Chapter 1

lost and found

Eunra POV

Prok,prok,prok,prok,prok,,,,,,
Langkah kaki terdengar di telingaku saat aku berlari menyusuri pinggiran jalan, melewati banyak toko-toko kecil.  Aku berlari dari halte bus terdekat menuju sebuah cafe coffe tempat favoritku dan kedua temanku yang lain berkumpul. Aku terlambat tiga puluh menit, mereka pasti memarahiku setibanya aku di sana.

BRUK! Kuhempaskan tubuhku ke sofa yang di duduki dua temanku yang lainnya.

“Huuuuhhhh,,, Panas!” desisku sambil mengibaskan tangan di depan wajah. “Aku terlambat, mianhae!”

“Aish,,,,,,, Jauh-jauh dariku!” bentak Byun Hyun tak suka bersentuhan dengan kulit tanganku yang berkeringat. Dia menyeka keringat itu dengan tisu.

Aku memicingkan mataku ke arahnya. “Aku tidak rabies,,,” geramku dan memukul lengannya.

“Kamu sangat amat terlambat!” Kali ini Taemin yang bicara. Namja cantik itu, benar saja dia memiliki paras yang manis, tetapi saat dia marah, aku benci matanya yang menyipit dan gaya bicaranya yang dingin itu.

“Mianhae,,,” ujarku mengalah dan meminta maaf. Memang aku yang salah. Aku terlambat tiga puluh menit.

“Gwenchana,,,,” sahut Bhyun Hyun sambil melambaikan tangannya.

Tiba-tiba seorang pelayan datang menghampiri meja kami sambil membawa nampan berisi tiga gelas kopi dengan jenis berbeda di atasnya.

“Aaaaa,,,,, Eru selalu tau apa yang kumau!” seruku bertepuk tangan, ingin mencium pipi Bhyun Hyun. Hanya bercanda, dan aku suka membuatnya marah dengan cara berpura-pura ingin menciumnya

Dia mengibaskan tangan di hadapanku. “Ka!!” teriaknya nyaring. “Aish,,,, berhenti melakukan itu!” ujarnya. “Dan, bukan aku yang memesan kopi hari ini, tapi Taemin. Dan perlu kau ingat Eunra-ssi, Taemin juga yang selama ini selalu memesankan kopi untukmu.”

“Ara,” sahutku tersenyum manis.

“Jadi?” cetus Byun Hyun emosi

“Aku ingin menggodamu saja,” ujarku mengaku.

“Hah?” sentak Byun Hyun semakin emosi.

“Menggoda Taemin itu membosankan. Mukanya tetap saja datar meski kubilang aku ingin menciumnya. Hiiiii,,, Membuatmu marah lebih menyenangkan.”Aku tersenyum kuda ke arah Bhyun Hyun. “Gomawo Taemin-ah,,,” ucapku berterimakasih ke Taemin dan mengelus tangannya.

“Ini semua gara-garamu!” tukas Byun Hyun melempar bantal kecil ke kepala Taemin.

“Naega wae?” tanya Taemin tidak terima.

“Ani, aku hanya kesal kepadamu,” ujar Byun Hyun manyun, lalu memasang headset pink kesayangannya. Mendengarkan musik sangat keras sampai-sampai aku di sampingnya bisa mendengar dan dia tidak menyentuh gelas kopinya

Aku tidak peduli dia marah atau tidak karena aku tau meskipun dia marah, dia tidak akan bisa berlama-lama marah kepadaku.

 

L&F

 

Taemin POV
“Kalian terlihat mesra,” kataku kepada Eunra. Dia menarik garis pandangannya ke arahku. “Kalian seperti pasangan-pasangan yang ada dalam drama. Sering bertengkar, tapi dalam hati kalian saling mencintai,” lanjutku. Kali ini Byun Hyun yang menarik garis pandangannya ke arahku.

