The Battle ( The Beast vs The A.O.D )

Affairs of The Heart

Kyungsoo sedikit bergidik ketika memasuki sebuah gedung tua yang sudah tak berpenghuni. Di sini terlihat sangat sepi, dan juga gelap. Kyungsoo tidak suka gelap, sehingga ia mencengkram lengan jaket Sehun. Sehun yang mengertipun mengusap jemari mungil hyung-nya itu lalu berkata semua baik-baik saja.

 

Mereka menaiki tangga satu persatu, dan sampailah pada sebuah pintu yang terbuat dari besi dan terpampang sebuah plakat yang bertuliskan " Beware " . Sehun tersenyum penuh arti, lalu mentapa Yixing yang berdiri membelakanginya untuk mendorong pintu besi itu.

 

" Sudah sekian lama.. "

 

Gumamnya, namun masih bisa di dengar oleh Kyungsoo yang masih mendekap lengannya. Kyungsoo pun tersenyum dan mengangguk mantap menanggapi gumaman Sehun.

 

" So, welcome home ' Steve' "

 

Mata bulat Kyungsoo menerawang ke dalam ruangan yang sedari tadi ditebak-tebak sejak ia masih di luar. Dari luar semua terlihat mengerikan, semua gelap, lusuh dan seperti tak berpenghuni, mungkin jika pagi atau siang hari tidak akan terlihat sesuram ini.

 

Namun, itu semua di luar dugaan Kyungsoo, ia menganga melihat pemandangn berbeda di hadapannya. Di balik pintu -lusuh- besi itu terdapat sebuah ruangan yang cukup bersih dan terang. Ketika Kyungsoo melangkahkan kakinya lebih masuk lagi ke dalamnya ada sebuah rak sepatu mini tingkat tiga, ada dua pasang sepatu yang bertengger di dalamnya.

 

Ruangan itu di penuhi oleh cermin raksasa pada sekelilingnya, lebih mirip dengan studio menari di sekolahnya, namun lebih kecil. Di sudut belakang ada sebuah sofa dan di sampingnya ada sebuah meja nakas. Di sofa itu telah duduk dua pemuda yang mempesona. Yang satu dengan anggun menyilangkan kakinya sambil sibuk berkutat dengan sebuah laptop di pangkuannya, pipinya gembil, dan bibirnya mengerucut lucu, sepertinya ia sedang serius dengan sesuatu. Di sebelahnya ada seorang pemuda dengan rambut coklat muda yang bersandar pada sofa mencoba memejamkan matanya, namun di urungkan niatnya karena terkejut melihat sosok mungil yang sedang terperangah.

 

Dengan lucunya Kyungsoo membungkuk dan melambaikan tangannya pada namja yang bersurai coklat muda yang sedang memandangnya aneh. Wajah pemuda itu berubah jadi ceria ketika melihat sosok lain di belakang Kyungsoo. Dengan reflek menyenggol namja mungil berpipi tembam di sampingnya, merasa terganggu akhirnya ia menoleh ke arah namja bersurai coklat muda itu.

 

" Wae? kau menggang- Steve! Oh My Lord!"

 

Namja berpipi gembil yang awalnya ingin memarahi namja yang di sebelahnya, terperanjat kaget melihat bayangan Sehun di cermin, segera ia meletakkan laptopnya di sofa lalu berlari kecil ke arah Sehun memeluknya erat.

 

" Hai Steve, long time no see, bad boy! "

 

Seru namja bersurai coklat kini menyusul namja berpipi gembil tadi dan memberikan pelukan selamat datang. Sehun hanya terkekeh melihat tingkah laku dua hyungnya itu. Yixing yang sedari tadi berdiri di depan pintu pun menghampiri Kyungsoo yang masih terpaku melihat reuni singkat Sehun dan dua namja tadi.

 

" Kau sudah siap? aku akan perkenalkan kau pada mereka, mungkin mereka memang sedikit berisik, tapi kau akan menyukai mereka. "

 

Yixing memegang bahu sempit Kyungsoo dan mengarahkannya ke arah tiga namja yang sedang melepas rindu. Yixing berdehem pelan, menginterupsi kegiatan tiga namja di hadapannya. Tiga namja itu menoleh ke arahnya, Sehun tersenyum ke arah Kyungsoo, dan dua namja lainnya terlihat menunggu penjelasan dari leader mereka.

 

" Siapa si manis itu Lay? " tanya pemuda berpipi gembil antusias.

 

" Kenalkan, Ini Do Kyungsoo, dia akan bergabung dengan The Beast mulai malam ini. Aku sudah pernah memberitahukan tentangnya kan? "

 

Senyuman hilang dari pria berpipi gembil tersebut, perlahan tapi pasti ia membalikkan tubuhnya dan kembali pada sofa tadi membereskan laptonya, bergegas menuju sebuah pintu di pojok ruangan itu tanpa menggubris teriakan dari Yixing dan namja yang satunya.

 

Kyungsoo pun merasa tak enak hati, apa ada yang salah dengan kehadirannya. Kyungsoo menunduk memilin ujung kaosnnya, air mata mengembang di pelupuk mata bulatnya. Apa ini ada hubungannya dengan kejadian pendonoran itu, tentu saja semua anggota - minus Jongin tentunya - Beast sudah tahu tentang pendonoran jantung tersebut. Apa pemuda itu membencinya? apa sebaiknya ia pergi saja dari sini? merasakan penolakan seperti ini menyesakkan. apa yang harusnya ia lakukan, batin Kyungsoo terus menggerutu menyalahkan kehadirannya sendiri, sampai-sampai ia meneteskan bulir-bulir air mata.

 

Sehun dan Yixing berusaha menjelaskan semua baik-baik saja, tak ada yang harus dikhawatirkan. 'Xiumin' begitu Yixing menyebut namja berpipi gembil tadi, ia mungkin hanya belum siap bertemu dengan Kyungsoo secara langsung.

 

" Hyung dulunya sangat dekat dengan Luhan, jadi wajar saja ia merasa sedikit, umm.. belum siap mungkin. "

 

Kali ini namja bersurai coklat muda itu menyuarakan pendapatnya. Namja itu tersenyum lalu megulurkan tangannya kepada Kyungsoo yang lalu disambut hangat oleh Kyungsoo. Sambil menghapus jejak-jejak air mata di pipi merahnya Kyungsoo berusaha tersenyum manis pada namja di hadapannya.

 

" Namaku Kim Jongdae, panggil aku 'Chen', semua anggota Beast punya nama dancefloor sendiri. Dan, omong-omong, yang tadi itu namanya Kim Minseok, panggil saja 'Xiumin-hyung', dia kakakku, ia yang tertua di sini. Ia agak sensitif, maafkan sikapnya ya Kyungsoo-ah."

