PERTEMUAN KETIGA PIHAK
SOULMATESepeninggal Myungsoo, Soojung masih terisak pelan. Ia merebahkan tubuhnya di ranjangnya yang nyaman, namun perasaan nyaman itu sama sekali tak bisa dirasakannya.
Sebaliknya, pikirannya kini kacau. Sebetulnya ia mengingata sedikit kalau Kris, kekasihnya telah mencoba mengambil kesuciannya dan Myungsoo-lah, pria yang dijodohkan dengannya, yang menyelamatkannya. Dan perkataan pria itu masih terngiang dengan jelas di telinganya.
"Kalau dia sungguh mencintaimu, dia takkan berusaha memiliki tubuhmu dengan cara seperti itu, dia akan menunggu sampai saatnya yaitu setelah pernikahan. Yang seperti itu tidak bisa dinamakan cinta, namun hanya nafsu "
Soojung menggeleng-gelengkan kepalanya. Mencoba menghilangkan kata-kata itu dari otaknya.
"Dia hanya mencoba membuat hubunganku dengan Kris berantakan " desisnya.
Seementara itu, Myungsoo yang telah tiba di rumahnya dan berada di kamarnya. menyesali perkataannya sendiri.
"Ah apa aku terlalu kasar pada soojung, tidak semestinya aku berkata padanya seperti itu. Dia pasti sangat sedih, ya walaupun dia agak tidak tahu berterima kasih, tapi aku menyelamatkannya bukan karena di adalah calon istriku sekarang, tapi kurasa aku sudah... benar-benar jatuh hati padanya... "
Untuk kata-kata terakhirnya myungsoo berkata dengan sedikit pelan, ia sedih juga atas nasibnya, cintanya yang bertepuk sebelah tangan.
Lelaki tampan itu menyesal mengapa bukan dia yang ada di posisi Kris, menjadi pria yang dicintai gadis itu, menjadi pria yang berada di hati dan pikiran gadis itu dan menjadi pria yang namanya digumamkan bahkan saat gadis itu tidur dan berada di bawah alam sadarnya.
"Kalau saja aku adalah pria sialan itu dan kalau saja aku bertemu lebih dulu dengan soojung...ah Babo Kim Myungsoo "
Myungsoo mencuci wajahnya dengan air, mencoba menenangkan dirinya.
Kris, di tempat lain. Sosok sempurna itu juga mneyesali perbuatannya pada Soojung, Ia sungguh mencintai soojung dan ia tidak pernah berpikiran untuk mencoba memiliki tubuh soojung seperti itu. Waktu itu, semalam, dia hanya mabuk dan pengaruh alkohol yang memaksa tubuh dan syarafnya untuk berbuat itu.
"Dan pria itu...."
Kris mencoba mengingat pria tampan yang membawa Soojung pergi dan sempat memukulnya.
"Calon suaminya ?? Omong kosong apa ini ??"
Kris mengepalkan tinjunya, "Soojung memiliki...calon suami ???"
Kris mengernyitkan dahinya.
"Sebenarnya siapa dia ? kenapa dia mengaku sebegai calon suami Soojung-ku ??"
Kris tak bisa lagi menahan rasa penasarannya, dia memutuskan untuk menelepon kekasihnya dan meminta penjelasannya namun sebelumnya dia akan mminta maaf lebih dahulu.
Nomor handphone soojung yang sudah dihafalnya di luar kepala pun ditekannya.
Berharap gadisnya itu mau menerima teleponnya.
Soojung masih terlelap. Namun mimpi indahnya terganggu dengan suara handphone di sebelahnya.
Dengan malas ia menerima telepon itu.
"Soojung-ah ?"
Suara berat di ujung telepon itu memaksa matanya terbuka lebar.
"........"
"Jungie, kau dengar aku. Jawablah "
"........."
Tak ada jawaban dari soojung.
"Jung soojung "
"Hmmm?"
Akhirnya soojung menjawab walau hanya dengan gumaman. Ia tahu betul kalau kris sudah memanggilnya dengan nama lengkapnya begitu, itu artinya dia ingin berbicara serius, sangat serius.
"Jung soojung "
"Ada apa ?"
"Hey, bisa ki
Comments