri! Aku kira peri tid-“ Sebelum Kyungsoo menyelesaikan ucapannya, Jongin berlari kearahnya kemudian menutup mulut Kyungsoo dengan tangannya.

“Jangan katakan itu! Setiap kali kau mengatakannya seorang peri akan mati!” ucap Jongin dengan nada dan ekspresi yang begitu serius. Kyungsoo yang terkejut dengan perubahan ekspresi Jongin hanya menganggukkan kepalanya, kemudian Jongin menurunkan tangannya.

Peri kecil itu kemudian terbang menjauhi Kyungsoo dan terbang ke arah Jongin membiarkan dirinya nyaman di bahu Jongin. Tapi peri kecil itu masih melihat Kyungsoo dengan tatapan yang sama.

“Ikutlah denganku! Aku akan menunjukkan padamu banyak hal!” kali ini Jongin mengucapkannya dengan begitu ceria.

“Baiklah” Jawab Kyungsoo karena dia benar benar ingin melihat bajak laut.

“Tapi dengan apa kita pergi ke Neverland?” tanya Kyungsoo baru menyadari bahwa Jongin tidak membawa kendaraan apapun.

“Dengan terbang tentu saja” jawab Jongin seakan Kyungsoo menanyakan hal yang jawabannya sudah begitu jelas.

“Ter-terbang? Jadi kau bisa terbang?” Sekali lagi Kyungsoo melebarkan matanya (tapi apapun yang dilakukannya matanya akan selalu melebar).

“Tentu saja!” kemudian Kyungsoo hanya bisa melihat dengan mulut menganga saat dia menyaksikan dengan matanya sendiri saat kaki Jongin tidak lagi menyentuh tanah. Kemudian Jongin melayang mengelilingi kamarnya dan kemudian mendarat tepat dihadapannya, kemudian mengulurkan tangannya kepada Kyungsoo. Kyungsoo menatap tangan itu, tidak mengerti, membuat Jongin memutar bola matanya.

“Kau tidak bisa terbang, jadi aku akan membawamu terbang” ucap Jongin, dan akhirnya Kyungsoo menerima uluran tangan Jongin. Jongin menggenggam tangannya kemudian menarik Kyungsoo ke pelukannya.

“Peganganlah yang kuat, kau tidak ingin dirimu terjatuh bukan?” ucap Jongin sambil tersenyum kearah Kyungsoo.

“You really are beautiful, big eyes” Jongin mengucapkannya pelan, tapi Kyungsoo masih bisa mendengarnya, Kyungsoo merasakan wajahnya memanas untuk kedua kalinya malam itu, dia menyembunyikan wajahnya ke dada Jongin. Dan perlahan dia merasakan kakinya meninggalkan lantai kamarnya. Kyungsoo baru menyadari bahwa jendela kamarnya telah terbuka sedari tadi saat dia meninggalkan kamarnya melewati jendela itu.

 

--

 

a/n:

Gimana? Hhaha

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sognatoreL #1
Chapter 2: Uwaah peterjong ketanngkep? Interesting! Update fast thornim :)
sognatoreL #2
Chapter 1: Great, aku suka sekali thornim peterpan versi kaisoo :3 lanjut ~
dyofanz #3
Chapter 2: IH keren. lanjut author, update asap juga ya:3
Maudyo #4
Chapter 2: thinkerlu cemburu ya hehe
dilanjut dong
Clovexo
#5
Chapter 2: jonginpan dan kyungdy, right?
so interesting~
MissKey693
#6
Chapter 1: Hyaaaaaaa... *treak ala fangirl
Bahagia banget pas tahu ini fic yang aku request XD
Makasih banyak udah dibuatin
Aku suka banget...,
apalagi pas Jongin bilang “You really are beautiful,
big eyes” aaaaaaaaa.. x)
remake film peterpan ya kan ?

lanjut ya..
jangan lupa semangat !! :D
lattechangie
#7
Chapter 1: Omg i'm so in love with this..
Clovexo
#8
Chapter 1: peterpan story with jongin and kyungsoo as main characters
update soon~
hookedonkai #9
I like the idea, please update soon, neh?
guylian #10
Waitingg for update~