Death Start

Accursed Book

PART 2

Death Start

Yongguk POV              

“Jongup hyung!!!!”Zelo berteriak sekencang-kencangnya.

Entah mengapa anak itu berteriak, yang jelas begitu mendengarnya aku dan yang lainnya segera menghampiri. Himchan yang pertama sampai di kamar Zelo. ia kemudian berjalan pelan menuju kasur Zelo. Aku mengikuti dan berdiri tepat di sampingnya. Ya, tuhan! Siapa yang tega melakukan ini pada Jongup? Tangan dan kakinya dimutilasi, sedangkan kepalanya diputar hingga 180 derajat. Tidak ada manusia yang bisa melakukan itu. Youngjae dan Daehyun yang datang terakhir panik. Youngjae menelepon polisi, dan Daehyun menenangkan Zelo.

“Sial, ternyata ini bukan mimpi”Himchan mendengus kesal. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan, tapi pikiranku kacau. Perasaanku campur aduk antara takut dan marah.

“Jangan-jangan semalaman ini Jongup sudah ada di sini”ujarku pelan pada Himchan. Himchan menoleh padaku.

“Polisi akan segera datang, tenanglah”seru Youngjae memutus telepon.

“Kemarilah, kita harus tetap bersama”aku duduk di sebelah Zelo dan merangkulnya. Yang lainnya mengikuti dan kami saling berpelukan.

“Aku takut, hyung”ujar Zelo miris.

 “Kami tahu. Kami juga takut”jawabku mengelus-elus kepalanya.

Setengah jam berlalu. Dan kami tetap berpelukan hingga polisi tiba. Mereka segera membereskan mayat Jongup. Kami satu-persatu memberikan kesaksian yang sebenarnya pada polisi. Terutama Zelo yang menceritakan semuanya dengan lengkap mulai dari buku terkutuk itu.

“Kalian mencurigai kami?”tanya Youngjae pada salah seorang polisi yang bertugas. Wajahnya nampak begitu khawatir.

“Tenanglah, kalian pasti trauma. Pembunuhan ini tidak mungkin dilakukan oleh manusia. Ada sesuatu yang ganjil, tapi kami juga tidak bisa mempercayai kesaksian kalian tentang buku itu”jelas polisi itu menepuk pundak Youngjae sambil tersenyum.

“Akan kuhubungi orang tua kalian jika...”lanjut polisi itu.

“Maaf, pak. Anda harus melihat ini”seorang polisi lagi menghampiri polisi itu. Mereka lantas pergi meninggalkan Youngjae.

“Yongguk-ah, bisa bicara sebentar?”sebuah tangan hinggap di pundakku. Aku menoleh, dan itu Himchan. Aku mengangguk dan mengikutinya ke arah dapur.

“Ada apa?”tanyaku. ia berbalik.

“Aku tidak bisa keluar rumah. Aku mencobanya, dan sinar matahari rasanya sangat panas seperti mau membakarku. Lihat ini”ia mengulurkan tangan kirinya yang terdapat luka bakar.

Aku segera memegang tangannya tanpa menyentuh lukanya. Aku tidak percaya ternyata pesan itu benar adanya.

“Para polisi itu akan memanggil orang tua kita”ia menarik kembali tangannya. “Tapi aku takut jika orang tua kita terlibat”lanjutnya lagi.

“Kau benar, tutupi lukamu dengan perban. Kau tidak apa-apa?”tanyaku meyakinkan.

“Ya, aku baik-baik saja”

“Aku akan bicara pada polisi agar tidak memanggil orang tua kita”aku berbalik meninggalkannya di dapur.

Polisi masih berlalu lalang. Daehyun, Zelo, dan Youngjae duduk di sofa. Aku hendak mengambil perban untuk Himchan sebelum bicara pada polisi. Aku melintasi mayat Jongup menuju kamarku.