Aku tau Byun Hyun tidak lagi mendengarkan musik dari headset pinknya itu. Dia bisa mendengar perkataanku. Cckck,,,, cara menguping yang pintar. Padahal, aku menyuruhnya tidak mendengarkan pembicaraan yang ingin kulakukan bersama Eunra hari ini.

“Apa maksudmu, diam-diam kami saling mencintai? Hahahaha,,,” Tawa Eunra terdengar renyah. “Pabbo!” cacinya mendorong kepalaku. Menghancurkan tataan rambutku

“Aish,,,, Hya! Aku tidak suka orang menyentuh rambutku!” teriakku kesal.

“Arasseo, arasseo,,,,,,” sahut Eunra memutar kedua bola matanya.

“Eunra-ya,” panggilku. Memasang tampang yang manis. Dan aku tau dari tampangnya dia merasa aneh dengan ekspresiku.

“Mwoya?”

“Terdengar sedikit aneh, tapi,,,,,,” aku diam beberapa detik, mataku melihat Byun Hyun yang juga menatapku, menunggu kelanjutan kalimatku.

“Sebenarnya, aku menyembunyikan sesuatu darimu,,”

“Mwo?” sela Eunra.

“Sejak kita di taman kana-kanak, aku menyukaimu,,” akuku jujur tentang perasaanku selama ini.

“Mwo?” tanyanya lagi.

“Aku takut kalau aku terlalu cepat mengatakan perasaanku kepadamu, itu akan membuatmu tidak percaya. Karena itu, aku menyembunyikannya selama ini.”

“Aneh,,” gumam Eunra.

“Aku benar-benar menyukaimu,,,” Aku tau tidak mudah baginya untuk percaya ini, tapi aku mencoba meyakinkannya.

“Ini bukan april mop kan?” Eunra menyela lagi.

“Hya! Biarkan aku menyelesaikan kalimatku!” teriakku habis sabar.

Plak! Eunra mendorong kepalaku. “Jangan berteriak,” bisiknya.

Habis sudah sabarku, dia mendorong kepalaku dan menghancurkan tataan rambutku sebanyak dua kali hari ini. Aku berdiri dan melotot ke arahnya. “Jadi, kamu percaya atau tidak kalau menyukaimu. Ani, ga sekedar suka. Aku mencintamu!” tandasku.

Semua orang di café menoleh ke meja kami dan kulihat Eunra menggerutu tak jelas sambil menunduk. Dia malu semua mata menatapnya. Aku tak peduli, kutunggu jawabannya. Dia mendongak menatapku, gusar.

“Jadi?” tanyaku.

Eunra berdiri mengambil tasnya dan pergi.

“Hya, eodigga?!” teriak Byun Hyun kepada Eunra yang pergi meninggalkan kami. “EUNRA-ya!!” teriaknya lagi lebih nyaring. Tapi, Eunra tidak menoleh. Dia terus berjalan keluar dari café dan menghilang.

“Eotte?” tanya Byun Hyun kepadaku.

“Mana aku tau,” sahutku malas. “Kurasa dia marah. Apa dia tidak mencintaiku?” tanyaku kemudian.

Byun Hyun menatapku, kemudian dia mengangkat bahunya. “Molla,” ujarnya. “Tapi, aku akan menolongmu berbicara kepadanya.”

“Kalau dia marah bagaimana?” pikiran itu muncul di benakku.

“Kenapa dia harus marah?” tanya Byun Hyun.

Kali ini aku yang mengangkat bahu, aku juga tidak tahu. Kami berdua diam saja dan menghabiskan sisa kopi kami, dan pulang ke rumah masing-masing setelah kopi di cangkir habis.

 

L&F

 

Author POV
Dok! Bunyi suara kaca yang dilempari benda keras terdengar dari balik gorden di kamar Eunra. Eunra bangkit dari kasurnya dan membuka jendela. Di sebrang, Byun Hyun melambai-lambaikan tangan dari kamarnya.

“Mwoya?” tanya Eunra datar.