 

Kyungsoo mengangguk pelan, sepertinya akan sulit berada di sini dengan seseorang yang belum bisa menerima kehadirannya.

 

" Maafkan aku- "

 

Lirihnya, suara Kyungsoo serak, mungkin sedang menahan tangis agar tidak pecah disaat seperti ini.

 

" Untuk apa? "

 

" Karena aku, a-aku.. a-ak- "

 

Kyungsoo gugup, sebenarnya ia tak ingin lagi mengungkit ini, ia takut Sehun akan sedih lagi. Mengapa jadi seberat ini- lagi-lagi batin Kyungsoo merutuki sikapnya, ia menggigit bibir bawahnya sambil menunduk menyembunyikan wajah sedihnya.

 

" Sudahlah hyung, tak ada yang perlu dimaafkan. Kami tidak meghakimimu, kami semua menerima kehadiranmu. Kau seperti obat bagi kami. Kau sangat berarti bagi kami untuk sekarang dan seterusnya. kau mengerti? hmm ? "

 

Sehun memeluk Kyungsoo dari belakang sambil membisiki kalimat-kalimat yang membangkitkan semangat Kyungsoo lagi. Ia tidak ingin mendengar penyesalan dari hyung-nya itu lagi. Seberapa banyakpun ia merasa menyesal, keadaan tak berubah. Tak akan ada yang kembali, semua berjalan maju bukan mundur. Yang telah terjadi, maka terjadilah. Mengingatnya saja membuat Sehun sakit.

 

" A-aku mengerti. "

Kyungsoo mencoba agar suara terdengar lebih tegar, namun gagal, suaranya terdengar canggung.

 

" Ah! Kyungsoo, kau belum mempunyai nama dancefloor bukan? bagaimana jika kita mencarinya sekarang. Hmm, apa yang bagus ya? Do Kyungsoo.. Kyungie? ahh tidak itu terlalu manis . "

Yixing menggerutu sendiri, ia menggaruk kepalnya sendiri yang tak gatal, mencoba memikirkan nama yang cocok bagi Kyungsoo.

 

" Bagaimana kalau Do, ... umm, Do-NUT? seperti matanya yang bulat, haha.. "

 

" Jangan bercanda Chen! seriuslah! battle dance tinggal empat hari lagi!"

 

" Maaf Lay.. habis, ia lucu sekali. Terlalu menggemaskan, aku takut ia tidak akan sanggup bertahan dengan dunia kita. "

Namja yang di panggil Chen tadi menjulurkan lidahnya sambil terkikik kecil, Chen tidak pernah bisa serius dan itu membuat Yixing mendengus sebal mendegar setiap penuturannya.

 

" Bagaimana dengan nama Jepang atau Inggris? kita buat se-misterius mungkin. "

Ujar Sehun sambil menyilangkan tangan di dadanya. Kyungsoo yang namanya sedang di acak-acakpun hanya terpaku dengan mata bulatnya yang sedari tadi bergantian memandang siapa yang bicara. Mendengar penuturan Sehun, Kyungsoo tertarik ikut memikirkan nama dancefloornya, meski ia tak sepenuhnya yakin tentang apa yang ia pikirkan akan sekeren nama namja-namja yang ada di hadapannya. Ia berpikir, Jongin mempunyai nama dancefloor Kai, Sehun dengan Steve, Yixing dengan Lay, Jongdae dengan Chen, oke yang satu itu imut menurut Kyungsoo, dan yang terakhir Minseok dengan Xiumin, lalu apa yang pantas dan misterius dengannya.

 

" Nama Inggris ya? "

 

Semuanya menoleh pada sumber suara. Sosok itu kembali, mata Kyungsoo berbinar melihat siapa yang berucap, ia sempat putus asa, namun detik kemudian ia melihat orang itu tersenyum ke arahnya dan dua namja yang ada di sisinya. Sehun mengulum senyum lega, Yixing dan Chen juga hanya mengangguk pelan.

 

" Namamu Do Kyungsoo kan? bagaimana kita ambil dari margamu, umm.. DO, D (di) point O. 'D.O', Dio? bagaimana? "

 

Kyungsoo mengangguk lucu sambil menahan tangisnya, mata bulat beningnya kembali di banjiri air mata. Sementara tiga namja lainnya hanya tersenyum lebar menanggapinya.

 

" Selamat datang Dio. "

Sosok itu merentangkan tanganya menyambut Kyungsoo. Dengan berlinang air mata, Kyungsoo membalas dengan memeluk erat sosok itu. Apa yang baru saja ia dengar, sosok itu adalah Xiumin yang baru saja menerima kehadirannya. Ketakutan Kyungsoo sirna ketika Xiumin memeluk tubuh mungilnya sambil mengusap surainya penuh sayang.

 

Tangis Kyungsoo makin pecah, semua yang ada di ruangan itu memahami perasaan Kyungsoo. Sehun terlihat sangat bahagia, begitu juga Yixing, mungkin mulai saat ini ia akan sibuk dengan latihan-latihan untuk membalas The Prunk, sedangkan Chen yang paling semangat dan ceria melihat dua namja yang saling berpelukan itu.

 

Sebahagia inikah rasanya diterima, tapi mengapa masih ada rasa sakit disini, rasanya sesak, perih. Detik kemudian ada pertanyaan yang sangat menyakitkan yang tercipta dari relung batinnya sendiri. Kyungsoo semakin memejamkan matanya, bergeleng pelan menyingkirkan pertanyaan-pertanyaan yang menyakitkan itu.

 

Xiumin merasakan namja yang di pelukannya makin terisak, dengan lembut ia membelai surai Kyungsoo sambil membisikan kata-kata yang menenangkan.

 

" Sstt, uljima Dio-ah, maafkan sikapku ya? "

 

" Tidak. T-Tidak.. ma-maafkan aku hyung.. "

 

Suasana hangat malam ini berlangsung lebih lama, setelah perkenalan dan tangis-menangis, semua mulai memikirkan apa konsep yang menarik untuk battle nanti, mereka mulai merancang kostum, latar dan juga musiknya.

 

Seperti yang Kyungsoo tangkap hari ini, Xiumin adalah seorang yang sangat terampil dalam masalah merancang kostum, sedangan Yixing sangat terampil di bidang mengaransemen maupun mengedit beberapa musik hingga terdengar sangat harmonis. Chen menyiapkan beberapa kamera mungil yang fungsinya merekam beberapa adegan battle dari sudut klub, Chen juga menyiapkan beberapa cat semprot yang beraneka warna mencolok, ternyata Chen juga jago dalam hal membuat graviti. Sedangkan Sehun, setelah Kai hengkang dan Luhan tiada, jadilah ia sendiri Main Dancer untuk The Beast, bukan berarti Yixing, Chen, dan Xiumin tidak bisa menari. Mereka semua ahli dalam meliuk-liukan badan, akan tetapi Sehunlah yang mengkoordinasikan koreografinya, tentunya saat ini bersama Kyungsoo.