“Ya tuhan!”aku begitu terkejut begitu melihat banyaknya jejak kaki di lantai kamarku. Jejak kaki itu terbuat dari tanah. Tapi ukurannya terlalu besar untuk ukuran manusia.

Tunggu, sebelum Jongup meninggal, di kamarnya juga terdapat telapak tangan di dindingnya. Kalau tidak salah judul buku terkutuk itu.....

“Palm and Sole...”aku mengadah ke atas sambil memejamkan mataku. Apa itu berarti aku juga akan mati?

Aku menghela napas cukup panjang. Lalu dengan cepat mengambil perban untuk Himchan. Setelah mengambilnya, aku kembali ke ruang tengah. Aku menghampiri mayat Jongup yang sudah berada di dalam kantung jenasah. Aku memandang wajahnya untuk terakhir kali. Entah mengapa air mataku seakan kering.

“Kau sudah bilang pada polisi?”Himchan menghampiriku.

“Ah, maaf. Aku....”

“Tidak apa, biar aku yang bicara”ia tersenyum sendu.

“I..ini, aku membawakanmu perban”aku menyodorkan perban itu padanya.

“Trims”

Satu jam kemudian, polisi selesai mengolah TKP. Mereka akan membawa mayat Jongup ke rumah sakit. Zelo meminta waktu sebentar untuk melihat Jongup terakhir kalinya. Kami berkumpul dan mengelilingi mayatnya yang mengenaskan. Zelo menangis. Diikuti dengan yang lainnya termasuk aku. Entah mengapa air mata kami baru turun. Kami kehilangan sahabat kami.

Diantara kami, yang terlihat paling tegar adalah Himchan. Ia bahkan tidak mengeluarkan air mata. Aku tahu, dialah yang paling terpukul karena Jongup adalah orang yang paling dekat dengannya selain aku.

“Terima kasih. Terima kasih telah menjadi teman kami selama ini”Himchan tersenyum disusul dengan air mata yang mengalir. Ya. Kami semua kehilanganmu.

Polisi akhirnya membawa mayat Jongup. Kami diminta waspada dan segera melapor jika sesuatu yang aneh terjadi. Sebenarnya keanehan tersebut telah terjadi di kamarku. Tapi aku tidak mau membuat semuanya khawatir.

Masih mengenakan seragam, kami semua duduk berkumpul di ruang tengah. Hari beranjak senja, tapi kami tidak melakukan apapun di sini. Semuanya masih berkabung atas kematian Jongup. Orang tua kami satu-persatu telah menelepon. Mereka semua menanyakan kabar kami.

“Apa salah satu diantara kalian ada yang lapar?”tanya Youngjae beranjak dari sofa.

“Aku..”Zelo mengacungkan tangan sambil merunduk. Daehyun menoleh dan ikut mengangkat tangan.

“Baiklah, akan kubuatkan sesuatu untuk kalian”ujar Youngjae segera berjalan ke dapur.

“Akan kutemani”Himchan mengikuti Youngjae ke dapur.

Syukurlah, suasana sudah mulai tenang. Aku masih penasaran dengan apa yang ada di kamarku. Aku beranjak dari sofa untuk memastikan apa jejak kaki itu masih ada di kamarku.

“Hyung, mau ke mana?”tanya Daehyun.

“Ke kamar. Mencari sesuatu”jawabku bohong.

Aku meninggalkan Daehyun dan Zelo di ruang tengah dan segera memasuki kamarku. Jejak kaki itu masih ada. Malah bertambah banyak. Dan....

Blatzzz...

Lampu kamarku pecah. Terdengar suara kaca berjatuhan. Tidak banyak yang dapat kuperbuat, tetapi ini cukup membuatku takut. Aku diam beberapa detik sebelum akhirnya aku berusaha menggapai tembok untuk keluar. Ini, dia! Aku berhasil menggapai knop pintu.

Cklek!!

