You and me
Amayadori
Please Subscribe to read the full chapter
“Apakah kau masih..” Ucapnya menggantung.
.
“Masih Mencintaiku?”
.
.
“Aku—“ Saat Kris hendak menjawab, Suho langsung menyelanya.
.
“Tapi aku tak perlu jawaban, aku hanya ingin mengucapkannya. Kau pasti tak akan membalas perasaanku, khamsahamnida.” Suho melepaskan tangan Kris dari lengannya, dan pergi meninggalkan Kris yang terdiam mematung di ambang pintu.
.
“Molla.”
JoonMyeonYiFan present
.
.
.
.
.
Amayadori Chapter 3
.
.
.
.
Read n Review
Flashback
Joonmyeon bersandar di bangku taman sekolah. Ia memejamkan matanya, menikmati angin malam yang berhembus dengan perlahan.
Ia merasa perasaannya sangat tenang. Saat menjelaskan perasaannya ke Kris tadi.
“Ya!”
Joonmyeon membuka matanya, nampak Eun Gyeol dengan senyuman bodohnya menyapa Joonmyeon.
“Kau sudah mengantarkannya ke Tae Joon ‘kan?” Tanya Eun Gyeol dan memberikan minuman kaleng ke Joonmyeon.
“Ne. Gomawo..” Joonmyeon membuka kaleng minuman itu lalu meminumnya.
“Besok aku akan pergi ke Seoul. Akan ada pertandingan sepak bola antara Genie High School melawan Seoul International High School.”
Hampir saja Joonmyeon tersedak mendengar ucapan Eun Gyeol.
“Mwo?! Kenapa mendadak sekali? Aisshh.. Eun Gyeol!”
“Mollayo Jun..”
“Apakah aku boleh ikut bersamamu?”
“Mwoya?! Kau tidak boleh ikut Junmen yang lemah!!”
Joonmyeon mengerucutkan bibirnya mendengar penuturan Eun Gyeol. Lalu menjitak kepala sahabat terbaiknya, menurut Joonmyeon.
“Aku ingin melihat kemampuanmu menggiring bola Cha-ssi!!”
“Kemampuanku dengan kemampuanmu jauh lebih baik kemampuanku Kim-ssi!! Hahahaha!”
Percakapan demi percakapan terus mengalir dari dua sahabat itu. Seperti tidak ada habisnya topik pembicaraan mereka, Sahabat memang saling melengkapi. Ada disaat senang maupun sedih.
Seseorang lelaki berwajah dingin berdiri di belakang mereka, Ia merasakan jantungnya berdetak ketika Joonmyeon berkata seperti ini.
“Aku akan melupakan Kris, dan dua bulan yang akan datang aku akan pergi ke California.”
Pemuda yang berdiri di belakang Joonmyeon dan Eun Gyeol adalah Kris.
Tak tahan mendengar percakapan kedua lelaki yang sedang bercengkrama itu, Ia kembali ke asrama dengan perasaan yang kalut.
***
Ruang kesehatan.
Aku hanya butuh ke ruang kesehatan.
Setelah mendengar percakapan itu aku merasa kepalaku pening, tubuhku lemas, dan jantungku terus berdenyut nyeri. Mungkin aku terkena serangan jantung ringan.
Kakiku berhenti di depan ruangan yang bertuliskan ‘Healty room.’ Dengan segera aku memasuki ruangan itu.
CKLEK
Tanpa memberi salam atau mengetuk pintu terlebih dahulu, aku langsung memasuki ruang kesehatan.
“Apa kau menyesalinya?”
Ah, ternyata Jang Min Woo tahu jika aku masuk ke ruangannya. Aku dan Min Woo songsaenim sangat dekat dan terbuka.
“Aku hanya ingin meminta obat sakit kepala.” Jelasku.
“Kau menyesalinya ‘kan Yi Fan?”
Dahiku mengernyit, tak mengerti apa yang dibicarakan Min Woo songsaenim.
“Mwo?”
“Kau sudah mengetahui jika Joonmyeon akan pindah ke California 2 bulan lagi ‘kan?”
Aku terdiam. Kepalaku terasa pening kembali, tubuhku lemas, jantungku berdenyut nyeri.