 

Kyungsoo pun tak yakin akan posisinya dalam battle ini. Sungguh, di sini hanya ia yang tidak mengerti, ia sangat buta dalam hal seperti ini. Tapi instingnya mengatakan, biarkan Yixing dan Sehun yang menuntunnya. Kadang ia juga membayangkan Jongin juga ada di sini, bersama melewati semua tantangan dari lawan menari mereka.

 

Sebenarnya sudah sejak kejadian di rumah kediaman Xi, Kyungsoo jarang berkomunikasi dengan Jongin. Mungkin ini untuk meredam kecurigaan Jongin. Kyungsoo tidak ingin Jongin tahu dulu, ia ingin Jongin bisa menari lagi, bersama The Beast lagi. Ia sangat ingin Jongin bisa bersinar lagi seperti yang apa Luhan ceritakan. Kyungsoo ingin melihat Jongin tersenyum lagi, karena mungkin ia telah merasakan perasaan lain yang lebih kuat. Perasaan yang mati-matian ia redam agar tak jadi kenyataan. Kenyataan yang menurutnya tak harus ada, kenyataannya bahwa seorang Do Kyungsoo mencintai seorang Kim Jongin yang ia pikir masih milik Xi Luhan.

.

.

.


Jum'at, adalah hari yang di tunggu oleh seorang Do Kyungsoo. Setelah mati-matian menghindari berkomunikasi dengan Jongin, walaupun rasanya memang hampir tidak mungkin. Namun Kyungsoo dapat mengatasinya, ia akan bangun lebih awal untuk mandi dan berpakaian seragam, lalu bergegas ke kafetaria untuk sarapan bersama Baekhyun, Tao, dan Sehun. Terkadang Yixing juga bergabung. Lalu sore harinya ia akan berada di studio tari bersama Sehun dan Yixing hingga pukul lima, sementara Baekhyun ada di ruang latihan vokal, dan Tao bergelut di dalam organisasi osis asramanya.

 

Malam harinya, Kyungsoo akan belajar dalam diam, tak menghiraukan tatapan Jongin yang seakan menembus kepala dan punggungnya. Sesekali Jongin menyapanya atau menanyakan tentang beberapa soal dari pekerjaan rumah, namun hanya di jawab dengan dengungan dan jawaban seadanya. Tak ada lagi Kyungsoo yang cerewet. Keadaan seperti berbanding terbalik.

 

Kyungsoo juga akan tidur lebih awal, jam 8 malam, dan ia akan meninggalkan kamar asrama pada pukul 10 malam untuk mengunjungi Basecamp. Tentunya dengan cara diam-diam dari Jongin, ketika ia rasa Jongin telah terlelap Kyungsoo bergegas mengambil jaket dan beranjak menuju gerbang depan asrama.

 

Penjaga asrama itu tidak terlalu cerewet, asalkan siswanya pulang sebelum pukul 12 malam, semua akan di bawah kendali. Ketika Sehun dan Yixing menghampiri Kyungsoo, mereka akan segera melangkahkan kakinya menuju basecamp. Dan begitu seterusnya selama empat hari.

 

Kyungsoo yakin Jongin tidak mengetahui apa yang selama ini ia lakukan, namun pemikiran Kyungsoo salah. Jongin tau kemana Kyungsoo pergi setiap malam, karena saat Kyungsoo melihat Jongin tertidur, ia tidak benar-benar tertidur. Ia akan bangun dengan gusar, dan tidak akan tidur sebelum Kyungsoo pulang. Jongin pun tidak mengerti mengapa ia sangat mengkhawatirkan kebiasaan baru roomate-nya ini, ada sebuncah perasaan ingin melindungi sosok mungil itu.

 

Sepanjang Jum'at ini, Kyungsoo tidak menemukan Yixing di mana pun, sementara Sehun sibuk dengan kelas tambahan hingga pukul lima nanti. Kyungsoo menyisir seluruh ruangan asrama dan gedung praktikum, hasilnya nihil, Yixing tak ada dimanapun.

 

Kyungsoo mengistirahatkan dirinya pada sebuah bangku di taman samping ruang praktikum, pikirannya melayang pada sosok Jongin yang ia hindari selama beberapa hari ini. Sebenarnya, ia sangat merindukan sosok namja yang menjadi roomate-nya itu, walaupun hubungannya tidak bisa di bilang dekat, namun Jongin sudah menjadi prioritasnya semenjak ia masuk asrama ini.

 

Suara erangan membuyarkan lamunannya, samar-samar namun rintihan itu mulai terdengar jelas. Langkah Kyungsoo mengikuti suara itu, perlahan ia bertemu dengan Jongin yang juga tergesa mengikuti suara itu. Kyungsoo melihat Jongin gugup dan menggumamkan sesuatu.

 

" Ada apa Jongin? kau juga mendengar suara itu? "

 

" I-itu, aku tahu suara itu, Lay- dia di mana Kyungsoo?!"

 

Jongin mencengkran lengan kemeja Kyungsoo menatapnya dengan wajah tegang dan mata berair. Kyungsoo menggeleng lemah, baru kali ini ia melihat Jongin se-nervous ini.

 

" Aku juga mencarinya, tapi aku tidak menemukannya di manapun. "

 

Kini cengkraman itu melemah, tangan besar Jongin menggenggam tangan mungil Kyungsoo. Kyungsoo bisa rasakan tangan Jongin yang hangat dan gemetar, perasaan hangat menjalar keseluruh tubuhnya, bisa ia rasakan juga pipinya yang merona berkat sentuhan Jongin.

 

Tubuh Kyungsoo hanya sebatas bahu Jongin, jika berdekatan seperti ini, ia akan terlihat lebih mungil. Diam-diam dalam hati Kyungsoo tersipu, ini kontak fisik yang hangat untuk pertama kalinya.

 

" Aku sudah tahu ini akan terjadi, jangan jauh-jauh dariku, mereka pasti ada di sekitar asrama. "

 

Wajah Jongin mengeras, genggaman pada tangan Kyungsoo semakin erat. Kyungsoo tidak mengerti apapun yang Jongin ucapkan, ia malah sibuk tersipu dengan perlakuan Jongin.