Aku menarik knop pintu tapi tidak terbuka.

Cklek!!

Aku mencobanya sekali lagi, dan tetap tidak terbuka. Sepertinya pintu ini terkunci. Aku menarik-narik knop pintu terus-menerus sambil sesekali menggedor-gedornya. Udara di dalam kamarku serasa menipis. Aku hampir kehabisan oksigen. Dan aku mulai merasa lemas sampai seseorang membuka pintu dari luar.

“Hyung? kau kenapa?”tanya seseorang. Aku tidak dapat melihat wajahnya karena gelap. Aku berusaha mengatur napasku dan terjatuh.

“Hyung?”seseorang itu menghampiriku. Itu Daehyun, aku dapat melihatnya remang-remang.

“Apa terjadi sesuatu? Kenapa napasmu tersenggal-senggal?”tanyanya lagi sambil merangkulku berdiri.

“A..aku tidak apa. Lampuku pecah, dan tadi pintunya macet”jelasku.

“mmm........”Daehyun diam menatapku, namun ia segera memberitahuku Himchan memanggilku di dapur.

Aku segera menuju dapur. Nampaknya Himchan memerlukan bantuanku. Ia menyuruhku menyangga tangga yang ia naiki untuk mengambil panci di atas bupet yang lumayan tinggi.

“Tolong, ya. Youngjae tidak bisa diganggu”Himchan menaiki tangga lipat tersebut, dan aku menyangganya.

Namun tiba-tiba sebuah bayangan lewat di depanku. Tangga yang sedang kusangga bergoyang karena kaget. Himchan segera berpegangan pada bupet.

“Apa yang salah?”tanyanya menoleh ke bawah, ke arahku.

“Ah, tidak ada. Maaf”aku kembali menyangga tangga tersebut. Youngjae yang sedang memasak menoleh ke arahku.

Beberapa saat kemudian, Himchan masih juga memilih-milih panci di atas tangga. Dan aku semakin cemas karena bayangan aneh itu berputar-putar di dapur. Aku tidak tahu apakah yang lain melihatnya, tetapi Youngjae sangat berkonsentrasi dengan masakannya, dan Himchan terlalu sibuk dengan panci.

Seeeetttt.......

Bayangan itu melewatiku. Dan itu cukup membuatku jantungan. Aku kehilangan kendali dan tidak sengaja menyenggol tangga itu. Himchan yang berada di atas tangga kehilangan keseimbangan. Ia terjatuh dan kepalanya membentur lemari. Ia tak sadarkan diri. Youngjae yang sedang memasak pun terkejut melihatnya. Bayangan itu menangkapku, tapi aku tidak merasakan apa-apa. Yang kurasakan hanya dingin yang sangat menusuk.

Tak lama kemudian bayangan itu mulai mencekikku. Youngjae berniat membantuku, namun apa daya, ia tidak dapat menyentuh bayangan ini. napasku semakin sesak. Aku berusaha melepaskan bayangan ini dari tubuhku. Tapi tidak bisa, karena aku tidak dapat menyentuhnya. Sesaat aku teringat akan jejak di kamarku dan Jongup. Aku mengerti, jejak itu.....

“Akh....!!”tiba-tiba aku merasakan sakit yang sangat di perutku. Aku tahu aku akan mati. Tidak perlu berpikir panjang, aku berteriak..

“Jejak! Hati-hati dengan jejaknya! Arrrrggghhhh!!”aku berteriak. Aku melirik perutku, dan tersadar bayangan itu tengah mengambil isi perutku.

Mataku kabur, hal terakhir yang kulihat adalah Youngjae yang berdiri membeku. Mulutnya menganga dan matanya membuka lebar. Setelah itu, aku tidak bisa melihat apapun lagi, dunia menjadi gelap. Gelap gulita.

