When i meet you
Amayadori
Please Subscribe to read the full chapter
p.s : Maafkan saya, gara-gara publish lewat handphone malah ke hapus T.T dan saya remake deh^^, yg udh jdi subscribe tolong subscribe again ne^^ jeongmal mianhamnida u,u dan yg uda komen, komen again nee :’D
Suho POV Hari ini aku pergi ke kota Daegu, untuk bertemu dengan rekan bisnis. Untuk sampai disana, aku memilih menaiki kereta exspress dari Seoul menuju Daegu. Kereta bergerak cepat, aku memilih untuk mencari tempat duduk. . Tanpa sengaja bola mataku melihat siluet laki-laki berpostur tubuh tinggi dan kekar duduk di pojok, siluet yang dulu sangat spesial di hidupku. . Dia, kekasihku dimasa lalu. Aku memandangi raut wajahnya sekilas. Tanpa kusadari aku memanggilmu. . Kau terlihat terkejut, rokokmu terjatuh. Jembatan diantara kita seolah sudah habis terbakar. Kita saling memandangi satu sama lain, Aku memilih untuk bergabung bersamamu. . “Yifan, apakah kau Wu Yifan?” Tanyaku sesaat setelah duduk dihadapannya, kau mengangguk dan menatapku bingung. “Kau siapa?” Bahkan kau sudah melupakanku, haha. Aku hanya membalas dengan senyuman. “Kim Joon Myeon.” “Suho?” Kau bertanya lagi dengan sebutan itu, panggilan kesayanganmu sewaktu kita SMA, sejak kita masih bersama, dan aku ‘pun mengangguk. “Sejak terakhir kali kita bertemu, bagaimana kabarmu?” Tanyanya, aku menatapnya dan berkata. “Aku baik-baik saja, hidupku menyenangkan.” Kau pun mengangguk, aku membenarkan tata letak dasiku yang berselempangan. Ya, aku terlihat seperti bos besar, dengan jas hitam yang menutupi kemeja biru muda milikku ditambah celana panjang hitam dan sepatu kerja. Membuat teman lama yang bertemu denganku tidak mengenali jika aku Suho. “Apakah kau mau secangkir kopi?” Tawarmu dengan nada yang lembut, dan aku tersenyum meng’iya’kan tawaranmu. Saat itu juga kereta bergerak cepat.
Kau menambahkan 2 sendok gula ke dalam kopi milikku dan milikmu, Dan berkata. “Kau masih mengingatku dengan baik.” Kau tersenyum, senyuman yang sangat menawan di mataku, kau menyisir rambutmu dengan tanganmu. . Memang kenyataan bahwa pada saat itu kita berpisah dengan kenangan yang amat pahit. . Sekarang, aku harap kita dapat memaafkan satu sama lain. Kita memang terlalu muda untuk me
Please Subscribe to read the full chapter
Comments