 

" Kita akan mencarinya bersama, hubungi yang lain agar berkumpul di kamar kita sekarang. Juga termasuk dua sahabatmu yang berisik itu, mengerti? "

 

" kamar ki-kita? umm, baiklah, tapi sebenarnya ada apa, dan err- bagaimana aku menghubungi mereka? "

 

Kyungsoo tergugup, Jongin memandang wajah Kyungsoo yang poloh dengan tatapan tidak percaya.

 

" Jangan katakan kau tidak mempunyai ponsel?!"

 

Kyungsoo hanya menggeleng lemah dan menunduk. Demi langit! mengapa namja kaya raya ini tidak memliki ponsel, terlebih ia tinggal di asrama, bagaimana jika sesuatu terjadi padanya, mengapa Kyungsoo sepolos ini- batin Jongin berkecamuk.

 

Dengan cepat sebelah tangan Jongin merogoh saku pada celananya dan mengeluarkan ponsel. Ia menghubungi seseorang di seberang sana. Suasana menjadi lebih tegang sekarang, terlihat dari air muka Jongin yang sangat khawatir.

 

" ... "

 

" Kau dimana?! mereka datang ke asrama?! seharusnya kau tahu ini akan terjadi!"

 

Jongin agak berteriak ketika seseorang di seberang sana mengangkat teleponnya, Kyungsoo pun sedikit berjengit ketika Jongin sedikit kehilangan kendalinya saat ini.

 

" ... "

 

" Aku bersama Kyungsoo sekarang, Lay menghilang! Demi Tuhan Steve! aku sudah tahu tentang The Prunk yang dikirimi oleh mereka, aku akan menjaga Kyungsoo dan mencari Lay, kau ajak Taozi dan Baekkie bersembunyi di kamarku, cepat! "

 

Ternyata yang di hubungi Jongin sekarang adalah Sehun, Kyungsoo masih menunggu percakapan mereka, ia terperangah ketika Jongin berkata bahwa ia sudah mengetahui tentang The Prunk itu. Kyungsoo jadi bergerak gelisah, menundukkan wajahnya yang terlihat gugup.

 

' Bagaimana ini? ' -batin Kyungsoo

 

" ... "

 

Jongin terlihat menjauhkan telinganya dari ponsel, sepertinya Sehun berteriak di ujung sana.

 

" Yak! Steve! aku ini Hyung mu! manurut saja denganku, aku akan menjaga Kyungsoo, cepatlah sebelum mereka menemukan kalian!"

 

klik!

 

Jongin memutuskan sambungannya, lalu menatap Kyungsoo yang sedang menunduk. Jongin tahu Kyungsoo sedang menyembunyikan rasa gugupnya. Tapi wajah Kyungsoo tetap terlihat lucu, Jongin tersenyum kecil melihat tingkah roomate-nya yang menggemaskan.

 

" Kau pikir aku tak tahu apa yang kau lakukan beberapa hari ini Kyungsoo-ah?"

 

" Maafkan aku Jongin, aku -"

 

" Sekarang bukan saatnya untuk meminta maaf, lagi pula, untuk apa kau meminta maaf? lebih baik sekarang kita mencari Lay, sebelum terlambat. "

 

Kyungsoo masih belum berani menatap wajah Jongin, karena ia yakin wajahnya sudah semerah tomat ketika tangan besar Jongin menggenggam tangan mungilnya. Jari mereka saring bertaut, langkah mungil Kyungsoo berlari menyamakan langkah cepat Jongin. Entah mengapa, jika berada di dekat Jongin seperti ini ia merasa sangat nyaman dan aman. Sebenarnya Kyungsoo belum menangkap maksud dari perkataan Jongin tentang Yixing, suasana saat ini terasa sangat tegang.

 

Langkah mereka berhenti, tautan itu terlepas. Sejenak Kyungsoo merasa hampa karena tangan besar itu tidak menggenggamnya lagi. Namun, ketika ia menoleh ke depan, mata bulat Kyungsoo seperti ingin menggelinding keluar, tangan mungilnya spontan menutup mulutnya, kakinya gemetar hebat. Jongin pun tak kalah terkejut, tangannya mengepal di dua sisi tubuhnya, rahangnya mengeras, beberapa kali ia mengumpat, mengutuk suasana yang semakin kacau.

 

" Aku menemukannya di belakang gedung praktikum, maaf aku tak bisa mengejar mereka."

 

Di hadapan mereka, ada Junmyun yang sedang menggendong Yixing. Kondisi Yixing sangat mengenaskan, tubuhnya banyak luka lebam, dan hanya terbalut jas seragam milik Junmyun. Yixing tidak sadarkan diri, kaki mungil Kyungsoo menghampiri Yixing yang berada di gendongan Junmyun, ia melepas jas seragamnya lalu menutupi bagian bawah tubuh Yixing.

 

Kyungsoo berusaha untuk tidak menangis, namun air matanya tidak dapat dibendung lagi, ia menangis tanpa suara. Mengapa semua jadi begini? apa yang sebenarnya yang belum ia ketahui?- batin Kyungsoo terus menyalahkan diriya sendiri. Jadi ini firasat yang ia rasakan sejak Jumat pagi.

 

" Tadinya, aku tak mau peduli padanya, tapi ini menyangkut siswa di asramaku, aku juga turut bertanggung jawab."

 

Ucap Junmyun dingin, namun ia tak bisa menyembunyika rasa khawatirnya. Jongin tau siapa pelakunya, siapa yang berani melakukan pelecehan sekeji itu, ini yang ia takutkan, keamanan di asrama memang sangat mudah di tembus, terlebih lagi murid di asrama terlihat sama, karena mereka semua namja.

 

" Cepat bawa dia ke kamarku hyung, kita obati dia di sana. Dan, jangan sampai ini diketahui oleh guru!"

 

Suara Jongin serak, sepertinya ia juga berusaha menahan tangis. Yixing adalah salah satu teman terbaiknya. Ia bersumpah akan membalas semua ini pada mereka. Dan, Junmyun haya menurut, sebenarnya ia sangat enggan membantu orang yang ada di dekapannya saat ini, tapi entah mengapa melihat keadaannya yang seperti ini, hati Junmyun seakan ikut teriris. Andai ia bisa datang tepat waktu tadi.

 

" Jangan jauh dariku. "

 

Tiga kalimat itu sontak membuat Kyungsoo yang tadi sedang tertegun melihat kondisi Yixing menoleh ke sumber suara. Mendengar penuturan tadi dari Jogin, hatu Kyungsoo dijalari perasaan hangat. Ia paham, Jongin ingin melindunginya sekarang, bisa saja ia menjadi korban selanjutnya, karena ia namja yang paling lemah diantara teman-temannya . Tapi apa maksud dari semua kejadian ini, itu yang Kyungsoo belum mengerti.