“Aku ingin ke kamarmu,” ujar Byun Hyun.

“Andwe,,andwe! Aku sangat malas berbicara denganmu atau Taemin saat ini,” kata Eunra menolak.

“Karena kejadian tadi sore?”

“Ne! jadi, jangan temui aku dulu. Candaan kalian kelewatan!”

“Itu bukan sebuah lelucon Eunra!” teriak Byun Hyun dari kamarnya, lalu dia menutup mulutnya dengan tangannya. Sadar suaranya terlalu keras, bisa-bisa eomma-nya mendengar suara itu.

“Lalu apa?” teriak Eunra emosi.

“Aku akan menjelaskannya, maka dari itu ijinkan aku ke kamarmu,” Byun Hyun memohon sambil memasang tampang imutnya dan itu tidak tampak imut. Malah, tampangnya itu membuat Eunra menaikkan sebelah alisnya. “Jaebalyo,,,,,,”

Eunra menutup jendelanya dan dia membuka pintu balkon kamarnya agar Byun Hyun bisa masuk ke kamarnya. Balkon rumah mereka berdua berseberangan dan sangat dekat, dengan menggunakan tangga salah-satu dari mereka bisa ke kamar yang lainnya.

“Beri aku segelas jus jambu buatan eomma-mu dulu,” kata Byun Hyun sesuka hati.

“SIRHEO!!” tolak Eunra galak sambil memukul kepala Byun Hyun dengan bantal.

“Aish,,,, Baiklah, aku akan tetap menjelskan semuanya meskipun kamu tidak memberikanku jus enak itu.” Eunra mengangguk saja. “Eunra-ya, jangan menganggap perkataan Taemin tadi sore itu adalah sebuah lelucon. Hahaha,,, ada banyak lelucon yang lebih dasyat yang bisa kami berikan dari itu kepadamu. Itu candaan yang sangat konyol. Itu serius Eunra!!”

“Taemin menyukaiku?”

Byun Hyun mengangguk mantap.

“Sejak TK?” Byun Hyun mengangguk lagi. “Apa yang membuatnya menyukaiku? Mencintaiku? Kita bertiga bersahabaat sejak TK. Yah,,, meskipun kita sahabat, aku dan dia sedikit canggung,” ujar Eunra.

“Ckckckc,, kamu sangat bodoh dalam urusan cinta. Namja seperti Taemin akan bersikap malu-malu terhadap yeoja yang dia sukai. Kamu tak pernah tau itu?” kata Byun Hyun mengomel.

Eunra berpikir beberapa saat. “Dia sungguh menyukaiku?” Dia mencari kebenaran dari Byun Hyun. “Eru-ya, sejujurnya aku juga menyukainya dari dulu.”

“Kalau begitu kalian berjodoh!” seru Byun Hyun menepuk tanganya dengan keras.

“Andwe,,,” kata Eunra kemudia membuat Byun Hyung bingung.

“Kenapa lagi?”

“Berpikirlah, kita bertiga teman dari TK. Kalau tiba-tiba salah-satu dari kita menjadi sepasang kekasih, bagaimana jadinya? Itu akan membuat hubungan kita canggung karena akan ada yang lebih dipentingkan daripada yang lain.”

“Gwenchana,” cetus Byun Hyun. “Kalau itu terjadi, kalau kamu lebih mementingkan Taemin daripada aku, aku cukup mencari pacar saja maka aku akan mendapatkan perhatian lebih darinya dan aku juga akan mengurangi perhatianku kekalian berdua. Impas bukan?”

“Aish,,, kamu selalu berpikir terlalu ringkas.”

“Itu cara yang cukup nyaman, kenapa tidak?”

Eunra diam saja.

“Taemin, benar-benar mencintaimu. Percayalah,” kata Byun Hyun, kali ini bicaranya lebih tenang. Dia menatap Eunra agar yeoja itu percaya perkataannya.

Eunra membalas tatapan itu. “Jadi, apa yang harus aku lakukan?” tanyanya.