YONGGUK POV END

Youngjae diam terpana melihat bayangan itu mengeluarkan isi perut Yongguk. Perutnya mual. Hal terakhir yang dikatakan Yongguk adalah hati-hati dengan jejaknya. Tapi ia tidak terlalu memikirkannya, karena apa yang dia lihat sekarang di hadapannya. Perlahan Youngjae berjalan mundur. Setelah mengeluarkan seluruh isi perut Yongguk, bayangan itu tiba-tiba menghilang. Kakinya terasa sangat lemas. Ia bersandar pada lemari. Kemudian menangis sekeras-kerasnya. Beberapa peristiwa tadi memang menimbulkan keributan, tapi entah mengapa Daehyun dan Zelo tidak mendengarnya.

Beberapa menit kemudian, Himchan tersadar. Ia memegangi kepalanya yang sakit. Ia lalu melihat Youngjae yang diam menyembunyikan wajah diantara kedua tangan dan kakinya.

“Kau kenapa?”tanyanya singkat. Youngjae tidak menjawab, tanggan kanannya menunjuk ke arah Yongguk. Himchan mengikuti arah tangan Youngjae.

“Astaga, ya Tuhan! Yongguk-ah!”Himchan berteriak sekencang mungkin. Ia tidak tahu apa yang terjadi. Ia ingin sekali memeluk Yongguk, tapi tidak bisa. Karena isi perutnya berceceran dimana-mana, terutama dengan ususnya yang menggantung dari dalam perut. Ia berbalik pada Youngjae.

“Si..siapa yang melakukan ini?!”tanya Himchan dengan nada tinggi. Youngjae tidak merespon.

“Yoo Youngjae!”bentak Himchan.

“Bayangan. Bayangan itu yang membunuhnya. Bayangan itu mengeluarkan isi perutnya di depanku”lirih Youngjae. Himchan diam tidak percaya.

“Itu bayangan dari buku kutukan itu”lanjutnya lagi. Himchan memukul lantai hingga retak. Tangannya perlahan mengeluarkan darah.

“Ini malam hari. Ayo keluar dari tempat ini”Himchan berdiri menarik tangan Youngjae.

***

Runaway

Di ruang tengah Zelo tengah mendengarkan musik sambil menulis novel. Di saat seperti ini pun imajinasinya masih berkembang. Nampaknya ia menulis untuk melupakan apa yang telah terjadi. Sedangkan Daehyun berbaring di sofa sambil mendengarkan musik. Himchan dan Youngjae kembali dari dapur.

“Oh, Youngjae, Himchan hyung.. apa kalian sudah selesai masak?”Daehyun yang menyadari kehadiran mereka bangkit dan melepas headset-nya.

“Kita pergi dari sini sekarang juga. Bawa apa yang ingin kalian bawa”jawab Himchan yang segera mengambil jaket di masing-masing kamar untuk para member.

“Eh? Kenapa?”tanya Daehyun keheranan.

“Sudah, cepat!”bentak Himchan.

Daehyun menoleh pada Youngjae dan memberi isyarat, apa yang terjadi. Youngjae berpaling dari Daehyun. Ia tidak ingin menjawabnya. Karena tidak mendapat respon, Daehyun pergi ke dapur untuk memastikan. Namun Youngjae segera mencegahnya.

“Yongguk hyung mati! Jangan ke sana, kau tidak akan mau melihatnya”sergah Youngjae dengan cepat.

Zelo segera menoleh saat mendengar Yongguk mati. Ia segera menutup laptop-nya dan memasukannya ke dalam ransel. Ia tahu ada yang tidak beres. Ia lebih baik menuruti Himchan untuk segera pergi. Himchan kembali ke ruang tengah dan melempar jaket ke masing-masing pemiliknya.

“Apa yang kau bawa?”tanya Himchan pada Zelo.

“Ah, aku membawa laptopku”

“Haruskah kita membawa buku itu?”tanya Youngjae sambil mengenakan jaketnya.