 

Jari itu kembali tertaut, di ikuti dengan langkah Junmyun yang menggendong tubuh Yixing, mata Junmyun terus menyiratkan rasa khawatir dan bersalah disaat yang bersamaan.

 

' Bertahanlah..'

 

Bisik Junmyun seraya membenamkan wajahnya pada rambut Yixing yang basah dan lengket akibat peluh dan darah. Sekali ini biarkan ia merasa gelisah, ia baru saja menyelamatkan orang yang selama ini ia benci entah karena apa.


 

Semua terdiam ketika tubuh Yixing sedang di bersihkan dan diobati oleh Kyungsoo dan Baekhyun dengan telaten, sekarang Yixing sudah di berikan pakaian milik Jongin, lukanya juga sudah dibalut rapih. Di pelipis, dagu, dan di bahu sebelah kanan. Joonmyeon pun tak pernah jauh dari sisi Yixing, tangannya selalu menggenggam jemari lentik milik Yixing. Apa yang barusan di lihatnya membuat batin Junmyun tertekan.

 

Sehun dan Jongin terduduk diam di sofa kecil sudut kamar. Jongin sudah memperkirakan kejadian ini, namun ia tak bisa berbuat apa-apa. Pikirannya melayang pada tubuh Yixing yang tak sadarkan diri, sahabatnya yang begitu ingin ia lindungi, bahkan-dulu pada masa junior high school- Jongin menentang Junmyun yang selalu menyuruhnya agar tidak bergaul dengan Yixing yang notabennya seorang anak dari panti asuhan. Jongin tersenyum kecil mengingat bagaimana persahabatan mereka yang begitu menyenangkan.

 

Sehun, ia lebih menakutkan lagi. Ia masih muda dengan emosi yang tidak stabil dan meluap-luap. Yang sedang ia pikirkan saat ini adalah bagaimana battle nanti malam dengan member mereka yang semakin berkurang, bagaimana melindungi Kyungsoo jika mereka -para pengecut- yang menyerang Yixing datang kembali lalu mencelakai hyung tercintanya. Tidak. Ia tidak akan membiarkan hyungnya -kali ini Kyungsoo- terluka lagi. Lebih baik ia yang disakiti dari pada ia melihat orang yang ia sayangi menderita.

 

' Luhan-hyung, aku harus bagaimana? apa aku orang yang tak berguna? aku hampir mencelakai semua orang.. aku takut. '

 

Sehun membenamkan wajahnya di kedua telapak tangannya. Menyembunyikan rasa sedih dan marah terhadap dirinya sendiri. Detik kemudian, seluruh penghuni yang berada di dalam ruangan itu pun terkejut dengan suara dobrakan pintu yang cukup keras. Semua menoleh ke pintu masuk dan mendapati Tao dengan peluh di dahinya yang semakin tertaut dengan alisnya, nafasnya memburu dan tak teratur, sepertinya ia baru saja berlari, wajahnya mengingatkan pada seekor jaguar ( kucing besar yang tergolong dalam genus phantera ) yang sedang mengeram, di belakangnya mengekor sosok namja tinggi yang berseragam sama seperti Junmyun.

 

" Sebenarnya ada apa ini?! seseorang tolong jelaskan padaku?! oh- Ya Tuhanku, Yixing? dia kenapa?! "

 

Itu seperti sebuah pertanyaan yang menuntut untuk segera -atau harus- dijawab, namun tak satupun orang berani buka suara saat Tao terlihat menyeramkan seperti ini. Namja di belakang Tao hanya menghendikan bahunya hingga hampir menyentuh daun telinganya, sungguh, suara Tao sangat mengerikan apabila berteriak seperti itu.

 

" Zitao-ah pelankan suaramu. Yixing sedang istirahat. "

 

Suara lembut Kyungsoo menuntun deru nafas Tao agar lebih teratur, perlahan Kyungsoo mendekat ke arah Tao mendongak ke wajahnya mengusap bahunya pelan, dan berkata semua baik-baik saja, semua tertangani. Namun, itu tidak cukup bagi Tao, Baekhyun tahu, Tao itu merupakan sosok seorang yang mudah tersentuh, mudah sekali menyayangi orang lain yang baru ia kenal. Ia baru mengenal Yixing sebulan -atau lebih- sejak Yixing pindah ke sekolah elit milik keluarga Kim itu. Namun, ketika mengetahui mempunyai teman yang bertanah air sama dengannya, Tao sangat menyukai sosok Yixing yang dewasa di matanya, seperti seorang Gege baginya, yang memang pada kenyataannya Tao tidak mempunyai kakak lelaki.

 

Baekhyun ikut mengusap sisi lain dari bahu Tao, dan menyeka pipi merah Tao yang di banjiri air mata. Bahunya berguncang makin hebat, Tao tak henti menggumamkan kata maaf karena akhir-akhir ini ia sibuk dengan kegiatan osis di asramanya dan tidak bisa melindungi temannya sendiri. Baekhyun memeluk sahabat paling berharganya itu, mungkin sedikit berjinjit jika Tao tak sedikit menundukkan tubuhnya -pada kenyataannya Tao lebih tinggi dari Baekhyun- dengan hati-hati ia mengucapkan hal-hal yang menenangkan untuk Tao, mengingat ia sangat sensitif.

 

" Taozi? mengapa kau datang dengan Wu sunbae? bukankah kita sudah membicarakan tentang hal ini? "

 

Baekhyun menatapnya lembut, namun masih tersirat rasa kecewa di matanya. Ini rahasia mereka berlima bukan? . Tao menyeka airmata -dan ingus-nya, sejenak ia lupa, barusan tadi ia sedang rapat dengan grup band asrama yang akan mengisi acara sekolahnya nanti saat Sehun mengiriminya pesan tentang keadaan Yixing dan suasana yang tegang, ia bergegas keluar ruangan rapat dan berlari ke kamar asrama Kyungsoo, seperti yang Sehun katakan dalam pesannya. Kris mengikutinya dan membuat rapat agak terganggu dengan acara kejar-kejaran mereka.

 

Saat itu Kris menghentikan langkahnya, dan menanyai-nya banyak hal, mengapa ia tergesa-gesa meninggalkan ruangan rapat, mengapa ia gelisah, karena merasa tak bisa menjawab dalam keadaan seperti itu, ia menarik Kris agar ikut dengannya, Kris benar-benar mengganggu pikirnya.

 

Tapi tunggu.

 

Tadi itu, Tao baru saja menarik tangan Kris, mengapa ia menarik tangan Kris? mengapa tak ia tinggalkan saja Kris sendiri di lorong dengan pertanyaan-pertanyaannya yang terasa menganggu.