Byun Hyun tersenyum. “Taemin menunggumu di taman. Datanglah ke sana,” beritahunya.

“Kamu?” tanya Eunra.

“Aku akan menyusul kalian,” kata Byun Hyun, senyuman tidak pudar di wajahnya.

“Jeongmal?” tanya Eunra ragu.

“Aku akan menyusulmu setelah meyakinkan eomma kalau aku sudah tertidur,” kata Byun Hyun kemudian.

“Geure, aku akan pergi,” kata Eunra patuh.

“Pakai baju yang tebal, di luar sangat dingin. Arasseo?!”

Eunra mengangguk. Dia mengambil jaket dan merambat turun dari balkon dan pergi keluar rumah tanpa sepengetahuan eomma-nya, sementara Byun Hyun kembali ke kamarnya.

 

L&F

 

Eunra POV
Taemin menyukaiku dari TK? Itu sama denganku, aku juga merasakan hal berbeda dengannya semenjak TK. Aku menyayanginya lebih dari aku menyayangi Byun Hyun. ternyata aku dan Taemin saling menyukai. Hahaha,,, apakah aku dan dia akan berpacaran setelah aku menemuinya di taman?

Aku tertawa kecil saat turun dari bus berjalan menuju taman tempat aku, Taemin dan L berkumpul dimalam hari tanpa sepengetahuan orangtua kami.

Aku mulai memasuki kawasan taman sekarang. Kembali tertawa kecil membayangkan aku dan Taemin akan menjadi sepasang kekasih nantinya.

Aku mendongak, di mana Taemin menungguku? Kucari di mana bayangannya.

Tiba-tiba terdengar suara keras dari langit menandakan hujan akan turun. Aku tidak mengerti kenapa langit menjadi gelap.

Di depanku, aku menemukan Taemin, tapi,,, dia sedang berciuman dengan yeoja lain. di depanku,,,,

“Ige mwoya?” tanyaku bergumam.

Suara keras dari langit terdengar lagi dan hujan turun begitu derasnya secara mendadak.

Betapa romantisnya ciuman mereka terjadi di bawah hujan yang dingin. Aku melihat mereka sangat menikmati ciuman itu.

“Ige mwoya?” Tadi sore Taemin mengatakan dia menyukaiku. Byun Hyun meyakinkan tentang itu beberapa saat yang lalu. Tapi apa ini? Dia mencium yeoja lain. dia mempermainkanku?

Tanpa sadar aku menangis dan airmata itu mengalir bersamaan air hujan yang membasahiku.

“EUNRA-ya!” teriak Byun Hyun memanggil Eunra di bawah deras hujan sambil membawa payung.

Aku berpaling ke arahnya dan Taemin menghentikan ciumannya bersama yeoja itu dan dia kaget dengan keberadaanku dan Byun Hyun di antaranya dan yeoja itu. Sekarang aku bisa melihat yeoja itu adalah hoobae-ku di sekolah.

“Eunra-ya,” kudengar suara Taemin memanggilku saat aku menoleh ke Byun Hyun.

“Nappeun,,,” desahku ke Byun Hyun. Aku berbalik menatap Taemin, sesaat dengan cara pandangan penuh arti. Dan, akupun lari meninggalkan mereka. Di belakangku kudengar samar suara Taemin dan Byun Hyun memanggilku, mereka juga mengejarku. Ada sebuah bus berhenti di halte. Beruntung, aku langsung masuk ke dalam bus dan bus itupun langsung berangkat tak mengijinkan Taemin dan Byun Hyun mengejarku. Aku yakin mereka masih mengejarku di belakang, tapi aku tidak mau peduli. Semua bajuku basah dan aku terus menangis di dalam bus.

“Kamu menangis?”

“Jangan bertanya!” kataku kepada orang itu. Mengesalkan saja ingin tahu urusan orang lain.