“Kita bakar saja”jawab Himchan singkat.

“Hyung, tunggu sebentar. Aku juga ingin membawa laptop”seru Daehyun segera berlari ke kamarnya.

“Untuk apa? Kenapa tidak membawa barang yang lebih penting saja?”tanya Himchan memasukan barangnya ke dalam tas.

“Hyung, aku juga seorang penulis, hanya laptoplah barang berhargaku”Daehyun berteriak dari kamarnya.

Akhirnya semua telah berkumpul. Masing-masing membawa tas ransel.

“Dengar, kita pergi dari sini untuk menghindari bayangan itu. Aku akan membakar buku kutukan itu. Setelah itu, kita berpencar dan kembali pada orang tua kalian. Aku tidak ingin ada yang mati lagi”jelas Himchan dihadapan Daehyun, Youngjae, dan Zelo. Semua mengangguk.

Mereka berempat pergi ke halaman belakang dan membakar buku tersebut. Api berkobar-kobar saat terkena angin malam yang berhembus dari Barat. Mereka menatap buku tersebut yang perlahan habis dimakan api.

“Hyung, apa dengan begini kutukan itu akan hilang?”tanya Zelo memecah keheningan.

“Aku tidak tahu”Youngjae berjongkok untuk melihat buku itu lebih dekat.

“Apa kita benar-benar harus berpisah? Tidak bisakah kita selesaikan masalah ini?”tanya Zelo lagi. Satu persatu ia tatap wajah-wajah hyungnya.

“Keluargamu pasti bisa menjagamu lebih baik dari pada kami”jawab Himchan sambil menepuk pundak Zelo. Daehyun hanya diam tidak berkomentar.

“Tapi aku ingin bersama kalian”lirih Zelo. “Aku tidak peduli jika mahluk itu menyerangku. Aku tetap ingin bersama kalian”lanjutnya. Kali ini suaranya sedikit bergetar.

Para hyungnya hanya bisa menunduk. Mereka memang tidak ingin berpisah, tetapi Himchan benar, keluarga akan memperkecil masalah. Setidaknya mereka bisa membantu untuk melupakan peristiwa ini. tapi semua di luar rencana. Bayangan aneh itu keluar dari buku terkutuk yang hampir habis terbakar.

Matanya memancar. Cahayanya sangat menyilaukan. Bayangan itu semakin membesar sebelum akhirnya mencoba untuk menangkap Zelo. Youngjae menarik lengan Zelo dan berlari ke jalanan. Daehyun dan Himchan sudah lebih dulu.

“Hyung! itu...”ujar Zelo tertatih sambil berlari.

“Nanti saja! Sekarang kita lari dulu!”Youngjae tetap menarik tangan Zelo.

“Tapi ke mana?”tanya Daehyun yang mengikuti Youngjae dari belakang.

“Ke jalan raya!”seru Himchan.

Semua mengikuti. Himchan terhenti di pinggir jalan.

“Apa yang kau lakukan?!”Daehyun berbalik menghampiri Himchan.

“Taksi!!!”Himchan mencegat taksi yang sedang lewat. Ia segera membuka pintu.

“Semuanya! Cepat naik!”titahnya. Daehyun, Youngjae, dan Zelo segera masuk ke dalam taksi dan duduk di kursi belakang.

“Mau ke mana, nak?”tanya sang supir.

“Tidak tahu! Pokoknya jalan saja!”jawab Himchan panik.

Taksi itu pun langsung melesat. Jantung mereka berdebar-debar. Semuanya diam tak bersuara.

“Bayangan itu.... aku pernah melihatnya. Di kamarku..”Zelo yang duduk di tengah membuka suara. “Sebelum aku memperlihatkan pesan di laptoku pada Yongguk hyung”lanjutnya.

“Itu... bayangan yang mengeluarkan isi perut Yongguk”Youngjae menatap keluar jendela.