 

" Maaf, tadi aku tak sengaja menarik tangannya. "

 

Ucap Tao polos. Ia menoleh ke arah Kris yang menyengir -jika di sebut sebuah senyuman akan terlihat lebih aneh- ia menyebalkan, cengirannya aneh dan mengganggu.

 

" Baiklah Wu, kau sudah di sini, dan mari kita bahas semua ini. Sekarang di sini, battle untuk nanti malam, harus kita batalkan. "

 

Junmyun kini berdiri menghadap lima namja yang masih terjaga, dan membelakangi Yixing yang terbaring dengan selimut hangat.

 

" Ti-tidak, kalian ha-rus da-tang, ugh! "

 

Semua menoleh kemana suara berasal, Yixing sudah siuman, dan itu kalimat pertama yang keluar dari mulutnya. Suaranya serak dan terbata, Junmyun dan Tao segera menghampiri tempat tidur, menanyakan keadaannya, Yixing hanya tersenyum kecil.

 

" Ku mohon, Steve. Datanglah nanti malam. bersama Kyung- ah! tidak! Dio-kita- , Chen, dan Xiumin. Walaupun tidak lengkap dengan seluruh member, namun The Beast tetap ada, tetap hidup. Kita tidak pernah melupakan janji kita bukan Steve? The Beast tidak akan meninggalkan sahabatnya terpuruk sendirian bukan? aku mohon Steve, dan juga .. "

 

Kata-kata Yixing menggantung dan ia menjeda dengan tatapannya menghangat ke arah Jongin yang sedari tadi hanya duduk terdiam di sofa. Jongin bersusah payah untuk tidak menghiraukan pandangan sahabatnya itu, ia selalu tak bisa melihat Yixing dalam keadaan yang menyedihkan seperti ini.

 

" Oh, ayolah Kai, demi kami, demi The Beast, dan ... demi Luhan.. "

 

Dan di akhir kalimatnya, suara Yixing seakan menghilang berganti dengan sebuah bisikan ketika menyebutkan nama Luhan.

 

Jongin tertap tidak bergeming, ia masih dalam posisinya, ia memandang ke arah Kyungsoo saat ini. Pandangan Kyungsoo terlalu -teramat sangat- polos bagi Jongin, ia menggigit bibir bawahnya dan memandang Jongin balik dengan mata bulat yang sedari tadi basah menangisi keadaan sebenarnya yang ia pun tak mengetahuinya. Kyungsoo, dialah yang Jongin khawatirkan, entah mengapa, Jongin pun tak mengerti, hanya perasaannya selalu mengkhawatirkan Kyungsoo. Lihatlah, Yixing yang terluka, dan ia malah menkhawatirkan roomate-nya yang ceroboh itu.

 

Oh! Jongin sudah kehilangan akalnya, Jongin mengusap wajahnya gusar. Ia berjalan ke arah pintu tanpa mengucapkan sepatah katapun.

 

Sejak kepergian Jongin, semua terdiam, dan mulai memperhatikan keadaan Yixing. Kyungsoo membawakan segelas susu hangat, yang sudah ia buatkan dari tadi di pantry asramanya. Baekhyun dan Junmyun terus bercicit agar mereka tidak pergi, namun, Junmyun mendadak menjadi lemah ketika Yixing memohon dengan sangat kepadanya agar mengizinkan teman-temannya datang nanti malam.

 

Tao menawarkan dirinya untuk bergabung dalam battle, Tao bilang ia juga terampil dalam menari, semacam free style dancing, ia juga bisa melakukan popping dan locking. Dan tentu saja Kris juga mengekor -ia bilang akan menjaga Tao- awalnya Tao menolak Kris ikut, sedikit ancaman -dari Kris, bahwa ia akan memberi tahukan pihak sekolah tentang hal yang menyangkut peristiwa Yixing tadi- rupanya membuat Tao dan semuanya melunak. Kris akan merekam selama battle, sedikit membantu pekerjaan Chen bukan? Baekhyun akan menunggui Yixing, tentu saja Joonmyeon juga.

 

" Kita akan melakukannya malam ini. Dengan atau tanpa Kai. "

 

Sehun tersenyum kecil, bagaimanapun ia juga peduli terhadap Jongin. Sehun sangat ingin Jongin juga ikut bersama mereka, namun sekarang di pemikirannya sekarang hanyalah, bagaimana caranya ia melindungi hyung mungilnya itu. Sehun merengkuh tubuh Kyungsoo dari samping, menghirup aroma surai hitam Kyungsoo.

 

" Kita bisa Sehun, kita akan melakukannya. "

 

Kyungsoo berucap sambil mengusap lengan sehun yang melingkar di lehernya, di benaknya hanya memikirkan seseorang..

 

' Jongin ... '


 

Mungkin ini akan menjadi pengalaman pertama bagi Kyungsoo, Tao, dan Kris, wajar jika terlihat wajah mereka terlihat sangat gugup. Mereka mengenakan kostum seragam sekolah yang sudah dirancang oleh Xiumin. Kemeja putih, blazer abu-abu, dan celana panjang berwarna mocca lembut.

 

Tao, Kyungsoo, dan Sehun terlihat seperti murid biasa, mungkin yang membedakan hanya seragam mereka tidak terlihat begitu rapi, dan terkesan 'bad boy on school'. Tao mengenakan anting perak berbentuk tengkorak di kuping sebelah kanannya, ia tidak memakai dasi, satu kancing kemeja putihnya di biarkan terbuka.

 

Sehun menyisir rapih rambutnya yang sebelumnya di cat menjadi blonde, ia memakai dasi silver yang menjuntai indah dari kerah hingga perutnya. Kyungsoo memakai rompi pada luaran kemejanya, memakai dasi kupu-kupu hitam, dan tidak lupa blazer abu-abu pada luarannya juga sebuah topi baseball warna merah yang di pakai terbalik.

 

Berbeda dengan Kris, ia juga memakai seragam yang sama, hanya saja ia mengenakan kemeja hitam dan sebuah kalung rantai berwarna perak yang menjuntai dari kerah hingga perut.

 

Xiumin dan Chen tiba di gerbang asrama dengan sebuah mobil VW Safari berwarna hitam dengan logo diamond silver berbentuk segi enam -inget lambang EXO?- di setiap pintu dikedua sisinya. Mereka segera masuk ke dalam mobil. Tao, Kyungsoo, Sehun dan Xiumin berada di bangku kedua dan ketiga membicarakan rencana yang akan di jalankan nanti. Kris membaur bersama Chen yang sedang mengemudi, sambil memegang setir mobil Chen menjelaskan apa saja tugas Kris, satu yang lebih tua hanya menganggukan kepalanya antusias, ada pemikiran lain di kepalanya yang membuat hatinya tak sabar. Ia akan melihat Panda Seksinya -ini hanya ungkapan dalam pemikiran Kris- akan menari sebentar lagi. Dasar naga mesum!