“Aku sudah terlanjur bertanya. Kamu pasti masuk angin kalau terus menggunakan bajumu yang basah itu. Gantilah bajumu dengan jaket ini setelah aku turun, tidak ada siapapun lagi di sini. Supir tidak akan bisa melihatmu berganti baju.” Dia menyerahkan jaketnya kepadaku.

Ciitt!! Bus berbunyi saat berhenti di halte berikutnya dan orang itu turun dari bus. Kulihat dia seorang namja.

“Gomawo,” ucapku, tapi namja itu sudah hilang.

 

L&F

 

Taemin POV
Apakah Eunra melihat aku mencium IU? Sembilan puluh sembilan persen aku yakin dia melihatku. Ini salah paham, sungguh!

Eunra berlari tak peduli. Akupun mengejarnya. Ingin kusentuh bahunya agar dia berhenti berlari. Ijinkan aku menjelaskan semuanya, kesalahpahaman ini.

Aish,,, kenapa dia berlari begitu cepat?! Dia menaiki bus. Sial, aku terlambat, namun aku tetap harus menjelaskan semuanya. Aku tak mau Eunra membenciku. Meskipun Eunra sudah berada di dalam bus, aku tetap berlari sambil meneriakinya. Berharap bisa mengiringi laju bus itu dan dia bisa mendengarkanku.

Hujan,,, Aku benci hujan malam ini. Mereka membuat teriakkanku tak berarti apapun dan pandanganku mengabur.

Aku terus berlari. Berlari tanpa melihat sekitar. Di persimpang tiga jalan, ada sebuah mobil yang melaju liar ke arahku. Tak bisaku hindari dan akhirnya mobil itu menabrakku dengan sangat kuat. Tubuhku naik ke atap mobil lalu terjatuh ke aspal yang basah ,,,,

“Eunra,,,,”

 

L&F

 

Byun Hyun POV
Aku berlari di belakang Taemin. Aku harus tau apa yang terjadi. Ini melelahkan, namun aku harus terus berlari dan melihat apa yang akan terjadi di depan. Dan hujan membuatku semakin lelah berlari.

Kenapa Taemin tak juga berhenti berlari. Dia bisa menunggu taksi lewat di hadapannya, melambaikan tangan, masuk ke dalam taksi itu lalu menyuruhnya mengikuti bus. Itu mudah, Eunra pasti pulang ke rumahnya. Jadi, untuk apa Taemin berlari mengejar mesin bertubuh besar itu. Ini konyol! Yah,,, sangat konyol. Tapi aku mengerti, cinta itu bisa membuat orang menjadi sekonyol-konyolnya.

Kembali ke pengejaranku dan Taemin, ini di luar dugaan. Di luar kemauan. Atau ini juga termasuk kekonyolan. Bukan! Ini kesialan. Aku melihat teman baikku ditabrak mobil di depan mataku sendiri.

“TAEMIN-AH!!” teriakku dengan hati yang sangat sesak.

“Taemin-ah,,,,” ujarku menghampiri Taemin. Menaruh kepalanya di pangkuanku. “Bertahanlah,,,,” isakku. Yah,,, ini pertama kalinya aku menangis di depan Taemin dan karena Taemin.

Taemin menggenggam tanganku. “Aku harus hidup. Jaebal,,, aku harus menjelaskan kesalahpahaman ini,,,”

“Kamu memang harus hidup!” bentakku.

“Tolong aku,,,”

Aku mengeluarkan Hp-ku dari saku. Bersyukur benda itu masih berfungsi. Aku memencet nomer rumah sakit. Seseorang menyambut panggilanku. Kukatakan aku memerlukan pertolongan dan orang itu menyuruhku untuk menunggu. Tak lama setelah aku menghubungi rumah sakit, sebuah ambulance datang dan membawa Taemin ke rumah sakit.

Aku harus menghubungi Eunra untuk memberitahunya tentang kecelakaan ini, tapi Hp-ku tidak berfungsi lagi. Air hujan membuatnya rusak.