“Kenapa kau tidak terima pernyataannya? Bocah itu sangat ter-obsesi denganmu.” Ucapnya, lalu memberiku obat berwarna putih.
“Dia sudah akan melupakanku.” Setelah itu aku meminumnya.
“Tidak semudah itu ia akan melupakanmu.” Kulihat Min Woo terkekeh sembari memainkan ponselnya.
“Buktinya aku mendengar percakapannya dengan sahabat akrabnya itu jika ia akan melupakanku dan pergi ke California.”
“Hahahaha, aduh.. mengapa cinta kalian rumit sekali? Yi Fan! Kau terlalu malu untuk mengungkapkan yang sebenarnya. Hahahaha.. Joonmyeon bahkan sudah menyatakannya terlebih dahulu.. Dasar lelaki pecundang.” Dia menertawakanku habis-habisan. Aku juga bingung dengan perasaanku ini.
“Sudahlah.. aku tahu kau sebenarnya mencintai Joonmyeon. Maka dari itu, sebelum terlambat katakan yang sebenarnya. Sudah sana kembali ke asrama, dan tidur. Jangan lupa mimpikan Joonmyeon juga hahahaha!”
“Baiklah kakak ipar.” Aku tersenyum penuh arti ke arahnya lalu pergi dari hadapannya.
“MWO?! BAIKLAH ADIK IPAR!! HAHAHA..”
***
Bunyi hujan lebat menggema di luar
Langit gelap, sangat gelap
Seperti malam hari.
Aku melihatmu dari sini
Kau bersendau gurau dengan seorang lelaki.
Dibawah payung berwarna jingga.
Raut wajahmu terlihat gembira
Bahkan kau nampak selalu tersenyum
Tersenyum untuknya.
“Aish.. puisi apa itu Eun Gyeol? Buruk sekali kata-katanya.” Joonmyeon tertawa bersama Eun Gyeol. Keadaannya masih sama. Di lapangan sekolah.
“Ya! Kau kenapa meremehkanku terus?!”
“Aku tidak meremehkanmu Cha Eun Gyeol, itu memang fakta. Hahaha..”
“Baiklah.. Dengarkan yang ini.. kau pasti mengaguminya.”
Eun Gyeol membaca kembali puisi yang ia buat.
Bunyi hujan lebat menggema di luar
Langit gelap, sangat gelap
Seperti malam hari
Dingin..
Aku meringkuk di sisi tepi lapangan
Berteduh di bawah bangunan tua
Bahuku bergetar karena angin berhembus
Dari sini aku melihat
Seorang gadis berwajah manis melihat ke arahku
Tubuhnya berbalut kain putih
Sinar lembut melingkupi aura tubuhnya
Perlahan..
Kaki jenjangnya melangkah menuju ke arahku.
Jantungku berdetak cepat.
Bukan..
Bukan karena jatuh cinta.
Melainkan rasa was-was yang menyelimutiku.
“Ini belum selesai..” Ucap Eun Gyeol sambil melipat kertasnya yang berwarna biru laut itu.
“Kenapa bait pertama ‘nya selalu suasana hujan? Bahkan itu sama seperti yang tadi.” Joonmyeon memandang Eun Gyeol dengan menahan tawanya.
“Y-Ya! Itu ketidaksengajaan teknis Kim!”
“Ahahahaha.. Eun Gyeol kajja kita pulang ke asrama. Aku sudah mengantuk.” Joonmyeon mulai bangkit lalu berjalan ke arah asrama.
“Geurae.. Tunggu.”
***
Dddrt..Dddrrtt
Ponsel flat berwarna putih itu bergetar. Menandakan ada pesan baru, Joonmyeon pemilik ponsel itu.
“Hmm.. Jang Min Woo? Waeyo?” Joonmyeon membuka pesan yang ternyata dari Jang Min Woo, hyungnya.
From : Jang Min Woo
Jon.
Kau belum tidur ‘kan?
Dengan cepat Joonmyeon membalasnya.
To : Jang Min Woo
Ne? Waeyo?
Setelah menunggu 10 menit Jang Min Woo akhirnya membalas pesan singkatnya.
From : Jang Min Woo
Kris baru saja ke ruanganku.
Please Subscribe to read the full chapter
Comments