 

Mobil itu berhenti ketika sudah melewati beberapa belokan dari asrama, melewati beberapa gudang tua yang sudah tidak aktif, seperti sebuah pabrik yang sudah tidak di gunakan. Riuh sorak sorai pemuda pemudi dan debuman musik hip hop menyapa gendang telinga Kyungsoo.

 

Suasana ini teramat asing bagi Kyungsoo, ia hanya pernah melihat tempat seperti ini di dalam televisi saja. Tao dan Kris sepertinya menikmatinya, begitu juga Sehun, tapi Kyungsoo malah semakin gugup ia takut jika nanti ia melakukan kesalahan.

 

Kerumunan itu membelah ketika dengan sangat anggun ada lima namja -terlihat dari tubuh mereka- memakai kostum serupa dengan The Beast namun mereka memakai topeng konyol.

 

Satu seperti Xiumin yang hanya memakai rompi serupa Kyungsoo, namun tidak memakai blazer, dengan celana tiga perempat dan rambut coklat tembaga terang, orang itu memakai topeng wajah sumringah bahagia namun tetap mengerikan- seperti joker, musuh Batman- Xiumin ternganga mereka berhadapan, sama persis!

 

Dan di tengoknya semua temannya, mereka seperti pantulan cermin. Xiumin bergidik ngeri, Tao hanya menatap tajam namja dengan topeng panda di hadapannya, -sial! ia hendak mengejekku, batin Tao. Sehun menatap datar namja bertopeng tanpa ekspresi yang menjadi pantulan wajahnya, dalam hati ia merutuk -aku tak sejelek itu! Chen menganga melihat namja yang mengunakan topeng badut mengerikan dengan pipi dan hidung merah.

 

Sedangkan, Kyungsoo menatap bingung namja bertopeng wajah sedih, hingga pipi dan bibirnya merosot hingga dagu, dengan kerutan diman-mana. Tapi hanya Kris yang terlewatkan, ia lebih tidak percaya melihat ini semua, wajah tampannya ternodai dengan tampang bodoh sambil menganga -sepertinya liur sudah menggenangi bibir bawahnya- matanya berulang kali menatap bergantian kesepuluh namja yang sedang berhadapan.

 

Terlebih namja yang bertopeng panda, bagaimana bisa ia tahu? padahal Tao baru saja bergabung tadi siang?, Kris mengngkat satu alisnya, otak cerdiknya berkerja -sebenarnya otak sok tahunya, tapi ini sangat berhasil- ia tampak sedang memposisikan dengan nyaman kamera di tangannya, naik ke lantai dua bersebrangan dengan meja Dj, ketika ia menyorot kamera ke arah DJ, matanya di nodai lagi dengan tatapan kaget, -oh tidak! siapa tadi itu? hatinya berteriak. Ia menatap kaget DJ yang sedang asik memutar lagu hip hop, ia ingin bergegas menuju meja DJ yang ada di seberangnya itu namun, ia melihat di lantai satu, sepertinya mereka akan mulai.

 

" Sial! apa yang anak Gubernur itu lakukan di tempat seperti ini? cih! akan ku pukul wajahnya nanti! "

 

Jadi, di tahan hasratnya untuk menghampiri DJ tadi, ia menatap senyum seringaian sang DJ, yang segera memainkan lagu untuk battle di bawah, Kris seperti ingin memukul wajah DJ itu dengan telak.

 

Wajah imut Xiumin menggeram, ia baru sadar, sepertinya seseorang telah sukses membobol data dari laptopnya. Bagaimana bisa musuhnya itu mengetahui secara detail.

 

" Sial! "

 

Kelima namja bertopeng itu tertawa terbahak hingga suaranya terendam sebuah dentuman lagu hip hop, mereka mundur beberapa langkah menciptakan jarak antara mereka, The Beast mengeluarkan aura membunuh, mereka seperti dipermalukan, sang mc naik ke atas panggung kecil tepat di bawah meja DJ.

 

" Yo! What's up guys!"

 

Riuh sorak sorai kembali terdengar saat mc mulai menyapa para penonton disana yang kebanyakan kawula muda.

 

" The Beast is comeback right now! are you in' happy Guys! hell yeah! I'm so happy too!"

 

Dan teriakan para penonton semakin riang, ada beberapa yang meneriakan kegembiraannya, ada juga yang berteriak menyumpahi -sepertinya ada beberapa dari mereka yang merupakan fans AOD- suara-suara itu membuat Kyungsoo makin gugup, ia memilin-milin jarinya sendiri, sambil sesekali menggembungkan pipinya lucu. Chen menggenggam tangan Kyungsoo yang sudah berkeringat, mulutnya menyunggingkan senyum serta berkomat kamit ' we can do it, everything is gonna be okay! ' karena Chen yakin suaranya tak akan terdengar sama sekali.

 

" Dan, yeah, kita bisa melihat, The Beast membawa dua anggota baru, the cutest one is D point O ( D.O ) Dio! dan satu lagi The Kungfu Panda dari China, The Chineese Tao! and dimana Si seksi Kai? "

 

Mc itu terus mengoceh, dan sementara Tao... -Ha! What! Tao menatap tajam sang mc yang seenak -bokongnya- saja mengatakan bahwa dia itu The Kungfu Panda?! Hell! siapa yang mengatakan itu pada mc? Tao ingin sekali mencekik sang mc sekarang juga, ia berkomat-kamit dengan bahasa mandarin menyumpahi sang mc, tapi di tahan tangannya oleh Sehun yang memberinya gelengan lemah. Xiumin hanya menunjukkan cengiran rasa bersalahnya, sepertinya kita semua tahu siapa yang memberi tahukan sang mc nama dancefloor itu.

 

" Dan rival mereka kali ini adalah... THE ANGEL OF DEATH! wooo! konsep the mirror's reflection huh? mereka terlihat mirip sekali bukan? amazing as always! haha mari kita mulai... DJ Giant C let's play the music! "

 

[ now playing : EXO - GROWL ]

 

Mereka memposisikan barisan masing-masing, yang lebih membuat tercengang adalah AOD membuat gerakan sama, tarian mereka di mulai, AOD memang sangat mengagumkan lihat saja bagaimana The Beast membuat gerakan merekapun membuat gerakan yang sama seperti pantulan cermin.

 

Sehun tidak fokus, pikirannya melayang bagaimana meraka bisa mengetahui dengan lengkap bahkan mereka melakukannya seperti bayangan cermin, jika Sehun bergerak dengan tangan kanan mereka bergerak dengan tangan kiri. Lain pula dengan Kyungsoo, ia hanya merasa kagum dengan lawannya, mereka pasti benar-benar mempunyai mata-mata yang sukses membobol semua data Xiumin, dengan kata lain, Kyungsoo berpikir mereka cerdas dalam taktik.

 

Sehabis bait Rap pada lagu tersebut, music di hentikan, ini bagian yang Sehun suka. AOD terbelalak kaget mereka menatap satu sama lain, satu diantara mereka yang memakai topeng sedih -rival Kyungsoo- menggeram kesal. Sepertinya mereka kehilangan langkah.

 

Musik baru mulai berdentum [ EXO Teaser 5: Kai -Machine -tapi ini Kyungsoo yang melakukannya- ], empat member The Beast mundur dan membiarkan Kyungsoo di depan sendirian, ia mulai meliukan badannya seirama musik, gerakannya sempurna. Member AOD terpaku melihatnya -tunggu sampai mereka melihat semuanya! pikir Sehun seraya menyeringai penuh kemenangan.

 

Setelah Kyungsoo selesai, musik baru berdetum [ EXO Teaser 6: Kai - Lightsaber -dan sekarang giliran Chen, Chensing machine #plakk- ] riuh teriakan penonton membuat mereka semakin bersemangat mengolok-olok AOD, setelah Chen selesai, kali ini giliran Tao dan Xiumin, mereka maju berdua, musik baru berdentum [ EXO Teaser 7: SEHUN & KAI - Run & Gun -Tao dan Xiumin sebagai cameo pengganti ] merka sangat lincah -yaah, walaupun Tao hanya berlatih hanya selama 4 jam, tapi tubuhnya mudah menyesuaikan-

 

Ini intinya, Kyungsoo dan Sehun maju berdua, dan musik baru berdentum [ EXO Teaser 12: KAI & LAY - Two Moons -Sehun dan Kyungsoo- ] mereka terlihat serasi walaupun berbeda tinggi. Rivalnya semakin ciut melihat mereka yang beraksi sangat mengagumkan, hingga Kyungsoo dan Sehun selesai, riuh sorakan semakin kencang.

 

" WE WANT MORE! WE WANT MORE! "

 

" DIO! DIO! DIO! "

 

" Give us sweet finishing touch Guys! "

 

Kali ini mc berteriak sesuai dengan dengan harapan Sehun, memang mereka akan memberi kan sentuhan manis di akhir. Musik lembut berdentum [ EXO Teaser 23: Kai - Angel, into your world -kali ini semua member The Beast- ] Gerakan mereka terlihat manis dan dramatis, membuat banyak gadis berteriak histeris. Kyungsoo memimpin gerakan dengan sangat anggun. AOD mati di tempat, mereka kalah telak, setelah itu mereka meninggalkan klub dengan hati gusar. The Beast menjadi bintang dalam semalam.

 

Dari salah satu sisi klub, terlihat seorang pemuda memakai hoodie hitam, menatap dan memperhatikan gerakan demi gerakan yang sedari tadi disajikan dengan mata elangnya, mati-matian ia menahan hasratnya, ia ingin ada di sana. Namun, sesuatu menganjalnya, rasa takut. rasa bersalah dan kecewa yang teramat sangat. Tempat ini membawanya kepada kenangan masa lalu, gerakan Kyungsoo mengingatkannya pada sosok manis yang sudah tiada, sosok yang selama ini mengisi relung hatinya.

 

Mengapa namja bermata bulat itu hadir di hidupnya. Ketika musik berakhir, kerumunan orang segera berhambur menyalami kemenangan The Beast. Pemuda berhoodie hitam itu segera angkat kaki dari klub, meninggalkan segala riuh kegembiraan di dalam klub dengan hati pedih, walaupun dalam batinnya ia cukup puas karena The Beast berhasil.

 

Beberapa langkah ia berbelok dari depan klub, sebuah suara menghentikan langkahnya.

 

" Kau menyedihkan Kim Jongin! "

 

Suara itu sangat familiar di telinganya. Ketika ia menoleh, ada seorang namja bertopi baseball, memakai headphone yang disangkutkan di lehernya, sedang menyulut sebatang rokok.

 

Jongin -yang ternyata namja berhoodie hitam tadi- menatap tak percaya namja yang ada di hadapannya. Jongin hanya bisa bergumam dalam hati.

 

' Apa yang 'ANAK GUBERNUR' itu lakukan di sini? '

 

TBC


kicauan author :

oh haiii :3 aku sudah update sebagian chapter 7 dan 8 dan aku jadikan satu di Bab 5,

semalam aku kelelahan untuk ngeposting fanfic "Goodbye, Mentawai" yang aku setor untuk perlombaan FF.

setelah Bab ini, mungkin akan sedikit lebih lama untuk Bab 6 karena masih dalam pengerjaan, aku juga sedikit kewalahan karena pekerjaan di kantor :(

at last, jika ada kritik,saran, atau mungkin ide buat Bab 6 silahkan comment :3

EXO! SARANGHAJA!

-Pansy-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Pandananaa
Bab 7 Updated chingudeul :3

Comments

You must be logged in to comment
Cungils #1
Chapter 8: Wahai authornim mana lanjutannya???
Caramel9395 #2
i'm still waiting for this, really
aizahputri #3
Chapter 8: HUWEEEEE akhirnya jongin buka hati buat kyungie yg polos. Ditunggu kelanjutannya ya authornim! Love bgt sama ini ff
lulubaekkie
#4
Chapter 8: kaaaa! serius aku suka banget ficnya!! kenapa ka kenapaaa? setiap chapter pasti aku selalu nangis;;;; super daebak ffnya! lanjut ya ka, hwaiting^^
Galaxy_Lilo #5
Chapter 7: Kereeennn.... Cepetan dilanjut ya..
Udh gak sabar pengen baca kelanjutannya.. Hihihi
parkcy_
#6
Chapter 7: Ahh akhirnya lanjutt!! >< gak sabar buat selanjutnya ;uuu;
hyoki407 #7
Chapter 7: yaaa tbc hueee lanjut ne dear ㅠ.ㅠ akirnyaaaaaa <3
ajengcho #8
Chapter 7: cute bgt first meetingnya luhan sm jongin.
itu kata terakhirnya nyesek bgt, "lagi?"
Caramel9395 #9
Chapter 7: ahhhhh i don't know what must i say,
jongin~a i hope u will see dyo as him and not as luhan :)
author-nim aku senang sekali ffnya ini diupdate ><
keep update again yeyyyy ^^/