“Isi perut? Jadi maksudmu mencegahku waktu itu....”Daehyun tidak melanjutkan kalimatnya.

“Ya. Begitulah cara ia membunuh Yongguk hyung”Youngjae menghela napas.

“Satu lagi. Matahari benar-benar membunuh kita. Tanganku terbakar saat hendak menghampiri polisi di luar tadi siang”Himchan menunjukan tangannya yang diperban.

Suasana kembali hening. Himchan diam menatap jalanan. Youngjae tertidur. Zelo tak hentinya melihat ke kaca spion. Sedangkan Daehyun menyalakan telepon genggamnya. Entah apa yang sedang ia lakukan. Kemudian ia kembali mematikan telepon genggamnya.

“Palm and Sole.. rasanya ada yang kuketahui, tapi aku tidak tahu apa”Daehyun mendesah. Ia tahu sesuatu tapi tidak dapat mengingatnya.

“Palm and Sole?”tanya sang supir memelankan kendaraannya. “Palm and Sole? Apa kalian membaca buku itu?”tanyanya lagi. Tak ada yang menjawab.

“Kalian membacanya. Apa kalian tidak tahu, itu adalah buku kutukan, hah?! Pasti kalian tidak membacanya sampai habis. Karena itu temanmu menginggal”ujarnya lagi.

“Tunggu. Ajussi! Kau tahu tentang buku itu?”Himchan menatapnya tajam. Berharap ia mendapatkan sesuatu dari supir itu.

“Ya. Aku juga pernah membacanya saat di bangku SMU, sama seperti kalian. Kalian harus membacanya sampai selesai, karena sang penulis ingin semua membacanya. Ia mengutuk siapapun yang tidak membacanya sampai selesai. Ia adalah seorang penyihir, di dalam buku itu terdapat banyak cerita dan menyihirnya. Karena itu setiap orang yang membacanya akan membaca cerita yang berbeda”jelas sang supir. “Apa kalian masih membawa buku itu?”

“.....Kita sudah membakarnya”jawab Himchan.

“Hyung.......”Zelo menggoyang-goyangkan tangan Daehyun.

“Apa?”

“Bayangan itu mengikuti kita”Zelo menunjuk kaca spion.

“Apa?! Sejak kapan?”sang supir sedikit berteriak.

“Sejak awal. sejak kita naik taksi ini.”jawab Zelo.

Supir itu mempercepat kendaraannya. Ia membanting kemudianya ke kanan menuju tempat yang sepi. Sang supir mengemudikan kendaraannya dengan sangat cepat dan ugal-ugalan. Seisi mobil berguncang. Daehyun berpegangan pada pintu dan Zelo berpegangan pada sabuk pengamannya. Sedangkan Youngjae masih tertidur.

“Ajussi! Kita mau ke mana?”tanya Himchan memegang erat sabuk pengamannya.

“Aku tidak ingin mati oleh bayangan itu! Kalian membawanya kembali padaku! Lebih baik aku mati sekarang juga”jawab sang supir. Pandangannya tak lepas dari sebuah pohon besar.

Himchan mengikuti arah pandangan supir itu.

“Apa yang kau lakukan, hah?”tanya Himchan lagi.

“Dia akan menabrakkan diri ke pohon itu, hyung!”Daehyun menunjuk pohon besar di depan mobil yang jaraknya tinggak 1 meter.

Braaaaaakkkkkkk!!!!!! Teeeetttt..........

Mobil taksi itu menabrak pohon besar di depannya. Himchan terlempar keluar melalui kaca depan. Tangannya dipenuhi serpihan kaca yang menancap pada kulitnya. Sang supir tewas seketika. Sebuah batang pohon menancap di dadanya. Zelo membuka matanya. Kepalanya terasa sangat pusing karena terbentur. Tapi ia baik-baik saja. Ia menoleh pada Daehyun yang mencoba membuka pintu.

“Hyung..... kau tidak apa-apa? Kepalamu berdarah”Zelo nampak khawatir.

“Aku baik-baik saja. Dan Youngjae juga sepertinya tidak apa-apa, tapi dia pingsan. Bantu aku membuka pintu ini. Himchan hyung ada di luar!”Daehyun menendang pintu sebelah kanan, namun tetap tidak terbuka.

Zelo membantu menendang dengan kaki panjangnya. Akhirnya pintu itupun terbuka. Daehyun menjatuhkan diri ke tanah. Badannya terasa sakit semua. Zelo menyusulnya keluar dari mobil dan langsung menghampiri Himchan.

“Hyung! kau baik-baik saja?! Astaga...”Zelo segera berjongkok menolong Himchan.

“Bantu aku.. bantu aku mengeluarkan serpihan kaca ini dari tanganku... Aaaarrrgghhhh!”Himchan melepas salah satu serpihan kaca, dan itu sangat menyakitkan. Zelo melihatnya merasa ngilu.

Youngjae membuka matanya. Dilihatnya sang supir yang tewas mengenaskan di hadapannya. Ia melihat Daehyun yang tergeletak di tanah dan segera keluar menghampirinya.

“Apa yang terjadi? Mana yang lainnya? Dan kau kenapa?”tanya Youngjae panjang lebar.

“Badanku sakit semua. Supir itu menabrakkan diri ke pohon. Yang lainnya ada di depan mobil,”jelas Daehyun yang sama sekali tidak bergerak.

Lalu tiba-tiba angin berhembus kencang. Bayangan itu kembali datang. Matanya yang berwarna kuning menyala terang.  Himchan, Daehyun, Youngjae, dan Zelo diam membeku. Mereka melihat ke arah bayangan yang sedang melayang. Lalu terdengar suara bisikan..

Why don’t you run? You scared? Should I kill you, now?

Suara itu begitu jelas berasal dari bayangan itu. Matanya semakin menyala dan sangat menyilaukan.

Run! Run! The sun will rising momentarily. I told you, run! Quickly!

Sekali lagi suara bisikan terdengar dari bayangan itu. Tapi suaranya berbeda. Seketika bayangan itu menghilang.

“Benar juga, kita harus sembunyi”Himchan menoleh pada Zelo. Zelo mengangguk dan membantu Himchan berdiri.

Di sisi lain, Daehyun dan Youngjae sudah berlari meninggalkan mereka.

“Kita akan bertemu nanti!”seru Daehyun sambil berlari.

“Kita juga harus bergegas. 10 menit lagi matahari akan terbit”Himchan melirik jam tangannya.

“Ya. Kita tidak boleh mati”

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
JungRG #1
Chapter 4: ahh jangan jangan penyihir jahat ituu daehyunn(?)
soalnya kalo zelo gakmungkin kayanya dia paling ketakutan diantara yg lain nyaaa.
update asap jusseo ^^
stephani_bap #2
Chapter 4: whoaaaaa.... keren authorrr!!! 짱!
vindyyo #3
Chapter 3: Authornim!! Update soon please. This is beyond my imagination lol . This is greattt >.< . Jeballlll , update soon. Update soon juseyo
stephani_bap #4
Chapter 3: reader baru nih. update secepatnya ya author :)
xxbyfee
#5
Chapter 2: DAEBAK THOR!!!!!!!!! ugh kenapa gue baru ketemu ff ini, keren banget loh ㅠㅠ lanjut thor, penasaran sama lanjutannya ' ')9
Lucy_BJ #6
Chapter 2: aigoo!! negangin banget, sumpah. bikin deg-degan.
tapi masih ada typo, kalau lagi ngomong, harus diakhiri tanda baca. boleh titik boleh koma.
misalnya: "Aku suka pisang."
tapi selebihnya, ceritanya...wuiiih!!!! pasti suka baca Goosbumps ya?