“Kamu keluarga pasien?” tanya suster kepadaku.

Aku mengangguk saja.

“Mianhae,,,”

“Wae?” tanyaku dengan hati berdebar.

Suster itu menyuruhku masuk ke dalam kamar UGD dan kulihat mata Taemin terpejam.

“Bukankah kamu harus bertahan untuk menjelaskan kesalahpahaman ini kepada Eunra,” kataku di depan Taemin.

“Ireona,,,,” pintaku menggoyang bahu Taemin.

Dokter menaikkan kain putih hingga ke puncak kepala Taemin. Kakiku menjadi lumpuh dan aku tersujud di samping ranjang. Tangan Taemin berjuntai lemah di depanku.

“Taemin-ah,,, gajima! Jaebal,,, ” isakku sangat sedih. “Jangan mati sebelum aku menikah. Itu janji kita kan?”

Dokter menepuk bahuku. “Dia sudah pergi,,,”

 

L&F

 

Author POV

 “Di mana Taemin?” tanya Eun Ra acuh kepada Byun Hyun, alias Byun Hyun. EunRa sibuk membaca selebaran konser band yang baru saja dia dapat beserta koran pagi di depan rumahnya.

Tak ada jawaban dari Byun Hyun.

“Eru-ya, jawab aku,” seru Eunra “Eru-ya,” EunRa memanggil Byun Hyun dengan cara kesukaannya. Menyebut L dengan cara orang jepang ‘eru’.

“Kenapa tidak menjawabku?” tanya EunRa tanpa berpaling dari selebaran itu. “Minggu depan ft.island akan mengadakan konser. Tiketnya cukup murah. Kita bisa mendapatkan tiga tiket gratis hanya dengan menukarkan seratus botol susu bekas. Kurasa botol susu bekas yang eomma kumpulkan cukup. Kita bisa menonton konser mereka. Eotte?” ujarnya meracau tak peduli Byun Hyun mendengarkannya atau tidak.

EunRa terus berjalan.

“EunRa-ya,” tiba-tiba Byun Hyun memanggil EunRa dengan suara serak.

“Wae?” EunRa berbalik dan dia terkejut. “Kenapa kamu menangis?”tanya bingung. “Di mana Taemin?”

 

L&F

 

setahun kemudian~

“Annyenghasseo!” seorang namja berwajah imut dan pipi yang sedikit cabi berdiri di depan kelas menyapa murid yang lain. Dia murid baru di kelas itu. Dia memperkenalkan dirinya dengan riang dan guru mempersilahkannya duduk di salah-satu bangku kosong di deretan kanan kelas. Dia memilih deretan paling dekat dengan jendela.

“Bisakah aku duduk di sampingmu?”

Semua mata menatapnya.

“Kamu bodoh? Aku tidak duduk sendiri. Kamu tidak bisa menduduki bangku yang sudah dimiliki orang lain,” kata EunRa dingin sambil manatap sangar murid baru itu.

“Siapa pemilik bangku itu memangnya?”

“Dia sedang duduk di bangkunya. Kamu tidak bisa melihat?” nada suara EunRa meninggi.

“Aish,,,” desisi Byun Hyun dan menarik tas murid baru itu menyuruhnya duduk di bangku kosong di sampingnya saja.

“Waeyo?” tanya murid baru itu sangat kebingungan.

“Jangan banyak bertanya dan jangan coba membahas apa yang dia katakan kepadamu!” kata Byun Hyun memperingati. “Kamu duduk di sini saja bersamaku. Arasseo?!”

“Aneh,” gumamnya.

“Ck,,” Byun Hyun berdecak dan manatap murid baru itu dengan tatapan mengancam.

“Arasseo, aku tidak akan protes lagi!”

“Siapa namamu?”

“Song Seunghyun.”

Byun Hyun mengacungkan jempolnya. “Nama yang bagus sobat!” katanya menepuk-nepuk bahu murid baru itu yang bernama Song Seunghyun.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet